Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live

Sound of Game’Land : Kolaborasikan Musik Gamelan

$
0
0
Bandung, UPI Mahasiswa Departemen Pendidikan Seni Musik Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) UPI akan menyelenggarakan Sound of Game’Land, Sabtu, 7 Januari 2016 di Sasana Budaya Ganesha, Bandung. Pementasan ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan  mata kuliah Manajamen Pementasan. Sound of Game’Land adalah pertunjukan musik gamelan yang dikolaborasikan dengan jenis musik lain. Pertunjukan ini bertujuan untuk memberikan edukasi pada masyarakat luas bahwa gamelan bukan musik terbelakang, musik gamelan justru memegang peran penting dalam perkembangan musik masa kini. Sound of Game’Land ini akan dimeriahkan oleh Tompi, Barry Likumahuwa, Stars and Rabbit, Kimokal, Rita Tila dan Mang Ayi yang akan berkolaborasi dengan ENSEMBLE GAMELAN  KYAI FATAHILLAH. Selain pertunjukan musik, kegiatan ini juga mengadakan bazar dan experience. Experience merupakan salah satu konten yang akan disajikan di area exhibition berupa Knowladge dan Games. Knowladge yaitu pengunjung akan dikenalkan dengan tokoh-tokoh musisi tradisi melalui media foto dan video. Games dikemas berupa media yang bisa dimainkan dan menghasilkan bunyi-bunyi gamelan. (Deny)

Mahasiswa PGPAUD Menggelar Simulasi Modifikasi Permainan Tradisional

$
0
0
Bandung, UPI Mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (PGPAUD FIP UPI) angkatan 2014 menggelar simulasi mata kuliah strategi pengembangan sosial, emosi, moral dan agama, 23 Desember 2016 di Kampus UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Kegiatan simulasi tersebut merupakan bagian dari ujian akhir semester pada mata kuliah strategi pengembangan sosial, emosi, moral dan agama yang diampu oleh dosen Dr.H.Mubiar Agustin M.Pd. Dalam kegiatan ini, mahasiswa diwajibkan mempraktikan simulasi bermain sambil belajar yang berkaitan pada perkembangan sosial,emosi, moral dan agama. Mahasiswa membuat permainan dengan beragam jenis permainan bagi anak usia dini. Dengan begitu banyak sekali permainan yang disimulasikan oleh Mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Pelaksanaan simulasi tersebut dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2016, sesi kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2016. Permainan tersebut sangat beragam, dan dimodifikasikan oleh mahasiswa sedemikian rupa agar anak tidak mudah bosan dalam bermain sambil belajar ini. Adapun permainan yang dismulasikan diantaranya Story Telling (boneka tangan); Bermain Ekspresi; Role Playing Pak Tanu; Kids Market; Monopoli Modifikasi; Gobak Sodor; Bebentengan; dan Kasti Modifikasi. Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh semua mahasiswa dan mahasiswi pendidikan guru pendidikan anak usia dini, dan begitupun dengan dosen pengampu. (Deny)

12 Mahasiswa Pendidikan Geografi Ikuti Diklatsar Jantera ke 36

$
0
0
Bandung, UPI Jantera (Perhimpunan Pencinta Alam Pendidikan Geografi UPI) salah satu organisasi pencinta alam tertua di UPI secara resmi membuka kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar ke 36 (DIKLATSAR). Kegiatan dibuka oleh Ketua Departemen Pendidikan Geografi, Dr. Ahmad Yani, M. Si. Jumat, 6/01/2017 Lobi timur FPIPS UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung. Acara ini dihadiri oleh pengurus Jantera, alumni Jantera, dosen Pendidikan Geografi, tamu undangan, serta organisasi pecinta alam yang ada di UPI. Rangkaian kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar Jantera dilaksanakan dari bulan Oktober 2016 –Januari 2017 dengan komando langsung dari Komandan Latihan, Novryanto (Mahasiswa Pendidikan Geografi 2014, J.335.34 GGS). Adapun  siswa yang telah sampai pada tahap ini berjumlah 12 orang terdiri dari Mahasiswa Pendidikan Geografi angkatan akademik 2015 dan 2016 dengan nama-nama berikut: Berna (2016), M. Daiyan (2016), Lintang (2016), Yesi (2016), Heni (2016), Aziz (2016), Puji (2016),  Yanfa'u (2016), Novi (2015), Anne (2015), Widianto (2015), dan Wendina (2015). Mereka telah mengikuti rangkaian Pra-DIKLATSAR dimulai dari recruitment, administrasi, tes psikologi, tes kesehatan, serta tes fisik dan dinyatakan lolos menjadi siswa angkatan 36 Jantera. Ketua Departemen Pendidikan Geografi Dr. Ahmad Yani, M. Si dalam sambutannya mengatakan “Pendidikan ini sebagai pengalaman yang sangat berharga untuk Mahasiswa Geografi sebagai bekal, sehingga perlu diikuti dengan serius”. Untuk menjadi anggota Jantera tidaklah mudah, butuh perjuangan untuk mendapatkan syal orange tersebut. Masih ada 12 hari di lapangan atau medan operasi yang dilaksanakan di wilayah Bandung Barat untuk mengaplikasikan materi yang didapat sejak materi kelas dari tanggal 8 hingga 14 Januari 2017, materi yang akan diaplikasikan seperti Ilmu Medan Peta & Kompas, Hutan Gunung, Keorganisasian, Teknik hidup di alam bebas, olahraga arus deras, rock climbing, caving, survival dll. Siswa yang sudah melewati seluruh rangkaian dalam Pendidikan Latihan Dasar Jantera sampai aplikasi lapangan dan dinyatakan lolos akan dikukuhkan menjadi Anggota Muda Jantera. Bravo! (DN)

Sound of Game Land: Kolaborasi Adalah Kekuatan

$
0
0
Bandung, UPI Kehidupan bermusik saat ini sudah berhadapan dengan bermacam-macam talenta para musisi yang beragam dan unik. Ada yang tradisional dan juga modern. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan budaya musik yang interaktif antara satu dengan yang lainnya. Di satu sisi mereka dihadapkan oleh batasan-batasan budaya musikal mereka, di sisi lain mereka juga berkeinginan menciptakan produk kreatif  yang terpadu. Itulah semangat yang diusung oleh para musisi seperti Rita Tila, Kimokal, Barry Likumahua, Stars and Rabbit, Tompi dan Mang Ayi seniman beluk serta grup gamelan Kyai Fatahillah pada Sabtu (8/1/2017) malam di Sasana Budaya Ganesha Bandung. Even yang bertajuk Sound of Game Land tersebut dilaksanakan oleh para mahasiswa angkatan 2013 Departemen Pendidikan Seni Musik FPSD UPI. Pengalaman malam itu memberikan sebuah penyegaran kepada para audiens dari hasil kolaborasi sosial dan musikal para musisi, sehingga menghasilkan bentuk musik yang kolaboratif, antara gamelan tradisional dan alat-alat musik modern lainnya. Melalui kolaborasi yang apik, walaupun bukan sesuatu yang baru, setidaknya mereka berupaya menyuguhkan pemandangan lain. Tentu saja bila melihat musik-musik seperti itu, sudah tidak melihat lagi konsep “orisinilatias budaya” karena itu akan menjadi sebuah problema tersendiri. Pencakokan dan Adaptasi Musik Pencakokan dari ekosistem musik yang satu ke yang lain, tentu akan menghasilkan dua kemungkinan yaitu, tumbuh subur atau tidak. Jika itu tumbuh subur maka ide-ide musikal diantara para musisi itu akan berlanjut kepada sebuah adaptasi. Mau tidak mau sepertinya sebuah karya musik bisa bertahan dan berlanjut karena adanya adaptasi. Adaptasi para musisi malam itu menghasilkan kedekatan kontak batin antara kemampuan teknis yang etnik dengan modern. Pencangkokan dan adaptasi antar budaya musikal ini terlihat pada karya-karya mereka malam itu. Seorang Rita Tila seniman kawih, Mang Ayi seniman beluk, dan grup gamelan Kyai Fatahillah berpadu padan dengan Barry Likumahua pemain jazz, Stars and Rabbit grup musik pop folk (itu yang mereka katakan), dan Kimokal grup musik elektronik, menciptakan sebuah karya yang didasarkan pada nilai-nilai tradisi yang menjadi panduan dan inspirasi mereka. Setidaknya itulah respon mereka terhadap perubahan situasi sosial saat ini yang mereka curahkan melalui karya musik pada malam itu. Kolaborasi Adalah Kekuatan Dengan keragaman latar belakang musik yang dimiliki, mereka mampu berperan aktif untuk menyukseskan pertunjukkan malam itu. Dengan dua kekuatan budaya itu, tidak menghalangi mereka untuk berkarya, karena apa yang mereka pertimbangkan bukan individualitas tetapi pertimbangan kolaborasi kreatif yang menyatukan antar individu. Semangat kolaborasi memengaruhi modifikasi karya dalam mengolah kembali dan menyejajarkan antara elemen-elemen musik, untuk memproduksi elemen-elemen musik baru dalam konteks yang lain. Adanya kolaborasi menjadi hal yang wajar dilakukan untuk survive. Kolaborasi musikal malam itu berdampak pada adanya modifikasi karya yang bergantung kepada pengetahuan, pengalaman, kepentingan, dan budaya para musisinya. Inilah makna dari kolaborasi malam itu yang sesungguhnya. Sangat kompleks, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga kolaborasi adalah kekuatan yang sesungguhnya.  (Sandie Gunara)

