Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live

Kabumi UPI Gelar Angklung’s Day 2017

$
0
0
Bandung, UPI Keluarga Besar Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia (KABUMI UPI) menggelar Latihan Gabungan Angklung’s Day 2017, pada 28 Oktober 2017 di Gymnasium UPI, Jalan Setiabudhi No.229, Bandung. Latihan Gabungan ini merupakan rangkaian dari acara Angklung’s Day sebagai program kerja tahunan Kelurahan KABUMI UPI, namun terdapat perbedaan yang spesial pada tahun ini, karena bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda. “KABUMI UPI mengambil insiatif untuk mengucapkan janji Sumpah Pemuda disela-sela latihan gabungan sebagai bentuk penghormatan kepada pemuda Indonesia yang telah berjuang melawan penjajahan”, kata Reza Adityana, Ketua Angklung’s Day 2017. Menurut reza, pada sesi latihan ini, para peserta Angklung’s Day 2017 memainkan enam lagu, diantaranya Alusiau, Peuyeum Bandung, Don Dap Dape, Yamko Rambe Yamko, Perahu Layar, dan Merah Putih. Seluruh peserta memainkan angklung secara bersama dan dipandu oleh Aan Handoyo. Seusai istirahat, para peserta beserta anggota KABUMI UPI memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan ikut serta melaksanakan upacara seremonial serta mengucapkan ikrar “Sumpah Pemuda” yang dibacakan oleh Reza Adityana kemudian diikuti oleh seluruh peserta. Dikatakan Reza, sesuai dengan nama “Sumpah Pemuda”, peristiwa ini merupakan sebuah momen ketika para pemuda Indonesia mengucapkan ikrar bahwa kita bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Tentunya, makna peringatan ini bukan hanya sekedar upacara seremonial, melainkan juga bagaimana para peserta, seluruh anggota KABUMI UPI dan masyarakat yang turut menyaksikan Latihan Gabungan Angklung’s Day 2017 mampu memetik banyak pelajaran dan semangat dari sejarah Sumpah Pemuda karena bagaimanapun juga, Sumpah Pemuda sebagai landasan untuk mencapai sebuah kemerdekaan. Ikrar ini menandai bahwa semangat nasionalisme para pemuda telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ia berharap agar seluruh peserta dan masyarakat tetap menjaga dan meningkatkan semangat nasionalisme, salah satunya dengan melestarikan angklung sebagai warisan budaya dunia tak benda. Lebih lanjut dikatakan Reza, Angklung’s Day 2017 yang bertema “Karya Nyata Pemersatu Bangsa” akan digelar pada hari Minggu, 19 November 2017, di Halaman Gedung Sate Bandung. Acara ini merupakan acara ketujuh kalinya yang akan diselenggarakan oleh Kabumi UPI semenjak tahun 2010. “Tema ini diangkat karena panitia berencana ingin acara Angklung’s Day bukan hanya masyarakat angklung yang dapat merasakannya, namun hingga masyarakat umum pun ikut serta merasakan dan merayakan”, ujar Reza. Peserta Angklung’s Day 2017 ini berasal dari sekolah yang tersebar di seluruh Pulau Jawa. Tidak hanya grup angklung sekolah yang mengikuti acara ini,  tetapi grup angklung umum pun ada yang mengikutinya. Peserta Angklung’s Day setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, tahun lalu peserta Angklung’s Day 2016 mencapai kurang lebih 6000 peserta. Angklung’s Day merupakan kegiatan yang setiap tahunnya diadakan oleh Kabumi UPI sebagai bentuk kecintaan Kabumi UPI terhadap alat musik tradisional angklung. Hal yang melatarbelakangi Angklung’s Day sudah menjadi acara rutinitas setiap tahunnya adalah terdapat suatu kebanggaan bahwa angklung mampu mewarnai persahabatan antar negara. Dengan dasar itulah Daeng Soetigna memperjuangkan instrumen angklung hingga akhir hayatnya, yang bercita – cita tidak lagi terbatas pada “memasyarakatkan angklung”, tetapi juga “menduniakan angklung”. “Sejalan dengan hal tersebut, Kabumi UPI sebagai salah satu organisasi kesenian mempunyai tujuan untuk merayakan dan memperingati hari dimana diresmikannya angklung oleh UNESCO pada tanggal 16 November 2010 sebagai salah satu warisan budaya dunia tak benda, melalui acara Angklung’s Day 2017”, tegasnya. (DN)

Nasionalisme dan Organisasi Kemahasiswaan

$
0
0

Oleh :

Agil Nanggala

Mahasiswa Departemen Pendidikan Kewarganegaaan FPIPS UPI

Indonesia merupakan negara yang sangat besar, negara yang bersejarah dan penuh darah, tentu hal ini merupakan sebuah kelebihan dan sekaligus alasan persatuan upaya tetap menjadi Indonesia yang berbudaya dan berjiwa Pancasila, perjuangan bangsa Indonesia bisa sampai detik ini tidak lepas dari hasil jeri payah dan usaha para pejuang bangsa Indonesia, yang telah berkorban moril bahkan materiil untuk memerdekakan Indonesia, dan membuat Indonesia bisa berdiri sampai saat ini, Indonesia adalah negara kepulauan tepatnya dari sabang sampai merauke, banyak sekali kekayaan alamnya dan tidak kalah kebudayaan dan keanekaragam suku bangsanya. Oleh karena itu, tidak heran Indonesia memiliki banyak sekali kelebihan dan daya tarik untuk dikaji atau diteliti oleh para ahli, bahkan sebagai daya tarik wisatawan lokal maupun global. Kita mengetahui bahwa akhir-akhir ini Indonesia sedang dilanda isu yang tidak sedap mulai dari keberagaman, yang membawa isu suku, agama, ras dan antar budaya, lalu isu separatis mulai dari beberapa daerah menyatakan atau mendeklarasikan menjadi negara, isu radikalisme yang berisikan kelompok intoleran yang berpotensi memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itulah, saat ini diperlukan kesabaran dan kebesaran hati setiap kelompok masyarakat untuk hidup dalam bertoleransi dan berdemokrasi supaya kehidupan tetap tentram dan damai, sebagai negara yang besar, Indonesia harus memiliki banyak strategi dan cara untuk tetap berdiri dan bertahan di tengah arus globalisasi yang tengah deras-derasnya melanda setiap negara yang ada di dunia. Pengaruh paham-paham yang tidak sesuai dengan paham negara kita yaitu Pancasila,  mulai dari paham kanan paham kiri, perilaku westernisasi dan perilaku lainnya yang tidak sesuai dengan Pancasila. Indonesia sebagai negara yang merdeka tentu bebas menjalankan pemerintahannya melalui undang-undang yang berlaku, karena Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia mengatakan dengan jelas bahwa Indonesia adalah negara hukum, sehingga semuanya harus sesuai berdasarkan hukum, maka dari itulah tindakan di luar hukum dan semena-mena tidak dapat dibenarkan dan ditolelir apapun alasannya, hal tersebut harus diusahakan supaya tidak terjadi kesewenang-wenangan dan tidak terjadi kekuasaan yang berlebihan, yang pada intinya berusaha mewujudkan Negara Indonesia adil, makmur, sejahtera, dan bahagia, untuk itulah Negara Indonesia harus berdasarkan hukum, karena pada intinya hukum membantu mewujudkan kehidupan masyarakat damai dan aman, memang jika kita mematuhi hukum kita tidak bisa mendapatkan barang materiil apapun, tetapi yang kita dapatkan jauh memebihi itu yaitu mendapatkan kehidupan yang damai bersama, sehingga di sini rasa persatuan dan rasa kesatuan dapat kita nikmati tanpa adanya intimidasi yang meresahkan bagi masyarakat. Tetapi hal tersebut bisa kita capai jika kita sendiri sudah memiliki sikap rasa cinta dan bangga terhadap tanah air, rasa itu biasa kita sebuah sikap nasionalisme, yang bisa kita jabarkan dan kita spesifikasikan lewat pernyataan filosofis Bung Karno “jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tetapi pertanyakanlah apa yang kau berikan kepada Negara”, tentu sikap ini harus segera kita tanamkan kepada generasi muda, khususnya mahasiswa yang sejatinya merupakan generasi penerus bangsa, dan salah satu langkah yang paling tepat adalah melalui organisasi kemahasiswaan, yang pada dasarnya merupakan organisasi tempat mahasiswa berproses dan berdinamika supaya menjadi mahasiswa yang matang sehingga bisa melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan negara ini. Berbicara mengenai organisasi kemahasiswaan tentu kita tidak akan bisa lepas dari yang namanya perjuangan mahasiswa dalam melaksanakan kewajibanya sebagai agen perubahan, di sini mahasiswa ditempa dan dibina untuk menjadi mahasiswa yang sehat dan kuat secara mental dan secara fisik, karena jika kita kekurangan mahasiwa yang siap memimpin bangsa, lalu siapa yang akan menggantikan para pemimpin bangsa ini melanjutkan perjuangan, dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik lagi. Sebagai organisasi kemahasiswaan yang baik tentu haruslah berpedoman terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak boleh berpedoman di luar hal tersebut, karena akan berpotensi menanamkan pemahaman ideologi-ideologi di luar Pancasila. Organisasi kemahasiswaan berperan dalam membentuk mahasiswa yang berkepribadian dan cerdas secara otak maupun hati, untuk itulah organisasi kemahasiswaan dirasa tepat menjadi salah satu sarana dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri mahasiswa yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa, tetapi harus kita perhatikan juga bahwa, organisasi kemahasiswaan yang menjadi wahana dalam menanankan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme tersebut memanglah harus berdasarkan Pancasila, dan mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai negara yang besar dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Tidak memiliki ideologi lain dan harus menjadi organisasi yang memiliki rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Tidak bisa kita pungkiri bahwa organisasi merupakan salah satu wahana yang paling tepat dalam mewujudkan semangat cinta tanah air, tetapi lain lagi ceritanya jika organisasi tersebut memiliki ideologi yang lain yang tidak sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia, sebagai insan akademis tentulah kita wajib mengisi kemerdekaan ini, dengan hal yang positif tentunya,dan salah satunya yaitu aktif berorganisasi untuk belajar menjadi pemimpin bangsa ini di masa yang akan datang. Kita perlu meyakini bahwa jika ingin menjadi orang sukses itu harus melewati segala halangan dan rintangan, bukan orang yang tidur dari kemarin sore, tetapi mereka yang memiliki mental baja dan keinginan yang kuat untuk menjadi orang yang hebat atau sukses. Maka dari itulah dirasa tepat menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada diri mahasiswa melalui organisasi kemahasiswaan, di sinilah organisasi kemahasiswaan wajib menjadi sarana bagi mahasiswa untuk berkembang dan belajar menjadi pemimpin di masa yang akan datang, dengan catatan harus sesuai dengan cita-cita luhur bangsa tentunya. Kita doakan semoga bangsa ini semakin maju, dan semoga mahasiswa yang sedang berproses mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Hidup Mahasiswa.

