Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live

SAI UPI Selenggarakan Workshop Pengelolaan Keuangan

$
0
0
Bandung, UPI Satuan Audit Internal Universitas Pendidiakn Indonesia menyelenggarakan Workshop Pengelolaan Keuangan dan Sumber Daya di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia, Rabu, 8 Februari 2017 di Grand Royal Panghegar Bandung. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk peningkatan kompetensi sumber daya pengelola keuangan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Workshop pengelolaan keuangan dihadiri oleh para pimpinan unit kerja serta Bendahara Pengeluaran Pembantu di lingkungan Univesitas Pendidikan Indonesia. Dalam kegiatan tersebut dibahas mengenai implementasi RKAT 2017 dan mekasnisme pelaksanaan pengadaan barang/jasa di tingkat unit kerja. Menurut Ketua SAI UPI, Prof. Dr. H. Endang Danial, Ar, M.Pd.,M.Si, UPI merupakan salah satu bagian yang menyelenggarakan sistem pengelolalan pendidikan yang tidak lepas dari kegiatan bidang keuangan pemerintah, yang di dalamnya meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan pertanggungjawaban. Dalam menjalankan fungsi dan perannya UPI sebagai lembaga publik mengembangkan visi, misi, program bidang tri darma perguruan tinggi sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dihadapkan dengan berbagai tantangan yang semakin berat, kompleks. “Dalam melaksanakan tugas kesehariannya UPI menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan internal bidang non akademik yang dilakukan secara terus menerus untuk menjamin tercapainya tujuan UPI. Sistem pengendalian dan pengawasan dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip taat asas, akuntabel, transparansi, objektivitas, jujur dan pembinaan,” kata Prof. Endang Danial. Dijelaskan Prof. Endang Danial, kedepan UPI memiliki tantangan untuk menciptakan good University Governance (GUG), tuntutan dari perguruan tinggi modern adalah terciptanya pelaksanaan tridarma perguruan tinggi yang akuntabel, transparan dan partisipatif, yang bermaksud seluruh elemen yang ada di universitas memiliki komitmen yang tinggi terhadap tercapainya tujuan  perguruan tinggi itu secara berkualitas. Menurutnya, SAI memiliki peran strategis dalam membantu pimpinan universitas menyediakan informasi keuangan dan sumber daya untuk kebijakan universitas menuju good university governance. Sehingga suatu keniscayaan peran SAI sebagai pengendalian dan pengawasan dalam pengelolaan keuangan negara yang trasnparan, akuntabel, objektif dan adil. Sementara itu, Wakil Rektor UPI Bidang Keuangan, Sumber Daya, dan Administrasi Umum, Dr. Edi Suryadi, M.Si mengatakan saat ini UPI yang berstatus PTN bh terus berbenah diri baik dalam bidang akademik maupun nonakademik, hal ini terus dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas. Seperti halnya peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan sumber daya, dalam hal pengelolaan keuangan masih kurang optimal, hal ini disebabkan karena pola pikir yang lemah pula. Bahkan banyak mindset yang muncul bagaimana kita menghabiskan uang, bukan sebaliknya yaitu menghasilkan pendapatan yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu dibangun sebuah kultur pengelolaan keuangan yang baik dan efesien”, kata Edi Suryadi. Dikatakan Edi Suryadi, setiap unit kerja yang ada di UPI diharapkan memiliki kesamaan dalam mengelola keuangan, untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap kualitas pengelolaan keuangan universitas yang kuat, diperlukan sistem pengendalian dan pengawasan yang dirancang secara matang sehingga akan berdampak pada IGU. “Beban UPI semakin besar, perlu adanya perubahan pola pikir agar pengelolaan keuangan UPI menjadi lebih efektif,” tegas Edi Suryadi. Ia berharap agar setiap unit kerja mampu mengelola keuangan dengan baik sehingga pendapatan dan alur keuangan menjadi efektif dan efesien. (Asko/Deny)

OBIP & JBIP Gaya Baru Hadir Kembali

$
0
0

Oleh Ahmad Dahidi

“Sebuah keyakinan, apalagi didorong oleh usaha yang tidak mengenal lelah, cepat atau pun lambat, insya Allah akan berhasil. Atau setidaknya akan mampu nyerempet sampai batas batas keberhasilan. Kenapa saya tidak berani menyatakan 100% akan berhasil? Sebab gol untuk mencapai kepastian 100% itu, diperlukan “ketok palu” Tuhan. Jadi, kesempurnaan sebuah rencana sukses atau gagal, ulur tangan Tuhan yang menentukan. Biarpun kita sudah bersusah payah, bahkan sampai berdarah darah, tapi kalau Tuhan belum mengizinkan, maka harapan itu akan kandas di tengah jalan”. Itulah sekelumit obrolan saya dengan para mahasiswa baik di awal atau di akhir perkuliahan, atau selagi santai di sekitar ruangan kelas. Suntikan psikologis seperti itu, menurut hemat saya sungguh penting sebab bisa membakar semangat mereka dan mempertebal kepercayaan diri mereka, dan yang lebih penting lagi adalah memperkuat daya dan upaya mereka dalam berjuang serta mempunyai jiwa besar ketika menghadapi segala permasalahan hidup nantinya ketika ikhtiar yang mereka lakukan itu sudah dianggap mentok. Intinya, saya sangat berharap ketika mereka meniti karir dan menata cita-cita di masa depan, cahaya kebahagiaan hidup mereka terpancar di kemudian hari. Saya yakin semua guru atau dosen, mempunyai perasaan dan harapan yang sama dengan saya hanya mungkin saja gayanya yang berbeda. Semoga! Salah satu jawaban yang saya yakini adalah berusaha memperbanyak upaya membuka wawasan mereka (baca: para mahasiswa) untuk melihat dunia luar. Kebetulan saya berkecimpun dalam kejepangan dan kebahasajepangan, wajarlah kalau wawasan itu saya fokuskan mereka untuk melihat Jepang lebih dekat. Banyak cara yang bisa dilakukan antara lain program wisata pendidikan, internship (durasi waktu bisa sebentar atau bisa juga lama), magang, studi lanjut, cari jodoh (istri atau suami), kerjasama/kolaborasi, dan bentuk lainnya yang bisa bersentuhan dengan Jepang. Jadi, OBIP, JBIP atau Internship yang sudah saya gagas terdahulu itu hanyalah sebagian cara untuk mendekati Jepang. Obrolan tentang internship, magang, studi lanjut, dan sejenisnya ke Jepang dari orang Jepang baik secara formal maupun nonformal sudah muncul sejak tahun 90 an, yaitu ketika saya sedang mengadu nasib di Osaka University of Foreign Studies (sekarang menjadi Osaka University). Tapi baru saya tanggapi serius begitu menginjak tahun 2000 an (kecuali program program yang berbau seni dan budaya sudah kelar sejak tahun 1992 dengan diawali terwujudnya muhibah kesenian “Laras Rumingkang” IKIP Bandung ke Jepang). Alhamdulillah, untuk program seni dan budaya ini terus berlanjut hingga sekarang, insya Allah Maret ini UKM Katumbiri FPBS UPI akan mengukir diri lewat seni di Osaka – Jepang. Rencana ini sudah saya tulis di berita UPI (lihat: http://berita.upi.edu/?p=12256). Selanjutnya, perlu saya jelaskan judul artikel ini, alasan saya memakai frase “gaya baru” dan dikaitkan dengan OBIP/JBIP. Seperti telah saya sampaikan pada beberapa artikel terdahulu tentang OBIP & JBIP di berita upi.edu bahwa salah satu tujuan program ini adalah “belajar bekerja” dengan orang Jepang. Jadi, bentuk kegiatannya kebanyakan mengamati, observasi, dan jika sudah dianggap mampu oleh para pembimbingnya (orang Jepang), para peserta OBIP & JBIP ini diberi kesempatan untuk mengerjakan sesuatu. Sebagai ilustrasi ada beberapa peserta OBIP yang ditempatkan di sekolah TK (Taman Kanak kanak), dan salah seorang peserta itu adalah mahasiswa yang hobinya “menulis”, dan ia telah mendokumentasikan pengalamannnya dalam sebuah buku berjudul Asonde Kurete Arigatou – Thanks for Playing With Us) (Pengalaman Mahasiswi Indonesia Mengajar Taman Kanak Kanak di Negeri Sakura). Mahasiswa yang dimaksud adalah Ghyna Amanda Putri (Angkatan Pertama OBIP). Dalam buku tersebut, penulis menguraikan pengalamannya ketika bersentuhan dengan anak-anak TK Jepang sejak hari pertama datang ke TK hingga hari terakhir. Buku setebal 218 halaman ini merupakan refleksi kegiatan Ghyna selama training tersebut. Ghyna telah mengupas tuntas suka duka setiap harinya selama di TK dimana ia training. Saya yakin informasi yang tertulis di buku ini bisa dijadikan referensi untuk mengetahui profil TK di Jepang. Saya merekomendasikan buku ini, insya Allah akan menjadi sumber bacaan yang bisa menginspirasi pembacanya, terutama bagi mereka yang akan menjadi guru TK atau yang sedang menjadi guru TK. Persamaan lainnya OBIP gaya baru ini dengan OBIP lama adalah setiap peserta diharuskan menguasai bahasa Jepang pada level tertentu yang ditunjukkan dengan sertifikat bahwa calon sudah belajar bahasa Jepang minimal 150 jam. Tempat kegiatan di Jepang beragam, tapi yang jelas masih di perusahaan atau pabrik di Jepang. Pesertanya harus mahasiswa UPI yang aktif. Untuk awal program ini dibatasi hanya mahasiswa UPI dari berbagai departemen. Jenis pekerjaan tergantung perusahaan Jepang. Bedanya, durasi waktu cukup lama yaitu satu tahun (dua semester), selama internship, setiap peserta memperoleh “gaji” atau honor kerja paruh waktu, yang besarannya perjam antara 800 yen s.d. 1000 yen (tergantung wilayahnya). Setiap hari bisa kerja paruh waktu 5-6 jam, total perbulan 22 jam. Jadi, sepulangnya dari Jepang, bisa membawa sejumlah uang meskipun tidak besar asalkan selama di Jepang bisa hidup hemat. Sebagai ilustrasi, jika internship di daerah Kyushu/Kansai perbulan bisa menerima sekitar 140.000 yen – 149.000 yen (kurang lebih 16 jt rp – 18 jt rp: rate yen terhadap rupiah Rp. 120,-), dan kalau di daerah Kanto sebesar 165.550 yen – 173.800 yen. Untuk biaya hidup (asuransi, bayar pajak, sewa kamar, air, dan keperluan untuk hidup layak) kurang lebih 66.000 yen s.d. 88.000 yen. Jadi, masih ada saldo. Silahkan hitung sendiri. Nah, saldo ini kalau bisa hidup hemat selama di Jepang, bisa dijadikan modal untuk berwirausaha atau biaya studi lanjut sepulangnya dari Jepang. Untuk program OBIP gaya baru ini yang lebih rinci masih dalam proses, insya Allah dalam waktu dekat bisa diakses di web tersendiri atau berita-berita LPPM UPI. Bukti bahwa program ini “tidak main main”, LPPM telah mengadakan kegiatan Sosialisasi Program Magang dan Internship di Jepang (kerjasama antara UPI dan PT. Infomedia Solusi Humanika (ISH) – salah satu “cucu” perusahaan PT. Telkom) pada tanggal 8 Pebruari 2017. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh ketua Departemen/prodi yang ada di UPI.  Antusias terhadap program ini cukup baik. Hal ini terbukti dengan hadirnya sebagai besar para ketua departemen/prodi di lingkungan UPI, dan munculnya pertanyaan dari para peserta sosialiasi ini. Bahkan saya sendiri diberi kesempatan untuk menjelaskan secara singkat pengalaman ketika menggagas program OBIP dan JBIP. Program OBIP/JBIP gaya baru ini diharapkan bisa berlanjut setiap tahun sebab benefitnya tidak hanya untuk para mahasiwa secara finansial, kepercayaan diri mahasiswa akan meningkat, pengalaman mereka akan bertambah, namun dengan terwujudnya program ini akan menjadi nilai tambah bagi departemen/prodi untuk proses akreditasi, dan semakin berkibarnya bendera departemen/prodi UPI khususnya, dan UPI pada umumnya di kancah internasional. Satu hal yang perlu dijadikan cacatan oleh setiap departemen/prodi adalah memikirkan solusi yang terbaik agar para mahasiswa yang mengikuti program OBIP gaya baru ini bisa disetarakan dengan sejumlah mata kuliah yang mereka tinggalkan di kampusnya, terlebih lebih jika pesertanya ada yang baru menduduki semeter 6 ke bawah. Misalnya tingat 1, 2, atau tingkat 3. Mungkin akan lebih mudah apabila peserta OBIP gaya baru ini diperuntukkan dulu bagi mahasiswa tingkat 4 yang beban kuliahnya tinggal skripsi, KKN, atau PPL. Inilah pekerjaaan rumah masing masing departemen/prodi. (Bumi Siliwangi, 9 Pebruari 2017)  