KSR UPI Berikan Pembekalan Bagi Calon Anggota

$
0
0
Bandung, UPI Korp Sukarela (KSR) PMI Unit UPI menyelenggarakan pembekalan bagi calon anggota KSR PMI, Sabtu, 7 Januari 2017 di Lapangan Berdebu Universitas Pendidikan Indonesia, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk memprsiapkan calon anggota KSR PMI Unit UPI yang akan melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Dasar di Lapangan pada pertengahan Januari nanti. Kegiatan ini mengundang UKM lain. Biocita yang merupakan UKM Pecinta Alam tingkat Departemen Pendidikan Biologi mengisi materi mengenai Bootani Zoologi Praktis (BZP) serta Survival sedangkan Jantera, UKM Pecinta Alam tingkat Departemen Pendidikan Geografi sebagai pemberi materi Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK) serta Search And Rescue (SAR). Kegiatan ini dihadiri oleh 17 Calon KSR dari berbagai program studi yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia. Kegiatan ini dimulai dengan apel pagi. Restu Wahyudi, Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan angkatan 2013 selaku pembina apel saat itu menyampaikan bahwa peserta harus memiliki sikap dan kepribadian tangguh, dimana sikap ini sangat diperlukan baik saat ini, pembekalan, maupun diklatsar lapangan nanti”. Pematerian hari ini disampaikan oleh pecinta alam Biologi yaitu Biocita, Kang Wahyu S.W dan Kang Rizal. Selain itu ada juga materi mengenai Masak di Alam dan Bivoac. Sedangkan untuk pematerian Packing, IMPK dan SAR akan dilaksanakan, 8 Januari 2017. Ketua Umum KSR PMI Unit UPI, Muhamad Ali Sodikin, Departemen Teknik Mesin 2013 menyampaikan "Harapannya, tentu peserta harus bisa diambil makna pembekalannya, karena pembekalan ini merupakan persiapan yang sangat urgent sebelum ke lapangan, dan di lapangan nanti semoga CK bisa mengaplikasikan materi pembekalan saat ini". (DN)

UPI Berikan Bantuan Kepada Masyarakat Garut Korban Banjir

$
0
0
Garut, UPI Bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Garut beberapa waktu lalu, telah menghanyutkan ratusan rumah dan menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Peristiwa tersebut menyisakan duka yang mendalam, namun tidak ada peristiwa yang tidak ada hikmahnya. Demikian ungkap Sekretaris Eksekutif Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., saat memberikan bantuan pasca bencana dalam kegiatan "Indahnya Berbagi Kasih" Keluarga Besar UPI Bersama Masyarakat Terdampak Banjir Bandang Kabupaten Garut, di Gedung Islamic Center Kabupaten Garut, Jumat (6/1/2017). Lebih lanjut dijelaskan,”Terjadinya peristiwa tersebut, UPI menunjukan rasa simpati dan empatinya tidak hanya memberi materi saja namun memberikan bantuan imateri juga yang diberikan melalui program yang dirancang oleh Tim Penanggulangan Bencana UPI, dibantu mahasiswa KKN di bawah bimibingan dosen untuk menjadikan hidup masyarakat terdampak bencana memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi seperti semula.” UPI merupakan lembaga pendidikan yang mempersiapkan mahasiswanya untuk membangun masa depan bangsa Indonesia melalui pendidikan, tegasnya. Sudah sepatutnya peristiwa ini dijadikan sebagai wahana untuk membina calon pendidik bangsa, mendidik masyarakat secara langsung karena ini pengalaman riil, pengalaman nyata yang memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan karakter mahasiswa. “Adapun kegiatan yang dilakukan tim antara lain pengabdian kepada masyarakat melalui program KKN, penyerahan bantuan ke sekolah, game education, dan panggung hiburan, sebagai bagian dari kegiatan trauma healing” ujarnya. Sesuai dengan statusnya, semua program yang dirancang UPI bersifat multi fungsi, ujarnya.  Program yang dirancang bermanfaat sebagai sarana untuk mengedukasi masyarakat, melakukan terapi kepada warga terdampak untuk bangkit menatap masa depan. Bagi mahasiswa, kegiatan ini membuat mahasiswa terlatih untuk peka dalam membangun pola pikir masyarakat, memberdayakan masyarakat dalam berbagai aktifitas, men-share pengetahuan kepada masyarakat, karena guru tugasnya adalah untuk mengedukasi masyarakat. “UPI memandang musibah secara komprehensif. UPI berusaha berkontribusi dengan banyak program dan kegiatan. Dengan demikian, kita harus yakini bahwa tidak ada peristiwa yang tidak ada hikmahnya. Peristiwa ini merupakan suatu peringatan untuk kita lebih tafakur dan memikirkan apa yang telah kita perbuat terhadap lingkungan,” pungkasnya. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Drs. H. Mahmud, M.Si, MM.Pd., mengatakan,”Pemerintah Kabupaten Garut menyampaikan apresiasi atas perhatian yang diberikan UPI. Apa yang dilakukan oleh UPI setidaknya telah menambah motivasi warga terdampak bencana untuk cepat pulih, mandiri, dan kembali beraktiftas sebagaimana mestinya terutama anak sekolah, jangan sampai anak-anak terganggu pendidikannya.” Lebih lanjut dikatakan, dari 389 orang terdampak bencana, di dalamnya terdapat anak-anak, mereka telah difasilitasi oleh dinas pendidikan untuk dapat bersekolah kembali. Dinas memberikan sarana transportasi untuk menuju sekolahnya dari tempat pengungsian. “Dinas Pendidikan Kabupaten Garut telah melakukan kerja sama dengan forum Kepala Dinas Pendidikan se-Jawa Barat untuk memberikan perhatian lebih kepada anak didik. Demikian juga melalui kerja sama dengan UPI, anak-anak mendapatkan bimbingan dan penyuluhan agar mereka tetap mau sekolah. Sekarang, anak-anak sudah bisa melupakan dampak bencana, karena kebutuhannya sudah terpenuhi. Diharapkan, kepada seluruh warga terdampak bencana, musibah ini dijadikan sebagai pelajaran hidup untuk masa datang, ambil hikmahnya, jangan terlena, segera bangkit,” ujarnya. (humasupi)

Nana Sumarna, Doktor Pertama Bidang Pendidikan Dasar di Indonesia

$
0
0
Bandung, UPI Nana Sumarna ditasbihkan menjadi doktor pertama bidang pendidikan dasar di  Indonesia setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis, Berpikir Kritis, Kreatif dan Penalaran Matematis Pada Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pembelajaran Investigasi Matematik”, di Auditorium Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Kamis (29 /12/2016). “Selamat atas keberhasilan Dr. Nana yang telah berhasil mempertahankan  disertasinya serta meyakinkan para penguji, yaitu Prof. Dr. Wahyudin, M. Pd., Prof. Dr. Tatang Herman, M. Ed., Prof. Dr. Marsigit, MA., Dr. Ernawulan Syaodih, M.Pd., dan ketua sidang Prof. Dr. Yaya S. Kusumah, M. Sc. Hari ini menjadi sejarah karena kami meluluskan doktor pendidikan dasar pertama di Indonesia dengan nilai yudicium 3,92,” ujar Ketua Program Studi Pendidikan Dasar (Pendas) SPs UPI Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. Lebih lanjut dijelaskan, pada sidang promosi ini, promovendus menegaskan bahwa  aktifitas matematika pada dasarnya akan berhadapan dengan dua hal yakni masalah-masalah apa yang mungkin muncul atau diajukan dari sejumlah fakta yang dihadapi (problem posing) serta bagaimana menyelesaikan masalah tersebut (problem solving). “Problem posing menekankan pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya mengidentifikasi fakta-fakta yang ada dan permasalahan yang dapat muncul dari fakta-fakta, selanjutnya mengembangkan kemampuan berpikir dalam matematika untuk menyelesaikan masalah melalui penerapan konsep dan prosedural yang benar, yaitu melalui perangkat dalam  aktivitas matematika yang dikenal dengan proses  abstraksi, representasi simbolik, dan manipulasi simbolik,” paparnya. Konstruksi investigasi matematika memberikan kesempatan kepada mahasiswa calon guru sekolah dasar untuk mengembangkan hal tersebut di atas, lanjutnya, karena titik berat dalam investigasi matematik adalah pada proses mencari solusi, bukan hanya terletak pada solusi akhir. Dijelaskannya lagi,”Dalam pendekatan investigasi matematik, seorang mahasiswa dilibatkan dalam suatu investigation activity, investigation task, investigation work atau investigation process melalui suatu kontruksi pembelajaran dalam bentuk (1) open investigative task dengan open goal, open answer dan divergent, (2) “a closed problem-solving task”, (3) problem solving dan problem posing, dan (4) sebagai proses berpikir. Melalui pendekatan ini, mahasiswa mengalami suatu proses berpikir matematis dalam bentuk  conjecturing, justifying, specialising and generalising siswa berusaha menyelesaikan suatu tugas investigasi yang open-ended task, mereka akan melakukan dan menunjukkan aktivitas investigasi terbuka (open investigation activity).” Hasil sidang ini sekaligus menjadi kado terbaik untuk Prodi Pendas SPs UPI di penghujung tahun 2016 dan bagi Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd sebagai ketua Prodi Pendas yang sejak awal pendirian S3 Pendidikan Dasar mengawal dan membimbing mahasiswa, khususnya angkatan 1 untuk menempuh studi. Diungkapkannya,”Disertasi yang dihasilkan oleh promovendus ini menjadi disertasi pertama di Indonesia dalam bidang pendidikan dasar yang akan menjadi rujukan bagi mahasiswa S3 Pendidikan Dasar lainnya dalam menyusun suatu laporan penelitian. Seiring dengan selesainya menguji sidang terbuka promovendus Nana Sumarna, selesai pula masa jabatan saya dalam mengemban tugas sebagai Ketua Prodi Pendidikan Dasar di akhir bulan Desember 2016 yang telah melaksanakan amanah selama 2 periode berturut-turut.” (es/dan)