Jamuan makan malam Awali Kegiatan AsTEN QAA-TEIA Meeting

$
0
0
Bandung, UPI Sebanyak 11 orang delegasi yang tergabung dalam ASEAN Teacher Education Network (AsTEN) mengawali Expert Working Group Meeting on ASEAN Teacher Education Qualification Framework di kota Bandung. Jamuan makan malam atau Welcome Dinner yang diadakan pada Minggu (29/10/2017) oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menjadi simbolik dibukanya kegiatan internasional tersebut. Pada kesempatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UPI Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., mengucapkan selamat datang, dikatakannya,”Pertemuan yang diselenggarakan oleh UPI ini adalah dalam rangka mengembangkan kerangka kualifikasi guru. UPI diharapkan menjadi pelopor, dan konseptor. Kualifikasi ini nantinya seperti Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) bagi perguruan tinggi di ASEAN.” Diharapkan nantinya kita mempunyai kerangka kualifikasi guru, atau guidelines untuk para guru di ASEAN, dan ini sulit, namun jika dilakukan dengan serius, maka tidak ada yang sulit, dan kita dipercaya AsTEN untuk melakukan pengembangan kualifikasi ini, untuk membentuk semacam badan akrediatsi bagi perguruan tinggi di ASEAN seperti AUN QA tapi dalam konteks peningkatan mutu pendidikan guru. (dodiangga)

Menwa Yon XI/UPI Gelar Pembuatan SIM Kolektif

$
0
0
Bandung, UPI Resimen Mahasiswa Batalyon XI/Universitas Pendidikan Indonesia (Menwa Yon XI/UPI) bekerjasama dengan Polrestabes Bandung menyelenggarakan kegiatan pembuatan SIM Kolektif, yaitu terdiri dari : - Pembuatan SIM A & C - Perpanjangan SIM A & C Yang akan diselenggarakan di Lapangan Parkir area ATM Center, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Sabtu (18/11/2017). Komandan Menwa Yon XI/UPI Aris Rismansah, mengatakan,”Pendaftaran dapat dimulai dari tanggal 30 Oktober 2017, segera daftarkan diri anda sebelum kehabisan kuota. Bagi anda yang bukan berdomisili di Kota bandung. Tidak usah khawatir, karena yang berdomisili dari luar Kota Bandung juga dapat membuat dan memperpanjang SIM dengan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan.” Lebih lanjut dikatakan, informasi lebih lanjut silahkan hubungi contact person dibawah ini: Yulianisa 085722665519 Okta 081224807428

Rektor UPI Buka Expert Working Group Meeting on ASEAN Teacher Education Qualification Framework

$
0
0

Bandung, UPI

Sebanyak 11 orang delegasi yang tergabung dalam ASEAN Teacher Education Network (AsTEN) hadir dalam perhelatan Expert Working Group Meeting on ASEAN Teacher Education Qualification Framework yang bertempat di Isola Resort Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (30/10/2017).

Forum ini mempertemukan para ahli se-ASEAN untuk membahasa kualifikasi guru untuk kemajuan dunia pendidikan di kawasan ASEAN.

Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., mengatakan,”AsTEN merupakan suatu organisasi dari universitas-universitas yang menyiapkan guru di kawasan ASEAN. Hal ini terbentuk dari factor-faktor yang dipengaruhi oleh kebutuhan penyiapan guru-guru yang memiliki kualitas yang mirip atau sama di tingkat ASEAN dalam mendidik peserta didiknya, sehubungan dengan diimplementasikannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.”

Lebih lanjut dikatakan,

dengan telah diimplementasikannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 maka akan terjadi mobilitas masyarakat antar negara di ASEAN dan kebutuhan akan guru profesional tersebut bukan hanya pada kemampuannya saja namun juga pada pemahaman akan persamaan dan perbedaan budaya serta kebiasaan pada masyarakat di negara-negara ASEAN tersebut. Dengan demikian, perlu disusun standar pendidikan guru di tingkat ASEAN yang di dalamnya mengandung kerangka kualifikasi pendidikan guru.

“Posisi dalam hal ini adalah sebagai perguruan tinggi yang konsisten dengan jati diri pendidikan, dan memandang bahwa ASEAN merupakan organisasi yang penting di dalam memperkuat jati diri UPI, untuk itu, UPI mengambil peran untuk menginisiasi penyusunan standar pendidikan guru dan kerangka kualifikasi pendidikan guru yang diharapkan ke depan menjadi bahan dalam pembentukan instiutsi penjaminan mutu pendidikan guru di ASEAN,” ungkapnya.

Berbicara tentang kualitas guru, katanya, dalam proses pendidikannya sekarang, UPI sudah mulai menyiapkan calon guru bukan hanya di Indonesia saja tapi di negara-negara ASEAN yang salah satu bentuk kegiatannya yaitu mengikuti sea teacher, dimana para mahasiswa melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)-nya di negara-negara ASEAN. (dodiangga/ija)

Kreativitas dan Inovasi Menjadi Modal Penting Dalam Persaingan Global

$
0
0
Bandung, UPI Kreativitas, sangatlah penting diperlukan oleh para calon professional. Hal ini menjadi modal bagi pegawai untuk bekerja lebih baik dan menampilkan kinerja terbaik. Kreativitas haruslah dipupuk sejak usia muda, berani salah untuk selalu belajar, mampu bekerja sama dalam tim, serta memperluas dan membina pertemanan adalah beberapa faktor kunci dalam mengasah kemampuan kreativitas kita. “Dengan memiliki kreativitas, dapat menambah kepercayaan diri bagi seseorang untuk tampil menjadi yang terbaik”, kata Muhammad Arifin Firdaus, Executive Vice President Wholesale Credit Litigation SAM, PT. Bank Mandiri, Tbk., dalam Kuliah Umum dengan tajuk Creativity & Innovation in Millennial Era yang dimoderatori oleh Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak.,MBA, di Auditorium FPEB, Jln. Dr. Setiabudhi. No. 229 Bandung. Selasa, (31/10/2017). Dikatakan M. Arifin, kreativitas akan membawa kita untuk terus berinovasi menghasilkan produk baru, cara baru, dan hal-hal baru lainnya. Apa yang terjadi di hadapan kita adalah bahwa kita tidak bisa memungkiri: era elektronik, digitalisasi dan proses yang serba cepat, itulah yang menjadi modal utama sebuah organisasi dalam bersaing di dunia bisnis global. Sementara itu, menurut Ketua Prodi Manajemen FPEB,  Dr. Chairul Furqon, S.Sos.,MM., penyelenggraan kuliah umum yang menghadirkan dosen tamu  Muhammad Arifin Firdaus, Executive Vice President Wholesale Credit Litigation SAM, PT. Bank Mandiri, Tbk ini dalam rangka rangkaian kegiatan Dies Natalis FPEB ke-9 dan Prodi Manajemen ke-15. “Tujuan dari acara ini adalah ingin menampilkan sosok berprestasi di bidangnya sehingga dapat dijadikan pelajaran dan motivasi bagi para mahasiswa untuk lebih berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik”, tutur Chairul Furqon. Acara tersebut dibuka oleh Dekan FPEB Prof. Dr. H. Agus Rahayu,MP, serta dihadiri oleh pimpinan fakultas dan para dosen Prodi Manajemen FPEB. Peserta kuliah umum adalah mahasiswa Prodi Manajemen FPEB dari empat angkatan (2014-2017). Animo mahasiswa sangat tinggi dalam mengikuti kuliah ini, terbukti dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi yang terjadi antara peserta kuliah dengan dosen tamu. (ASK/DN)

UPI dan AsTEN Kembangkan Standar Pendidikan Guru dan Kerangka Kerja Kualifikasi Guru Se-Asean

$
0
0
Bandung, UPI Sebanyak 7 dari 10 negara ASEAN mengirimkan wakilnya untuk hadir dalam Expert Working Group Meeting on ASEAN Teacher Education Qualification Framework yang bertempat di Isola Resort Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (30/10/2017). Pertemuan ini dirancang berdasarkan resolusi  Association of Southeast Asian Teacher Education Network (AsTEN), yang ditetapkan di Bangkok Thailand 22 Juli lalu dalam rangka mematangkan rancangan kerangka kerja bagi kualifikasi guru dan standar pendidikan guru se-ASEAN. UPI mendapatkan kehormatan untuk menjadi hosted dalam mengembangkan kerangka kerja kualifikasi guru dan standar pendidikan guru se-ASEAN. UPI juga didaulat sebagai pusat koordinasi untuk pengembangan standar dan kerangka kualifikasi tersebut. Tercatat tujuh dari sepuluh negara ASEAN mengirimkan wakilnya, diantaranya Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Myanmar, Singapura, Vietnam dan Indonesia. Adapun Tim koordinator dari Indonesia beranggotakan Prof. Fuad Abdul Hamied, Ph.D selaku koordinator tim, Prof. Dr. Muhammad Fakry Gaffar, M.Ed, Prof. Dr. Mohammad Ali M. Pd., M. A, Dr. M Sollehudin,  Prof. Dr. Wachyu Sundayana, MA,  Prof. Ace Suryadi, Ph.D serta Dr. Rini Solihat. Rektor UPI dan Presiden AsTEN secara resmi membuka kegiatan ini, sementara itu Presiden ASEAN Quality Assurance Network (AQAN) menyampaikan dukungannya melalui tayangan video conference. Agenda pembahasan terkait dengan Standard Teacher Education in ASEAN, Teacher Qualification Framework dan Quality Assurance System. Kegiatan urung rembuk berlangsung secara terbuka dan produktif. Setiap delegasi memberikan umpan balik konstruktif  terhadap kerangka yang telah dibuat. Dalam kesempatan tersebut diputuskan, bahwa langkah selanjutnya tim koordinator UPI merancang instrumen dari kerangka yang telah disepakati bersama. Selain itu,  Presiden AsTEN Dr. Ester Ogena yang juga merupakan Rektor Phillipine Normal University mengusulkan agar kegiatan rapat selanjutnya diselenggarakan di Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU SB), Brunei Darussalam Februari 2018 mendatang. Agenda rapat berikutnya akan memusatkan perhatian pada pengembangan instrumen dari standar pendidikan guru dan  kualifikasi guru untuk kemudian dapat mulai diujicobakan oleh masing-masing instansi pendidikan tinggi anggota AsTEN. (dodiangga/vidi/ija)