Sekretaris Eksekutif UPI Lantik Pengurus Probumsil Tahun Bhakti X

$
0
0
Bandung UPI Sekretaris Eksekutif Universitas Pendidikan Indonesia Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. secara resmi  melantik Dewan Pengurus Protokol Bumi Siliwangi Tahun Bhakti X, Jumat, 27/01/2017 di Balariung Soedirman Dodik Bela Negara Kodam III/Siliwangi, Jalan Tangkuban Perahu Nomor 224 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pelantikan diawali dengan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne UPI dilanjutkan tilawah Surat An-Nasr menunjukkan PROBUMSIL sebagai organisasi yang bermaruah agama dan kebangsaan serta pembacaan Catur Dharma sebagai bentuk penanaman nilai “Bersyarikat karena Taat”. Sesuai dengan Keputusan Rektor Nomor 0619/UN40.RI/KM/2017 Sekretaris Eksekutif Universitas mengambil sumpah Pimpinan Protokol Mitra Tama/Ketua, Protma. Sari Suciati (Pend. Tata Boga 2014, FPTK) dan Sekretris Utama PUPt. Leli Febrianti (PLS 2014, FIP), Koordinator Bidang Doktrin PUPt. Alni Fitri Rahayu (PG-PAUD 2014, FIP), Koordinator Bidang  Kesekretariatan PUPt. Niken Eka Oktaviani (MRL 2014, FPIPS), Koordinator Bidang Aset PUPt. Tiara Arfah (Pend. Akuntansi 2015, FPEB) dan Koordinator Bidang Penugasan PUPt. Reni Hoirunisa (Pend. Biologi 2015, FPMIPA). Koordinator Satuan Cibiru Darul Gemah PUPt. Wini Windi (PG-PAUD 2014, Kampus Cibiru), Koordinator Satuan Purwakarta Darul Raharja PUPt. Ratnasari Pertiwi (PGSD 2014, Kampus Purwakarta), Koordinator Satuan Sumedang Darul Larang PUPt. Hiskianta Karo Sekali (PGSD 2014, Kampus Sumedang), Koordinator Satuan Tasikmalaya Darul Resik PUPt. Asri Anna Minawati (PGSD 2014, Kampus Tasikmalaya). Sekretaris Eksekutif Universitas menyampaikan bahwa “PROBUMSIL dalam pelaksanaan tugas sebagai protokol universitas yang berperan penting pada kelancaran dan kehidmatan acara, tak terlepas dari kualitas anggota yakni pengurus PROBUMSIL yang selalu meningkatkan kualitas tugas dengan kegiatan pendidikan dan pembinaan. Selain menjadi organisasi mahasiswa, pencapaian dan pengalaman yang dimiliki oleh setiap anggota PROBUMSIL memiliki nilai positif bagi pengembangan karir”. Hadir bertindak sebagai saksi I Wakil Rektor Bidang Keuangan Sumber Daya dan Administrasi Umum Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. dan saksi II Komandan Dodik Bela Negara Rindam III/ Siliwangi Letkol Inf. Entet Suhara. Dalam Keputusan Rektor Nomor 0619/UN40.RI/KM/2017 ditetapkan pula susunan pembinaan PROBUMSIL. Sekretaris Eksekutif Universitas selaku Pembina Utama berkenaan dengan tugas PROBUMSIL sebagai pelaksana protokol universitas, Penasehat terdiri atas Direktur Direktorat Kemahasiswaan berkenaan dengan kelembagaan UKM dan aktifitas kemahasiswaan serta Kepala Biro Hukum dan Kesekretariatan berkenaan dengan teknis pelaksana protokol universitas, Kepala Kantor Hubungan Masyarakat selaku Pembina Madya berkenaan PROBUMSIL sebagai salah satu citra mahasiswa UPI yang berhubungan langsung dengan berbagai instasi dalam penugasan. PROBUMSIL dalam keseharian dibina oleh Pembina Harian I. Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si. II. Dr. Hj. Yayah Rahyasih, M.Pd. dan III. Kasubag Protokoler Dra. Arciana Damayanti, M.M. Dalam proses pengkaderan dan maruah organisasi PROBUMSIL didampingi Pemantau Kinerja Protokol berasal dari alumni PROBUMSIL terdiri dari Ketua : Puji Nur Firman, S.Pd., M.H. (Sekretaris Unit Penindakan Hukum Badan Kemanan Laut RI), beranggotakan : Ahmad Rifqy Ash Shiddiq, M.Pd. (Dosen STAI Siliwangi), Ilham Jauhari, S.Pd. dan Syifa Nurul Lutfiani, S.Psi. (Protokol KPU RI), Endar Muktar Zaelani, S.Par. (Protokol BUMN PT. Jamkrindo) serta  M. Ba’du Solihin, S.Pd. (Staff Engneering PT. Global Panel Constructions). Upacara diakhiri dengan penyematan tanda jabatan  oleh Sekretaris Eksekutif kepada Mitra Tama dan Sekretaris Utama sebagai awal kepemimpinan Tahun Bhakti X . Upacara Serah Terima Jabatan Mitra Tama Dua hari setelah dilantik oleh Sekretaris Eksekutif Universitas, sebagai bentuk implementasi peralihan kepemimpinan dilaksanakan Upacara Serah Terima Jabatan Mitra Tama Tahun Bhakti IX ke Mitra Tama Tahun Bhakti X dipimpin langsung oleh Ketua Pemantau Kinerja Protokol Bapak Puji Nur Firman, S.Pd., M.H. (Sekretaris Unit Penindakan Hukum Bakamla RI) pada Ahad, 29/01/2017. Upacara diawali dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Jabatan dan penyerahan Kujang Protokol dari Mitra Tama Tahun Bakti IX kepada Mitra Tama Tahun Bakti X. Upacara sartijab dilanjutkan dengan pengucapan janji ketaatan oleh seluruh personel PROBUMSIL sesuai dengan agama masing-masing, seluruh personel PROBUMSIL berjanji akan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjalankan ajarannya, memuliakan Ulama bagi personel beragama Islam dan memuliakan Pendeta bagi personel beragama Protestan/Katolik, mentaati dan menyangi orang tua, mengisi kemerdekaan bangsa dengan studi dan berkarya, mentaati maruah dan hierarki dalam PROBUMSIL. Ketua Pemantau Kinerja Protokol dalam amanat menyampaikan “ketika tiba suatu amanah pada pundak seseorang, maka kalimat yang tepat sesuai ajaran rasulullah ialah Innalillahi wainnailaihi rojiu’un, dengan tafsir sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Amanah adalah pengabdian bukan mata pecaharian, maka menjalankan amanah harus karena Allah SWT, bukan karena untuk gengsi atau gagah-gagahan ingin dipandang. PROBUMSIL adalah organisasi pembentukan watak menuju akhlaqul karimah, sehingga kehidupan akademis dan kemampuan bisa beriringan dalam menyongsong dunia kerja. Alumni PROBUMSIL telah menorehkan beberapa pencapaian diantaranya : Ajudan Kepala LAPAN, Protokol KPU RI, Protokol BUMN, Aparatur Sipil Negara, Sekretaris Pribadi Pejabat Pusat dan Daerah, Guru, Dosen, Penggiat kemanusiaan serta profesi lainnya itu semua karena terbiasa menjalankan amanah dengan baik. Upacara diiringi dengan lagu yang bernuansa patriotik, sunda dan religi menujukan semangat kepatuhan keIndonesiaan sesuai dengan doktrin PROBUMSIL “bersyarikat karena taat”. Upacara yang berjalan dengan sangat khidmat ini. Upacara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan ini terselenggara atas dukungan Pangdam III/ Siliwangi beserta jajarannya, Sekretaris Unit Penindakan Hukum Bakamla RI, Sekretaris Eksekutif Universitas, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Administrasi Umum, Dandodik Bela Negara Rindam III/ Siliwangi, para Direktur UPI Kampus Daerah, Direktur Direktorat Kemahasiswaan, Komandan PUSDIKKUM-AD, Komandan SECAPA AD, Para Pembina PROBUMSIL, dan Protokol Mitra Perguruan Tinggi. Peralihan kepengurusan adalah memberi kesempatan kepada setiap personel untuk mengelola dan memimpin dalam rangka menegakan maruah dan visi  menjaga citra universitas dengan memberi layanan keprotokolan profesional bermaruah agama, bangsa, dan budaya serta bersendikan tri dharma perguruan tinggi. (Asisten Koordinator Penugasan Bidang Publikasi PROBUMSIL)

PPG, Pintu Terakhir Untuk Meningkatkan Kualitas Mutu Guru

$
0
0
Bandung, UPI Menciptakan generasi emas merupakan cita-cita dari bangsa Indonesia, untuk mewujudkan generasi emas tersebut tentunya tidak mudah seperti yang kita bayangkan, butuh kerja keras dari berbagai kalangan sehingga apa yang disebut dengan bonus demografi itu bisa kita capai,” demikian diungkapkan Rektor UPI Prof, H. Furqon, M.A.,Ph.D saat sambutan pembukaan Orientasi Akademik PPG Pasca SM-3T angkatan ke 5 Universitas Pendidikan Indonesia yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Sabtu, (11/2/2017). Menurut Rektor UPI pada tahun 2045, Indonesia genap berusia 100 tahun dimana pada usia tersebut diharapkan bahwa rakyat Indonesia akan dihuni oleh usia produktif, tentunya hal tersebut akan berdampak pada kemajuan Indonesia sebagai negara ke 4 ekonomi terbesar di dunia. “Dari hasil penelitian, bahwa bonus demografi merupakan peluang bagi Indonesia yang jika sumber daya manusianya dimanfaatkan secara baik dari sekarang akan menjadi kekuatan yang luar biasa, sehingga dalam kurun tahun 2035 Indonesia akan menjadi negara peringkat ke 7 ekonomi terbesar dan di tahun 2045 Indonesia naik menjadi peringkat ke 4 sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia”, ungkap Rektor UPI. Dijelaskan Prof. Furqon, fenomena tersebut merupakan momentum yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah harus dikelola dengan baik, agar cita-cita kita terwujud untuk menghasilkan generasi emas. Salah satu yang mempengaruhi untuk mewujudkan generasi emas itu adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan senjata yang ampuh untuk melahirkan generasi emas. Tentunya dalam hal ini peran guru adalah yang utama. “Jika kita ingin mengubah wajah Indonesia menjadi baik, maka tingkatkanlah mutu pendidikan Indonesia dan tanggungjawab mutu pendidikan yang berkualitas ada pada tangan guru”, tegas Prof. Furqon. Lebih lanjut dikatakan Rektor, begitupun dengan siswa, siswa yang memiliki prestasi bagus akan membawa harum nama bangsa ini, dengan adanya siswa yang memiliki semangat belajar yang tinggi merupakan sumbahsih yang besar pula bagi wajah pendidikan Indonesia kedepan.  Oleh karena itu, tugas guru adalah untuk mencerdaskan karakter siswa, baik itu kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual maupun kecerdasan spritualnya. Dikatakan Rektor UPI, PPG adalah pintu gerbang terakhir bagi mutu guru. Oleh karena itu, orientasi ini harus benar-benar bisa mencetak guru yang profesional, dengan demikian setiap peserta yang bersal dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan tersebut harus mampu menguasai 100% materi yang ada pada kurikulum PPG ini. Ia berharap PPG adalah pintu terakhir untuk meningkatkan kualitas mutu guru, karena PPG merupakan kendaraan bagi guru untuk mengubah kualitas mutu pendidikan bangsa Indonesia. Sementara itu, koordinator penyelenggara PPG UPI, Dr. Toto Ruhimat, M.Pd mengatakan program orientasi akademik dalam program PPG Pasca SM3T merupakan bagian integral dari sistem PPG Prajabatan Pasca SM3T. Program ini sebagai wahana penguatan berkaitan dengan aspek nilai, akademik maupun pemahaman awal tentang pendidikan profesi. “PPG ini pun sebagai wahana untuk memperluas wawasan kebangsaan, meningkatkan kemampuan bekerjasama, menumbuhkan kedisiplinan, dan menigkatkan semangat untuk mengikuti program PPG. Serta pengalaman berharga yang diperoleh selama SM3T perlu digali kembali supaya para calon peserta PPG bertambah terdorong untuk mengikuti program PPG”, ujar Dr. Toto Ruhimat. Program orientasi akademik dirancang untuk menghasilkan peserta PPG Pasca SM3T yang memiliki kompetensi utuh, yaitu unggul dan berkarakter, penanaman sikap peka dan peduli pada sesama lingkungan, jiwa disiplin, bekerjasama dan jujur sehingga nantinya diharapkan dapat mewarnai profil lulusan program PPG. Menurut Toto Ruhimat, untuk PPG Pasca SM3T angkatan ke 5 ini, UPI menerima peserta sebanyak 246, namun yang telah terigistrasi administrasi sebanyak 243 yang meliputi bidang ilmu, PGSD 30 orang, Bimbingan Konseling 15 orang, Pendidikan Sosiologi 30 orang, PKN 15 orang, Pendidikan Geografi 18 orang, Pendidikan Bahasa Inggris 20 orang, Pendidikan Matematika 21 orang, Pendidikan Biologi 18 orang, Pendidikan Kimia 12 orang, PJKR 29 orang, Pendidikan Ekonomi 21 orang, dan Pendidikan Tata Busan 14 orang. Dijelaskan Toto Ruhimat, Program orientasi akademik PPG akan dilaksanakan selama tiga hari dan akan dibekali materi berupa, sistem pembelajaran dalam pendidikan profesi, bela negara, motivasi dan kedisiplinan, dan etika profesi. Serta selama mengikuti program PPG, para peserta akan tinggal di asrama, hal ini untuk menumbuhkan kompetensi kehidupan sosial, jadi pendidikan PPG tidak hanya berorientasi pada dimensi akademik saja namun merambah pada dimensi kepribadian dan kehidupan sosial. Perlu diketahui, jika secara akademik mereka lulus, tapi aspek sosialnya jelek, seperti indisipliner, maka mereka tidak akan lulus. (Deny)