Majelis Professor Negara Malaysia Kunjungi UPI

$
0
0
Bandung, UPI Universitas pendidikan indonesia terima kunjungan dari Majels Profesor Negara (MPN) Malaysia. Kehadiran MPN Malaysia diantaranya membahas mengenai program anggaran Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2017 di Ruang Rapat Tengah Gd. Villa Isola Lt.1 Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung. Selasa (10/01/2017). Pertemuan ini dihadiri oleh Prof. Datuk Dr. Raduan Che Rose ( CEO MPN Malaysia ), Prof. Dr. Kamaruddin, M. Said (Sekretaris MPN), Prof. Dr. Jamal Othman, Prof. Asep Kadarohman, M.Si., Dr. Edi Suryadi, M.Si., Prof. H. Fuad Abdul hamied, M.A., P.hD., Prof. Dr. H. Suryana, M.Si., Dr. H. Nono Supriatna, M.Si., Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. dan Dr. Vannesa Gaffar, S.E.,Ak., MBA. Dalam kesempatan ini, MPN Malaysia ingin menerapkan beberapa konsep pembiayaan universitas yang didasarkan pada pendapatan dan pembiayaan khususnya dalam bidang pendidikan secara mandiri tanpa menggantungkan seluruh anggaran kepada pemerintah pusat yang telah diselenggarakan pada Perguruan Tinggi Negri Badan Hukum yang salah satunya adalah UPI. “Kami termasuk yang bersikukuh untuk mempertahankan perguruan tinggi badan hukum bersama Prof. Asep Kadarohman, M.Si pada rapat harmonisasi. Karena pada saat itu sekertasis jenderal kementrian pendidikan dan kebudayaan telah membuat Peraturan Pemerintah tentang Perguruan Tinggi Badan Hukum No.66 mengenai tujuh Perguruan Tinggi Badan Hukum akan dihapus. Pada akhrinya peraturan tersebut ditinjau kembali dan saat ini 11 Perguruan Tinggi telah disetujui pemerintah.” Ujar Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc. Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Administrasi Umum UPI Dr. Edi Suryadi, M.Si., dalam kesempatan ini memaparkan program pengelolaan keuangan dan pendapatan UPI Tahun 2017 yang dapat dijadikan referensi yang cukup kuat bagi pengelolaan pendapatan perguruan tinggi di Malaysia. Prof. Datuk Dr. Raduan Che Rose, Selaku pimpinan Majelis Professor Negara Malaysia memberikan apresiasi terhadap rencana pengelolaan keuangan UPI, dan berharap dapat diterapkan pada setiap perguruan tinggi di Malaysia. “Saat harga minyak jatuh, Malaysia mengalami penurunan pembiayaan di berbagai bidang yang cukup berpengaruh pada kelangsungan proses kependidikan di sana dan salah satu caranya perguruan tinggi harus mandiri, yang sebelumnya dana yang diberikan dari pemerintah pusat bisa mencapai 100% namun kini hanya 50% dan dampaknya sudah mulai terasa. MPN Malaysia melihat semangat dari negara Indonesia yang terus mengembangkan kemandirian dalam proses pembiayaan pendidikan. Dalam kesempatan ini juga dibahas sebuah program yang akan dilaksanakan bersama UPI dalam bidang kerjasama bahasa yaitu program menjadikan Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu menjadi Bahasa ASEAN. UPI akan berperan penting dalam program tersebut, karena UPI akan sangat mampu mewujudkan tujuan utama dari program itu. (Iza/AY).

UPI Tambah 3 Guru Besar

$
0
0

"GELAR GURU BESAR SEBAGAI HUMAN JUDGMENT DAN HUMAN RESPONSIBILITY"

Bandung, UPI Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. H. Furqon, Ph.D., didampingi jajaran pimpinan universitas menyerahkan Surat Keputusan Pengangkatan Jabatan Akademik Profesor atau Guru Besar kepada Dr. Yudha Munajat Saputra, M.Ed., Dr. Suwatno, M.Si., dan Dr. Memen Kustiawan, S.E., Ak., M.Si., CA., di Gedung Partere Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Kamis (12/01/2016). Rektor menjelaskan,”Pengangkatan jabatan akademik Guru Besar kepada ketiganya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 101233/A2.3/KP/2016, atas nama Dr. Yudha Munajat Saputra, M.Ed., diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang ilmu Pendidikan Keolahragaan; Dr. Suwatno, M.Si., diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang ilmu Komunikasi Organisasi dengan SK Nomor 101232/A2.3/KP/2016, serta Dr. Memen Kustiawan, S.E., Ak., M.Si., CA., diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang ilmu Akuntansi, berdasarkan SK Nomor 101243/A2.3/KP/2016.” Perlu diketahui, penambahan guru besar ini adalah merupakan tujuan antara, ujarnya. Pencapaian utamanya adalah menjadikan UPI yang a leading and outstanding university, world class university, dan masuk dalam tataran top universities dalam bidang pendidikan, dan hal yang paling utama lainnya adalah untuk mewujudkan kesejahteraan mutu pendidikan di tanah air. “Saya ingatkan, sebagai guru besar hendaknya dapat memberikan kontribusi bagi universitas dan negara, jangan sampai menjadi menara gading. Nantinya, kebijakan-kebijakan pemerintah dapat diwarnai oleh pemikiran para akademisi,” ujarnya. Lebih lanjut dikatakan, bahwa gelar profesor atau guru besar ini tidak akan berarti bila tidak dipergunakan untuk membela kebenaran. Keidealismean seorang guru besar harus mampu mempengaruhi kehidupan masyarakat dengan ilmunya. Gelar guru besar sebagai human judgment dan human responsibility. Ditargetkan, hingga 2020 UPI mempunyai 125 guru besar, dan sepanjang tahun 2017 diharapkan lahir lagi 11 orang guru besar baru. Ini hanya masalah pada prioritas bagi setiap individu, dan guru besar sangat penting bagi profesionalitas. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Senat Akademik UPI Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed., mengatakan selamat datang di komunitas guru besar, ini sebagai tanda bahwa UPI produktif. “Guru besar adalah Mereka yang memiliki sifat penerobos, seorang filsuf, orang yang berani masuk dan menerobos pakem keilmuan yang sudah ada sebelumnya. Kehadiran guru besar baru akan memberikan kesempatan atau peluang bagi UPI untuk mewujudkan world class university, syaratnya harus memiliki intellectual talent, memiliki kemampuan menerobos keilmuan yang sudah ada, dan mampu menyumbang pemiikiran kepada dunia.” Guru besar adalah seseorang yang memberikan kontribusi kepada masyarakat, katanya, bukan orang yang hanya sekedar memenuhi syarat administrasi untuk menjadi guru besar. Bagaimana hasil riset yang dilakukannya dapat memberikan perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Hasil riset dipergunakan untuk merubah dunia. “Secara kualitas, sumber daya manusia UPI sangat luar biasa, mampu menggerakan civitas akademika untuk membangun keilmuan yang digelutinya. Guru besar merupakan awal pergerakan untuk membangun dan mewujudkan visi misi UPI, bukan akhir dari pergerakan,” pungkasnya. Ditemui usai menerima surat keputusan, Prof. Dr. Yudha Munajat Saputra, M.Ed., menjelaskan,”Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh civitas akademika baik di lingkungan fakultas maupun universitas atas kepercayaan yang telah diberikan. Gelar ini merupakan pencapaian tertinggi bagi seorang dosen, dan ini sangat luar biasa, saya sudah mengupayakannya sejak 6 tahun yang lalu. Saya berharap, ilmu yang saya pahami dapat mewarnai ilmu pendidikan keolahragaan.” Kedua, lanjutnya, saya akan baktikan ilmu saya untuk kemajuan universitas, dan terus melakukan riset untuk melahirkan karya baru sebanyak-banyaknya. Diharapkan, UPI menjadi universitas kelas dunia dalam bidang pendidikan. “Saat ini di lingkungan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) masih sangat sedikit kuantitas guru besarnya, semoga dengan pencapaian ini bisa menjadikan FPOK lebih maju dan memberikan rasio yang seimbang dengan jumlah mahasiswa, serta diharapkan dapat memotivasi teman-teman yang lain,” ujarnya. FPOK keilmuannya sangat khas, ujarnya, karena itu untuk mempelajarinya diperlukan sebuah usaha yang fokus. Sejak beberapa tahun yang lalu ketika saya menjadi ketua forum dekan olah raga se-Indonesia, FPOK UPI menjadi kiblat bagi universitas lain karena kita dirasakan lebih unggul. Indikatornya, dalam setiap perhelatan nasional maupun internasional kita selalu mengupayakan kontribusi yang positif dengan menghadirkan atlit, wasit, official, dan perangkat olah raga lainnya dengan kualitas yang dapat diandalkan. Hal serupa diungkapkan oleh Prof. Dr. Suwatno, M.Si., dikatakannya,”Kepakaran saya dalam bidang Komunikasi organisasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di semua tingkatan, baik sarjana, magister, maupun doktoral. Hasil riset yang telah saya lakukan diharapkan bisa diimplementasikan untuk kemaslahatan umat, sehingga guru besar itu bukan hanya sebagai menara gading tetapi jelas kontribusinya pada masyarakat. Kemudian, bagaimana sebuah riset komunikasi organisasi berkontribusi untuk meningkatkan jumlah jurnal internasional terindeks, ini penting untuk meningkatkan peringkat universitas.” Penyerahan surat keputusan ini merupakan awal dari pemikiran yang strategis untuk kemajuan UPI pada khusunya dan bangsa pada umunya, ujarnya. Diharapkan, semoga dengan diperolehnya jabatan akademik profesor ini akan memotivasi teman-teman yang sedang melakukan proses menuju guru besarnya untuk terus berkarya, terus melakukan riset, dan menulis buku serta artikel populer sehingga pemikirannya dapat tesebar di masyarakat dan bermanfaat. Sementara itu, Prof. Dr. Memen Kustiawan, S.E., Ak., M.Si., CA., mengungkapkan, melalui kepakarannya di bidang akuntansi, secara bertahap akan mengembangkan dan membangun ilmu akuntansi untuk mendidik sumber daya manusia akuntasi di jenjang magister, dan doktoral, serta melahirkan profesi akuntan, karena saat ini di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) belum memiliki hal tersebut. Lebih lanjut dikatakan,”Melalui kepakaran dan pengalaman saya sebagai auditor dan akuntan  diharapkan dapat menunjang untuk mengaktualisasikan diri dalam rangka memajukan ilmu akuntasi, saya harus mampu untuk melakukan transfer knowledge, dan mampu untuk membina junior. Hal tersebut dilakukan demi terwujudnya UPI sebagai universitas yang ilmiah edukatif, dan religius. Komitmen tersebut harus tercatat, karena segala sesuatu yang akan dilakukan harus tercatat dan masuk dalam kategori hutang, itulah dasar sebagai seorang akuntan. Itu pula yang melandasi saya sebagai guru besar dalam mengamalkan ilmu.” (dodiangga/andri)