UPI Gelar Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89

$
0
0
Bandung, UPI Ribuan sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 Tahun 2017 di Halaman Gymnasium Kaampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (30/10). Dalam upacara tersebut, Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., selaku pembina upacara membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, H. Imam Nahrawi, S. Ag., yang bertema “Pemuda Indonesia Berani Bersatu”. Disampaikannya,”Sudah sepatutnya kita meneladani langkah-langkah dan keberanian 71 pemuda dari seluruh pelosok nusanta untuk berikrar dan bersatu dalam satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, demi cita-cita besar Indonesia. Inilah yang disebut dengan Berani Bersatu.” Kita patut bersyukur atas sumbangsih para pemuda Indonsia lintas suku, agama, dan daerah yang sudah melahirkan sumpah pemuda, ujarnya. Tidak pernah terbayangkan bahwa perbedaan tersebut melebur dalam sebuah diskusi untuk mematangkan gagasan hingga akhirnya bersepakat mengikatkan diri dalam komitmen Ke-Indonesiaan. “Kita harus berani mengatakan bahwa Persatuan Indonesia adalah segala-galanya, jauh di atas persatuan keagamaan, kesukuan, kedaerahaan, apalagi golongan. Stop segala perdebatan yang mengarah pada perpecahan bangsa. Wujudkan kesejahteraan dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya. Usai upacara, Rektor UPI memberikan hadiah kepada para pemenang terkait Dies Natalies UPI Ke-63. (dodiangga/riza)  

Ela Rosalina, Arsiparis Berprestasi

$
0
0
Jakarta, UPI Arsiparis Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Ela Rosalina, masuk dalam jajaran 10 besar Arsiparis Berprestasi yang meraih penghargaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam kategori tenaga kependidikan berprestasi pada Malam Puncak Penganugerahan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tahun 2017 di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta, Senin (30/10/2017). Menurut siaran pers yang di release Kemenristekdikti, penyelenggaraan penganugerahan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi yang ke-14 ini diikuti oleh 257 peserta, yang terdiri atas 95 peserta dosen berprestasi, dan 162 peserta tenaga kependidikan berprestasi, sebelumnya para peserta menjalani seleksi dan penilaian dari tim juri yang kompeten di bidangnya masing-masing. Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti menjelaskan, penghargaan dibagi menjadi enam kategori, yakni kategori Dosen Berprestasi, kategori Pengelola Keuangan Berprestasi, kategori Administrasi Berprestasi, kategori Laboran Berprestasi, kategori Pustakawan Berprestasi, dan kategori Arsiparis Berprestasi. Pada tahap seleksi, tim juri telah memilih masing-masing 10 finalis per kategori untuk kemudian diuji mempresentasikan karya dan inovasinya. “Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah menjalankan profesinya dengan baik, khususnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi dan pelayanan di perguruan tinggi. Selain itu, memberikan motivasi dan inspirasi kepada para dosen dan tenaga kependidikan lainnya untuk terus berinovasi, kreatif, dan berprestasi,” ujarnya. Lebih lanjut dikatakan, tenaga kependidikan masih belum diperhatikan. Oleh sebab itu, Ditjen Sumber Daya Iptek Dikti memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan kapasitasnya melalui beasiswa pendidikan dan berbagai pelatihan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Diharapkan, para tenaga kependidikan untuk setia pada profesinya. Berikut ini nama-nama finalis untuk kategori Arsiparis Berprestasi Tahun 2017: Arsiparis
  1. Agus Santoso Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  2. Anis Anggorowati Universitas Jenderal Soedirman
  3. Dwi Harmani Astuti Dewi Universitas Negeri Surabaya
  4. Ela Rosalina Universitas Pendidikan Indonesia
  5. Fitria Agustina Universitas Gadjah Mada
  6. Ida Nursanti Politeknik Negeri Jakarta
  7. NIKE SRI SUNARNI Universitas Sebelas Maret
  8. Primus Sanbein Institut Pertanian Bogor
  9. Sulustiyati Aeni Amroatun Universitas Negeri Yogyakarta
  10. Wahid Nurfiantara Universitas Indonesia
  Sumber: https://www.ristekdikti.go.id/kemenristekdikti-anugerahi-pendidik-dan-tenaga-kependidikan-berprestasi-2017/

Depilkom UPI Sukses Jadi Tuan Rumah ICSITech 2017

$
0
0
Bandung, UPI Departemen Pendidikan Ilmu Komputer (Depilkom) FPMIPA UPI sukses menjadi tuan rumah Konferensi Ilmu Pengetahuan Teknologi Informasi (ICSITech) yang berlangsung pada 25 Oktober 2017 di GH Universal Hotel, Bandung, Jawa Barat. ICSITech diselenggarakan bersama dengan Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Mulawarman, UPN "Veteran" Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, UTM Big Data Center, Universiti Teknologi Malaysia, Universiti Putra Malaysia, Universiti Malaysia Sabah, dan Universitas Budi Luhur. “Karena ini adalah konferensi ketiga, kami ingin mengulang kesuksesan kedua konferensi sebelumnya. Kami berharap konferensi tahunan ini terus berlanjut diadakan tahun-tahun depan yang akan datang,” kata Ketua Umum ICSITech 2017 Prof. Munir, M.IT. Rencananya, ICSITech akan kembali dilaksanakan pada 2018 di Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM). Munir berharap kualitas penyelenggaraan konferensi tahunan yang akan berlangsung di Malaysia tersebut mengalami peningkatan. “Untuk konferensi tahun ini, dengan bangga kami menyajikan tema ICSITech 2017, “Theory and Application of IT for Education, Industry, and Society in Big Data Era. Tema diambil dari identitas kami sebagai universitas yang secara konsisten mengambil bagian dalam pendidikan dan merespons perkembangan sains, teknologi, seni, tuntutan masyarakat, dan perubahan global,” papar Munir. Munir mengaku sangat senang ICSITech 2017 telah disetujui oleh IEEE untuk teknis co-sponsor. Karena itu, makalah yang diterima dan dipresentasikan akan diteruskan lebih lanjut untuk dipertimbangkan dan dipublikasikan di IEEE Xplore Digital Library. “Saya ingin ucapkan sambutan hangat kepada Prof. Dr. Ir. FitriYuli Zulkifli, S.T., M.Sc. selaku Ketua Bagian IEEE Indonesia,” Munir menambahkan. Lebih jauh Munir menjelaskan, ada 406 makalah dari 17 negara yang diajukan ke ICSITech 2017. Dari jumlah tersebut hanya 34.7 persen yang dinyatakan lolos untuk dimasukkan ke dalam prosiding. Selama konferensi, sambung Munir, ICSITech 2017 menghadirkan tiga pembicara utama yang berbicara tentang “Theory and Application of IT for Education, Industry, and Society in Big Data Era. Ketiga narasumber tersebut terdiri atas Prof. Dr. Tsukasa Hirashima (Universitas Hiroshima), Prof. Dr. Halimah Badioze Zaman (Universiti Kebangsaan Malaysia), dan Prof. Ir. Dwi HendratmoWidyantoro, M.Sc., Ph.D (Institut Teknologi Bandung). “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pembicara utama, peserta, sponsor, asosiasi, dan mitra karena menjadi bagian dari konferensi ini. Atas nama panitia, kami ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya dan dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada kalian semua yang hadir dalam acara ini dan semoga anda memiliki diskusi dan networking yang berharga. Dan secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada Kemenristekdikti yang telah mendukung terselenggaranya acara ini. Saya juga berterima kasih kepada panitia atas segala upaya agar membuat ICSITech 2017 ini berhasil,” pungkas Munir. (Eki Nugraha)