Isolapos Wakili Pers Mahasiswa dalam Workshop SEJUK

$
0
0
Bogor, UPI Pers Mahasiswa Isolapos UPI terpilih sebagai 25 Pers Mahasiswa seluruh Indonesia yang diundang dalam Workshop Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), pada 2-5 Februari 2017 di Bogor. Diadakannya Workshop tersebut, merupakan salah satu reaksi atas derasnya arus informasi di media digital kemudian menyodorkan dilema akan tantangan dan ancaman. “Media digital dapat saja disebut sebagai pembawa berkah bagi perkembangan demokrasi, namun di sisi lain juga memantik perdebatan sengit atas batas-batas kebebasan berpendapat, berekspresi dan memperoleh serta menyebarkan informasi. Untuk itulah, Workshop ini diselenggarakan untuk para Pers Mahasiswa yang juga turut berkontribusi dalam penyebaran arus informasi,” ungkap Ahmad Junaidi, Koordinator SEJUK. Selama empat hari, para peserta diajak berdiskusi mengenai isu-isu keberagaman dan minoritas.  Di antara topiknya adalah isu kebebasan beragama, hak asasi manusia, kesetaraan dan keadilan gender, tantangan & peluang media sosial, prinsip-prinsip jurnalisme keberagaman dan feature keberagaman. Selain itu, teknik reportase dan praktik langsung di lapangan mengenai isu mengenai Ahmadiyah dan LGBT juga diberikan. Selain dari penggerak SEJUK, workshop tersebut juga dihadiri oleh berbagai kalangan. Mulai dari Kantor Berita Radio (KBR), perusahaan media, aktivis HAM, Research Center hingga Film Maker EngageMedia yang mengisi pematerian untuk para peserta. Dari 25 Pers Mahasiswa pun, ada yang berasal dari Aceh, Kepulauan Riau, Kendari, Pulau Jawa hingga Ternate. HAM dan Keberagaman Menurut Daniel Awigra, Aktivis Human Rights Working Group (HRWG) menyatakan bahwa dalam keberagaman tidak bisa dilepaskan dari pemahaman mengenai hak asasi manusia. Karena ketika setiap individu telah memahami akan hak asasinya, maka keberagaman akan menjadi sebuah momen untuk saling menghormati. “Setiap individu dilahirkan dengan dibekali sesuatu yang dasar sejak lahir yang jika tidak dipenuhi akan hilang derajat kemanusiaannya, itulah yang dinamakan hak asasi manusia. Kewajiban akan HAM tersebut adalah dengan menghormati hak orang lain sedangkan bagi Pemerintah adalah memberikan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan kepada tercapainya HAM itu kepada warganya,” tuturnya. Awi melanjutkan, agar HAM dapat menciptakan kedamaian dalam isu keberagaman termasuk di media, maka setidaknya terdapat 4 hal yang perlu menjadi perhatian, di antaranya keberagaman yang dikembangkan jangan sampai mengganggu keamanan, ketertiban umum, kesehatan masyarakat, dan moral masyarakat. “Dan di sinilah, peran Pemerintah dan media sangat dibutuhkan,” imbuhnya. “Saya mendapat banyak sekali perspektif baru mengenai isu keberagaman, bahwa di Indonesia ini masih banyak sekali kaum minoritas yang sering mendapat diskriminasi bahkan menjadi korban dari pemberitaan media. Saya juga semakin sadar akan posisi media bagaimana seharusnya ia bersikap dalam isu keberagaman, utamanya sebagai media kampus yang juga harus kritis dan komprehensif menggali berita,” ungkap Nurul Nur Azizah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPI, perwakilan Pers Mahasiswa Isolapos dalam workshop SEJUK Bogor. (NA)

CHMC Gelar Prospek Riding Course & Practice

$
0
0
Bandung, UPI Civics Hukum Motor Community (CHMC) UPI menggelar acara Prospek Riding Course & Practice Jum’at - Sabtu (10-11/02/2017) , di Ruang 1, Lt. IV FPIPS  UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Prospek ini diikuti oleh calon anggota CHMC yang berjumlah 17 orang. Prospek CHMC ini bertemakan "Mewujudkan Anggota CHMC BRAVO (Berani, Religius, Akademisi, Visioner, Organisatoris) yang Cerdas Berlalu Lintas". Diawali dengan menghadirkan pemateri IPDA Kosasih, Kanit Binmas Polsek Sukasari yang menyampaikan pematerian tentang Safety Riding. Pematerian kedua oleh IPTU Agus Suteja, Kanit Lantas Polsek Sukasari tentang Tertib Aturan Lalu Lintas, Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Serta pemberian materi tentang Organisasi CHMC (Organisasi, Sejarah, dan Ekspektasi) oleh Agung Prasetya. Pematerian ini disambut antusias oleh para peserta diklat. Di hari Sabtu para peserta mengikuti pematerian tentang Bikers Motivation dengan pemateri Firman Victory. Setelah mengikuti pematerian, para peserta diajak Prospek Riding dengan jalur mengitari daerah Kota Bandung, Lembang, Subang dan berakhir di Cisarua, Bandung Barat. Ricky Zakaria sebagai Komandan CHMC, berharap calon anggota CHMC dapat senantiasa menjaga tali persaudaraan khususnya di internal CHMC maupun HMCH (Himpunan Mahasiswa Civics Hukum), ataupun dieksternal civitas akademika Departemen Pendidikan Kewarganegaraan. “Untuk anggota CHMC harus bisa membawa nama baik, dengan cara menanamkan nilai edukatif yang  bisa memberikan nilai yang positif bagi calon anggotanya, sehingga regenerasi di CHMC memunculkan anggota yang berguna bagi bangsa” tutur Riki. CHMC Bravo ! (UPP)

Menggagas Kampus Indah, Hijau dan Sensasional

$
0
0

Oleh Ahmad Dahidi

Suatu hari di awal tahun 90 an, saya pernah berkhayal untuk ikut mendukung program UPI (ketika itu masih IKIP Bandung), yaitu ikut serta menciptakan kampus yang hijau dan indah. Tidak sebatas hijau dan indah saja namun mesti sensasional. Terlintaslah dalam benak saya waktu itu, alangkah indahnya apabila disekitar Isola atau di kampus IKIP Bandung tumbuh subur pohon sakura. Ya Sakura,  yang menjadi kebanggaan orang Jepang, dan selalu menjadi daya tarik Jepang ketika ngabibita para wisatawan dalam dan luar negeri untuk bertandang ke Jepang. Impian yang sangat sulit tapi saya yakin sekali suatu ketika bisa diwujudkan namun perlu waktu. Keyakinan itu didasarkan pada karakter orang Jepang yang rajin, tekun, dan tidak mengenal lelah. Bahkan yang saya rasakan mereka itu tidak pernah puas sehingga jiwa inovasi mereka berkembang dengan pesatnya. Dengan sifat dan karakter seperti itu, saya yakin ada orang Jepang atau sekelompok orang yang serius meneliti bunga sakura, lalu menemukan jenis sakura yang bisa tumbuh berbunga dimana saja dengan cuaca ekstrim sekalipun, yaitu sakura yang bisa ditanam tidak hanya tumbuh dan berbunga di daerah subtropis, tapi bisa tumbuh dan berbunga pula di daerah tropis seperti Indonesia. Alasan waktu itu, sulitnya mewujudkan tumbuh subur pohon sakura di kampus disebabkan sifat sakura itu sendiri. Konon, bunga sakura itu baru bisa berbunga apabila tumbuh di daerah yang suhunya cukup dingin, kira kira minimal 10 derajat dalam rentang waktu tertentu. Padahal Indonesia, tentunya termasuk Bandung tidak bisa sampai suhu sedingin itu. Paling dingin 14 derajat. Sangat sedikit di Indonesia yang dimungkinkan bisa mencapai suhu serendah itu. Menurut Mbah Google, daerah di Indonesia yang bisa mencapai 15 derajat siang hari, dan 10 derajat pada malam hari itu adalah Waghete, Kab. Deiyai – Provinsi Papua. Daerah lainnya di Indonesia (termasuk di Bandung) rata rata 20 derajat ke atas. Jadi, sangat mustahil Sakura bisa tumbuh di Indonesia termasuk di Bandung ini. Impian tersebut saya “tidurkan” dalam hati dalam-dalam, suatu saat akan saya “bangunkan” kembali apabila memungkinkan. Meskipun demikian, tahun 90 an, alhamdulillah bisa terlaksana program penghijauan kampus dengan menggandeng Junior Chamber International Osaka (Osaka JC). Pimpinan IKIP Bandung (diwakili oleh Pembantu Rektor III Bapak Prof. Drs. H. Ilyas Purakusumah, tim dari Osaka JC (datang ke kampus IKIP Bandung sebanyak 30 orang Jepang), para mahasiswa Jurusan bahasa Jepang, dan para siswa SD Isola, bersama-sama menanam pohon di kampus IKIP Bandung, tepatnya di tanah kosong dekat bengkel FPTK IKIP Bandung (sekarang menjadi  gedung FPOK UPI). Sebenarnya, waktu itu saya meminta kepada teman teman dari Osaka JC, mungkin tidaknya membawa sebatang pohon sakura untuk ditanam di kampus. Ternyata tidak bisa sebab sifat sakura yang tidak mungkin bisa tumbuh di Indonesia seperti yang sudah saya kemukakan di atas, dan juga prosedur untuk mendatangkan tumbuh-tumbuhan itu perlu waktu dan waktu itu cukup sulit dengan prosedur yang berbelit. Kurang lebih 30 tahun menunggu. Alhamdulillah, seminggu yang lalu saya membaca harian The Daily Jakarta Shimbun yang mengabarkan bahwa sekarang sudah ditemukan jenis sakura yang bisa tumbuh di segala cuaca. Artinya, bisa tumbuh dan berbunga di Bandung. Jenis sakura yang dimaksud adalah jenis Sakura Yoko. Masih dalam berita yang disampaikan dalam The Daily Jakarta Shimbun bahwa di Pasuruan telah diselenggarakan upacara penanaman pohon sakura dilakukan di lingkungan pabrik. Pohon yang ditanam sebanyak 4 buah, langsung didatangkan dari Jepang atas kerjasama Kabupaten Ehime dan pemerintah Jawa Timur. Rencana ke depan akan ditanam juga di lingkungan sekolah Jepang yang ada di Surabaya. Menurut sejarahnya, bunga sakura jenis ini dibawa oleh para guru yang bertugas ketika mendidik para tentara Jepang di medan perang ketika perang dunia kedua berkecamuk. Lalu, bunga sakura jenis ini ditanam sebagai persembahan dan penghormatan bagi para pejuang yang gugur di medan perang. Mereka membawa sakura jenis Yoko ini ke berbagai negara. Untuk mengenang dan menghormati fakta sejarah tersebut, maka sakura jenis ini dikirimkan ke berbagai negara, dan rencananya akan ditanam sebanyak 100.000 pohon. Selanjutnya, diberitakan pula bahwa untuk mendatangkan sakura yang jumlahnya hanya 4 pohon itu tidak begitu mudah. Namun, akhirnya berhasil bisa datang ke Surabaya atas jerih payah Konjen Jepang di Surabaya, Tim Sekolah Jepang di Surabaya, pihak terkait lainnya di pemerintahan Surabaya, dan tentunya uluran tangan Konjen RI di Osaka. Selanjutnya, ada rencana pula akan ditanam sebanyak 50 pohon sakura jenis ini di halaman kantor-kantor pemerintahan Jawa Timur dan di halaman Konjen Jepang yang ada di Surabaya. Upacana penamanam sakura ini dihadiri oleh pihak terkait seperti Konjen Jepang di Surabaya, pemerintah Jawa Timur, dan pihak sekolah Jepang. Diperkiraan bunga yang baru ditanam ini akan berbunga tiga tahun kemudian. Jadi, seandainya perawatannya baik (mudah-mudahan tidak mati), maka diperkirakan akan berbunga tahun 2020.  Konjen Jepang, Mr. Kato menyampaikan bahwa bunga sakura merupakan bunga yang sangat khusus di hati orang-orang Jepang. Ketika bunga sakura berkembang, yaitu pada musim semi, banyak orang asing datang ke Jepang. Kami berharap bunga sakura ini bisa menjadi simbol perekat antar dua negara”, demikian ia sampaikan. Memang benar sekali bahwa bunga sakura bagi orang Jepang merupakan simbol penting, yang kerap kali diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, serta juga merupakan simbol untuk mengeksperesikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal. Yang menarik dari kisah bunga sakura ini adalah wasiat Mr. Takaoka, ketika ia akan menghembuskan nafasnya yang terakhir berwasiat kepada para muridnya demikian, “ Kita akan bertemu lagi di bawah pohon sakura”. Dari kisah sedih dan pilu itulah awal dimulai pengiriman bunga sakura jenis yoko ini ke berbagai negara Asea, Korea dan Cina. Di Indonesia sendiri sudah dimulai tahun 2009, yaitu Indonesia telah disumbang sebanyak 300 pohon dan ditanam di Cibodas – Bogor. Setelah Mr. Taoka tiada, penanaman bunga sakura di berbagai negara ini dilakukan putra sulungnya. Konon, banyak permintaan dari luar negeri seperti Vietnam, dan rencana musim gugur tahun ini akan ditanam di sepanjang perbatasan Cina. Sementara itu, sakura jenis lain ada jenis someiyoshino. Sakura jenis ini, tampaknya sulit tumbuh di iklim tropis. Ciri khas sakura jenis someiyoshino adalah bunganya yang lebih dahulu mekar sebelum daun-daunnya mulai keluar. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan batang pohon yang berada di lokasi yang sama, bunganya mulai mekar secara serentak dan rontok satu per satu pada saat yang hampir bersamaan. Bunga sakura jenis someiyoshino ini hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok. Rontoknya bunga sakura tergantung pada keadaan cuaca dan sering dipercepat oleh hujan lebat dan angin kencang. Menurut The Daily Jakarta Shimbun, Sakura yang ditanam di areal kawasan industri PIER Kab. Pasuruan itu adalah jenis Sakura Yoko. PIER merupakan kawasan industri terbesar yang ada di kabupaten Pasuruan, dan merupakan kawasan industri terbesar ke-2 setelah SIER. Terdapat puluhan perusahaan yang berada di kawasan industri ini, baik perusahaan modal asing (PMA) atau perusahaan lokal. Tujuan utama penanaman sakura ini di komplek kawasan industri ini adalah sebagai persembahan bagi para korban perang. Dalam rangka persembahan itulah, hingga kini sudah ditanam sebanyak 100.000 pohon di berbagai negara. Sakura Yoko ini adalah jenis baru hasil persilangan JSEA yang dapat tumbuh di segala cuaca, baik dingin maupun kemarau. Sepanjang pengetahuan saya, upaya penanaman bunga sakuran jenis yoko ini sudah dilakukan di kawasan wisata Cibodas - Bogor tahun 2009 dan di Karangasem-Bali tahun 2012.  Namun penanaman pohon sakura di dalam kampus, sepanjang pengetahuan saya belum ada yang merintisnya. Kenapa tidak UPI saja mengawalinya. Dengan demikian, suatu saat, UPI akan menjadi kampus yang semakin indah, cantik, harmonisasi perpaduan pohon pohon asli Indonesaia dan pohon sakura menyatu sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi UPI, terutama dalam rangka mewujudkan kampus berwawasan kepariwisataan, insya Allah akan menjadi kampus yang sensasional dalam tata ruang kawasan lingkungannya. Semoga! Dengan adanya fakta bahwa sakura bisa tumbuh dan berbunga di Indonesia, maka bagi saya semakin yakin bahwa di kampus UPI pun sakura bisa tumbuh subur dan berbunga. Saya sendiri berharap sepanjang jalan masuk gerbang utama, lalu sekitar gedung Isola, dan di pinggir bangunan setiap fakultas bisa ditanam pohon sakura ini. Caranya bagaimana? Kita coba merintis dulu kerjasama dengan pemerintah Jepang c.q. Nihon Sakura Kouryuu Kyokai (Japan SAKURA Exchange Association) yang berdomisili di Ehime Jepang. Untuk selanjutnya ihwal ceritera sakura yoko ini, terutama bagi pembaca yang paham bahasa Jepang, silahkan dibaca di  http://www.jakartashimbun.com/free/detail/33524.html atau di http://halojepang.com/politikkerjasama/6014-ehime.