UPI Melepas Peserta SEA-Teacher dan Languange Assistant 2017

$
0
0
Bandung, UPI Wakil Rektor UPI Bidang Akademik dan  Kemahasiswaan, Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si melepas 12 mahasiswa sebagai peserta SEA-Teacher Project Batch 3 di Filipina dan Thailand, Rabu, 11 Januari 2017  di Ruang Rapat Lt.3 Gd. University Center Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Mahasiswa yang mengikuti program SEA-Teacher Project Bacth 3 diantaranya Dea Rizki Ananda (Chiang Mai University, Thailand), Ghea Flasentika (Chiang Rai Rajabhat University, Thailand), Irfan Taofik (Far Eastern University, Filipina), Maidiati (Khon Kaen University, Thailand), Ilham Zaini Rahman (Songkhla Rajabhat University, Thailand), Nadya Nikki Gadizoraya (Udon Thani Rajabhat University, Thailand), Trias Teguh Rahayu (Valaya Alongkorn Rajabhat University, Thailand), Larasati Maulida (Songkhla Rajabhat University, Thailand), Sofia Galuh Mutiara (Udon Thani Rajabhat University, Thailand), Lestari Yuni Aningsi Kudadiri (Phranakhon Rajabhat University, Thailand), Mutiara Syifa (Suratthani Rajabhat University, Thailand), dan Hanifah Putri Darmawanti (Valaya Alongkorn Rajabhat University, Thailand). Prof. Dr. Didi Suherdi, M.Ed., selaku PIC for SEA-Teacher Project mengungkapkan “Kita sebenarnya sangat berterima kasih kepada SEAMEO yang memberikan kesempatan kepada kita untuk ikut. Jika kita ingin mengirim 12 kita harus mau menerima 12. Seharusnya kita mengirimkan 23 orang, namun Thailand dan Filipina hanya tidak sanggup membalasnya dan hanya mampu mengirimkan 12 orang mahasiswanya.” Ini adalah program South-East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), SEAMEO ingin para mahasiswa di ASEAN mempunyai kesempatan serta pengalaman untuk mengajar di negara-negara ASEAN. Sehingga pada saat MEA sudah berjalan lancar, Jika ada tawaran untuk mengajar menjadi tidak sulit lagi. Karena UPI sangat ingin meningkatkan student international mobility. Jadi pada saat global ini tidak boleh hanya menetap di satu tempat, namun harus memiliki pengalaman dimana saja. Dalam kesempatan itu juga Dekan FPBS Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd. mengungkapkan “Ada satu hal yang membanggakan saya yaitu anda akan memperoleh kesempatan untuk meraih pengalaman yang sebesar-besarnya disana. Namanya juga Languange Assistant atau dengan kata lain sebagai guru bantu. Kita harus memposisikan diri sebagai orang yang membantu mereka dengan pengetahuan yang kita miliki, tetapi bukan hanya membantu. Karena yang paling penting untuk menyusun kerangka-krangka belajar. Serta dalam memperoleh pengalaman tentu harus memiliki strategi yang dapat menghasilkan sesuatu. “Kita juga boleh bertanya kepada expert disana dan bisa jadi dengan faktor itu kita mampu berdiskusi bersama. Jikalau kita mengalami kesulitan yang tak mampu diselesaikan, kita mampu bertanya cara untuk menyelesaikannya. Jadi gali lah pengalaman sebanyak mungkin, karena pengalaman akan sangat berguna bagi kita sendiri. Terutama bercerita kepada anak-anak agar memperoleh pengalaman nyata serta wawasan global.” Kata Prof. Syihabuddin. Selain melepas peserta SEA-Teacher Project, dalam kesempatan tersebut juga Sembilan alumni UPI dilepas untuk mengikuti program Languange Assistant 2017 di Australia. Alumni UPI yang mengikuti program  Languange Assistant 2017 di Australia diantaranya,  Putri Maulida Saktiwi (Castlemaine North Primary School), Rika Karlina Permatasari (Bellarine Secondary College), Siti Sopiah (Kyneton Secondary College), Alifa Mariani Soerianingrat (Belmont High School), Fadhil Mochsin Faisal Alhadi (Wodonga Senior Secondary College), Imelda Wahyuni Husein (Brunswick North West Primary School), Iva Laela Syifa (Lilydale West Primary School), Muhammad Iqbal Nurfikri (Warrnabool College), dan Suci Maharani (Camperdown College Senior  Campus). (Ija Ibrahim)

Menjadi Guru yang Berkualitas, Daya Tarik UPI

$
0
0
Bandung, UPI Universitas Pendidikan Indonesia turut serta memeriahkan kegiatan Education Expo yang diselenggarakan oleh SMA N 20 Bandung. Acara yang dihadiri oleh berbagai universitas baik negeri maupun swasta digelar di lapangan olahraga SMAN 20 Jl.Citarum No.23 Bandung Wetan, Bandung. Kamis, (12/01/2017). Perguruan Tinggi yang turut serta diantaranya Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, Universitas Pasundan, Universitas Indonesia, Universitas Parahyangan, Universitas Maranatha, STT Telkom, Universitas Widyatama, Universitas Langlangbuana dan Universitas Islam Bandung, dll. Tujuan dari kegiatan itu adalah untuk memberikan referensi bagi para siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah, baik dalam negeri maupun luar negeri. Karena selain Perguruan Tinggi dalam negeri ada juga PT yang menaungi perguruan tinggi di Malaysia dan Brunei Darusalam. Sehingga PT tersebut mampu menjadi fasilitator untuk siswa yang ingin mencoba mengenyam pendidikan di luar negeri. Arsyitri selaku siswa SMAN 20 Bandung mengungkapkan “saya tertarik sekali untuk masuk ke UPI, karena mendengar UPI mampu mencetak calon guru yang berkualitas. Apalagi di UPI juga ada jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, itu semua tak lepas dari cita-cita saya yang ingin menjadi guru”. “Mungkin karena saya suka dengan anak kecil, jadi saya tertarik untuk masuk ke UPI. Mudah-mudahan saya dapat lolos ke UPI. Walaupun seleksi untuk masuk ke UPI banyak peminatnya, tapi itu tidak menurunkan semangat saya untuk berusaha lolos ke UPI. Karena usaha tak akan pernah membohongi hasil”, kata Arsy. Hal senada diungkapkan oleh siswa – siswa yang mengunjungi stand UPI, bahwa UPI memiliki ciri khas yang berbeda dengan universitas lain, dimana UPI terus konsen sebagai universitas yang mencetak lulusan sebagai guru yang berkualitas, tentunya hal ini akan menjadi tantangan yang berat bagi calon pendaftar yang ingin menjadi guru. Lebih dari itu seluruh siswa yang hadir tak hanya mampu mendatangi stand yang ada, namun disuguhi juga dengan hiburan dari para siswa yang menampilkan tari tradisional dan pertunjukan musik. Selain itu juga ada Talkshow yang mengundang seluruh perwakilan Perguruan Tinggi untuk menerangkan tentang Perguruan Tinggi tersebut dan mampu meyakinkan para siswa yang akan melanjutkan pendidikan yang selanjutnya. (Asko/DN/Ija)

Tanda Demokrasi

$
0
0

picture-327-1458557164Oleh:

Karim Suryadi

Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia,

kolumnis Pikiran Rakyat

PADA Selasa 10 Januari 2017 waktu setempat, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan pidato perpisahan menyusul akan berakhirnya masa kepemimpinannya di Gedung Putih. Pada 20 Januari 2017 mendatang, Obama akan menyerahkan kursi kepresidenan Negeri Paman Sam tersebut kepada pemenang pemilu 8 November 2016 lalu, Donald Trump. Puluhan ribu warga menghadiri pidato perpisahan Obama sebagai Presiden ke-44 Amerika Serikat. Di tengah-tengah pidato, presiden yang mengaku seorang imigran kelahiran Amerika tersebut sempat meneteskan air mata haru di tengah hembusan angin Chicago yang lembut kala itu. Antusiasme warga menghadiri pidato perpisahan Obama, bahkan sebagian dari mereka harus rela merogoh kocek cukup dalam untuk mendapatkan tiket masuk,  menunjukkan rasa hormat dan cintanya kepada presiden berkulit berwarna pertama di Amerika. Mereka akan mengenang Obama sebagai presiden yang datang bukan dari kutub budaya inti Amerika, white, anglo-saxon, and protestan (WASP), namun pergi meninggalkan Gedung Putih dengan mewariskan sejumlah nilai baik. Dalam 8 tahun memimpin negara adidaya tersebut, banyak kemajuan dicapai pemerintahan Obama. Itu semua akan dikenang warga Amerika, bahkan mungkin dunia. Selain tentu saja, ada pekerjaan rumah yang harus dituntaskan penggantinya, salah satunya tentang hubungan antarras. Soal keberhasilan dan gagasannya yang belum terwujud secara jujur disampaikan Obama dalam pidatonya yang menggetarkan tersebut. Namun yang paling menarik adalah cara Obama meletakkan “tanda” kemajuan demokrasi Amerika. “Tanda” demokrasi Amerika tidak dilekatkan pada ajaran tokoh yang membidani kelahiran Amerika. Bukan  pada kepeloporan  George Washington dalam meletakkan sendi-sendi pemerintah Amerika, ataupun pidato Abraham Lincoln tentang ajaran demokrasi yang kini banyak dianut dan didengungkan warga dunia. Padahal, orisinalitas ajaran demokrasi Lincoln diakui bukan saja oleh bangsa Amerika tetapi berterima di seluruh dunia. Obama pun tidak meletakkan “tanda” kemajuan demokrasi Amerika pada  apa yang diraih dalam masa pemerintahannya. Tidak juga pada ajaran ibunya tentang pentingnya menghargai sesama dan memahami dunia dari sudut pandang orang lain. Namun Obama meletakkan “tanda” demokrasi Amerika pada peralihan kekuasaan antarpresiden secara damai. Lebih dari sekedar menjamin proses transisi pemerintahan secara damai, Obama memelihara hubungan baik dengan pendahulunya, Bush dan keluarganya. Seperti Bush yang menjaga proses transisi pemerintahan dengan baik, Obama pun menjamin peralihan kekuasaan dengan Trump berjalan mulus, meski kemunculan sang milyuner di Gedung Putih terus dihujani kritik hingga menjelang pelantikannya 20 Januari mendatang. Demi  menjaga hubungan baik dengan penggantinya, Obama tidak sepatah kata pun mengkritik Trump, bahkan mendoakan agar pemerintahannya sukses dan dapat membawa Amerika lebih baik. Selama memimpin Gedung Putih, beberapa kali Obama berbincang akrab dengan Bush untuk sebuah urusan menyangkut negaranya. Meski kedua tokoh berasal dari partai yang berbeda, mereka mampu mengesampingkan orientasi partisan demi kepentingan negaranya. Inilah salah satu legacy Obama yang penting, memelihara hubungan baik dengan pendahulu dan penerusnya, demi Amerika. Obama menjadi clif hanger, yang menjamin terjadinya peralihan dan kesinambungan pemerintahan demokratis yang sehat. Obama telah menambah daftar panjang Presiden Amerika yang kemudian menjadi guru bangsanya. Tentu bukan karena tidak ada hal yang membuatnya tidak setuju, atau bahkan mungkin sempat membuat kupingnya memerah, yang membuatnya amat menghargai Bush dan menghormati Trump. Namun loyalitas dan komitmennya pada kebesaran bangsanya membuat perbedaan diantara mereka tidak berarti. Menghargai kepemimpinan terdahulu dan menghormati penerusnya adalah bentuk kenegarawanan yang genuine.  Sebuah sikap yang hanya akan lahir dari mereka yang tidak etnosentrik, yang terbebas dari jebakan ilusi tentang kebesaran diri, keluarga, dan rezimnya, sambil menafikan yang lain. Barack Obama sukses membebaskan dirinya dari dilema partisan. Meski diusung Partai Demokrat, namun loyalitas kepartaiannya tidak membatasi loyalitasnya pada Amerika. Itulah sebabnya, Obama tidak menepuk dada ketika berhasil mengambil alih kursi kepresidenan dari Partai Republik, dan tidak menyerahkannya dengan wajah cemberut. Ulang-alih kekuasaan antarpartai adalah hal yang wajar. Pergantian pemimpin pun alamiah. Yang tidak wajar dan alami adalah ketika para  pemimpin bermusuhan, saling menyandera dalam kerangkeng kebencian, dan membiarkan dendam kesumat menang melawan akal sehat dan tindakan yang adil.*** sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/kolom/2017/01/16/%E2%80%9Ctanda%E2%80%9D-demokrasi-390813