Launcing Dan Bedah Buku Development Curriculum For ESD

$
0
0
Bandung, UPI Kamis, 18 Januari 2018, ruang Auditorium Sekolah Pascasarana UPI dipadati oleh sekitar 300 lebih peserta yang rata-rata pakar dalam bidang kurikulum dan pendidikan berkumpul dalam acara Launcing buku yang berjudul “ Curriculum Development for Sustainability Education” yang ditulis oleh Prof. Dr. Mohammad Ali, MA. Selama acara berlangsung, para peserta sangat antusias untuk mengikuti presentasi dari kedua pakar berbeda universitas, yaitu Universitas Padjadjaran dalam hal ini Prof. Dr. Armida A. Alisyahbana dan Universitas Pendidikan Indonesia dalam hal ini Prof Dr. Said Hamid Hasan, MA. Selama paparan berlangsung, kedua reviewer buku tersebut sangat kritis dalam  mengangkat keunggulan-keunggulan buku tersebut. Dimana yang menjadi keypoint adalah “Pengembangan Kurikulum” yang harus “Berkelanjutan” sebagai suatu yang dibutuhkan oleh semua pakar dan praktisi pembangunan pendidikan di Indonesia dan negara-negara lain di dunia yang juga harus “Berkelanjutan”. Di era digital yang mengglobal ini maka generasi bangsa setiap negara akan dihadapkan pada upaya memenuhi kebutuhan pada masanya, khususnya kebutuhan pelayanan pendidikan yang maksimal. Namun pelayanan yang diberikan tentunya harus memiliki kurikulum yang dikembangkan dengan memenuhi standar kebutuhan pada masa generasi itu sendiri tanpa harus mengorbankan hak-hak generasi berikutnya. Persoalan ini yang sebenarnya harus tersusun betul dalam setiap bentuk dan jenis kurikulum yang dikembangkan. Dengan demikian pengembangan kurikulum yang diperuntukkan bagi generasi sekarang sudah sepantasnya memikirkan aspek-aspek yang sama atau bahkan mungkin aspek tambahan lainnya yang mampu memberikan yang terbaik bagi generasi berikutnya. Jika dilihat secara kuantitas maka apa yang diberikan dan dipelajari serta diketahui dan dimiliki sebagai hasil belajar dengan kurikulum masa kini “ zaman now” mungkin minimal sama dengan apa yang akan diperoleh oleh generasi berikutnya. Menurut Prof. Mohammad Ali bahwa “dalam mempelajari sesuatu yang sekarang ada mestinya tidak berkurang ketika anak cucu kita nanti mempelajarinya juga.” Jadi tidak ada yang dirusak oleh generasi sekarang sehingga generasi yang akan datang akan tetap menikmatinya juga. Inilah yang menjadi fiolosofis dari buku yang ditulisnya tersebut.   Dalam konteks ESD ini tentunya UPI yang menjadi salha satu unviersitas Pelopor dan Unggul dalam Bidang Pendidikan akan menjadi Pionir untuk terus mempertahankan semua kajian dalam bidang pendidikan hingga beberapa generasi nanti akan tetap memperoleh ilmu pendidikan dari UPI. Demikian yang tersirat dari kedua reviewer baik Pakar Ekonomi Universitas Padjadjaran maupun Pakar Pegembangan kurikulum dari Universitas Pendidikan Indonesia. Antara Pembangunan Pendidikan dengan Pembangunan Ekonomi pada dasarnya saling membutuhkan dengan demikian apa kajian ekonomi yang dipelajari sekarang harus dibelajarkan sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik di masa yang akan datang. Dengan demikian peran dari sistem pendidikan ekonomi yang akan dirancang sudah pasti harus memiliki kurikulum yang kelas dan dikembangkan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan pembangunan secara menyeluruh yang menopang pencapaian pembangunan ekonomi bangsa ini di masa yang akan datang. Di sela-sela wawancara bersama wartawan senior dari Harian Pikiran Rakyat Drs. Imam JF, M.Si, penulis buku dalam bidang ESD di UPI ini Prof. Dr. Mohammad Ali selalu memberikan penegasan bawa filosofis ESD harus dipahami secara menyeluruh bagi siapa saja yang akan berkiprah dalam memajukan bangsa dan negaranya melalui upaya pelestarian nilai-nilai keunggulan yang dimilikinya. Penanaman filosofis “Berkelanjutan” tersebut harus dilakukan dengan terus-menerus juga oleh UPI, mengingat aspek sustainabilitas yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan sebagai jembatan untuk mengantarkan generasi unggul adalah lembaga Pendidikan itu sendiri. Semoga buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Mohammad Ali ini akan menjadi yang pertama dan betul-betul mampu mewujudkan “Keunggulan UPI” dalam Pembangunan yang terukur melalui Pengembangan Kurikulum Pendidikan Bangsa dalam menghadapi era digital yang mengglobal dengan penuh kompetitif. Amin YRA. (DD)  

Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS dan Prodi IPSE FPMIPA Raih Akreditasi Internasional

$
0
0
Bandung, UPI Departemen Pendidikan Bahasa Perancis Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) dan Program Studi International Program on Science Education Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPSE FPMIPA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berhasil memperoleh akreditasi internasional dari lembaga akreditasi internasional yang berbasis di Inggris, yaitu Accreditation Service for International Colleges, Schools and Universities (ASIC). Hal tersebut terungkap saat Kadep Pendidikan Bahasa Perancis FPBS dan KaProdi IPSE FPMIPA didampingi pimpinan fakultasnya masing-masing menyerahkan secara resmi sertifikat akreditasi internasional tersebut kepada Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., di Ruang Rapat Partere, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Jumat (26/1/2018). Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., menjelaskan,”Akreditasi memang sangat dibutuhkan, dan bermitra menjadi penting sehingga universitas mendorong prodi tersertifikat sertifikat internasional untuk melebarkan jaringan, tentunya pekerjaan rumahnya banyak. Tugas pimpinan adalah mendengarkan dan menindaklanjuti serta memfasilitasi kepentingan departemen atau prodi. Berkaitan dengan MoU, ujarnya, signing ada di universitas, namun inisiasinya dari unit kerja masing-masing. Sebuah kerja sama lahir dan berangkat dari bawah, karena prodi sudah jelas kompetensinya. Konsepnya sekarang adalah bottoms up bukan top down. “Universitas terus mendorong kemajuan departemen atau prodi, modelnya bottoms up, ini menjadi lebih bermakna, nanti universitas Cost Sharing, ini akan menjadi pengakuan yang membanggakan. Oleh karena itu prodi dan fakultas harus lebih aktif,” harapnya. Diungkapkannya, bahwa saat ini universitas juga sedang mengembangkan quality assurance for teacher education melalui Lembaga sertifikasi bernama Association of Southeast Asian Teacher Education Network (AsTEN). Intinya kita sedang mengupayakan untuk mengembangkan standarisasi guru di tingkat ASEAN. Prestasi tidak bisa disembunyikan, adanya perhatian dari luar menjadikan kita sebagai rujukan, salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan promosi. “Langkah selanjutnya, apa yang bisa dikreasikan oleh departemen atau prodi, silahkan kembangkan. Jika program tepat sasaran maka biaya tinggi akan terlihat murah, tetap jalin komunikasi dengan seluruh pihak yang terlibat,” tegasnya. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Dekan FPBS Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd., mengatakan,”Sebelumnya, kedua program studi tersebut telah mempersiapkan akreditasi internasional ini sejak pertengahan tahun 2016. Kemudian, setelah melalui masa persiapan yang cukup singkat, pada Februari 2017 kedua lembaga tersebut divisitasi oleh lembaga akreditasi internasional yang berbasis di Inggris, yaitu Accreditation Service for International Colleges, Schools and Universities (ASIC) untuk dilakukan penilaian selama 3 hari.” Setelah melalui serangkaian penilaian, ungkapnya, beberapa bulan setelahnya keduanya dinyatakan terakreditasi dengan predikat “Premier University”. Predikat ini menandakan bahwa kedua lembaga tersebut telah memenuhi 6 kriteria mutu yang disyaratkan oleh ASIC, diantaranya adalah Premises and Health & Safety, Management and Staff Resources, Learning and Teaching; Course Delivery, Quality Assurance and Enhancement, Student Welfare, dan Marketing and Recruitment. “Sertifikat akreditasi tersebut berlaku sampai dengan tahun 2021, fisiknya baru diterima oleh keduanya pada Desember 2017. Langkah berikutnya, pertama kami menginginkan adanya replikasi ke prodi lain, dan kedua bahwa kita memperoleh rekognisi dari universitas lain, mereka melakukan studi banding untuk belajar, dengan demikian banyaknya kunjungan tersebut mengindikasikan sebuah pengakuan,” jelasnya. Hal tersebut ditegaskan kembali oleh KaDep Pendidikan Bahasa Perancis FPBS  Dr. Yuliarti Mutiarsih, M.Pd., dikatakannya bahwa keberhasilan ini adalah kepercayaan pimpinan, karena telah ditunjuk oleh UPI untuk mempersiapkan akreditasi internasional sejak pertengahan tahun 2016. Kami upayakan secara maksimal dan akhirnya kita mendapatkan predikat premium atau Premier University. Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak, dan diharapkan hasil ini dapat dipertahankan kualitasnnya. “Diharapkan, kami mendapatkan dukungan untuk melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi lain khususnya dengan luar negeri. Akreditasi ini sudah mendapatkan rekognisi dari perguruan tinggi lain, ditandai dengan adanya kunjungan dari Universitas Airlangga (Unair) dan Sistem Penjaminan Mutu Politeknik Negeri Bandung (SPM Polban), berdasarkan hal tersebut, perbaikan-perbaikan kami lakukan setiap saat,” ujarnya. (dodiangga)                    