Gubernur Khashib

$
0
0

picture-327-1458557164Oleh:

Karim Suryadi

Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia,

kolumnis Pikiran Rakyat

KEHORMATAN warga kota tergadai oleh perangai pemimpinnya. Martabat kota dan kehormatan warganya dapat terselamatkan oleh pemimpin yang berbudi baik dan berkinerja bagus. Kehormatan warga Mesir misalnya, terselamatkan berkat Gubernur Khashib yang dikenal dermawan, santun, dan mengutamakan kepentingan warga. Seperti dikisahkan Muhammad bin Abdullah bin Bathuthah (dalam "Rihlah Ibnu Bathuthah: Memoar Perjalanan Keliling Dunia di Abad Pertengahan", Pustaka Al-Kautsar, 2009: 47), salah seorang khalifah dari Dinasti Abbasiyah marah kepada penduduk Mesir. Untuk mengejek mereka, diutuslah Khashib (seorang penjaga kamar mandi) untuk menjadi gubernur Mesir. Dalam kalkulasi sang khalifah, warga Mesir akan merasa terhina dan martabat kotanya akan jatuh karena dipimpin oleh seseorang yang minus pengalaman mengurus wilayah, tidak terpelajar dan bukan berasal dari kalangan bangsawan. Namun, kalkulasi khalifah meleset jauh. Alih-alih merasa terhina dipimpin mantan penjaga kamar mandi, warga Mesir bangga memiliki pemimpin yang jujur, santun, dan bertanggung jawab. Khashib memerintah Mesir dengan baik dan namanya harum berkat kedermawanan dan tanggung jawabnya dalam menunaikan tugasnya sebagai Gubernur Mesir. Pengakuan atas keluhuran budinya datang dari mana-mana, termasuk dari keluarga khalifah. Penghormatan terhadap tabiat, kesantuan bahasa, dan keberhasilan Khashib memimpin Mesir terlukis dari kata-kata sang penyair: "Engkaulah Khashib, di sinilah Mesir. Maka berombaklah kalian berdua, karena kalian ibarat laut." Seperti lautan dan ombaknya, begitulah hubungan Gubernur Khashib dan Mesir beserta seluruh warganya. Meski tidak datang dari keluarga penguasa, namun ketika memimpin Mesir, Khashib adalah definisi tentang kesempurnaan seorang gubernur. Keluruhan budi dan ketulusan pengabdiannya telah menutupi kekurangannya dari sisi nasab. Sosok seperti inilah yang dicari dalam setiap perhelatan pemilu. Para pemilih tidak mendamba manusia setengah dewa, tapi sekadar mencari sosok yang dapat dengan tepat mendefinisikan jabatan apa yang ia cari. Sebuah definisi yang tidak hanya dipungut dari literatur, atau terpantul dari ambisi yang menyala-nyala, namun terlahir dari pemahaman mendalam tentang kepercayaan yang harus dijalankan dan dipertanggungjawabkan, siapa yang akan mereka pimpin, lengkap dengan mimpi-mimpi, harapan, dan ketakutannya. Tidak semua warga datang kepada penguasa untuk meminta. Kebanyakan dari mereka hanya menginginkan kesempatan, akses, dan diperlakukan sebagai manusia. Adanya sebuah "ruang" untuk melakukan sesuatu yang diinginkan dan mewujudkan apa yang diimpikan sudah dipandang cukup. Warga percaya kebaikan hidupnya tidak bisa digantungkan kepada penguasa yang hanya membuat kebijakan yang bersifat generik. Bahkan semakin berat impitan ekonomi, mental warga makin tangguh dan mandiri. Mereka sadar betul untuk belajar dari kehidupan yang mengajari kebangkitan, "tujuh jatuh, delapan bangkit". Daya hidup warga terpertahankan oleh kesungguhan mereka mencari "cara" memecahkan masalah, dan menjauhi gaya hidup yang hanya mencari-cari "alasan". Inilah pelajaran genuine yang harus dipungut oleh mereka yang bertugas mengelola urusan publik dari kreativitas warga. Seperti ibu-ibu yang kelimpungan akibat harga cabai rawit yang melangit tidak turut menyalahkan musim atau iklim sebagai alasan cabai rawit langka di pasar, tapi cukup menambah cabai merah keriting, atau mengurangi porsi sambelnya. Penghormatan atas kemandirian dan otonomi relatif warga membawa banyak pemimpin yang arif untuk tidak lagi mengelola hubungan dengan warganya dalam cara-cara orangtua berhubungan dengan anak-anaknya. Jadi, bukan hanya "bergaya Om dan Tante" yang serba boleh yang ditinggalkan, tetapi model kepemimpinan keluarga yang memungkinkan setiap persoalan warga diputus oleh "sang bapak" juga mulai dijauhi. Apalagi kecenderungan "sang Bapak" yang jadi penguasa hanya senang mengajari anak-anaknya memberi hormat sepanjang waktu. Dengan dalih mendidik, ia memaksa anak-anaknya menghadapi kemarahan "sang bapak" dengan senyuman. Berbeda dengan Khashib yang jadi gubernur karena ditunjuk, kini berderet calon yang ingin dipilih jadi gubernur, bupati atau wali kota. Keinginan untuk dipilih inilah yang membuat mereka berusaha menampilkan diri dalam cara-cara yang dikehendaki pemilih. Karena itu, masa kampanye berubah menjadi ruang kepura-puraan. Calon penguasa merendahkan dirinya di hapadah pemilih, namun ketika pemilu berakhir, pemberi suara bisa benar-benar direndahkan. Inilah fragmen yang terus berulang. Munculnya pemimpin berperangai buruk yang berpura-pura baik. Hanya ada satu cara menyudahinya, berhentilah memberi jalan kepada pemimpin yang berperangai buruk namun berpura-pura baik untuk tetap berkuasa.*** sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/kolom/2017/02/13/gubernur-khashib-393423

Tim Bumi Siliwangi UPI Wujudkan “Lets Make The Future” dan siap Ukir Prestasi Lagi

$
0
0
Bandung, UPI Let’s Make The Future, jargon dari event balap mobil hemat energi Shell Eco Marathon ini mungkin sudah terjadi di Indonesia. Setiap tahunnya, Indonesia selalu secara konsisten mengirimkan tim terbanyak pada ajang ini dibandingkan negara lain. Di tangan kreatif para mahasiswa Indonesia, produk berupa mobil hemat energi dapat melaju kencang dan mengukir prestasi dunia, seperti yang diraih Tim Bumi Siliwangi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2016 kemarin saat menjuarai Shell Eco Marathon World Drivers Championship di London. Tahun ini, Tim Bumi Siliwangi siap kembali mengukir prestasi pada ajang Make The Future Shell Eco Marathon Asia yang akan diselenggarakan di Singapura pada tanggal 16 – 19 Maret 2017 mendatang. Make The Future Shell Eco Marathon Asia merupakan ajang tahunan lomba balap mobil irit buatan mahasiswa yang setiap tahunnya dimulai dengan ajang regional. Dalam acara pelepasan Tim Bumi Siliwangi oleh di Halaman Museum Pendidikan Nasional UPI, rektor UPI Prof. H. Furqon, Ph.D., didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik Dan Kemahasiswaan Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., Direktur Pembinaan Kemahasiswaan UPI Dr. H. Mupid Hidayat, M.A., dan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FPTK UPI Dr. Iwa Kuntadi, M.Pd, berharap Tim Bumi Siliwangi dapat tampil maksimal dan dapat kembali membanggakan UPI dan juga Indonesia.  “Tim Bumi Siliwangi dengan unit mobilnya yang mengalami banyak peningkatan harus mampu menjaga karakteristik tim yang kompak, tidak mengeluh dan selalu Tawaddu agar dapat meraih prestasi gemilang di ajang bergengsi ini”. Ujarnya. General Manager External Relation Shell Indonesia, Haviez Gautama dalam sambutannya juga menyampaikan rasa bangga atas prestasi yang sudah banyak diraih Tim Bumi Siliwangi, dan berharap bisa mengulang prestasi yang ditorehkan di London tahun lalu. “Yang memvbanggakan dari Tim Bumi Siliwangi UPI ini adalah ketekunan dan kreatifitasnya yang luar bisa sehingga kami semakin optimis kepada Tim Bumi Siliwangi dalam ajang Make The Future Shell Eco Marathon Asia yang akan mereka ikuti di Singapura”. Tambahnya. (ay)

Urgensi Pendidikan Politik di Indonesia

$
0
0

Oleh Dadan Rizwan

Politik Indonesia dewasa ini seperti sedang mendominasi wacana di media. Layaknya gula yang sedang di kelilingi semut, seperti itulah media yang memberitakan kondisi politik di Indonesia. hampir disetiap stasiun Televisi maupun surat kabar pasti dipenuhi dengan berita-berita politik terkini yang begitu hot. Namun kondisi politik yang terjadi justru saling mempertontonkan perebutan kekuasaan secara tidak sehat. Para penjabat yang memiliki kekuasaan telah melupakan masyarakat. Janji – janji yang dulu di buat justru dilupakan seiring dengan kursi kekuasaan yang telah diperoleh seolah tidak menerima dengan kemenangan dan popularitas sang rival, maka berusaha mencari kesalahan untuk dapat menggulingkan. Saat ini bagi bangsa Indonesia politik merupakan entitas yang kurang disukai, bahkan dibenci. Hal ini dikarenakan prilaku para politikus yang tidak konsisten antara ucapan dan tindakan dilapangan. Politik kita terlalu banyak mempertontonkan konflik bahkan banyak mencampuradukan kepentingan politik dengan isu SARA, sehingga menimbulkan kekerasan  yang menyebabkan banyak rakyat yang menjadi korban, baik secara fisik maupun jiwa. Selain itu banyak politikus yang terjerumus kedalam prilaku-prilaku yang tidak terpuji menyangkut harta negara ( korupsi ), baik ditataran eksekutif, legislatif bahkan yudikatif. Hal ini menyebabkan timbulnya sikap apatisme di masyarakat, sehingga mereka terjatuh kedalam jurang kehidupan yang pragmatis, hedonis, malas, bahkan banyak pula yang dijadikan sebagai masa bayaran untuk menjatuhkan salah satu kubu lawan politik. Padahal sejatinya dalam kehidupan politik memerlukan pemikiran yang cerdas serta kerja keras, bukan hanya asal gilas. Pandangan masyarakat terhadap politik sedemikian negatif. Padahal, politik tidak lah seburuk yang dibayangkan dan dirasakan bangsa Indonesia. Politik hanyalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. sejatinya politik adalah usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Di Eropa setiap guru dan dosen dibekali ilmu politik, sehingga mereka bisa mengajarkan bagaimana mereka bisa membuat keputusan terbaik. Dengan pendidikan politik, maka politik tidak menjadi tumpang tindih. Kesalahan di Indonesia politik masih tumpang tindih dan politik dipegang bukan oleh orang yang bukan bidangnya, sehingga hanya memikirkan keuntungan bukan kesejahteraan. Melihat kompleksitas permasalahan tersebut, maka politik dan pendidikan politik bagi negara dan bangsa Indonesia saat ini sangat strategis dan urgent, karena eksistensi sebuah Negara sangat ditentukan oleh sikap serta kedewasaan politik masyarakatnya. Saat ini diakui atau tidak orientasi politik bangsa Indonesia masih berorientasi ke arah barat khususnya Amerika ataupun negara maju lainya seperti Cina, bangsa kita belum berani dan percaya diri untuk menerapkan budaya politik sendiri. Dalam kaitan pendidikan politik ini, A. Kosasih Djahiri (1995 :18) menyatakan bahwa “Pendidikan politik adalah pendidikan atau bimbingan, pembinaan warga negara suatu negara untuk memahami mencintai dan memiliki rasa keterikatan diri (sense of belonging) yang tinggi terhadap bangsa negara dan seluruh perangkat sistem maupun kelembagaan yang ada”. Sedangkan dalam Inpres No:12 tahun 1982 tentang pendidikan politik generasi muda (1982:2) dijelaskan bahwa: Pada prinsipnya pendidikan politik bagi generasi muda merupakan rangkaian usaha untuk meningkatkan dan memantapkan kesadaran politik dan kenegaraan guna menunjang kelestarian pancasila dan UUD 1945 sebagai budaya politik bangsa. Pendidikan politik juga harus merupakan bagian proses pembaharuan kehidupan politik bangsa Indonesia yang sedang dilakukan dewasa ini dalam rangka usaha menciptakan suatu sistem politik yang benar-benar demokratis, stabil, dinamis, efektif dan efesien. Dengan demikian pendidikan politik berupaya merubah warga negara agar dapat memiliki kesadaran politik,  memahami dan memiliki rasa keterikatan diri yang tinggi terhadap bangsa negara dan seluruh perangkat sistem maupun kelembagaan yang ada. Itu artinya memiliki kesadaran politik berarti memiliki keterpaduan aspek kogitif, afektif dan prikomotor dari individu, sehinga seluruh masyarakat Indonesia baik pemerintah maupun rakyatnya akan memiliki kesadaran dalam berpolitik. Sejumlah peristiwa politik, perilaku elite politik, dan partai politik yang buruk adalah kenyataan politik Indonesia. Ketiga hal tersebut sesungguhnya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung telah mendidik watak politik warga negara menjadi sebuah budaya. Misalnya, partai politik seharusnya membangun sistem politik yang mapan. Namun kenyataannya, partai politik selalu dikaitkan dengan seseorang. Misalnya, PDIP selalu dikaitkan dengan Megawati; GERINDRA dikaitkan dengan Prabowo; dan Partai Demokrat tidak bisa dipisahkan dari SBY, dan sebagainya. Padahal, politik yang dikaitkan dengan seseorang adalah Politik dinasti. Oleh karena itu, urgensi pendidikan politik di Indonesia saat ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi apalagi menunda sampai banyak korban berjatuhan akibat penerapan budaya politik yang tidak sehat. Pendidikan politik harus segera digalakan kembali disetiap lini kehidupan, baik lewat intitusi pemerintah maupun non pemerintah; baik secara formal maupun nonpormal, sehingga permasalahan sosial yang begitu berbahaya seperti berita hoax, manuver politik saling tikam, dan perpecahan akibat issue SARA bisa segera diatasi. Karena ketika pendidikan politik sudah berjalan dan dapat dipahami, maka setiap warganegara Indonesia akan turut membangun masyarakat dan negaranya, yang dilakukan bersama-sama dengan pemerintah. Selain itu, mereka akan aktif dalam usaha mendinamisir dan merenovasi lembaga masyarakat beserta system politiknya maka terciptalah warga negara yang baik dan pintar (good and smart cityzenship). Dan yang terpenting adalah setiap sarana pendidikan politik yang ada, haruslah melaksanakan tuganya dengan baik yaitu mencerdaskan dan memberikan pemahaman kepada mahasiswa dan rakyat secara baik, bukan malah “menyesatkan atau membodohi” rakyat. Selain itu di dalam pelaksanaan pendidikan politik sebaiknya tidak dilakukan secara indoktrinatif. Sebab, dengan sosialisasi secara indoktrinatif akan menghasilkan pribadi yang kaku, fanatik, pandangannya sempit, mentalnya “dungu dan kacau”, sehingga kedepannya nanti perilakunya akan cenderung menentang hati nuraninya sendiri dan realita yang dihadapi, serta akan menentang kehendak dan aspirasi umum. Karena sejatinya politik ini layaknya sebuah pisau. Bila pisau tersebut digunakan oleh ibu rumah tangga untuk memasak maka pisau akanlah sangat bermanfaat dan akan tersedia hidangan yang lezat untuk keluarga. Namun beda cerita bila pisau tersebut digunakan oleh pembunuh. Maka yang terjadi adalah sebuah kesedihan dan kesengsaraan yang terjadi. Begitu pula dengan politik, ia bisa menjadi sebuah alat untuk mencapai sebuah kebahagiaan atau malah menjadi sebuah alat penghancur yang mendatangkan kesengsaraan.