Melalui P2M, Fosmaku UPI Kembangkan Potensi Masyarakat Desa Lebakherang

$
0
0
Kuningan, UPI Forum Silaturahmi Mahasiswa Kuningan Universitas Pendidikan Indonesia (FOSMAKU UPI) adalah sebuah forum yang mewadahi mahasiswa asal Kabupaten Kuningan yang sedang menempuh jenjang pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia. FOSMAKU UPI tahun ini mengadakan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) di Desa Lebakherang Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini diselenggarakan dari tanggal 14-18 Januari 2017. P2M sendiri merupakan Program Kerja tahunan yang diadakan oleh FOSMAKU UPI. Tahun 2017 merupakan kali kelima FOSMAKU UPI mengadakan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud pengamalan dari Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat Kab. Kuningan, khususnya masyarakat di Desa Lebakherang Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan. Hari pertama kegiatan P2M diawali dengan kegiatan ramah tamah kepada para warga disekitar desa Lebakherang sekaligus memberitahukan dan mengundang  para warga setempat untuk ikut menghadiri acara pembukaan P2M di SD Negeri Lebakherang. Acara pembukaan P2M pun dihadiri oleh Wakil Bupati Kuningan, Dede Sembada, S.T. Cuaca yang mendung dan guyuran hujan tidak mengurungkan niat beliau untuk menghadiri sekaligus membuka secara resmi kegiatan P2M FOSMAKU ini. Acara pembukaan diisi oleh sambutan dari Ketua Pelaksana; Aditia Rachman (Teknik Mesin 2014), Ketua Umum FOSMAKU UPI periode 2016-2017; Agung Cipto Wibowo (Pendidikan Kewarganegaraaan 2014), dan sambutan dari Wakil Bupati Kuningan, Dede Sembada, S.T. Setelah semua sambutan selesai, dilanjutkan dengan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, Kuningan asri, mars FOSMAKU dan lagu totalitas perjuangan. Lalu acara pembukaan P2M pun ditutup dengan pemotongan pita biru oleh Bapak Wakil Bupati sebagai simbolis telah dibukanya acara P2M FOSMAKU di Desa Lebakherang. Setelah acara pembukaan selesai dilanjutkan dengan acara murothal bersama-sama di Masjid At-Taqwa. Acara murothalan ini diikuti oleh panitia P2M FOSMAKU, ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak warga Desa Lebakherang dan berlangsung sangat khidmat. Rangkaian acara di hari pertama diakhiri dengan sosialisasi kegiatan P2M selama lima hari kedepan kepada warga Desa Lebakherang Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Sosialisasi dilakukan di SD Negeri Lebakherang. Antusiasme warga pun sangat baik, banyak sekali warga yang datang dalam sosialisai ini, mulai dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak. (Humas dan Publikasi FOSMAKU UPI)

Mapach Cetak Kader yang Berjiwa Berani, Loyal dan Beretika

$
0
0
Bandung, UPI MAPACH (Mahasiswa Pecinta Alam Civics Hukum) menyelenggarakan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Brigade ke-32. Diklatsar Mapach merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan untuk regenerasi anggota sehingga kedepannya mempunyai penerus untuk mengembangkan Mapach menuju lebih baik. Diklatsar pada tahun ini diselenggarakan mulai tanggal 8-12 Januari 2017, lokasi dan rute yang dipilih yakni Tebing Tuhan di Tagog Apu Kab. Bandung Barat, kaki Gunung Burangrang, Curug Layung Kab. Bandung Barat, Desa Sukawana Kab. Bandung Barat hingga yang terakhir Jayagiri di Lembang. Kegiatan dimulai hari Minggu tanggal 8 Januari 2017 pukul 05.00 WIB. Setelah semua persiapan dan pengkondisian dilakukan, semua siswa lalu melakukan perjalanan pertama menuju Tebing Tuhan, di sana pendidikan dan aplikasi materi yang pertama yaitu Rock Climbing dilakukan oleh semua siswa Mapach untuk mengetahui dan mengembangkan kemampuan mereka dalam panjat tebing. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke kaki Gunung Burangrang, semua siswa melakukan Long March untuk mengembangkan fisik dan daya tahan tubuh. Pada hari Senin tanggal 9 Januari 2017 di kaki Gunung Burangrang semua siswa diberikan pendidikan dan pengaplikasian materi penyeberangan kering, sosiologi pedesaan, Safety and Rescue (SAR) dan kemapachan. Di kaki Gunung Burangrang juga siswa melakukan camp selama dua malam. Kemudian pada hari Selasa tanggal 10 januari 2017 pukul 09.00 WIB perjalanan dilanjutkan ke Curug layung disana semua siswa diberikan pendidikan dan aplikasi materi penyeberangan basah dan bivak buatan. Pada hari Rabu tanggal 11 Januari kemudian semua siswa melanjutkan perjalanan menuju Desa Sukawana untuk pendidikan dan aplikasi materi IMPK. Lalu setelah itu pada hari yang sama perjalanan dilanjutkan menuju Jayagiri, disana semua siswa diberi pendidikan dan aplikasi materi yang terakhir yaitu pembuatan bivak alam. Setelah semua pendidikan dan aplikasi meteri dilakukan, secara resmi semua siswa Mapach menjadi Anggota Muda (AM) melalui penyematan syal biru dari Anggota Penuh (AP) dan para senior Mapach. Setelah penyematan syal sebagai simbol peresmian anggota baru, Brigade 32 menamai Brigade mereka dengan nama Burangrang Jaya Purnama yang diresmikan langsung oleh Ketua Adat Mapach. Diklatar Mapach Brigade 32 berakhir pada hari Kamis tanggal 12 Januari 2017 setelah sebelumnya siswa melakukan Long March dari Jayagiri menuju Unversitas Pendidikan Indonesia. Setelah itu upacara penutupan pun dilakukan di Lobby timur FPIPS yang dihadiri oleh Pembina Mapach yaitu Dr. Prayoga Bestari, M.Si. dan beberapa anggota Forum Komunikasi Para Pecinta Alam Bandung Raya. Pada upacara penutupan juga secara simbolis pembina Mapach memyematkan syal biru pada Komandan Regu Brigade 32 dan satu orang perwakilan siswa wanita. Ketua Adat Mapach yakni Taufik “Oleng” Ridlwanullah menuturkan Diklatsar ini adalah Diklatsar yang kesekian kalinya dan merupakan Diklatsar yang menggunakan jalur baru dan menjadi tantangan sendiri bagi peserta maupun pengurus, dan Diklatsar ini agenda rutin yang harus diadakan agar terciptanya regenerasi dari organisasi Mapach itu sendiri, dan semoga kader-kader Mapach yang tercipta akan menjadi kader yang berani, loyal dan beretika. Diklatsar bukan akhir tapi merupakan awal dari perjuangan bagi setiap kader Mapach yang baru. Salam MAPACH !!!. Hal yang sama juga diucapkan oleh Ketua Pelaksana Diklatsar Mapach Brigade 32 dan juga sebagai Komandan Lapangan yaitu Esep Regan “Ngotot” Pribadi, menurutnya setiap organisasi itu pasti perlu regenerasi, karena setiap sejarah itu ada momentumnya, dan kegiatan Diklatsar ini merupakan momentum untuk mencetak kader masa depan yang tentunya akan memiliki jiwa berani, loyal dan beretika, sesuai dengan tema yang Mapach usung pada Diklatsar Brigade 32 ini. (Teks: Estu Supriyadi/Foto: Restu Adi Nugraha)