Samakan Visi Seluruh Sivitas Akademika UPI

$
0
0
Bandung, UPI Fondasi religius sebagai bagian dari salah satu motto UPI yang Ilmiah, Edukatif dan Religius, menjadikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai universitas rujukan, di samping itu ada 2 hal sederhana dan mendasar yang harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika UPI yaitu menjadi hamba Allah atau Khadimul Ummah dan khalifatullah fil ardhi, sehingga motto tersebut disempurnakan menjadi leading and outstanding. Demikian ungkap Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) periode 2009-2013 dan periode 2013-2017 Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., saat memberikan pandangannya dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang Manajemen Pendidikan Tinggi di Ruang Rapat Gedung University Center, Lantai 3, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Jumat (26/1/2018). Lebih lanjut dikatakan,”Keduanya harus menjadi visi seluruh sivitas akademika UPI. Jika sudah sama, maka tidak akan terjadi missed atau salah paham, kita tidak boleh terjebak dengan globalisasi. Kita dituntut kompetitif walaupun kecil tapi berkualitas mengalahkan yang besar namun tidak berkualitas. Guru Besar UNY bidang ilmu Pendidikan Anak Berbakat itu juga mengatakan bahwa lulusan UPI tidak diragukan keilmuan dan kompetensinya, dimana-mana selalu ada di depan. Orang yang berilmu dan mengamalkannya kepada masyarakat maka Allah swt akan meningkatkan derajatnya, ilmu bukan hadiah dari institusi namun dari Allah swt. “Visi menjadi sangat penting dan mengikat pada semuanya, kampus adalah institusi akademik, lebih menekankan pada transformasi akademik, atas dasar tersebut kita harus menjadi Khadimul Ummah dan khalifatullah fil ardhi, ada keseimbangan antara horizontal dan vertikal, harus proporsional, karena manusia adalah unik, tetapi ketika masuk lembaga harus melebur,” tegasnya. UPI adalah father of education, ungkapnya, untuk lebih optimal butuh kekuatan dari alam dan luar. Optimalkan alumni untuk membesarkan lembaga dan kebesaran harus tetap dijaga jangan sampai putus, semua pihak harus menjaga kampus tetap dalam posisi terhormat. Dijelaskannya,”Realisasi dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu harus terus in line dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan tidak terjebak dalam hal-hal kompetensi itu saja, sehebat apapun lulusannya harus nampak integritasnya, dimulai sejak perkuliahan, implikasinya dosen harus mengoreksi pekerjaan mahasiswa dengan baik.” Sejak dari awal, mahasiswa itu harus termodali keagamaannya, tegasnya, pembinaan mahasiswa melalui Tutorial PAI-SPAI DPU. Kurikulum tetap pada internasionalisasi visi, dan perlu diformulasikan bagaimana nilai atau value akademik dan non akademiknya masuk dalam RPS hingga pada hasil akhirnya. Apa yang kita hasilkan harus kita pertanggungjawabkan. Tugas kita adalah memperpendek masa tunggu lulusan, mereka menjadi graduate yang work well. Prestasi apapun itu, baik akademik maupun non akademik menjadi tanggung jawab kita. “Kita harus mengapresiasi segala bentuk prestasi yang diraih oleh mahasiswa, dan untuk menjadikan kita “Ada” yaitu melalui pengenalan identitas. Baliho yang terpasang adalah sebagai proses dari marketing, kita tahu bahwa potensi dari setiap individu tidak hanya dari akademik saja, mereka bisa eksis melalui berbagai bidang, diangkat derajatnya dengan menghargai prestasi mereka. Kita upayakan menampilkannya dalam Dies tingkat fakultas dan universitas, ini juga menjadi ajang tampil untuk prodi. Mereka adalah duta universitas yang membawa nama baik lembaga. Apa artinya jika sebuah universitas memilki banyak guru besar tetapi prestasi mahasiswa tidak muncul. Pengakuan atas prestasi mahasiswa sebagai public accountability,” jelasnya. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., mengatakan,”Kampus adalah lingkungan akademik, karena merupakan ekosistem akademik maka perlu dikembangkan dengan apa yang disebut transformasi leadership, yaitu harus mau mengembangkan diri dan adaptif terhadap perkembangan yang ada, jika administrative leadership saja itu hanya mengembangkan Standar Operasional Prosedur atau SOP, oleh karena itu perlu mempunyai integritas kepemimpinan. Integritas menjadi poin dan kejujuran menjadi hal menarik, pembinaan kemahasiswaan harus terkendali.” Bagaimana membangun academic leadership, dan bagaimana kita berperilaku sebagai pemimpin, tanyanya. Pemimpin itu harus adil, pemimpin adalah milik semua orang bukan milik golongan, dan tantangannya adalah memilih nada dasar, ini adalah tantangan tersendiri, kita harus membangun unity in diversity bukan membangun uniform. (dodiangga/riza)  

Yayasan Daarut Tauhiid Bersinergi dengan UPI

$
0
0
Bandung, UPI Sebanyak 15 orang pimpinan Yayasan Daarut Tauhiid yang dipimpin oleh Wakil Ketua Yayasan H. Muhammad Iskandar, M.M., mengunjungi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam rangka penjajakan kerja sama antara Yayasan DT dan UPI. Rombongan diterima oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan, dan Usaha Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A., dan Kepala Badan Pengelola dan Pengembangan Usaha (BPPU) Dr. H. Nugraha, SE, Ak, M.Si., didampingi sejumlah pimpinan di lingkungan BPPU, di Ruang Teleconference, Gedung University Center, Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Jumat (25/1/2018).Iskandar mengatakan bahwa kunjungan ini dimaksudkan untuk memperkuat sinergi diantara kedua belah pihak, sehingga keduanya saling melengkapi untuk memberikan seuatu yang bermanfaat bagi masyarakat serta dapat menjadi media pembelajaran bagi masyarakat. Dijelaskannya,”Adapun yang menjadi konsentrasinya adalah kerja sama di semua bidang, khususnya program penguatan dakwah melalui media dan penguatan pendidikan, bisnis. Radio dan TV akan dikolaborasikan dengan UPI untuk membentuk TV Dakwah dan Pendidikan.” Dalam kesempatan tersebut Ka Badan BPPU Dr. H. Nugraha, SE, Ak, M.Si., membenarkan hal tersebut, diungkapkannya,”Tujuannya Yayasan Daarut Tauhiid berkolaborasi dengan UPI adalah untuk mensinergikan dua lembaga besar, karena secara geografis berdekatan, dan secara tujuan sama, yaitu ingin menciptkan lulusan terbaik.” Yang menarik adalah, katanya, Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym merasa bahwa Yayasan Daarut Tauhiid harus membuka diri dengan UPI, dan secara resmi melakukan connecting melalui sebuah kerja sama, oleh karena itu kedua belah pihak diminta untuk mencarikan formula. “UPI memiliki keterbatasan dalam regulasi, Yayasan DT lebih fleksibel, dengan demikian keduanya harus saling melengkapi, contohnya berkolaborasi di bidang media dan pendidikan. Ini adalah sebuah harapan yang ada dalam setiap diri individu. Pecahkan sekat yang ada dengan melakukan percepatan kemajuan, dan membuat sebuah regulasi yang membuat keduanya maju. Diharapkan, muncul satu institusi pendidikan dan media yang segera terealisasi dalam waktu dekat, sehingga branding ke-2 belah pihak terwujud,” ujarnya. Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala Divisi Kemitraan dan Pengembangan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd., ditegaskannya bahwa kedua belah pihak sudah menjalin kerja sama sejak lama, diharapkan keberlanjutan kerja samanya membawa maslahat bagi umat dan mengkristal lebih spesifik pada implementasi, seperti pencitraan kedua belah pihak pada tataran nasional dan internasional. Beberapa program yang sudah terjalin memperkuat sinergitas sehingga memiliki kekuatan yang luar biasa. (dodiangga/riza)    

Amerika Serikat Beri Dana kepada 90 Wirausaha Muda

$
0
0
Bandung, UPI Sebanyak 90 wirausaha muda mendapatkan dana awal dari Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID senilai Rp 180.000.000. Dana tersebut diberikan untuk membantu mereka dalam memulai dan mengembangkan usahanya. Penyerahan dana dilakukan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Republik Indonesia Joseph R. Donovan, Jr., kepada Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., di Gedung JICA, FPMIPA UPI, Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Sabtu (27/1/2018). Pemberian dana tersebut diberikan kepada anak muda dengan disabilitas, berpenghasilan rendah dan perempuan muda yang tidak mampu secara ekonomi, dan mereka dipilih karena ide usaha yang inovatif dan kreatif. Dana awal tersebut merupakan bagian dari program pelatihan wirausaha yang dilaksanakan selama 3 hari di UPI oleh Jadi Pengusaha Mandiri Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID JAPRI). Pelatihan ini dirancang untuk membekali kaum muda dengan keterampilan dan menyediakan pekerja terampil yang diperlukan dunia usaha untuk berhasil. Selama 8 bulan ke depan, JAPRI juga akan memberikan bimbingan dan pendampingan, akses terhadap pasar dan layanan pengembangan usaha. “USAID dan pemerintah Amerika Serikat percaya bahwa setiap anak muda harus dapat mengakses alur menuju keberhasilan secara ekonomi. Dengan memberikan keterampilan esensial untuk memulai usaha kepada para wirausaha muda, JAPRI akan membantu mereka mencapai potensi penuhnya dan membuka peluang untuk mendapatkan penghasilan untuk diri mereka dan keluarganya,” kata Duta Besar Joseph R. Donovan, Jr. Dalam kesempatan tersebut, salah seorang peserta perempuan Fany Noor, mengatakan bahwa program ini berbeda dengan program pelatihan lain yang pernah ia terima. Kami mendapatkan motivasi dan membangun keterampilan kewirausahaan. Pembinaan dan pendampingan sangat penting bagi keberhasilan kami. Fany Noor berencana menggunakan dana awal dan keterampilan barunya tersebut untuk memulai usaha kue. USAID JAPRI merupakan bagian dari inisiatif Kunci, kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan USAID yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan kaum muda berpenghasilan rendah. Kunci akan memberikan pelatihan dan menyediakan sumber daya bagi 200.000 kaum muda dari kelompok miskin dan rentan berusia 18-30 tahun menjadi lebih kompetitif di pasar kerja Indonesia. USAID JAPRI dilaksanakan oleh Institute of International Education (IIE), Indonesian International Education Foundation (IIEF), Prestasi Junior Indonesia (PJI) untuk JAPRI Trenggalek, dan Yayasan Mien R. Uno (MRUF) untuk JAPRI Bandung. USAID memberikan bantuan teknis untuk membantu Indonesia mengatasi tantangan pembangunan di bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan, serta demokrasi, hak dan tata kelola pemerintahan. (dodiangga/askolani)

