
Program Studi Film dan Televisi (FTV) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kembali mencuri perhatian dengan karya inovatifnya dalam dunia sinema (9/12/2024). Mengusung Tema Tubuh Sinema, Studio Konsentrasi Animasi terlibat dalam pameran interaktif luaran mata kuliah Intermedia Film Animasi, proyek ini berhasil membawa penonton melampaui batas imajinasi sekaligus menawarkan pengalaman sinema futuristik yang memukau.

Karya ini diperkenalkan dalam sebuah gelaran khusus yang mengombinasikan seni animasi dengan teknologi interaktif, seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Dengan narasi yang kuat dan visual yang mengesankan, film animasi intermedia ini tidak hanya menghibur, tetapi juga merangsang penonton untuk berpikir kritis tentang masa depan manusia, teknologi, dan lingkungan.
Mahasiswa Studio Animasi yang menggunakan konsep Virtual reality pada karyanya menjelaskan "Tujuannya adalah untuk memicu kesadaran dan pertanyaan tentang hubungan manusia dengan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI). Ke depannya, bagaimana perkembangan ini akan berjalan? Siapa yang akan memegang kendali—manusia atau AI? Dari segi teknis, ini juga bisa menjadi awal eksplorasi pembuatan film dalam medium Virtual Reality. Medium ini menawarkan pengalaman yang berbeda dan unik, di mana audiens memutus hubungan dengan tubuh fisik mereka dan sepenuhnya masuk ke dalam dunia imersif film tersebut.” Ucap Rendy Al Farizky


Konsep intermedia dalam film animasi ini melibatkan perpaduan antara seni tradisional dan teknologi mutakhir. Penonton tidak hanya disuguhkan kisah melalui layar, tetapi juga diajak untuk terlibat secara langsung dalam cerita melalui teknologi imersif.
Karya studio animasi ini membawa tema-tema besar seperti perubahan iklim, etika teknologi, psikologi dan eksplorasi imajinasi. Setiap elemen visual dan narasi dirancang untuk menggugah kesadaran penonton tentang isu-isu global yang relevan dengan masa depan. Peluncuran karya ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, sineas, hingga pelaku industri kreatif. CEO Pameran dan Simposium Cinefuture 2024, Dr. Harry Tjahjodiningrat, M.Pd. menyebut karya yang lahir dari studio animasi ini sebagai “langkah revolusioner dalam dunia sinema pendidikan di Indonesia, terkhusus pada aspek bidang indutsri kreatif animasi dan film.”

Mahasiswa yang terlibat dalam proyek dalam pameran ini juga mendapatkan pujian atas kreativitas dan kemampuannya memadukan teknologi dengan seni. "Ini bukan hanya karya seni, tapi juga laboratorium kreatif bagi mahasiswa kami untuk mengeksplorasi masa depan industri film," tambah Dr. Harry Tjahjodiningrat, M.Pd.
Mahasiswa Studio Animasi yang menggunakan konsep Augmented reality pada karyanya menjelaskan ““Kami ingin menciptakan pengalaman sinema yang melampaui batas ruang dan waktu,” ungkap Pengampu mata kuliah intermedia animasi Program Studi FTV UPI, Salsa Solli Nafsika, M.Pd atau sering d sebut kang essanavzka. “Lewat karya-karya terbaik mahasiswa studio animasiini, kami menunjukkan bagaimana film dapat menjadi medium yang hidup, melibatkan penonton secara emosional dan intelektual. ”Karya augmented reality berjudul GOD bertujuan untuk mengeksplorasi sinema animasi interaktif sebagai medium yang mengaburkan batas antara penonton dan narasi. Dengan memanfaatkan teknologi AR, karya ini menciptakan pengalaman imersif di mana audiens tidak hanya menyaksikan, tetapi juga berinteraksi langsung dengan cerita, memperdalam refleksi tentang hubungan manusia, teknologi, dan kontrol dalam era digital." Ucap Muhammad Raihan Raffa

Prodi FTV UPI berharap proyek yang dilahirkan dari studio animasi ini dapat membuka jalan bagi berkembangnya sinema berbasis intermedia di Indonesia. Dengan dukungan teknologi dan talenta muda yang inovatif, mereka percaya bahwa sinema Indonesia mampu bersaing di kancah global.
“Karya Intermedia Film Animasi ini adalah bukti nyata bahwa kreativitas dan teknologi dapat berkolaborasi untuk melahirkan sesuatu yang luar biasa. Lebih dari sekadar hiburan, karya ini adalah visi tentang bagaimana seni dapat menjelajahi masa depan dan menggugah imajinasi tanpa batas.” Pugkas Kang Essa.
Bagi mereka yang ingin menyaksikan sinema futuristik ini pada kegiatan cinefutre yang berlangsung pada tanggal 9-13 Desember 2024, kunjungan ke Prodi FTV UPI diharapkan menjadi langkah awal untuk memahami potensi besar dalam sinema intermedia yang sedang berkembang di Indonesia (Salsa Solli Nafsika/Dosen Prodi FTV FPSD UPI/Kontributor Humas UPI)