36 Orang Siswa Menwa UPI Diasah dan Dibina Yonif Raider 303/SSM

$
0
0
Garut, UPI Pendidikan dan latihan mempunyai hakekat yang mendasar, yaitu sebagai media transformasi atau media pembuka wawasan. Demikian pula di lingkungan Resimen Mahasiswa (Menwa), kegiatan ini mendapat prioritas khusus kerena melalui media inilah potensi personil ditumbuh kengbangkan. Hal tersebut di atas terungkap pada saat acara pembukaan Pendidikan dan Latihan Dasar Kemiliteran Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon XI Universitas Pendidikan Indonesia (Diklatsarmil Menwa Mahawarman Yon XI/UPI) Angkatan XLV Tahun Anggaran 2016/2017, yang berlangsung di Lapangan Utama Batalyon Infanteri Raider 303/SSM (Yonif Raider 303) Cibuluh Kabupaten Garut, Senin, 16 /1/2017. Sebanyak 36 orang siswa Diklatsarmil Menwa Yon XI/UPI yang berasal dari  Kampus UPI Bumi Siliwangi dan UPI Kampus Daerah diantaranya : UPI Kampus Cibiru,  UPI Kampus Sumedang dan UPI Kampus Serang.  Diklatsarmil menwa dilaksanakan mulai tanggal 16 sampai dengan 29 Januari 2017 di Markas Komando Yonif Raider 303/SSM dan sekitarnya. Komandan Menwa Batalyon XI/UPI, Urai Ramadhani, mengatakan bahwa kegiatan Diklatsarmil ini mendapatkan prioritas khusus karena melalui media inilah potensi personil ditumbuh kembangkan. Kader-kader Resimen Mahasiswa disiapkan sebagai suatu kekuatan potensial bagi seluruh pihak. Terutama kemampuan khusus yang sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya di bidang bela negara. Pembukaan Diklatsarmil Menwa Mahawarman Yon XI/UPI ini,  dimulai pukul 08:30 s/d 09:45 Wib dan dibuka oleh Komandan Yonif Raider 303/SSM, Mayor Inf. Benny Wahyudi, sekaligus bertindak sebagai inspektur upacara. Turut  hadir pada acara tersebut diantaranya : Direktur Kemahasiswaan UPI, Dr. H. Mufied, M.A dan jajarannya; Pembina Menwa UPI, Dr. Cik Suabuana; Komandan Korps Menwa Yon XI/Upi, Dr. Enjang Mulyana, M.Si. beserta jajarannya; Komandan Menwa Yon XI/UPI, Urai Ramadhani; Pimpinan Ormas Patriot, H. Sofyan beserta jajarannya dan para tamu undangan lainnya Komandan Yonif 303 Raider/SSM, Mayor Inf. Benny Wahyudi dalam amanatnya menyampaikan, bahwa dalam pelaksanaannya menwa tidak dapat terlepas dari keberadaannya sebagai mahasiswa yaitu kekuatan potensial dalam menunjang pembangunan  nasional. Untuk itulah perlu adanya suatu sistem pendidikan dan pembinaan yang terintegerasi, utuh dan dapat mengakomodir semua perangkat eksistensinya atau pola pembinaan yang utuh dan mendasar selama seseorang  menjadi anggota menwa/masa studi, yang dilengkapi pula dengan kurikulum tentang materi kemampuan organisasi mahasiswa pada umumnya. “Saya selaku pimpinan Yonif Raider 303 merasa bangga dengan keteguhan dan kemauan para siswa untuk dibina dan diasah fisik serta mental demi menjadi kader bela negara pada pendidikan ini. Saya berharap agar para siswa tetap semangat dan menerapkan jiwa juang yang tinggi demi menjadi individu yang lebih baik lagi”. Harapan saya, Diklatsarmil menwa ini menjadi kegiatan yang dapat melahirkan para pemuda, pemudi yang tangguh dan siap membela negara. “Selamat berjuang dan berlatih, siswa Diklatsarmil menwa Yon XI/UPI”, ucap Benny Wahyudi diakhir kata penyampaian amanatnya. Pada saat Irup membuka kegiatan Diklatsarmil menwa, para siswa Diklatsarmil menwa disambut dengan suara rentetan tembakan yang saling bersahutan dari seluruh penjuru lapangan upacara. Lalu kemudian, usai upacara berlangsung pelatih dari Yonif Raider 303/SSM dan Menwa Batalyon XI/UPI, mengarahkan para siswa Diklatsarmil menwa Yon XI/UPI angkatan XLV menuju lapangan lain yang tidak jauh dari lapangan upacara, untuk melaksanakan Pengenalan Medan Operasi (PMO). Sementara itu, Direktur Direktorat Kemahasiswaan UPI, Dr. Mufid Hidayat, M.A. mengatakan tahun ini menjadi gebrakan baru bagi Menwa YON XI karena berhasil membawa pasukan dari Cibiru, Sumedang dan juga Serang. Semakin banyak kader-kader bela negara calon pelurus bangsa yang tersebar di tiap kampus daerah Universitas Pendidikan Indonesia. Semoga kedepannya Menwa YON XI dapat terus membawa dampak positif bagi anggota aktif khususnya dan juga bagi lingkungan sekitar pada umunya. “Saya sangat terkesan melihat adik-adik kita bakal calon menwa Yon XI/UPI yang begitu gigih, bersemangat menjalankan instruksi pelatih, udara dingin pegunungan Cikurai, hujan yang membasahi markas  Komando Yonif Raider 303, yang punya motto “Setia Sampai Mati” itu, rentetan suara tembakan yang keluar dari moncong senapan SS1 yang melatih kesigapan para siswa, tidak mengurangi semangat mereka,  begitu juga para pelatih dari Yon XI/UPI yang mendampingi pelatih militer dari Yonif Raider 303, yang tidak kalah bersemangatnya memberikan motivasi dan instruksi kepada kader-kader menwa Yon XI/UPI”, papar Mufid, saat ditemui usai upacara pembukaan. Menurutnya, momentum ini jadi teringat masa lalu (36 tahun yang lalu), dimana saat itu saya sedang mengikuti Diksarmil menwa,  pengalaman yang sulit dilupakan adalah saat long murch dari Bandung menuju Ciuyah Banten, banyak suka dan dukanya, sakit kaki karena lecet, pasir sebutir dalam sepatu, rasanya segede telor asin, namun karena semangat dan motivasi para pelatih akhirnya Baret Ungu pun diraihnya di pantai Ciuyah Banten”,  kenang Mufid yang diamini  Cik Suabuana, Pembina menwa Yon XI/UPI,  yang sama-sama berbagi pengalaman masa lalu nya. “Selamat berlatih kader-kader menwa Yon XI/UPI, semoga menjadi tunas-tunas bangsa yang tangguh, cerdas, berbudiluhur, dapat berbakti kepada orang tua, bangsa dan negara, serta dapat mengamalkannya sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing”, pungkas  Mufid. Materi yang diajarkan kepada siswa Diklatsarmil menwa Yon XI/UPI antara lain a). Materi Ceramah tentang : 1. Jalan Setapak Menuju Manusia Pancasila dengan pemateri  Kolonel Czi Drs. Burlian Sjafei dari Sesko AD; 2. Proxy War disampaikan oleh Mayor Inf. Benny Wahyudi, Danyon Yonif Raider 303/SSM; 3. Kepemimpinan Lapangan oleh Letkol. Arm. Setyo Hani Susanto, S.IP. M.Si dari Dandim 0611/Garut; 4. Pengetahuan Hukum Sipil dan HAM oleh Mayor CHK Rendra Apri Sadewa, SH. dari Pusdikum TNI AD; 5. Pengenalan TNI dengan pemateri Kapten Inf. Zaenal Arifin dari Yonif Raider 303/SSM; 6. Empat Pilar Kebangsaan disampaikan oleh Letkol. Lettu inf. Mamiek  Pranoto K. dari Yonif Raider 303;  7. Pengembangan Diri disampaikan oleh Dr. Enjang Mulayana, M.Si, disampaikan oleh Dankorps Menwa Yon XI/UPI; b). Giat Jasmil : Senam Pagi, Orientasi Medan/PMO, Renang Militer/TIS, Senam Tali, Long March 100 KM, Beladiri Diri Militer (BDM), c). Giat NIS/TIS : Patroli Intai, Patroli Penyergapan, Patroli Penghadangan, Pengetahuan Senjata, Naigasi Kompas Malam/Siang, PBB Senjata, Sanjak, Menembak 50 M dan Caraka Malam. (‘Azmi/AdminYONXI/UPI)