Mahasiswa UPI Presentasikan Hasil Kegiatan KKN Tematik

$
0
0
Garut, UPI Sebanyak 3 orang presenter mewakili 442 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tersebar di 3 kecamatan dan 41 desa di Kabupaten Garut, melaporkan hasil temuannya dari lokasi KKN di Aula Dewi Sartika Disdik Kab. Garut Jl. Pembangunan No. 179 Garut dalam kegiatan Presentasi Hasil Kegiatan KKN Tematik Semester Ganjil 2017/2018 Mahasiswa UPI di Kabupaten Garut, Selasa (30/1/2018). Dalam laporannya, Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan KKN LPPM UPI Dra. Katiah, M.Pd., menjelaskan,”Ke 442 mahasiswa tersebut mulai melaksanakan KKN mulai Kamis, 28 Desember 2017 hingga 31 Januari 2018, tersebar di 3 kecamatan, 41 desa, di bawah bimbingan 11 dosen pembimbing lapangan. Dalam KKN yang dilaksanakan selama 30 hari tersebut, mahasiswa melakukan KKN dengan tema PAUD Berbasis Revolusi Mental di 40 desa, dan tema Desa Wisata Berbasis Revolusi Mental di 1 desa, serta tema Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Selama di lokasi, mahasiswa fokus bermitra dengan penyelenggara PAUD dan Guru PAUD terkait penguatan manajemen PAUD.” Lebih lanjut dikatakan, mahasiswa memiliki program yang sama di beberapa desa, namun ada juga yang spesifik, dan diharapkan dapat memanfaatkan waktunya secara maksimal. Oleh karena itu, pada rabu (31/1/2018) mahasiswa UPI akan ditarik darik lokasi KKN Tematik karena di awal Februari mereka sudah memulai perkulaihan semester genap. “Namun, sebelum menyelesaikan kegiatannya, pada akhir kegiatan mahasiswa melakukan presentasi untuk memberikan laporan atas apa yang dikerjakan selama di lokasi. Diharapkan apa yang mereka lakukan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak yang berkepentingan. Pihak universitas mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas kerja samanya,” jelasnya. Mahasiswa UPI tidak tidur, hal ini terlihat dari hasil presentasi, dan yang perlu diapresiasi bahwa Pak Camat dihadirkan untuk menjadi moderator, ungkapnya. UPI merasakan kerja sama yang terjalin ini dengan baik, UPI akan memberikan sertifikat yang dapat dijadikan sebagai pengembangan guru PAUD. UPI akan merintis program bahwa suatu saat nanti mahasiswa akan ditempatkan di perbatasan Indonesia dengan Australia, yaitu wilayah Garut Selatan. Hal ini tentunya diharapkan dapat mendongkrak IPM, dan di samping itu UPI juga menawarkan tema KKN yang sesuai dengan kebutuhan desa setempat sehingga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Dalam kesempatan tersebut Ketua LPPM UPI Prof. Dr. H. Ahman, M. Pd., menegaskan bahwa memang anak-anak KKN Tematik UPI tidak sekedar pindah temapt tidur, mereka memberikan sedikit sumbangsih yang dapat membentuk bibit generasi emas. “Kami menilai bahwa antusiame lembaga swadaya masyarakat sangat membanggakan, juga kontribusi guru sangat membanggakan walaupun penghargaan terhadap mereka masih terbatas. Pengalaman mahasiswa selama 30 hari ini diharapkan menambah wawasannya, dan jika suatu saat memiliki kewenangan maka dapat melakukan langkah-langkah strategi yang memadai,” jelasnya. Terkait dengan tema Desa Wisata, ujarnya, seluruh stakeholder Garut perlu lebih banyak lagi menggali potensi wisata, tidak terbatas pada air panas, oleh karena itu mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan potensi lainnya. Bimbingan dan nasihat dari tokoh masyarakat kepada mahasiswa sangat berharga untuk kemajuan tunas-tunas bangsa. Demikian pula ungkap Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Solih S.Ag., M.M, didampingi Kepala seksi PAUD Muh Yusuf M.Pd., dikatakannya bahwa 3 Kecamatan yang menjadi lokasi KKN Tematik UPI memiliki kultur yang sama. Jika berbicara PAUD, hal ini merupakan sesuatu yang urgent dilihat dari kaca mata apapun dan oleh siapapun, karena ini adalah investasi yang paling berharga baik secara ekonomi maupun sumber daya manusia, namun ada satu hal yang masih merisaukan banyak pihak yaitu regulasi PAUD yang belum berpihak. Kita ingin mempersembahkan generasi emas, dan di tahun 2045 lahir satu generasi emas tersebut yang dirancang dari sekarang. “Regulasi masih dipertanyakan, belum maksimal, masih sebatas wacana, namun kebijakan lainnya sudah maksimal. Jika ukurannya PAUD sudah wajib, maka pemerintah sudah harus memperhatikan PAUD. Kehadiran UPI di 3 kecamatan dan 41 desa diharapkan dapat memberikan dampak positif, dan hasil yang diperoleh dari mahasiswa KKN diharapkan dapat melakukan penguatan program untuk membuat sebuah kebijakan, dan untuk masa yang akan datang dapat lebih rinci pada pokok permassalahan di masyarakat,” harapnya. Sementara itu dalam sesi pemaparan hasil KKN Tematik, Camat Karangpawitan Rena Sudrajat, S.Sos., M.Si., didapuk menjadi moderator, disimpulkannya bahwa pendidikan anak usia dini adalah keluarga. Anaka usia dini memerlukan bimbingan terarah untuk mencapai masa keemasannya. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan sebuah Lembaga formil untuk mengakomodir mereka. “PAUD di beberapa wilayah memang masih dipandang sebelah mata, belum dianggap penting, PAUD seyogyanya menyenangkan, oleh karena itu tutor PAUD diharapkan melakukan evaluasi atas rendahnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Lembaga PAUD,” ungkapnya. Semua pihak diharapkan melakukan penguatan jaringan PAUD, penguatan media pembelajaran, penguatan terhadap orang tua, dan tutor, serta terlajinnya sinergitas dengan Posyandu, ujarnya. Pembentukan karakter bagi anak usia dini dimulai dari rumah, sekolah, hingga lingkungan sekitar. Ditegaskannya,”Perlu adanya kebijakan pemerintah terkait PAUD. Adanya proses revolusi mental bagi anak usia dini adalah bagaimana proses pembentukan karakter pada anak usia dini yang nantinya menentukan masa depan bangsa. Anak adalah titipan Allah swt, suatu kewajiban bagi orang tua untuk memberikan hak-hak dasar anak terhadap akses pendidikan jasmani dan rohani. Generasi emas yang memiliki rasa cinta tanah air akan hadir ketika bangsa Indonesia menjadi bangsa yg besar. (dodiangga)  