Tabligh Akbar Go Shift Hadir di Masjid Al-Furqon UPI

$
0
0
Bandung, UPI Aktivis Pemuda Hijrah bersama Lembaga Dakwah Kampus Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa (LDK UKDM) UPI menggelar acara Tabligh Akbar Go Shift Pemuda Hijrah pada hari Rabu (15/02/2017) pukul 18.00-20.30 WIB di Masjid Al-Furqon UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Kegiatan yang berjudul “Left Group” akan dibawakan langsung oleh Founder Pemuda Hijrah, Ust. Tengku Hanan Attaki ini merupakan acara rutin yang diselenggarakan oleh aktivis Pemuda Hijrah setiap rabu malam. Dinamakan Go Shift karena tempat kajian ini sering berpindah-pindah dari masjid ke masjid. Masjid yang dikunjungi pun relatif masjid yang besar agar mampu menampung seluruh jamaah yang hadir. Mulai dari Masjid Al-Lathif hingga yang terakhir sampai di Masjid Trans Studio Bandung. Akhirnya, tiba saatnya Go Shift berkunjung di Masjid Al-Furqon UPI, Bandung. Pada pekan ini, Pemuda Hijrah mengangkat fenomena pemuda zaman sekarang terkait social media (socmed) yang dipakai, mulai dari bagaimana sikap kita menggunakan socmed, mengatasi permasalahan mengenai socmed, bahkan hal yang sering terjadi pemuda sekarang suka “baper” karena socmed. Jadi, ayo warga UPI, Bandung dan sekitarnya persiapkan perjalananmu menuju ke Masjid Al-Furqon UPI besok malam. (Afa)

Tempat Parkir Baru Bukti Pembangunan Berkala UPI Kampus Cibiru

$
0
0
Cibiru, UPI UPI Kampus Cibiru beberapa waktu yang lalu telah melakukan perombakan lahan di depan laboratorium TIK, perombakan lahan tersebut sebagai upaya untuk penataan aset yang ada di lingkungan UPI Kampus Cibiru. Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Wakil Direktur UPI Kampus Cibiru, Dr. H. Dede Margo Irianto, M. Pd. Beliau membenarkan bahwa perombakan yang dilakukan saat ini diperuntukkan untuk pengadaan lahan parkir tambahan. Namun lahan parkir tambahan tersebut tidak hanya di khususkan untuk dosen, tetapi juga untuk tenaga kependidikan UPI Kampus Cibiru. Penambahan lahan parkir tersebut dilakukan karena lapang hitam yang biasa dipakai untuk parkir acap kali digunakan untuk upacara dan beberapa kegiatan yang mengharuskan untuk berpindahnya tempat parkir. Lahan parkir tambahan ini bersifat situasional dan kondisional. Artinya lapang hitam yang biasa dipakai untuk parkir, ketika pembangunan lahan parkir tambahan selesai tidak akan sepenuhnya dikosongkan, namun tetap dipakai ketika tidak ada kegiatan di lapang hitam. Apabila volume kendaraan tidak dapat ditampung di lapang hitam, maka lahan parkir tambahan akan dipakai. Mahasiswa pun dapat menggunakan lahan parkir  tersebut dalam kondisi-kondisi tertentu, contohnya ketika lahan parkir yang disediakan di depan Masjid Assakinah penuh. Dana untuk perombakan lahan parkir diperoleh dari dana yang dimiliki UPI Kampus Cibiru serta dana bantuan dari Rektor UPI Bumi Siliwangi. Perombakan lahan parkir ini tercetus karena pada momentum-momentum tertentu UPI Kampus Cibiru membutuhkan lahan parkir tambahan. Dikabarkan pengadaan lahan parkir ini disusul dengan wacana pembukaan Prodi baru di UPI Kampus Cibiru. Namun Wakil Direktur membantahnya. “Saya kira tidak ada kaitannya dengan itu. Sebab pada dasarnya apakah ada Prodi baru ataukah tidak, kita ingin menata tempat, ingin UPI Kampus Cibiru ini makin lama makin nyaman, makin lama makin betah untuk ditinggali, karena itulah dibuat tambahan lapangan parkir baru,” kata Dede Margo Irianto saat ditemui di UPI Kampus Cibiru, Minggu, 12 Februari 2016. Selain perombakan lapang parkir tambahan, wacana pembongkaran gedung lama juga santer terdengar. Namun beliau mengatakan bahwa hal tersebut belum sepenuhnya benar. UPI Kampus Cibiru direncanakan akan menerima dana hibah dari IDB (Islamic Development Bank) yang dananya akan digunakan untuk memodernkan Kampus. Salah satu syarat UPI Kampus Cibiru dapat menerima dana, yaitu dengan cara bangunan-bangunan lama sudah diratakan dengan tanah. Dengan begitu pemberi dana akan melihat bahwasanya ada lahan kosong yang siap dibangun. Tetapi tidak seluruh bangunan di UPI Kampus Cibiru akan dibongkar. Selain gedung akademik dan ruang kuliah B1-B9, sisanya akan dibongkar. Belum ada kepastian kapan pembongkaran akan dilakukan, meski begitu Tim Peninjau sudah terbentuk. Diperkirakan pembongkaran baru akan dilakukan tahun 2018 nanti. Wakil Direktur berharap upaya memodernkan bangunan UPI Kampus Cibiru akan segera terealisasi. Sehingga bangunan UPI Kampus Cibiru layak untuk bangunan Perguruan Tinggi. Mengingat ruang kuliah pun dirasa belum layak karena dulunya merupakan bangunan menengah untuk SPG. Wakil Direktur menghibau untuk seluruh mahasiswa UPI Kampus Cibiru agar tidak mengkhawatirkan perihal perombakan bangunan UPI Kampus Cibiru. Hingga saat ini pihak Kampus UPI Cibiru sedang berusaha mencari solusi agar pembongkaran bangunan tidak mengganggu aktivitas perkuliahan. (Fitri)