Usia Sembilan Tahun, Probumsil UPI Menjadi Barometer Protokol Perguruan Tinggi

$
0
0
Bandung, UPI Jum’at, 16 Rabiul Akhir 1438 H bertepatan dengan 13 Januari 2017 M Protokol Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia (PROBUMSIL UPI) menyelenggarakan Dies Natalis IX, di Masjid Al-Furqon (Islamic Tutorial Centre), Kampus UPI Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Rangkaian acara diawali dengan Tilawah Al-Qur’an yang merupakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, dilanjutkan dengan Upacara Kebesaran Utama yang dilaksanakan ba‘da Magrib di Gedung University Centre dimana terbenamnya matahari menandai peralihan penanggalan Hijriah. PROBUMSIL sebagai organisasi yang mengimplementasikan nilai-nilai Islam, peringatan dies natalis PROBUMSIL dilaksanakan berdasar pada penanggalan hijriah. Dies Natalis IX PROBUMSIL dihadiri anggota Panca Pendiri P.PTp. Dimas Awal Ginanjar, S.Pd. dan anggota Paguyuban Purna Protokol P.PUPt Pathah Pajar Mubarok, M.Pd., P.PUPt. Ahmad Rifqy Ash Shiddyq, M.Pd. dan P.Protma Nana Cholisna, S.Pd, serta seluruh anggota PROBUMSIL baik dari Kampus Pusat maupun dari PROBUMSIL UPI Satuan. Setelah tilawah Surat Ar-Rahman anggota PROBUMSIL diberikan motivasi oleh para purna agar selalu aktif dan tidak setengah hati sebagai seorang protokol. Tausyiah disampaikan oleh P.PUPt. Ahmad Rifqy Ash Shiddyq, M.Pd. bahwa diusia yang kesembilan pada tahun ini, memaknai setiap aktifitas personel PROBUMSIL selain yang didapatkan dibangku kuliah merupakan tholabul ‘ilmi sebagai bekal untuk masa depan. Setelah tausyiah, dilanjutkan dengan Shalat Isya berjamaah bersama sivitas Protokol Bumi Siliwangi. Selanjutnya dilaksanakan Upacara Kebesaran Utama berkenaan Dies Natalis IX bertempat di Lantai 1 Gedung University Centre. Dalam upacara tersebut Prakata Ketua Panca Pendiri PROBUMSIL, P.Proti. Puji Nur Firman, S.Pd., M.Sc., M.H. (Sekretaris Unit  Penindakan Hukum Bakamla RI)  disampaikan oleh Panca Pendiri P.PTp. Dimas Awal Ginanjar, S.Pd., dalam prakatanya menyampaikan, “Kami dirikan PROBUMSIL dengan tujuan menjadi barometer citra mahasiswa sebagai insan akademis, insan protokol berakhlak mulia, berbudaya, wawasan kebangsaan, cinta agama, cinta tanah air dan penuh kesantunan. Jadilah insan protokol penjaga marwah dan istiqomah mencapai kejayaan yang telah kita peroleh”. Mitra Tama Tahun Bhakti IX PUPt. Arief Fachrurozi (FPIPS/2013) pun menyampaikan prakatanya, “Perjuangan selama sembilan tahun ini tidaklah dilewati dengan mudah. Saat ini sudah menjadi barometer Protokol Perguruan Tinggi dibuktikan dengan studi banding dan pemberian materi serta diskusi keprotokolan. Hal ini mejadi motivasi bagi kita agar lebih meningkatkan kualitas tugas guna mewujudkan PROBUMSIL menuju Pusat Kajian Protokol Perguruan Tinggi.” Sebagai organisasi bermaruwah budaya, pada Upacara Dies Natalis IX  ini dilakukan Kultur Hunus Congkrang Kujang Protokol sebagai simbol keistiqomahan dalam memimpin Probumsil diiringi lagu sunda yang menunjukan nilai budaya dalam organisasi. Sebagai organisasi penjaga marwah PROBUMSIL diharapkan untuk kedepannya senantiasa semakin berjaya dan istiqomah dalam meningkatkan kualitas keprotokolan di tingkat Universitas, Nasional, maupun Internasional. PROBUMSIL diharapkan dapat mempertahankan pencapaian setiap tahunnya, sehingga dapat memperkuat dan memperkokoh tugas dan fungsi PROBUMSIL sebagai pelaksana protokol universitas yang memiliki visi “Protokol Paripurna Bermaruwah : Agama, Budaya, Bangsa dan Negara Bersendi Tri Dharma Perguruan Tinggi”. (Asisten Deputi Penugasan Bidang Publikasi PROBUMSIL)

Open Recruitment Pengurus BEM Rema UPI 2017

$
0
0
Bandung, UPI Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (BEM Rema UPI) adakan Open Recruitment Pengurus BEM tahun 2017. Pendaftaran online dimulai pada tanggal 09 s.d 31 Januari 2017. Presiden BEM Rema UPI, Ahmad Fauzi Ridwan menyatakan open recruitment  ini dilakukan untuk mengaktualisasikan diri, memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa, khususnya di bidang keorganisasian di UPI. "Tujuan open recruitment BEM Rema UPI 2017 adalah untuk membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan diri, memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa," kata Fauzi, Selasa (17/1/2017). "Harapannya, dengan diadakan open recruitment  ini, akan semakin meningkatkan minat mahsiswa untuk berorganisasi," lanjut mahasiswa jurusan Pendidikan Manajemen Bisnis FPEB UPI ini. Sementara itu, Wakil Presiden BEM Rema UPI Asep Ahid menuturkan bahwa target pendaftar yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah 500 pendaftar. "Targetnya 500 orang, untuk kuota (penerimaan) yang penting persyaratannya terpenuhi dan alur pendaftarannya dilalui, Insya Allah diterima," ujar mahasiswa yang lebih akrab disapa Ahid ini. Dilansir akun Instagram resmi BEM Rema UPI, mahasiswa yang boleh mengikuti open recruitment adalah mahasiswa minimal tingkat dua (2015). Mahasiswa tersebut harus sudah lulus kaderisasi himpunan. "Serta mengikuti alur pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku," demikian lansir akun @bemrepa_upi. Alur tersebut pertama melakukan pendaftaran online. Kedua Mengirimkan berkas digital. Berkas tersebut diantaranya formulir pendaftaran yang telah diisi, esai sesuai ketentuan, berkas hasil temubakat.com, dan foto close up menggunakan jaster. Alur pendaftaran online ditutup tanggal 31 Januari 2017. Alur ketiga yaitu melakukan wawancara dan mengumpulkan berkas fisik. Berkas terdiri dari fotokopi KTM, fotokopi KRS terakhir, fotokopi sertifikat kaderisasi himpunan, formulir yang sudah diisi, esai, foto 3x4 menggunakan jaster, dan hasil temubakat.com. Berkas dikumpulkan dari tanggal 29 Januari sampai 05 Februari 2017. "Berkas fisik dimasukan ke dalam map berwarna merah untuk putra dan biru untuk putri, dikumpulkan di sekretariat BEM Rema UPI gedung PKM lantai 1," lanjut paparan akun tersebut. Usai melakukan wawancara dan pengumpulan berkas fisik alur selanjutnya adalah pengumuman staffing, orientasi dan pembekalan, dan pelantikan pengurus. Ahid mengimbau agar mahasiswa terus memantau akun instagram resmi Bem Rema UPI untuk mendapatkan informasi lebih lengkap. Ia juga mengajak mahasiswa untuk bergerak dan berkarya untuk menebar manfaat dengan menjadi pengurus BEM Rema UPI. "Bergerak itu bukan hanya sebatas untuk terlihat, tetapi untuk berkarya dan menebarkan manfaat. Oleh karena itu, ayo kita bergerak, berkarya, dan bermanfaat bersama-sama di BEM REMA UPI 2017," tutupnya. (DN)

Asep Kadarohman Lepas Mahasiswa Program Kredit Transfer

$
0
0
Bandung, UPI Wakil Rektor UPI Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Asep Kadarohman, M.Si. melepas mahasiswa program kredit transfer dari UNIMED di Ruang Rapat Timur Gd. Isola Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Kamis, (19/01/2017). Dalam kesempatan itu turut hadir pula Wakil Rektor I UNIMED Prof. Abdul Hamid K, M.Pd., Wakil Rektor IV UNIMED Manihar Situmorang, M.Sc., P.hD., Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan dan Usaha, Prof. H. Didi Sukyadi, M.A., Wakilr Rektor Bidang Keungan, Sumber Daya dan Administrasi Umum, Dr. Edi Suryadi, M.Si., Dekan FPSD Dr. Zakaria Sukarya Soetedja, M.Sn., Dekan FPEB, Prof. Dr. Agus Rahayu, M.P., Dekan FPBS, Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd., Direktur Direktorat Akademik Dr. Dadang Anshori, M.Si., Kepala Departemen Ekonomi Dr. Hj. Neti Budiwati, M.Si., Kepala Hubungan Masyarakat, Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si., Wakil Dekan I (Bidang Akademik & Kemahasiswaan), Dr. Hj. Tri Indri Hardini, M.Pd., Wakil Dekan I (Bidang Akademik & Kemahasiswaan), Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd. Wakil Rektor I UNIMED, Prof. Abdul Hamid K, M.Pd., mengungkapkan UNIMED sudah menyelesaikan seluruh ujian pada tanggal 14 Desember 2016 dan kami juga baru bisa sekarang menjemput para mahasiswa. Banyak pengalaman yang mereka dapat selama di bandung, dari mulai budaya, teman baru dan berbagai hal. Terima kasih juga saya ucapkan kepada para dekan yang telah membina para mahasiswa kami. Mudah-mudahan kerjasama ini terus berlangsung dalam kegiatan menimba ilmu dan mencari pengalaman bagi para mahasiswa. Kegiatan akademik ini merupakan program Kemenristekdikti dalam pertukaran mahasiswa lintas kampus dan program UPI dalam meningkatkan kompetensi dan skill mahasiswa, serta daya saing lulusan. Mahasiswa UNIMED yang megikuti program transfer kredit ini berjumlah 11 orang  yaitu Cia Asasi Zakata Asky, Prodi Pend. Bahasa Prancis, Ayu Hartati, Kasmawati dan Silfia Deviani, dari Prodi Pend. Seni Rupa, Ronni Lirahman dari Prodi Pend. Tari, Rizkya Paulita Nasution, Prodi Pend. Tata Niaga, Khoerun Nisa, Nurul Aflah Tarigan, dan Rismeida Hasibuan, dari Prodi Pend. Ekonomi, dan Surya R. Pasaribu, dari Prodi Pend. Administrasi Perkantoran. Prof. Asep Kadarohman, M.Si mengatakan kita banyak belajar dari UNIMED dan kita ucapkan terima kasih. Karena selama adanya mahasiswa kredit transfer kita semua dapat belajar mengenai budaya dsb. Kami melihat bahwa program ini sangat baik. Artinya suatu program yang bukan hanya berguna bagi individu, tapi juga berguna untuk bangsa dan negara. Diharapkan dengan adanya program ini menjadi sebuah kedekatan antar bangsa Indonesia menjadi lebih kuat dan bisa memelihara bhineka tunggal ika. “Bahwa ini semua harus kita pahami, karena untuk menjadi sebuah bangsa yang besar harus saling bekerja sama satu sama lain dan hati-hati karena sekarang sudah masuk era teknologi IT yang sudah maju, hampir seluruh infomasi bisa kita akses dan cari dengan sangat mudah. Oleh karena itu kita harus tetap menjaga jati diri bangsa Indonesia dan dengan program ini juga silaturahmi diantara kita menjadi semakin kuat,” kata Prof. Asep Kadarohman. (Ija)