Kepala BHK UPI Lantik 89 Protokol Pratama dan Protokol Madya

$
0
0
Bandung, UPI Sebanyak 89 personel Protokol Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia (Probumsil UPI) Angkatan XI dilantik oleh Kepala Biro Hukum dan Kesekretariatan UPI Endang SH., M.H. dalam Upacara Penutupan Chandradimuka Tingkat Dasar dan Penyematan Tingkatan Protokol Bumi Siliwangi Angkatan XI (28/01/2018) di Aula Jenderal Besar Soedirman Dodik Bela Negara Kodam III/Siliwangi kawasan Lembang Kabupaten Bandung Barat. 89 personel Probumsil Angkatan XI yang dilantik adalah mahasiswa kampus pusat dan lima kampus daerah. Mereka dilantik sebagai Protokol Pratama 82 personel dan Protokol Madya 7 personel. Pelantikan didasari Keputusan Kepala Biro Hukum dan Kesekretariatan UPI selaku Penasehat dan Ketua Pemantau Kinerja Probumsil UPI Nomor: 22.4/219-PROBUMSIL/I-A/2018. Biro Hukum dan Kesekretariatan UPI dalam amanatnya menyampaikan personel Probumsil dituntut memiliki multitalenta dengan tingkatkan IPK (Ilmu Pendekatan Komunikasi), tingkatkan keterampilan dalam berbahasa karena filosofi sunda mengajarkan hade goreng ku basa (baik buruknya sesuatu dengan bahasa), diharapkan dengan Chandradimuka Dasar ini terbentuk personel protokol yang tangguh, progresif dan peka siap berbakti pada almamater dan negara sebagai pelaksana protokol universitas. Probumsil harus bisa menjadi jawaban selain cakap sesuai keilmuan pada program studinya juga cakap dalam keprotokolan sehingga dapat dijadikan bekal karir sebagaimana yang telah diraih oleh para purna/alumninya. Secara pembinaan kelembagaan UKM Probumsil berada dibawah Direktorat Kemahasiswaan, secara fungsi keprotokolan pembinaan Probumsil berada di bawah Sekretaris Eksekutif UPI, namun seiring dengan perubahan struktur UPI maka pembinaan Probumsil sebagai pelaksana protokokol universitas berada di bawah Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Adminstrasi Umum. Dalam upacara yang khidmat dibalut nuansa sunda sebagai identitas Probumsil merupakan kebanggaan tersendiri bagi seluruh civitas Probumsil ketika evolet/tanda tingkatan protokol dipasang oleh orang tua/wali sebagai penanda keikhlasan keluarga mendukung setiap personel Probumsil sebagai pelaksana protokol universitas degan harapan memiliki kemampuan khusus di luar bidang akademik. Aula yang kental dengan nilai juang mendadak menjadi haru terdengar tangisan kesyukuran para personel, orang tua dan undangan lainnya menyaksikan keberhasilan menempuh pendidikan dasar yang tidak mudah dilaluinya. 89 protokol tersebut mendapatkan Sertifikat Protokol Dasar yang ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Adminstrasi Umum dan Komandan Dodik Bela Negara Kodam III/Siliwangi serta dilampirkan hasil uji kompetensi ditandatanagi Ketua Pemantau Kinerja Protokol sebagai penanda personel tersebut pelaksana protokol universtas yang dapat bertugas di tingkat kampus pusat, kampus daerah serta penugasan lainnya. Peraih penghargaan Wira Chandradimuka Protokol XI/peserta pendidikan terbaik diraih oleh Hadiyana dari satuan Probumsil Sumedang Darul Larang. Upacara tersebut dihadiri para pejabat sipil dan militer dilingkungan Kodam III/Siliwangi serta pejabat struktural UPI diantaranya Direktur Direktorat Kemahasiswaan Dr. H. Mupid Hidayat, M.A. yang merupakan penasehat Probumsil, para Direktur Kampus UPI Daerah, Kasubag Keprotokolan UPI Arcina Damayanti, M.M. selaku Pembina Harian III Probumsil, para Pembina Probumsil baik puat maupun daerah, Sekretaris Pemantau Kinerja Probumsil Dr. Ahmad Rifqi AS, M.Pd. (purna angkatan II Probumsil), Dewan Pakar Protokol, mitra protokol perguruan tinggi, serta tamu undangan lainnya. Sebelum dilantik sebagai protokol, 89 calon personel Probumsil wajib menempuh Chandradimuka Tingkat Dasar Angkatan XI yang telah dibuka langsung oleh Rektor UPI Prof. Dr. H. Asep Kadarohman, M.Si. Pendidikan dasar dilangsungkan selama tujuh hari yang dimulai pada tanggal 22-28 Januari 2018 dengan bobot 120 jam pelajaran terdiri dari tiga kecabangan: 1. Ajudan dan Pedel,  2. Tata Protokol, 3. Kawal Protokol serta wajib memiliki tiga belas Kompetensi: 1. Agama, Mental dan Spiritual, 2. Konstitusi dan Tata Negara, 3. Simbol-Simbol Negara, 4. Wawasan Kebangsaan, 5. Nilai Juang dan Bela Negara, 6. Keprotokolan Negara dan Pemerintahan, 7. Kelembagaan Perguruan Tinggi, 8. Keprotokolan Perguruan Tinggi, 9. Nilia-Nilai keUPIan, 10. Teknis Keprotokolan, 11. Budaya dan etika, 12. Pergaulan Internasional, 13. Etos Kerja dan Kepemimpinan. Selama lima hari pengasramaan, tim Kodam III/Siliwangi yang dipimpin Komandan Dodik Bela Negara Kodam III/Siliwangi Letkol. Infantri Entet Suhara, senantiasa membina para calon protokol baik dalam kegitan baris berbaris, kedisiplinan, nilai juang, jasmani, apel pagi, apel sore, apel malam, tata cara makan dan kehidupan asrama lainnya. Dalam menanamkan jiwa bela negara pada pendidikan tersebut dilaksanakan jam komando selama 18 jam. Selain kegiatan di Kampus UPI Bumi Siliwangi dan Asrama Dodik Bela Negara Kodam III/Siliwangi, pendidikan dilaksanakan di Kantor Gubernur Jawa Barat Gedung Sate Bandung untuk memperdalam teknis keprotokolan tingkat provinsi dan sejarah jawa barat. Untuk meningkatkan nilai juang dilaksanakan kunjungan Museum Mandala Wangsit Kodam III/Siliwangi. Bangsa Indonesia berdiri atas jasa para pahlawan serta memperingati Dies Natalis X Probumsil dalam Chandradimuka Dasar ini melaksanakan upacara tabur bunga dan renungan suci di Taman Makam Pahlawan Cikutra dengan menabur bunga kepada makam para pahlawan dan ziarah ke makam Rektor UPI 2015-2017 Almarhum Prof. H. Furqon, P.hD. Ada yang berbeda pada Chandradimuka Dasar kali ini dengan terbentuknya Probumsil Satuan Serang Darul Madani sesuai Keputusan Direktur UPI Kampus Serang Nomor: 0938/UN40.C5/KM/2017 sehingga melengkapi personel dan  satuan yang sudah ada Satuan Cibiru Darul Gemah, Satuan Purwakarta Darul Raharja, Satuan Sumedang Darul Larang dan Satuan Tasikmalaya Darul Resik. Personel protokol dituntut memiliki pengetahuan yang luas sehingga dibutuhkan pemahaman tentang kebijakan nasional dan pemerintahan terdiri dari wawasan nusantara dan budaya yang disampaikan langsung oleh Anggota Komisi X DPR RI Dr. (HC) Popong Otje Djundjunan dan Konstitusi Simbol-Simbol Negara Republik Indonesia disampaikan oleh Puji Nur Firman, S.Pd., M.H. (purna/alumni Probumsil Angkatan I) merupakan mantan Sekretaris Penindakan Hukum Badan Keamanan Laut RI saat ini aktif sebagai tenaga pengajar di Institut Teknologi Bandung. Probumsil dalam bertugas wajib memahami tentang kelembagaan perguruan tinggi, materi kelembagaan langsung melibatkan organ universitas yang disampaikan oleh Sekretaris Majelis Wali Amanat Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., Rektor UPI 2005 – 2015 Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. M. Solehuddin, M.A., Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan dan Usaha Prof. H. Didi Sukyadi, M.A., Ketua Senat Akdemik Prof. Dr. H. Didi Suryadi M.Ed., Ketua LPPM Prof. Ahman M.Pd., Kelembagaan Fakultas serta unsur pelaksana disampaikan oleh Dekan FIP Dr. Agus Taufiq, M.Pd., Dekan FPIPS Dr. Agus Mulyana M.Hum., Dekan FPMIPA Siti Fatimah M.Si., Ph.D., Dekan FPBS Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd, Dekan FPSD Dr. Zakarias S Soetedja, M.Sn., Direktur SPs Prof. Dr. H. Yaya S Kusumah, M.Sc., Ph.D., Wakil Dekan III FPOK Dr. Mulyana, M.Pd., Wakil Dekan III FPEB Dr. Lili Adi Wibowo, S.Pd., S.Sos.,M.M., Wakil Dekan II Dr. Dedy Suryadi, M.Pd., Probumsil sebagai pelaksana protokol universitas dibutuhkan kemampuan teknis secara sistematis berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang keprotokolan perguruan tinggi dengan materi Etika dan Pergaulan Internasional disampaikan Dewan Pakar Protokol Prof. Dr. Ratih Hurriyati, M.Si., Kerjasama Lingkup Keprotokolan disampaiakan Protokol Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST., MSIE., materi Kewaspadaan Nasional Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., M.Si. M.H., materi Pengembangan Insan Citra Universitas disampaikan Kepala Kantor Humas UPI Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. merupakan Pembina Madya Probumsil, serta  materi Kearsipan Organisasi oleh Dr. Hj. Yayah Rahyasih, M.Pd. merupakan Pembina Harian II Probumsil. Kiprah alumni PROBUMSIL lainnya juga sudah tidak diragukan lagi, hal tersebut tercermin dari kepedulian alumni memberikan materi diantaranya Dr. Ahmad Rifqy Ash Shiddiq, M.Pd. (Dosen STAI Siliwangi) dan Syifa Nurul Lutfiani, S.Psi. (Protokol Komisi Pemilihan Umum RI) serat para purna diantaraya: Tiara Maulidia Yanti, S.Pd. (Perbantuan Protokol MPR RI), Ahmad Hendra Dana, S.Pd., Eni Haryani, S.Pd dan Nurdriyani Sa’adah, S.Pd.   Tugas dan tanggungjawab Probumsil menjaga citra universitas serta memberikan layanan protokol sesuai dengan peraturan perundang-undangan bukanlah hal mudah dibutuhkan dukungan dari seluruh organ universitas serta intansi terkait yang selama ini sudah terjalin dengan baik, semoga probumsil senantiasa menggapai visi Protokol Paripurna Bermaruah Agama, Budaya, Bangsa dan Negara Besendi Tri Dharma Perguruan Tinggi. (Asisten Koordinator Penugasan Bidang Publikasi Probumsil UPI)