Program “Internship” Menggoyang Mahasiswa UPI

$
0
0

Oleh Ahmad Dahidi

Sudah cukup lama orang Indonesia, setidaknya warga sivitas akademika UPI mendambakan bisa menginjakan kakinya di negeri Sakura. Setiap saya bertemu dengan solmet di UPI, lalu ngobrol kesana kemari, pada akhirnya selalu muncul harapan demikian “kapan kita menginjakkan kaki di negeri Oshin, pak Dahidi?”. Sebuah harapan yang gampang-gampang susah. Saya jawab, “Selama kita punya dana, kapan pun bisa ke Jepang (tentunya harus sehat). Jangankan ke Jepang, ke ujung bumi sekali pun kita bisa”. Akan tetapi bukan itu, yang dimaksud solmet saya ini, sebagian besar mengharapkan ada kegiatan akademik baik itu berupa seminar, simposium, kunjungan ke sekolah-sekolah, performance seni dan budaya, workshop, dll. Bahkan, kalau saya sedang santai dengan mahasiswa, kadang guyon demikian, “siapa yang ingin menikah dengan orang Jepang”. Ternyata secara spontan ada juga yang mengangkat tangan, artinya berminat. Terlepas serius atau tidak, artinya tidak menurut kemungkinan diantara mereka ada yang benar-benar berharap bahwa tujuan belajar bahasa Jepang itu, sebenarnya ingin mencari jodoh di Jepang. Jadi, bukan wisata semata. Untuk mengkemas harapan sahabat yang demikian itu, saya memberi judul program “Wisata Pendidikan/Edukasi”. Untuk mengisi kegiatan wisata edukatif ini ada tiga kegiatan yang saya pikirkan, yaitu (1) kunjungan ke sekolah-sekolah Jepang (baik PAUD, TK, SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi); (2) kunjungan ke lembaga pemerintah setempat (minimal setingkat walikota); (3) program homestay (tinggal beberapa hari di rumah orang Jepang); (4) seminar, simposium atau sejenisnya yang syarat dengan kegiatan akademik; (5) wisata kota, yaitu menikmati alam Jepang dan suasana kota di Jepang. Kalau tujuan hanya wisata semata sangat mudah. Kita tinggal minta tolong ke travel perjalanan dan ikut paket wisata mereka yang sudah dikemas sedemikian rupa oleh setiap travel, lalu kita bayar sebesar biaya yang mereka tentukan. Kendalanya “mahal” menurut ukuran solmet saya ini. Mengingat bukan itu tujuan mereka ke Jepang, sehingga perlu dikemas kegiatan yang mencakup kelima kegiatan seperti yang tercantum di atas. Nah, untuk mengkemas program kegiatan yang bisa mencakup kelima kegiatan tersebut di atas tidaklah mudah. Tapi bukan berarti tidak bisa dilaksanakan. Tidak ada yang tidak bisa diwujudkan selama kita “baik hati” dengan orang orang Jepang dan tentunya diperlukan kemampuan “berdiplomasi” yang handal dengan bahasa Jepang. Ini akan lebih mengena dibandingkan dengan menggunakan bahasa Inggris. Menurut hemat saya, Jepang sudah berhasil menggelitik hati orang Asing, dan tentunya orang Indonesia, termasuk juga warga UPI, agar mereka melakukan tawaf di negeri Matahari Terbit. Menurut mbah Google, daya tarik Jepang secara umum adalah wanitanya, alamnya, dan juga karakter orang Jepang itu sendiri. Konon, daya tarik wanita Jepang itu karena mempunyai sifat (1) wanita Jepang adalah pendengar yang baik; (2) ukuran tubuh, yaitu wanita Jepang lebih mungil daripada wanita Barat, bahkan jika dibandingkan dengan rata-rata orang Asia lainnya mereka lebih kurus; (3) Kulit yang kemilau. Menurut beberapa orang asing, wanita Jepang sering dikatakan memiliki kulit yang berkilau walau umurnya telah menua; (4) Tampilan yang eksotis. Kebanyakan orang asing yang melihat wanita Jepang akan merasa seperti “Wah, keren!” atau “Wow seksi!”. Tampaknya hal itu terjadi karena pesona wajah mereka yang imut-imut. (5) Mode. Banyak orang asing yang mengatakan bahwa orang Jepang itu memiliki mode yang telah disempurnakan. Kaitannya dengan daya tarik wanita Jepang, bisa dibaca di  https://japanesestation.com/7-alasan-mengapa-wanita-jepang-begitu-menarik-dilihat-dari-pandangan-orang-asing/. Selain wanitanya, juga laki-lakinya, teknologinya, dan tentunya karakter orang Jepang yang sudah “mengkristal” dipikiran orang orang asing yaitu rajin, tekun, disiplin, tidak pantang menyerah,  ramah, sopan, taat pada peraturan, dan tepat waktu. Itulah gambaran singkat satu sisi alasan orang asing, khususnya orang Indonesia tertarik dengan Jepang. Berikut ini adalah jembatan sirotol mustakim ala LPPM UPI dalam rangka memberikan peluang kepada mahasiswa UPI untuk meraih harapan dan keinginannya bertawafria di negeri Sakura dan bersemedi menuntut ilmu di sejumlah perusahaan atau perguruan tinggi di negeri Matahari Terbit. Chikyujin, ISH, EKKIP-LPPM Menggoyang Mahasiswa Hari ini Selasa, 14 Pebruari 2017 merupakan hari yang cukup berarti dalam hidup saya sebab untuk kesekian kalinya saya dilibatkan pada program peningkatan SDM bangsa ini di Pusat Kajian Pengembangan Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Industri Pariwisata (EKKIP) LPPM UPI, khususnya bagi mahasiswa UPI. “Nah, inilah orangnya cikal bakal penggagas KKN di luar negeri dengan melahirkan program OBIP & JBIP”, kira kira seperti itulah yang saya tangkap sanjungan Sekretaris LPPM UPI, Dr. Yadi Ruyadi, M.Si. Demikian pula, ditambahkan oleh Prof. Suwatno, M.Si yang hadir pula. Jadinya saya merasa tersanjung dan bangga, tapi malu juga sebab program OBIP dan JBIP itu tidak mungkin terwujud kalau tidak ada kerjasama dan pengertian dari pihak terkait di UPI (dari tingkat program studi hingga universitas) dan pihak Jepang baik yang berperan sebagai koordinatornya maupun sejumlah perusahaan Jepang yang bersedia menerima mahasiswa UPI untuk training. Dukungan pimpinan UPI (dalam hal ini Prof. Furqon – ketika beliau menjabat sebagai Warek 1 UPI) yang sering saya ‘ganggu’ sejak gagasan OBIP itu muncul hingga terlaksana, terutama saya harus melaporkan setiap ada perkembangan guna menyamakan persepsi antara UPI dan pihak Jepang. Saya sangat bangga dan tentunya program OBIP dan JBIP itu merupakan goresan tinta emas dalam karier saya sebagai warga UPI yang insya Allah tidak akan terlupakan sepanjang hayat dikandung badan. Sepanjang pengetahuan saya program LPPM UPI yang berhubungan dengan luar negeri, khususnya Jepang sudah cukup banyak dilakukan, namun program yang melibatkan mahasiswa, tampaknya masih kurang. Kalau prediksi saya ini benar berarti LPPM UPI sedang berusaha mengepakkan sayapnya lebih lebar membentang menjelajahi ruang tanpa batas dan memasuki kawah candradimuka internasionalisasi yang lebih luas dan mengglobal. Tentunya untuk mewujudkan program yang mulia ini LPPM tidak bisa sendirian namun mesti menggandeng pihak yang kompeten untuk menopangnya. Salah satu lembaga kredibel dan layak untuk dijadikan “sahabat’ adalah PT. ISH (Infomedia Solusi Humanika) atau dikenal dengan ISH. Seperti dijelaskan di http://ish.co.id/home/about_us bahwa perusahaan ini merupakan anak perusahaan PT Infomedia Nusantara yang didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012, ISH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Human Capital Services. Portofolio bisnis ISH meliputi BPO HR Solution, HR Process, dan HR Learning Solution. Saat ini, ISH telah mampu memberikan solusi layanan pengelolaan SDM terbaik kepada lebih dari 100 perusahaan yang tersebar di 420 kota dan mengelola lebih dari 22.115 karyawan di seluruh Indonesia. Visinya yaitu menjadi pemimpin untuk layanan sumber daya manusia di regional, sedangkan misinya adalah memberikan layanan prima dalam solusi: Business Process Outsourcing HR SolutionPayroll ServicesRecruitmentTraining dan E-Learning Solutions. Kalau dilihat dari tahun lahirnya, memang relatif baru namun SDM yang mengelola perusahaan ini merupakan anak bangsa yang profesional di bidangnya sehingga dalam waktu yang relatif singkat telah mampu mendirikan sejumlah anak cabang menyebar di seluruh pelosok Indonesia. PT. ISH yang saya maksud adalah perusahaan kepercayaan Chikyujin di Indonesia. Chikyujin (One World for All People), yaitu sebuah foundation (General Incorporated Foundation) yang bertujuan membantu orang orang asing dari berbagai negara yang ingin mempelajari teknologi, budaya, adat istiadat, dan hospitality Jepang. Dengan tujuan seperti itu, diharapkan terwujud saling pengertian antara Jepang dan berbagai negara di dunia serta mendidik SDM yang mampu menciptakan saling percaya serta mampu menciptakan perdamaian dunia. Adapun intisari bidang garapannya antara lain kegiatan yang berkaitan dengan penelitian, survey, pelatihan SDM, menyelenggarakan kegiatan akademik seperti seminar, simposium baik di dalam maupun di luar negeri, penyelenggaraan pertukaran seni dan budaya, membantu orang orang asing yang ingin studi lanjut, bekerja, dan training di Jepang. Atau kegiatan lainnya yang relevan sesuai dengan visi dan misi foundation. Yang jelas, Chikyujin ini memiliki jejaring dengan universitas universitas di Jepang untuk menyalurkan pelajar asing ke Jepang. Dengan menggandeng dua lembaga ini (ISH dan Chikyujin), yang secara teknik LPPM UPI hanya berhubungan langsung dengan ISH, maka digulirkanlah rangkaian kegiatan yang sifatnya sosialisasi program. Kegiatan yang berhubungan dengan mahasiswa misalnya, diawali dengan sosialisasi kepada para ketua Departemen/prodi (sudah dilaksanakan pada hari Rabu 8 februari 2017), dan selanjutnya dilakukan sosialisasi langsung kepada para mahasiswa yang berminat pada program yang ditawarkan. Program yang dimaksud yaitu (1) internship, yaitu para mahasiswa akan PKL/training di sejumlah perusahaan di Jepang selama satu tahun; (2) pemagangan (istilah Jepang: jigyousei), lamanya 3 tahun; (3) bekerja (workers); dan (4) studi lanjut. Keempat program tersebut, telah menjadi magnit yang mampu menyedot para mahasiswa untuk datang pada sosialisasi yang dilaksanakan hari Selasa, 14 Peb 2017. Entah program yang mana yang menjadi incaran mereka, yang jelas mahasiswa yang menghadiri sosialisasi diluar perkiraan. Prof. Ratih Hurriyati , MP selaku motor penggerak sosialisasi ini merasa terkejut dan sekaligus puas dengan melihat animo mahasiswa yang demikian tinggi. Ruangan auditorium LPPM penuh sesak baik di lantai satu maupun di lantai dua, bahkan masih banyak mahasiswa yang tidak tertampung. Mereka berdiri di luar ruangan. Diperkirakan mahasiswa yang datang tidak kurang dari 500 orang (tidak termasuk yang berdiri di luar ruangan). Meskipun sosialisasi dilaksanakan siang hari dan waktu siang itu mudah mengundang ngantuk, namun suasana sosialisasi tidak demikian. Para mahasiswa segar bugar dengan raut wajar yang berseri seri, gelak tawa mereka menggelegar menggetarkan ruangan, apalagi dengan adanya kejutan dari salah seorang Tim dari ISH Teguh Setiabasa SE,  memberikan uang tunai sebanyak 20.000 yen dan diberikan kepada dua orang mahasiswa, maka suasana ruangan demikian ramainya. Apalagi acara sosialisasi ini dipandu oleh MC profesional dalam bidangnya Dr. Moch Adieb Soeltan ST, MT  sehingga waktu selama kurang 3 jam, terasa sebentar dan mahasiswa tidak beranjak dari tempat duduknya. Pada acara sosialisasi kali ini, yang hadir dari pihak UPI yaitu Prof. Dr. Suwatno, M.Si, Dr. Yadi Ruyadi, MSi, Prof. Dr. Ratih Hurriyati, MP, Mayasari, SE, MM  dan Sugihartono, M.A., dari pihak ISH Direktur ISH Bapak WS Wibowo MM dan stafnya kurang lebih 8 orang, dan dari pihak Chikyujin sebanyak 7 orang, diantaranya adalah President Chikyujin Seki Akinori, Ph.D. dan wakilnya Iwamoto Shinichi. Usai sosialisasi, LPPM (dalam hal ini saya dan Sugihartono diberi tugas untuk memperkenalkan kampus UPI, dimulai dari gedung FPOK, Lapangan Sepak bola, Kolam renang, FPMIPA, Isola, FIP, Lab. School, Pasacarjana, Poliklinik, FPIPS, FPBS, Gedung Isola, Musium Pendidikan, Masjid Al Furqon, dan FPTK. Tidak ketinggalan kampus daerah juga, yang saya tahu, saya jelaskan kepada para tamu dari Jepang. Sebelum bubar, kami photo bersama di belakang bangunan isola.  (Bumi Siliwangi, 14 Pebruari 2017)

Guru Itu Harus Memiliki Quality

$
0
0
Tasikmalaya, UPI Puluhan santri kelas enam Pondok Pesantren Darussalam Tasikmalaya mengikuti sosialisasi SNMPTN, SBMPTN dan UM UPI 2017 di Aula Pondok Pesantren Darussalam Tasikmalaya Desa Tanjungpura, kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya, Rabu (15/2/2017). Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Tasikmalaya KH. Ahmad Deni Rustandi, M.Ag.,”Kita memang orang kampung namun tidak boleh kampungan. Alumni pesantren harus mampu berbicara di panggung dunia. Didampingi oleh para Ustadz dan Ustadzah Ponpes Darussalam Tasikmalaya, kami menginisiasi kegiatan ini dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga berkualitas, baik dari segi Ilmu Amaliah maupun Amal Ilmiah. Alhamdulillah saat ini kami sudah memperoleh akreditasi A untuk tingkat SMP dan SMA.” Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan sosialisasi ini kami kolaborasikan dengan kegiatan Seminar Sehari dengan tema "Pengembangan Profesionalisme Pendidik" sebagai bagian dari persiapan pengkaderan generasi pendidik, yang tujuannya adalah persemaian guru. Target kami adalah menjadikan para alumni menjadi seorang guru, karena guru adalah pilar bangsa. “Perlu diketahui, kami memiliki 10 misi Pondok di Tahun 2017 yang selaras dengan usia Ponpes Darussalam yaitu 10 tahun. Misi tersebut adalah MARDOTILAH, diartikan sebagai Mutu Pendidikan Berkualitas (Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah); Amal Ibadah Maqbullah; Relavan dengan Perkembangan Zaman; Dedikasi (Pengorbanan dan Perjuangan) dalam Pendidikan Islam; Orientasi Kemaslahatan dan Kebahagiaan Dunia Akhirat; Teknologi Informatika sebagai Media Pembelajaran dan Berbasisi Akhlaqul Karimah; Ikhlas dalam Berilmu dan Beramal; Loyal terhadap Ummat dalam Pembinaan Generasi Rabbani; Amanah terhadap Sistem,  Program yang  terukur dan dapat dipertanggungjawabkan; serta Hidup Berkah Mendapat Ridho Allah SWT dan Bermanfaat bagi Seluruh Ummat,” ungkapnya. Ditegaskannya, kedua kegiatan tersebut merupakan gerbang awal untuk mendukung pengembangan ilmu. Kita sadar, Ponpes Darussalam baru berusia 10 thn, oleh karena itu kita masih berupaya untuk meningkatkan mutu kualitas pendidik dan persiapan kader generasi pendidik. Demi tercapainya hal tersebut kami merasa perlu untuk mengkolaborasikan Kulliyatu-l-Mu'allimin Al-Islamiyah (KMI) atau Sekolah Pendidikan Guru Islam (program pendidikan baru tingkat menengah pertama dan menengah atas) dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), sehingga terjadi keselarasan. “Kami sangat mengharapkan mendapatkan pendidikan di UPI, karena UPI merupakan lembaga pendidikan tinggi yang konsisten dalam mengembangkan ilmu kependidikan secara universal dan tidak parsial. Alumninya pun sudah tidak usah diragukan lagi. Kita merasa bangga terhadap UPI. Diharapkan pula suatu saat kami memiliki MoU dengan UPI. Usaha kami saat ini adalah memberikan insentif bagi ustadz dan ustadzah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Hubungan Eksternal Humas UPI Dr. H. Mubiar Agustin, M. Pd., mengatakan,”Guru itu harus memiliki Quality atau Mutu dan ini tidak boleh diabaikan, kedua harus bisa memberikan Service, guru harus berbicara dengan jelas, gunakan metode SR atau stimulus dan response, karena perilaku akan menular. Dalam pembelajaran, kuncinya adalah guru. Ketiga guru harus memiliki Value atau nilai. Nilai yang baik ada dua, pertama added value dan memorable value. Guru harus memiliki nilai yang tetap terngiang dalam pikiran seseorang ketika mendapatkan pelayanan dari kita. Keempat, guru harus peka terhadap Cleanliness yaitu keadaan bebas dari kotoran.” Lebih lanjut dikatakan, kita harus mampu mengikuti perkembangan jaman dengan mengadopsi pembelajaran abad ke-21, diantaranya dengan melakukan Collaboration yaitu menggunakan prinsip pembelajaran biologi yaitu sikap mutualisme, tapi kita juga harus tegas dan beretika, jurusnya pertama menggunakan physical touching, emotional touching, dan intelektual touching karena pada dasarnya murid itu membutuhkan atensi atau perhatian, positive words, serta bertukar ide dan pandangan. Kedua melakukan pembelajaran yang sifatnya mengandung Creative thinking, kreatif dalam beraktifitas, kreatif dalam bahan, kreatif dalam menghadapi persoalan, dan paling penting  adalah kreatif dalam berfikir. Ketiga, Critical thinking, perlu ada unsur yang menggalakkan pelajar berfikir secara kritis. Keempat, perlu fasih dalam berkomunikasi. (dodiangga)  