Teaching Factory 6 Langkah Efektif Tingkatkan Kewirausahaan

$
0
0
Bandung, UPI Implementasi model Teaching Factory Enam Langkah (TF-6M) sangat efesien meningkatkan hasil belajar siswa dan kompetensi vokasional dalam mata pelajaran kelompok wajib C dan kewirausahaan  yang didukung data lain yang menguatkan efesiensi implementasi model ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  implementasi  model TF-6M dalam pengembangan karakter wirausaha di bidang industri  kreatif fesyen,  dapat meningkatkan  kemampuan soft skills siswa. “Kemampuan soft skills sangat dibutuhkan siswa SMK. Karena, lulusan SMK akan menjadi tenaga tingkat menengah baik untuk bekerja maupun berwirausaha. Kemampuan soft skills merupakan kemampuan mengelola emosi, menghadapi stress, teknik berkomunikasi, interaksi sosial, integritas, tanggung jawab, etos kerja dan kejujuran, menerima perbedaan, yang akan menghasilkan sebuah karakter,” kata Dr. Cucu Sutianah, M.Pd., saat mempertahankan disertasi di Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Senin (23/1/2017). Cucu Sutianah mempertahankan disertasi di depan sidang akademik Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) dengan dibantu Prof. Dr. H. As'ari Djohar, M.Pd. sebagai promotor; dengan anggota promotor Prof. Dr. Hj. Sri Sulastri, M.Pd.; dan Dr. H. Dadang Hidayat, M.Pd. Diungkapkan, kompetensi lulusan SMK masih rendah karena masih terdapat kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki lulusan SMK dengan kebutuhan DU/DI, sehingga tujuan SMK menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan mandiri belum berhasil dilakukan. Sementara pembelajaran mata pelajaran produktif di SMK belum seperti proses yang ada di industri, sehingga diperlukan pengembangan dan implementasi model pembelajaran untuk lulusan SMK yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan dunia industri. “Di samping itu, peserta didik belum berpikir dan bersikap selayaknya pekerja, karena manajemen dan budaya sekolah belum seperti manajemen dan budaya industri, sehingga pengenalan peserta didik pada lingkungan dan jabatan pekerjaan yang ada di industri bisa dilakukan lebih awal,” ujar Cucu Sutianah. Ia juga mengungkapkan bahwa selama ini belum ada program pembelajaran yang dapat mengembangkan karakter wirausaha secara utuh pada mata pelajaran produktif  Program Studi Keahlian Tata Busana. Apalagi, proses pembelajaran mata pelajaran produktif  dengan  pembelajaran kewirausahaan masih terpisah belum terintegrasi secara utuh sesuai kebutuhan pasar kerja, sehingga waktu pencapaian kompetensi menjadi lebih lama bahkan tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan karena keterlambatan waktu. Pembelajaran produktif  belum  dilakukan secara konkret, dan realistis (real learning), pada pengembangan karakter wirausaha, kata Cucu Sutianah. Sedangkan penilaian proses dan hasil pembelajaran belum menggunakan teknik penilaian yang dapat menghasilkan data yang autentik sesuai kompetensi kerja yang dibutuhkan DU/DI atau hidup mandiri dan berwirausaha. Pencapaian kompetensi belum diukur dengan cara yang bervariasi sesuai dengan kriteria kinerja, baik hard skills maupun soft skills yang harus dilakukan untuk memperoleh gambaran hasil belajar yang sebenarnya. “Apalagi, peralatan praktik baru digunakan secara konvensional dan kondisional pada pembelajaran saja. Penggunaannya belum diberdayakan secara optimal, efesien dan efektif, tanpa memberikan pemasukan bagi pembiayaan praktik dan pemeliharaannya,” ujar Cucu Sutianah. Hasil penelitian yang dilakukan Cucu Sutianah menunjukkan bahwa  implementasi model TF-6M dalam pengembangan karakter wirausaha di bidang industri  kreatif  fesyen, dapat meningkatkan hasil belajar untuk ranah pengetahuan siswa pada Mata Pelajaran Kelompok  Wajib C. Hasil perhitungan  data menunjukkan bahwa  implementasi  model TF-6M dalam pengembangan karakter wirausaha siswa di bidang industri  kreatif fesyen, dapat meningkatkan hard skills siswa. Tergambar dari pencapaian setiap aspek dan indikator yang meliputi aspek tentang, menganalisis order,  mengerjakan order,  dan melakukan QC. Terdapat peningkatan kemampuan hard skills siswa, setelah implementasi Model TF-6M. Ia juga mengungkapkan bahwa implementasi Model TF-6M dalam pengembangan karakter wirausaha di bidang industri  kreatif fesyen,  dapat meningkatkan  kemampuan soft skills siswa. Tergambar dari pencapaian setiap aspek dan indikator yang meliputi menerima pemberi order, menyatakan kesiapan  mengerjakan  order  dan menyerahkan order. Pembelajaran dengan Model TF-6M menurut data hasil penelitian berpengaruh terhadap peningkatan soft skills peserta didik. Mengungkapkan tentang persepsi siswa tentang pengembangan karakter wirausaha, Cucu Sutianah mengatakan, pembelajaran dengan Model TF-6M dalam pengembangan karakter wirausaha di bidang industri  kreatif fesyen, dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan karakter wirausaha siswa. Tergambar dari pencapaian setiap aspek dan indikator yang meliputi motivasi berprestasi,  orientasi masa depan,  kepemimpinan usaha,  jaringan usaha,   responsif dan kreatif terhadap perubahan. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa  implementasi  Model TF-6M dapat mengembangkan kemampuan  karakter wirausaha siswa, tergambar pada pencapaian setiap aspek dan indikator yang meliputi, motivasi berprestasi,  orientasi masa depan,  kepemimpinan usaha,  jaringan usaha, dan responsive dan kreatif,” ujar Cucu Sutianah. Langkah menerima pemberi order, menyatakan kesanggupan mengerjakan order, dan menyerahkan order, aspek yang dapat dikembangkan adalah aspek motivasi berprestasi dan jaringan usaha. Kemampuan menganalisis order, mengerjakan order, melakukan quality control  aspek yang dapat dikembangkan yaitu aspek orientasi masa depan, kepemimpinan wirausaha dan responsif dan kreatif terhadap perubahan. (Dodi/Reza Ibrahim/WAS)

The Light Within a Night Kolaborasi Mahasiswa Indonesia dan Australia

$
0
0
Bandung, UPI Dalam rangka merayakan kembali kesuksesan dimasa silam, La Trobe Student Theatre and Film bersama dengan Mainteater Bandung dan Teater Lakon mempersembahkan The Light Within A Night (Cahaya Memintas Malam), Selasa – Rabu, 14 – 15 Februari 2017 pukul 19.30 WIB di Gedung Kebudayaan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Pada tahun 1997, La Trobe Student Theatre and Film memprakarsai sebuah produksi bersama dengan IKIP Bandung (UPI) dalam drama Indonesia (karya Arifin C.Noer), Sumur Tanpa Dasar. Proyek ini melibatkan mahasiswa La Trobe dan mahasiswa Indonesia untuk berlatih dan memproduksi pertunjukan untuk ditampilkan di kedua negara. The Light Within A Night merupakan sebuah karya kolaborasi yang dirancang oleh mahasiswa dari La Trobe Student Theatre and Film, Australia dan mahasiswa dari Teater Lakon UPI, Indonesia, di bawah arahan Sutradara oleh Sahlan Mujtaba (Bandung, Indonesia) dan Bob Pavlich (La Trobe University). Mengangkat cerita rakyat Sunda, “Jamarun, seorang petani miskin dituduh sebagai pembunuh, digiring ke pengadilan. Tanpa bukti dan pembelaan. Jamarun tidak bisa lolos dari penghakiman. Ia pun dihukum gantung di tengah alun-alun. Sesaat setelah digantung, ribuan burung dan kupu-kupu mengepung langit -sehingga suasana berubah gelap-, menyerbu aroma dari tubuh bangkai yang harumnya menyeruak di udara", Kolaborasi dua kelompok mahasiswa membangun cerita ini dari isu-isu yang muncul disekitarnya. Antara Australia dan Indonesia beserta kisahnya dan perilakunya dalam banyak aspek masih asing satu sama lain. Pertunjukan ini menatap dengan tajam ke dalam jurang budaya yang memisahkan mereka dan dalam waktu bersamaan juga mencari hal-hal yang menghubungkan mereka. Bentuk teater disajikan melalui multi-seni (teater, tari, dan multimedia) dan multibahasa (keragaman bahasa dari Indonesia dan Australian). The Light Within a Night - Cahaya Memintas Malam telah menerima dukungan dari Department of Foreign Affairs and Trade – Australia melalui The New Colombo Plan, La Trobe Student Union, La Trobe University, Bale Darga, Universitas Pendidikan Indonesia, Bentara Budaya Bali dan Kompas Gramedia. Asia TOPA adalah inisiatif bersama dari Sidney Myer Fund dan Arts Centre Melbourne dan didukung oleh warga Australia dan Pemerintahan Victoria. Pertunjukan akan berlangsung di Bandung dan Bali, Indonesia dan La Trobe University dan La Mama Couthouse, Australia yang tengah merayakan HUT ke-50 di tahun 2017. Pertunjukan ini pun menjadi bagian dari Festival AsiaTOPA 2017. (DN)
Bandung \\ Selasa – Rabu, 14 - 15 Februari 2017 Pukul 19:30 WIB Gedung Kebudayaan Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung HTM Rp. 30.000   Bali \\ Sabtu - Minggu, 18 - 19 Februari 2017 Pukul 19:30 WIT Bentara Budaya Bali Jl. Profesor Ida Bagus Mantra No. 88A Ketewel, Gianyar, Bali   RSVP : Osi (082298668061) Australia \\ Venue: Menzies Theatre, La Trobe University Bundoora Dates and Times: March 6th - 8th - 7:00 pm Bookings: 03 9479 1198   Venue: La Mama Courthouse, 349 Drummond Street Carlton Dates and Times: March 15th - 6:30 pm March 16th - 18th - 7:30 pm March 19th - 4:00 pm Bookings: 03 9347 6142 or www.lamama.com.au  
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live