Memilih Prodi, Kenali dan Pahami Minat Anak

$
0
0
Cirebon, UPI Bagi seluruh calon mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) diharapkan untuk mengunjungi laman http://www.upi.edu/ amati dan pelajari regulasinya, sebab ada beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian, segera melakukan pendaftraan yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh calon mahasiswa. Contohnya, ketika mendaftar di SNMPTN, pastikan dan cek kelulusannya, apakah sudah sesuai dengan pilihan, jangan nantinya ketika lulus tetapi tidak diambil karena tidak sesuai, hal ini akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Demikian ungkap Kepala Divisi Rekrutmen Mahasiswa Baru Direktorat Akademik UPI, Dr.rer.nat. Asep Supriatna, M.Si., saat memberikan pengarahan dalam kegiatan Sosialisasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN 2018) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN 2018) di Aula SMKN 1 Mundu Jalan Raya Mundu Pesisir No. 01 Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat, Rabu (31/1/2018). Kegiatan ini dibuka dan dipandu oleh Kepala Kantor Humas Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. Lebih lanjut dikatakan,”Penjaringan prestasi akademik akan ada jadwal dan mekanismenya, ada beberapa hal yang menarik, diantaranya adalah terdapat 5 Program Studi (prodi) Diploma yang ditawarkan, pilih sesuai dengan kapasitasnya, kenali prodinya, saat ini Prodi Keperawatan UPI Kampus Sumedang memiliki akreditasi B, tentunya kompetensinya cukup baik dan daya serap di dunia kerja baik.” Sementara itu untuk Program Sarjana, ujarnya, bisa masuk melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN, download atau unduh panduannya agar bisa memahami regulasinya, setelah SBMPTN ada Seleksi Mandiri, dimana informasi awalnya yaitu pendaftraan dilakukan sebelum pelaksanaan SBMPTN dimulai dan setelah pelaksanaan SBMPTN, sekitar 11 Mei 2018 - 11 Juli 2018, dan ada kemungkinan seleksi Seleksi Mandiri menggunakan nilai yang diperoleh dalam SBMPTN. “Ditegaskan kembali mohon dilakukan pengecekan terhadap prodi yang ditawarkan, karena ada syarat tertentu yang diminta. Tentang daya tamping, akan diinformasikan lebih lanjut karena diperlukan kehati-hatian dalam mengisinya. KemristekDikti secara masif mengawal prodi, prodi yang tidak terdaftar di PDDIKTI maka ijazahnya dinyatakan tidak berlaku. Pengawalan tersebut bagus untuk masyarakat agar lebih berhati-hati dan memilih prodi agar ijazahnya diakui KemristekDikti,” tegasnya. Sementara untuk program lainnya seperti program pascasarjana, jalur kerjasama, dan Pendidikan Profesi Guru (PPG), serta bidikmisi dapat dipelajari secara mendalam. Perlu diketahui, sesungguhnya program bidikmisi diperuntukan bagi keluarga miskin, di laman http://www.upi.edu/ akan dikategorikan siapa saja yang berhak mendapatkannya. Kewajiban sekolah adalah merekomendasikan siapa yang benar-benar membutuhkan. UPI menyediakan kuota sebesar 900 orang di SNMPTN, 600 orang di SBMPTN. “Ketika anak sudah didaftarkan dalam program bidikmisi, mrk akan mempunyai PIN dan KAP, pastikan terdaftar di Dikti. Sekolah harus benar-benar memberikan rekomendasi pada siswa yang benar-benar miskin. Contoh sederhana adalah pendidikan orang tua maksimal lulusan sarjana, penghasilannya juga menjadi perhatian. Mahasiswa dalam program bidikmisi harus dipastikan lulus dalam 6 semester, jika tidak maka akan ada konsekuensi, seperti diputus biaya hidup, biaya kuliah, dan konsekuensi lainnya. Perlu diketahui juga bahwa 20 % mahasiswa UPI adalah mahasiswa program bidikmisi,” ungkapnya. Sementara itu dalam kesempatan yang sama Kepala Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan Wilayah V Dra. Hj. Dewi Nurhulaela, M.Pd., menjelaskan bahwa persoalan pendidikan yang dihadapi oleh kota dan kabupaten di Wilayah V yaitu Cirebon, Majalengka, Indramayu, adalah sedikitnya siswa yang melanjutkan ke pendidikannya ke perguruan tinggi, mayoritas pilihan mereka adalah ingin bekerja, namun setelah bekerja baru berpikir untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. “Faktanya banyak siswa yang terpakasa bekerja dulu setelah lulus karena masalah biaya. Perguruan tinggi di Indonesia masih dirasakan mahal sehingga tidak terjamgkau, apalagi jika harus keluar dari daerahnya, dipastikan akan banyak pengeluaran,” ujarnya. Diharapkan, katanya, UPI memiliki program untuk siswa kurang mampu baik bagi siswa berprestasi maupun non prestasi sehingga mereka tidak hanya menempuh pendidikan di jenjang menengah atas saja, pendidikan yang didapatkan nantinya diharapkan menjadi modal hidup di masyarakat. UPI menjadi harapan untuk dapat memberikan pencerahan, memberikan motivasi serta jalan keluar dari segudang permasalahan yang dihadapi. Kegiatan Sosialisasi SNMPTN dan SBMPTN 2018 ini memberikan dampak positif bagi sekolah untuk membuat kebijakan. Diungkapkannya,”Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota dan kabupaten di Wilayah V, dulu ketika otonomi, ada semacam program bantuan kepada mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi negeri selama proses studi, bentuknya bisa biaya hidup, stimulan skripsi, atau bentuk lainnya yang dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif siswa sehingga mereka juga dapat dibantu dalam proses penyelesaian studi.” Sekarang di kebijakan dan kewenangan tersebut ada di tangan pemerintah provinsi yang berbasis kinerja, paparnya, tepatnya ada di Bidang Pendidikan Menengah Umum (PMU) dan Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK), sementara Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan hanya melakukan kegiatan pelayanan dan pengawasan dan melaporkannya kepada provinsi. Sebagai informasi, untuk Wilayah V, ada beberapa sekolah yang mengelola biaya bantuan yang diperoleh dari Komite Sekolah. “Ada sebuah pandangan di masyarakat bahwa jika anaknya melanjutkan pendidikan di SMA maka kemungkinan besar akan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, sementara jika melanjutkan pendidikannya di SMK maka orientasinya adalah bekerja, dan semuanya juga tergantung domisili siswa, jika di wilayah kota maka akan melanjutkan studi, namun jika di kabupaten mereka lebih cenderung untuk bekerja. Masyarakat perkotaan khususnya di Cirebon sudah banyak yang paham tentang pendidikan tinggi,” terangnya. Sebagai contoh, ujarnya, sebanyak 75 % anak-anak mudu orientasinya adalah bekerja, dalam kesempatan ini kami mendukung sekolah agar anak-anak lulus dari sekolah menengah dan tidak menganggur, lulus sekolah artinya memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, dengan pendidikan diharapkan dapat menyelesaikan persoalan, jadi harus diupayakan mereka minimal lulus SMA atau SMK, dengan demikian mereka memiliki masa depan. Kepala Balai menegaskan,”Kami sangat mengapresiasi atas kehadiran UPI di Wilayah V, kami ucapkan terima kasih kepada UPI atas pelaksanaan kegiatan ini, karena tidak semua sekolah bisa melakukan kunjungan ke UPI untuk mendapatkan informasi tentang perguruan tinggi. Kami merasa sangat terbantu, sehingga dalam upaya memberikan pemahanman tentang pendidikan tinggi sangat jelas karena langsung dari sumbernya langsung, sehingga dapat meminimalisir ketidakpamahaman, dan perlu diketahui untuk Wilayah V banyak anak-anak yang bercita-cita menjadi guru. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dalam keberpihakannya terhadap guru sangat besar, artinya profesi guru mendapat tempat di hati masyarakat demikian pula penghormatan dari masyarakat. Sekarang, tinggal pihak sekolah yang mengarahkan, karena siswa masih cenderung labil, dan ikut-ikutan, karena penentuan jurusan diibaratakn menetukan jalan hidup.” (dodiangga/riza/humaupi)        

Badan Keahlian DPR-RI ingin bersinergi dengan UPI

$
0
0
Bandung, UPI Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) sepakat menandatangani nota kesepahaman bersama (MoU) dalam bidang pengembangan kerjasama dalam rangka pelaksanaan teknis Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pelaksanaan dukungan keahlian Badan Keahlian DPR-RI. Nota Kesepahaman ini ditandatangani langsung oleh Rektor UPI, Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., dan Kepala Badan Keahlian DPR-RI, K. Johnson Rajagukguk, S.H., M.Hum, di halaman utama Museum Pendidikan Nasional UPI Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Jumat (26/01/2018). Penandatanganan nota kesepahaman ini juga disaksikan oleh para Wakil Rektor UPI, Sekretaris MWA UPI, Ketua Senat Akademik UPI, Ketua Dewan Guru Besar UPI, para dekan, perwakilan mahasiswa, dan para dosen di lingkungan UPI. Dalam sambutannya, Rektor UPI menyampaikan bahwa kompetensi adab 21 ini selain didasari tiga unsur yang terdiri dari Information Literacy, Language Literacy & Critical Thinking, ada satu poin lagi yang penting yaitu pemahaman kebangsaan. “Warga negara yang mampu bersaing di abad keterbukaan informasi ini yaitu warga negara yang memiliki pemahaman kebangsaan, yang terlibat aktif dalam menjaga dan memelihara pemahaman kebangsaannya itu.” Ujar Rektor. Rektor berharap melalui penandatanganan MoU ini dapat memperkuat wawasan pemahaman tentang kebangsaan dan menjadikan para pendidik lulusan UPI menjadi sumber daya unggul yang memiliki jiwa kebangsaan yang tinggi yang turut berpartisipasi dalam segala bidang ilmunya dalam memajukan Indonesia. Kepala Badan Keahlian DPR-RI, K. Johnson Rajagukguk, S.H., M.Hum, berharap melalui kerjasama ini masyarakat dan lembaga pendidikan turut dapat mendukung fungsi legislasi serta dapat meningkatkan kompetensi masyarakat pendidikan yang terdepan melalui penelitian bersama, kuliah umum, seminar, lokakarya, dan pengabdian pada masyarakat dalam rangka pelaksanaan dukungan keahlian dari Badan Keahlian DPR-RI. Dalam kesempatan ini juga sebelum pelaksanaan penandatanganan MoU, Kepala Badan Keahlian DPR-RI beserta rombongan menyempatkan diri untuk mengunjungi Museum Pendidikan Nasional UPI untuk menelaah sejarah bangsa khususnya sejarah pendidikan di Indonesia dari masa lampau hingga pendidikan di masa yang akan datang. Dengan didampingi Kepala UPT Museum UPI, Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd., Johnson diajak berkeliling museum untuk melihat-lihat koleksi menarik dari sejarah khususnya sejarah pendidikan. (ay)  

IAIN Kndari jalin kerjasama dengan UPI

$
0
0
Bandung, UPI Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Institut Agama Islam Negeri Kendari (IAIN Kendari) sepakat menjalin kerjasama dengan menandatangani nota kesepahaman bersama (MoU) dalam bidang Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Akademik, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Nota Kesepahaman ini ditandatangani langsung oleh Rektor UPI, Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., dan Rektor IAIN Kendari, Dr. H. Nur Alim, M.Pd., bertempat di Gedung University Center UPI Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Jumat (2/02/2018). Penandatanganan nota kesepahaman ini juga disaksikan oleh Sekretaris Majelis Wali Amanat UPI, Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Dr. Agus Taufiq, M.Pd., Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pda Masyarakat Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd., Kepala Divisi Usaha Badan Pengelola dan Pengembangan Usaha UPI Dr. H. Nani Sutarni, M.Pd., dan Kepala Kantor Hubungan Masyarakat UPI Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. Dalam Sambutannya, Rektor IAIN Kendari menyampaikan harapan agar dalam menjalin kerjasama ini UPI dapat membagikan pengalamannya sebagai Kampus PTN-BH terkait berbagai pengembangan kampus, khususnya dalam bidang pendidikan  yang selanjutnya dapat diterapkan di IAIN Kendari. “Sesuatu yang dilakukan secara berjamaah itu faedahnya lebih besar, termasuk dalam penjalinan kerjasama ini kami berharap dapat menjalin silaturahuim dengan UPI secara konsisten sehingga mencapai tujuan mulia yaitu maju bersama secara berjamaah”. Tambahnya. Rektor UPI menyambut baik diselenggarakannya MoU ini, menurutnya melalui kerjasama ini, UPI pun dapat belajar memperkokoh keistiqomahan moto UPI yaitu Ilmiah, Edukatif dan Religius sehingga tetap menjunjung tinggi jati diri kampus yang istiqomah dalam menyelenggarakan syiar Islam. “Pendidikan merupakan jati diri UPI, di UPI pendidikan bukan hanya menjadi mata kuliah, namun dijadikan nilai dimana para lulusannya memiliki jiwa pendidik yang memiliki pondasi agama yang kuat.” Ujar Rektor. Pada kesempatan ini, Rektor UPI juga memaparkan program-program unggulan dalam peningkatan kualitas lulusannya seperti program tutorial yang secara konsisten dijadikan dasar penentu kelulusan mahasiswanya, karena menurutnya program tutorial inilah yang membekali para mahasiswa menjadi seorang pendidik dan praktisi yang ilmiah, edukatif dan religius. Keduabelah pihak ingin agar MoU dapat segera ditindaklanjuti untuk diimplementasikan antar keduanya yang dapat diawali dengan melaksanakan konferensi yang inline, kolaborasi spiritual pedagogy, serta terkait publication sharing. (ay)
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live