Magang di Jepang, EKKIP LPPM UPI Gandeng ISH dan Chikyujin

$
0
0
Bandung, UPI Pusat Kajian Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Industri Pariwisata (EKKIP) – LPPM UPI menggelar Sosialisasi Program Internsip ke Jepang, Selasa, 14 Pebruari 2017 di Auditorium LPPM UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Kepala Pusat Kajian EKKIP, Prof. Dr. Hj. Ratih Hurriyati, MP, mengatakan bahwa program ini berusaha menerapkan pola link and match dalam proses belajar mengajar, selain itu program ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk beradaptasi dam pelakukan pekerjaan nyata dalam perusahaan. Dijelaskan, magang kerja atau internship merupakan mata kuliah yang dapat dipilih mahasiswa sebagai kelengkapan 144 SKS yang harus ditempuh dalam mendapatkan gelar sarjana atau sarjana pendidikan, program magang kerja atau internship atau in the job training adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di lapangan, yang langsung berhadapan dengan kondisi nyata yang nantinya akan dihadapi pada saat mahasiswa menyelesaikan studi, program Internship menerapkan konsep link and match antara dunia pendidikan dengan dunia industri, program ini relevan dengan tujuan pendidikan karena mengintegrasikan antara dunia nyata dan dunia pendidikan melalaui interaksi antara mahasiswa dengan pelaku dunia usaha. Dikatakan Kapus EKKIP, program internship ini dilaksanakan dengan pertimbangan masih banyaknya lulusan S1 yang belum siap bekerja karena kesulitan dalam mengahadapi dunia kerja yang berbeda dengan dunia pendidikan yang selama ini telah dijalankan oleh para mahasiswa selama kurang lebih empat tahun atau delapan semester. selain itu masih terdapat expectation gap antara dunia kerja nyata dalam perusahaan dengan dunia pendidikan yang terkait dengan rumor bahwa praktek dalam dunia kerja tidak sesuai dengan teori yang diberikan selama masa perkuliahan. Kepala Pusat EKKIP dalam menjalankan program ini mengandeng PT. Infomedia Solusi Humanika atau dikenal dengan ISH. Seperti dijelaskan di http://ish.co.id/home/about_us bahwa perusahaan ini merupakan anak perusahaan PT Infomedia Nusantara yang didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012, ISH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Human Capital Services. Portofolio bisnis ISH meliputi BPO HR Solution, HR Process, dan HR Learning Solution. Saat ini, ISH telah mampu memberikan solusi layanan pengelolaan SDM terbaik kepada lebih dari 100 perusahaan yang tersebar di 420 kota dan mengelola lebih dari 22.115 karyawan di seluruh Indonesia. Visinya yaitu menjadi pemimpin untuk layanan sumber daya manusia di regional, sedangkan misinya adalah memberikan layanan prima dalam solusi: Business Process Outsourcing HR Solution, Payroll services Recruitmen Training and E learning Solutions. Apabila dilihat dari tahun lahirnya 2012  ISH merupakan cucu perusahann TELKOM, tbk ini  memang relatif baru,  namun SDM yang mengelola perusahaan ini merupakan anak bangsa yang profesional di bidangnya sehingga dalam waktu yang relatif singkat telah mampu mendirikan sejumlah anak cabang menyebar di seluruh pelosok Indonesia. Selain PT. ISH, Kapus EKKIP – LPPM UPI mengandeng pula Chikyujin sebagai salah satu perusahaan jepang Chikyujin (One World for All People), yaitu sebuah foundation (General Incorporated Foundation) yang bertujuan membantu orang orang asing dari berbagai negara khususnya negara negara ASEAN dan ASIA yang ingin mempelajari teknologi, budaya, adat istiadat, dan industri pariwisata Jepang. Dengan tujuan seperti itu, diharapkan terwujud saling pengertian antara Jepang dan berbagai negara di dunia serta mendidik SDM yang mampu menciptakan saling percaya serta mampu menciptakan perdamaian dunia. Adapun intisari bidang garapannya antara lain kegiatan yang berkaitan dengan penelitian, survey, pelatihan SDM, menyelenggarakan kegiatan akademik seperti seminar, simposium baik di dalam maupun di luar negeri, penyelenggaraan pertukaran seni dan budaya, membantu orang orang asing yang ingin studi lanjut, bekerja, dan training di Jepang. Atau kegiatan lainnya yang relevan sesuai dengan visi dan misi foundation. Yang jelas, Chikyujin ini memiliki jejaring dengan universitas universitas terbaik di Jepang untuk menyalurkan pelajar asing ke Jepang. Dengan menggandeng dua lembaga ini ISH dan Chikyujin, yang secara teknik Kapus EKKIP- LPPM UPI hanya berhubungan langsung dengan ISH, maka digulirkanlah rangkaian kegiatan berupa sosialisasi program. Kegiatan yang berhubungan dengan mahasiswa misalnya, diawali dengan sosialisasi kepada para ketua Departemen/prodi (sudah dilaksanakan pada hari.rabu 8 Februari 2017 yang diikuti oleh 35 Kaprodi di UPI, dan selanjutnya dilakukan sosialisasi langsung kepada para mahasiswa yang berminat pada program yang ditawarkan. Program yang dimaksud yaitu (1) internship, yaitu para mahasiswa akan PKL/training di sejumlah perusahaan di Jepang selama satu tahun; (2) pemagangan (istilah Jepang: jigyousei), lamanya 3 tahun; (3) bekerja (workers); dan (4) studi lanjut. Keempat program tersebut, telah menjadi magnit yang mampu menyedot para mahasiswa untuk datang pada sosialisasi yang dilaksanakan hari Selasa, 14 Peb 2017. Entah program yang mana yang menjadi incaran mereka, yang jelas mahasiswa yang menghadiri sosialisasi diluar perkiraan. Prof. Ratih Hurriyati, M.P. selaku motor penggerak sosialisasi ini merasa terkejut dan sekaligus puas dengan melihat animo mahasiswa yang demikian tinggi. Ruangan auditorium LPPM penuh sesak baik di lantai satu maupun di lantai dua, bahkan masih banyak mahasiswa yang tidak tertampung. Mereka berdiri di luar ruangan. Diperkirakan mahasiswa yang datang tidak kurang dari 500 orang (tidak termasuk yang berdiri di luar ruangan). Meskipun sosialisasi dilaksanakan siang hari dan waktu siang itu mudah mengundang ngantuk, namun suasana sosialisasi tidak demikian. Para mahasiswa segar bugar dengan raut wajar yang berseri seri, gelak tawa mereka menggelegar menggetarkan ruangan, apalagi dengan adanya kejutan dari salah seorang Tim dari ISH Teguh Setiabasa, SE. memberikan uang tunai sebanyak 20.000 yen dan diberikan kepada dua orang mahasiswa, dan akan diberangkatkan ke Jepang Gratis untuk pelemenery survey kegiatan magang di jepang maka suasana ruangan menjadi semakin meriah. Apalagi acara sosialisasi ini dipandu oleh MC profesional Dr. Moch Adieb Sultan, ST, MT. sehingga waktu selama kurang 3 jam, terasa sebentar dan mahasiswa tidak beranjak dari tempat duduknya. Pada acara sosialisasi kali ini, yang hadir dari pihak UPI yaitu Prof. Suwatno, Dr. Yadi, Prof. Ratih, Dr. Mayasari, dan Sugihartono, M.A., dari pihak ISH Direktur ISH WS Wibowo dan stafnya kurang lebih 8 orang, dan dari pihak Chikyujin sebanyak 7 orang, diantaranya adalah President Chikyujin itu sendiri Bapak Seki Akinori, Ph.D. dan wakilnya Iwamoto Shinichi. (DN)

Unila dan UPI Bahas Implementasi Kurikulum KKNI

$
0
0
Bandung, UPI Universitas Pendidikan menerima kunjungan dari Univesitas Lampung dalam rangka Penyempurnaan dan Implementasi Kurikulum Perguruan Tinggi berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI) yang menuju ke arah Research University di Ruang Rapat Gd. University Center Lt. 3 Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229, Bandung. Selasa (14/02/2017). Unila diwakili oleh 15 orang termasuk Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. Selain tamu dari Unila turut hadir pula Wakil Rektor UPI Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. H. Asep Kadarohman, M.Si., Direktur Direktorat Akademik, Dr. Dadang Anshori, M.Si serta para Wakil Dekan. Prof. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., mengungkapkan  kedatangan kami terkait dengan perubahan paradigma Unila yang menjadi kesepakatan seluruh pimpinan, bahwa kedepan arah pengembangan Unila itu ingin diwujudkan sebagai Universitas Penelitian atau Research University. Pertimbangannya karena Lampung itu adalah daerah penyangga pulau Sumatera yang memiliki karakter masyarakat yang sangat majemuk, kemudian memiliki komoditi pertanian yang beragam. “Kalo misalkan kami tetap bertahan dengan Teaching University maka gerak kami dalam kontribusi pembangunan daerah dan nasional sangat terbatas. Oleh karena itu, pimpinan Unila telah bertekad hati untuk menjadikan Unila menjadi Research University. Salah satu kebijakan yang sudah dilaksanakan yaitu akselerasi publikasi internasional. Ada satu hal yang kami sadari yaitu kami ingin mengintegrasikan antara mempertahankan kualitas pembelajaran dan mempercepat publikasi. Bahkan bukan hanya publikasi namun sampai juga ke hilir riset-riset yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik Unila. Prof. Bujang juga mengatakan “Ternyata setelah dievaluasi masih jomplang beban dosen perihal penelitian dan riset. Hasil dari evaluasi ternyata kurikulum kita harus direkonstruksi karena banyaknya beban mengajar tapi sedikit di sks. Oleh karena itu, kita melihat beberapa perguruan tinggi mengarah kesitu sehingga kita ingin menimba pengalaman serta bagaimana membangun kurikulum yang berintegrasi dalam hal publikasi internasional termasuk pengelolaan MKU”. UPI pun sedang mengarah ke perubahan dari Teaching University menjadi Research University, namun dalam konteks UPI yang lebih konsen dalam bidang pendidikan, maka pendidikan menjadi spesifik subjek. UPI sangat bekerja keras mengenai hal itu untuk menunjukan keunggulan dalam bidang pendidikan. Namun demikian tidak berarti riset diluar bidang pendidikan itu tidak dikembangkan dengan baik. Di UPI sedikit berbeda dengan universitas lainnya, karena setiap fakultas menggunakan kata pendidikan sebagai contoh Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. Di dalam fakultas itu ada departemen yang menggunakan kata pendidikan, lalu dibawah departemen ada prodi yang nantinya menghasilkan lulusan dalam bidang pendidikan dan ada prodi yang non pendidikan. Dalam kesempatan yang sama Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Asep Kadarohman, M.Si juga mengatakan “UPI juga telah menggunakan sistem evaluasi perkuliahan yang dilaksanakan pada saat akhir semester untuk memberikan nilai kepada dosen dengan menggunakan angket yang dibuat oleh seluruh mahasiswa. Karena mahasiswa saat ini sangat objektif dalam segi penilaian. Sehingga untuk saat ini setiap akhir semester, dosen mendapatkan rapot penilaian kinerja untuk mengevaluasi bagaimana proses yang dilakukan dosen tersebut”. Dr. Rudi Susilana, M.Si Sebagai Kepala Divisi Kurikulum dan Pengembangan Program Pendidikan UPI menyampaikan “Terkait dengan perkembangan kurikulum UPI, kita masih menggunakan pedoman yang ditetapkan Senat Akademik pada tahun 2014 dan rencananya 2018 akan dilaksanakan beberapa perubahan, yang sekarang sudah dilakukan perubahannya yaitu piloting berdasarkan hibah dari Dikti pada LPTK dalam bidang kurikulum dan pembelajaran, dan telah terbagi ke dalam lima prodi yang sedang melakukan program piloting. Kita menggunkan acuan dari kurikulum pendidikan tinggi dan kurikulum pendidikan guru”. Tidak semua prodi memiliki asosiasi perkumpulan program studi. Sehingga hanya beberapa prodi yang telah disepakati dan didaftarkan ke Dikti terkait dengan pengembangan kurikulum. Lalu terkait dengan program perkembangan rencana pembelajaranya, UPI sudah menggunakan rencana pembelajaran semester dan itu sudah dilakukan sosialisasi pada tahun 2016. Bahkan untuk program piloting seluruh prodi yang teraftar sudah menyusun revisi silabus ke RPS. ujar Dr. Rudi Susilana. UPI pada tahun 2017 ini masuk dalam kluster mandiri dalam tingkatan penelitian di Dikti dan dampak dari hal itu adalah bertambahnya dana hibah penelitian. Komitmen pimpinan universitas untuk penelitian ini sangat besar, karena produk dari penelitian ini menjadi modal untuk banyak hal.  (Rija)

