
Pameran Cinefuture tahun ini diramaikan oleh kehadiran sebuah inovasi edukasi yang menggebrak: Prototipe Edukasi Gempa melalui Medium Intermedia Film Animasi (12/12/2024). Proyek kreatif ini memadukan teknologi, seni animasi, dan ilmu kebencanaan untuk menyampaikan informasi mitigasi gempa kepada masyarakat dengan cara yang interaktif dan memikat.

Luaran Mata kuliah intermedia animasi, prototipe ini menggabungkan visual animasi berkualitas tinggi dengan teknologi kinetik dan elemen interaktif. Pengunjung pameran tidak hanya menonton, tetapi juga dapat berinteraksi langsung dengan simulasi gempa yang diintegrasikan ke dalam film animasi. Dengan menggunakan perangkat wahana kreatif, mereka diajak untuk memahami dinamika gempa, mengenali zona rawan, hingga mempraktikkan langkah mitigasi secara virtual.
Proyek Project Base Riset ini dikembangkan oleh mahasiswa angkatan 2022 program studi film dan televisi pada konsentrasi Studio Animasi bernama, Taufiq Hidayatullah, menyebutkan bahwa ide ini lahir dari keprihatinan akan minimnya pemahaman masyarakat tentang gempa bumi, terutama di wilayah-wilayah rawan gempa seperti Indonesia. Berbekal pengalaman empiris sebagai warga asli berngkulu yang kerap kali merasakan gempat d daerahnya. Hal ini menjadi landasan utama dalam perancangan melalui pendekatan desain thinking menggunakan medium film animasi.


"Animasi interaktif tentang gempa ini dibuat untuk mengedukasi masyarakat luas mengenai apa itu gempa, bahaya yang ditimbulkannya, serta cara menanggulanginya. Materi edukasi ini dikemas dalam bentuk media interaktif yang dilengkapi dengan simulasi gempa, agar masyarakat memahami bahwa gempa datang secara tiba-tiba dan sulit diprediksi. Saat ini, di Indonesia, penggunaan media interaktif untuk mitigasi bencana masih tergolong minim. Harapannya, ke depannya, animasi ini dapat terus digunakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang mitigasi gempa, mengingat Indonesia berada di wilayah rawan gempa, sehingga media ini akan selalu relevan dan bermanfaat." jelas Taufiq.

Pengunjung pameran terlihat antusias mencoba prototipe ini. Salah satu pengunjung, Ivanka (20), mengatakan bahwa pengalaman ini memberikan perspektif baru. “Saya jadi lebih paham tentang penyebab gempa dan bagaimana cara menyelamatkan diri saat situasi darurat. Animasi yang ditampilkan juga sangat menarik dan mudah dimengerti,” ujarnya.
Dosen Pengampu mata kuliah intermedia animasi, Salsa Solli Nafsika atau lebih sering dikenal kang essanavzka menuturkan “ karya prototipe gempa yang berjudul Ring of Fire pada Pameran Cinefuture, yang berlangsung dari 9 hingga 13 Desember 2024 di Gedung Baru Fakultas Pendidikan Seni dan Desain UPI, menjadi wadah bagi inovasi teknologi berbasis film dan animasi. Prototipe edukasi gempa ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi proyek-proyek serupa di masa depan, terutama dalam konteks pendidikan kebencanaan.” Pungkasnya.

Setelah dipamerkan di Cinefuture, prototipe ini direncanakan untuk dikembangkan lebih lanjut agar bisa menjadi karya utuh luaran Studi Akhir Program Studi Film dan Televisi pada konsentrasi film animasi ini dapat digunakan di sekolah-sekolah, pusat kebencanaan, dan masyarakat umum. “Saya berharap proyek ini tidak hanya berhenti sebagai prototipe, tetapi benar-benar membantu menyelamatkan nyawa melalui edukasi yang lebih efektif,” tutup Taufiq.
Dengan memadukan seni, teknologi, dan ilmu pengetahuan, Prototipe Edukasi Gempa melalui Medium Intermedia Film Animasi adalah bukti nyata bagaimana inovasi kreatif dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat (Salsa Solli Nafsika/Dosen Prodi FTV FPSD UPI/Kontributor Humas UPI)