LPTK dan Asosiasi Profesi Sepakat Lanjutkan Program USAID PRIORITAS

$
0
0
Bandung, UPI Menjelang berakhir program pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia yang didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Jawa Barat berkomitmen melanjutkan praktik baik yang selama lima tahun telah dikembangkan oleh USAID PRIORITAS. UPI, UIN Bandung, dan LPTK konsorsiumnya menyatakan komitmen kuat untuk merawat serba praktik baik dampak program. Terlebih lagi, sekolah binaan UPI dan UIN juga menghendaki LPTK pembinanya untuk terus menjalin kolaborasi dengan pihak sekolah guna memelihara dan menyebarluaskan praktik baik tersebut. Demikian komitmen yang mengemuka pada pertemuan LPTK mitra USAID PRIORITAS di Hotel Holiday Inn Bandung, Selasa (14/2/2017). Hadir pada kesempatan ini tidak kurang dari  110 peserta dari unsur pimpinan perguruan tinggi mitra dan konsorsiumnya (UPI, UIN, Unpas, Uninus, STIE Siliwangi, dan IAID Ciamis), kepala sekolah dan guru dari sekolah mitra/lab LPTK, beserta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kemenag Kota Bandung. Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID) dan didesain untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas di Indonesia. USAID PRIORITAS adalah bagian dari program kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat. Program ini telah diterapkan di sembilan provinsi daintaranya Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat. “Para dosen yang telah dilatih USAID, yang selama ini telah menjadi fasilitator pelatihan program USAID, merupakan aset penting yang memiliki potensi untuk menjamin sustainabilitas program USAID di LPTK. Tim fasilitator ini merupakan modal dan tenaga potensial bagi UPI untuk terus melakukan upaya revitalisasi LPTK,” ujar Rektor UPI Prof. Furqon, Ph.D, saat memberikan tanggapan atas presentasi dosen UPI E. Kosasih dan guru SDN Sukarasa 3-4 Bandung Lilis Widiawati yang mempertunjukkan praktik baik perkuliahan, pembelajaran, dan pengembangan literasi di pergguruan tinggi dan sekolah. Prof. Furqon mengatakan, model-model yang dikembangkan USAID PRIORITAS ini bukan hanya perlu dipelihara tapi lebih dari itu perlu disebarluaskan untuk apa yang ia sebut sebagai upaya reformasi dan revitalisasi LPTK yang tengah dilakukan di kampusnya. Sementara itu, Rektor UIN Bandung Prof. Dr. Mahmud, M.Si melihat peluang untuk menjamin keberlanjutan praktik baik warisan program USAID terletak pada assosiasi profesi pendidikan yang ada di kampus UIN. “Kedepan, kami akan mengoptimalkan asosiasi sarjana pendidikan Islam yang ada di kampus ini. Asosiasi-asosiasi inilah yang akan menindaklanjuti pengembangan sumberdaya pendidik dan tenaga kependidikan sesuai model yang dikembangkan oleh USAID,” tegasnya. Prof. Mahmud juga menyebut kampusnya dan kampus-kampus LPTK lain perlu meniru USAID yang membangun kemitraan antara LPTK dan sekolah. Dr. Aan Hasanah, M.Ed, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Bandung, menyebut keberhasilan guru di sebuah sekolah mencerminkan keberhasilan LPTK dalam merancang dan menjalankan proses pendidikan dalam menyiapkan calon guru. Begitupun sebaliknya, ketidakberhasilan guru memfasilitasi proses pembelajaran merupakan bukti konkret ketidakberhasilan LPTK dalam program-programnya. “Untuk itu, kemitraan antara LPTK dengan sekolah merupakan suatu keniscayaan yang selalu membawa manfaat timbal-balik, bagi LPTK dan sekolah sekaligus,” tutur Aan. Keuntuangan mutualisme simbiotik dalam kemitraan LPTK-sekolah seperti itu juga ditegaskan oleh Ani Sumiani, guru MTs Negeri 2 Kota Bandung, saat tampil berbagi pengalaman praktik baik pembelajaran pada pertemuan ini. Mohamad Ilham Argiansyah, mahasiswa FTK UIN Bandung, berbagi pengalamannya saat ia mengikuti proses perkuliahan dan saat melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di madrasah. Menurut Ilham, proses perkuliahan yang sangat praktis dan melibatkan partisipasi aktif mahasiswa itu telah memudahkan dirinya dalam melaksanakan PPL. “Bagi saya, dosen itu telah menjadi model bagi saya dalam memfasilitasi proses pembelajaran di madrasah. Perkuliahan itu sendiri merupakan contoh praktis proses pembelajaran kontekstual yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan,” katanya. Sebelumnya, Dosen IPA FTK UIN Yudi Dirgantara tampil berbagi praktik baik perkuliahan sejalan dengan pendekatan USAID. “Begitu pulang dari Medan setelah mengikuti pelatihan untuk pelatih (TOT), saya langsung waktu itu menerapkan model perkuliahan USAID sebelum saya melatih dosen-dosen lain,” ujar Yudi mengenang antusiasmenya empat tahun lalu. Menurut Yudi, waktu itu para mahasiswanya tampak antusias dan puas mengikut proses perkuliahan. Direktur USAID PRIORITAS Stuart Weston mengatakan, kerjasama USAID PRIORITAS dengan LPTK sudah berjalan dengan sangat baik. Dampak program yang terjadi di LPTK dan sekolah mitra berupa praktik baik dalam perkuliahan dan pembelajaran menunjukkan hasil kerjasama yang baik. “Para dosen dan guru telah merekam praktik baik tersebut dalam buku praktik baik LPTK yang kamit terbitkan awal bulan ini. Kami berharap, praktik baik di LPTK dan sekolah itu kiranya dapat dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut oleh LPTK dan sekolah,” katanya. Stuart juga yakin, pertemuan ini merupakan kesempatan yang baik untuk mempersamakan persepsi dan menyusun strategi keberlanjutan program USAID PRIORITAS yang akan segera berakhir. Di akhir pertemuan, para peserta dari enam LPTK dan delapan belas sekolah mitranya, yakni 12 SD/MI dan 6 SMP/MTs yang berada di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, itu kemudian melakukan diskusi merancang kegiatan untuk keberlanjutan program USAID PRIORITAS. Pembahasan terutama difokuskan pada penguatan kemitraan antara LPTK dan sekolah dalam meneruskan berbagai praktik baik pembelajaran, manajemen, dan budaya literasi sehingga kedua belah pihak memetik manfaat imbal-balik. (DS)

Rektor UPI Dapat Penghargaan Honorarys Police

$
0
0
Bandung, UPI Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. H. Furqon, Ph.D., mendapat penghargaan Honorarys Police dari Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat, atas kerjasama dan partisipasinya dalam membantu tugas kepolisian di bidang pendidikan di lingkungan kampus dan masyarakat guna mewujudkan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif di wilayah Polda Jabar, Jumat (17/2/2017). Piagam tersebut diberikan oleh Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan di Mapolda Jabar Jalan Soekarno Hatta Nomor 748 Bandung. Penerima penghargaan diberikan medali dan disematkan pin lencana Honorarys Police Polda Jabar, dengan demikian Rektor UPI merupakan anggota kehormatan polisi. Kapolda mengatakan,”Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tengah mencari figur untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dalam mencari figur ternyata tidak harus ke luar negeri, tetapi di hadapan kita sudah hadir. Jabar memiliki banyak tokoh dan figur yang bisa diteladani.” Lebih lanjut dijelaskan, pemilihan tokoh dan figur ini berdasarkan usulan yang kemudian dipilih melalui rapat tim khusus. Hasilnya, terpilihlah 16 tokoh yang telah berjasa di bidangnya masing-masing. Sebagai warga sunda, diharapkan menjadi Ki Sunda yang Nyunda, yang beragama dan berbudaya. Bahwa kita sejak dari dulu telah sadar untuk menjaga keutuhan bangsa. Figur ini diharapkan menjadi panutan bagi semua warga masyarakat. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Rektor UPI Prof. H. Furqon, Ph.D., mengatakan,”Ini merupakan upaya yang bagus untuk membantu tugas kepolisian dalam rangka menciptakan masyarakat yang lebih rapih, lebih tertib, dan lebih taat pada peraturan sehingga membawa masyarakat hidup lebih aman menuju cita-cita bersama.” Bagi UPI, ini adalah salah satu penghargaan tentang kontribusi dalam membangun masyarakat yang mencintai negara dan membangun NKRI yang cinta tanah air dan siap menjaga tanah air. “Hubungan UPI dengan Polri sudah memiliki rekam jejak yang positif sejak lama. Kita mempunyai nota kesepahaman terkait pengembangan pendidikan. Kita juga pernah mendapatkan perhargaan yang sama dari Kapolri, oleh karena itu kita akan berusaha mendukung langkah-langkah Kepolisian dalam bidang pendidikan untuk menjadikan masyarakat yang kuat di masa datang serta membangun masyarakat yang sejajar dengan bangsa lain,” jelasnya. (dodiangga)    

Direktur UPI Kampus Serang Berikan Penghargaan Apresiasi Kinerja

$
0
0
Serang, UPI Direktur UPI Kampus Serang, Drs. H. Herli Salim, M.Ed.,Ph.D. memberikan penghargaan kepada dua orang tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan UPI Kampus Serang. Penghargaan tersebut diumumkan oleh Direktur UPI Kampus Serang saat kegiatan Upacara Kesadaran Nasional, di Lapangan UPI Kampus Serang kemarin. Jum’at (17/2/2017). Penghargaan kepada tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan itu diberikan kepada Dosen dan Pegawai UPI Kampus Serang atas prestasi kinerja terbaik. Dosen dengan kinerja terbaik diraih oleh Yulianti Fitriani, S.Pd., M.Sn. dan untuk penghargaan pegawai UPI Kampus Serang dengan kinerja terbaik diberikan kepada Maman. Drs. H. Herli Salim, M.Ed., Ph.D. menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan penghargaan langsung dari Rektor UPI. Adapun maksud dari pemberian penghargaan ini untuk meningkatkan kinerja dosen dan pegawai. “Maksud untuk meningkatkan kinerja dosen dan pegawai, seleksi dari check roll kehadiran, partisipasi, dan dedikasi pada atasan, rektor yang beri penghargaan dan uang kadeudeuh”, kata Drs. H. Herli Salim, M.Ed., Ph.D. Direktur UPI Kampus Serang juga mengemukakan pemantauan kinerja dosen dan pegawai dilakukan secara seimbang. Artinya, selain memberikan penghargaan kepada yang berprestasi atau menunjukkan kinerja terbaik. Ia juga memberikan pembinaan bagi yang kurang menunjukkan kinerja yang kurang baik. Dilain kesempatan, Yulianti Fitriani, S.Pd., M.Sn. menyampaikan bahwa awalnya beliau kaget akan informasi yang disampaikan oleh Direktur berkenaan dengan penghargaan ini. Bahkan beliau sampai melakukan crosscheck langsung kepada Direktur, perihal poin-poin apa saja yang menjadi kriteria dalam menentukan peraih penghargaan tersebut. Selanjutnya, Yulianti Fitriani, S.Pd., M.Sn. mengungkapkan bahwa penghargaan ini harus mampu menjadi langkah evaluatif yang mampu dipertahankan bahkan semakin ditingkatkan. “First of all, penghargaan ini harus menjadi langkah evaluatif yang mampu dipertahankan bahkan ditingkatkan agar mampu berkontribusi positif untuk memajukan kualitas diri sendiri maupun kampus menuju kualitas pendidikan yang menjadi harapan bersama.”, kata Yulianti Fitriani, S.Pd., M.Sn. “Bagi adik-adik mahasiswa mungkin ini dapat di apresiasi sebagai nilai keteladanan yang mendidik supaya terus bersemangat untuk belajar tanpa henti. Long life education tea..” tambah Yulianti Fitriani, S.Pd., M.Sn. (hb/medikus)

Pesona Origami

$
0
0

Oleh Ahmad Dahidi

Siapa yang tidak kenal dengan origami. Kata ini dibentuk dari dua kata, ori berarti "lipat", dan kami yang berarti "kertas" merupakan sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus. Konon seni melipat kertas ini mulai diperkenalkan pada abad pertama di Cina pada 105 A.D. oleh seorang Cina yang bernama Ts'ai Lun (Wikipedia). Jadi, usia seni origami ini sudah sangat tua. Biasanya hasil karya origami itu berupa reflika biantang atau tumbuhan, bahkan banyak juga menghasilkan bentuk-bentuk yang berkaitan dengan alat-alat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Awal lahirnya seni ini, seni lipatannya tidak begitu rumit, namun seiring dengan perkembangan zaman dan kemampuan manusia, terutama para penggemarnya berinovasi, maka karya yang dihasilkan dalam  seni origami ini sangat rumit dan sangat beragam. Selain itu, awal lahirnya seni ini masih terbatas pada seni melipat kertas dengan tidak menggunakan alat seperti gunting. Banyaknya kerta yang digunakan hanya satu lembar. Namun sekarang tidak demikian. Selain kerta itu sendiri, sering digunakan gunting dan benda lainnya sesuai dengan bentuk karya yang ingin dihasilkannya. Kalau kita cermati hasil karya yang disajikan pada pameran, tidak akan menyangka bahwa karya yang tersaji itu dibuat dari kertas. Bahkan ada pula karya yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah kertas, lalu dibuat karya-karya yang keren dan mempesona bagi mereka yang melihatnya. Setidaknya saya sendiri merasa kagum dan salut atas ketekunan dan ketelitian mereka dalam melipat kertas ini sehingga menjadi karya yang mempesona dan mempunyai nilai seni yang tinggi. Wajar saja kalau dibalik karya seni itu bisa menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Yang paling banyak dihasilkan dari seni ini adalah burung (tsuru), dan karya berbentuk bola. Menurut Wikipedia, origami yang ada di Jepang saat ini adalah seni origami orijinalitas seni melipat Jepang. Salah satu bukti bahwa seni ini berasal dari Jepang adalah istilah origami itu sendiri sudah mendunia. Itu ciri bahwa seni ini berasal dari Jepang. Memang, sudah banyak komunitas yang mendalami dan mengembangkan seni ini. Salah satunya adalah Komunitas Origami Indonesia yang sudah menyelenggarakan pameran dan seminar di Indonesia. Pertama di ITS Surabaya dan kedua di kampus UPI. Dalam dua hari ini (Sabtu dan Minggu, 18 & 19 Pebruari 2017) sedang berlangsung pameran seni origami di gedung FPBS UPI. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama UPI (dalam hal ini Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI bersama perkumpulan origami mengadakan konvensi origami Indonesia, dengan rincian kegiatan sebagai berikut. Hari pertama (Sabtu, 18 Pebruari) adalah workshop origami untuk guru paud/TK/kebutuhan khusus dan hari kedua (Minggu 19 Pebruari) workshop origami untuk guru bahasa Jepang dan mahasiswa. Adapun para pembicaranya adalah pakar origami dari Singapura dan Indonesia. Khusus untuk workshop ini ada kelas konvensi dari kelas dasar hingga terampil. Bersamaan dengan itu, diselenggarakan pula pameran dan exhibition, untuk umum (gratis).
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live