Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live

Kig Dance Community UPI Juara Umum Festival Tari XXIV

$
0
0
02

01Bandung, UPI

KIG Dance Community mengikuti pagelaran Gebyar Festival Tari XXIV antar Fakultas se-Universitas Brawijaya dan  Universitas Tingkat Nasional tahun 2016 di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya Malang, Rabu, (30/11/12).  Gebyar Festival Tari XXIV adalah suatu kegiatan yang menggabungkan seni karawitan dan tari ke dalam harmonisasi penampilan yang berbentuk kompetisi yang diikuti generasi muda Indonesia.

Festival Tari antar Universitas se-Indonesia ini diselenggarakan pada tanggal 30 November 2016. Peserta yang mengikutinya antara lain Universitas Panca Marga Probolinggo, Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Malang dan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa Yogyakarta.

Ashry Kus Febriani selaku ketua KIG Dance Community mengungkapkan, “Alasan kami mengikuti acara ini, karena tertarik dengan tema yang diusung yaitu Harmoni Darah Juang Maharaja Nusantara, tentang keberagaman cara berjuang yang dilakukan oleh barisan maharaja untuk mencapai Indonesia saat ini.” 02

Ketua KIG juga mengatakan, “Tema ini adalah gambaran perjuangan dan pengorbanan rakyat maharaja yang sebenarnya, lalu disajikan dengan harmoni dalam sebuah karya yang melatarbelakangi hadirnya tema ini, serta sebagai acuan dalam menciptakan karya. Selain untuk mengikuti perlombaannya kami dapat terus melestarikan budaya tradisi yang ada dengan mengangangkat cerita daerah.

KIG Dance Community membawakan naskah cerita dari “Putri Purnamasari” yang menceritakan tentang perjuangan sekelompok wanita dalam mempertahankan harga diri dan juga membela tanah air yang dicintai nya. Dengan jumlah penari tujuh orang yaitu Ashry Kus Febriani (koreografer), Maulida Rahmani, Vicky Rizki Suharto Putra Prasetya, Sandra Akbar ,  Gillian Regita Putri, Sidqia Nurfadillah, Intan Tania, Adi Sasmita. Satu official (Rasyidatul Latifah), dua FOH ( Rizwan Hakky BZ dan Kamil Mubarok) dan  enam pemusik ( Athur, Rollanda, Arbi, Soleh, Wanty, M.Iklil).

KIG juga berhasil meraih beberapa penghargaan dan terpilih sebagai Juara Umum dalam perlombaan tersebut.  Dengan merebut empat kategori  yaitu penyaji terbaik (non ranking), koreografer terbaik (non ranking), penata musik (non rangking) dan penata busana terbaik (non rangking).  (Rudi Lesmana)03


Komisi A DPRD Kabupaten Garut Kunjungi UPI

$
0
0
1212 Bandung, UPI Sebanyak lima orang perwakilan dari Komisi A DPRD Kabupaten Garut melakukan kunjungan kerja ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Senin (5/12/2016). Rombongan dipimpin oleh Ketua Komisi A DPRD Garut Alit suherman, didampingi oleh Sekretaris Komisi Dadang Sudrajat, dan anggota Komisi Yayat Hidayat, serta staf. Alit menjelaskan, kedatangan Komisi A DPRD Kabupaten Garut ke UPI terkait keresahan pihaknya atas nasib para guru honorer yang ada di wilayahnya. “Ada sekitar 4.000 orang guru non pns tersebar di 1.658 sekolah. Mereka meminta kejelasan atas masa depannya. Kondisi saat ini guru non PNS lebih banyak dari pada yang pns, ada di satu sekolah yang hanya dihuni oleh satu orang pns yaitu kepala sekolahnya,” ujar. Keresahan muncul saat para sukarelawan atau sukwan beraudiensi dengan Komisi A. Pada tahun anggaran 2016 diinformasikan ada penerimaan pegawai Guru Garis Depan (daerah 3T). Di Jabar hanya ada satu kabupaten yang mendapatkan kuota dan letaknya tidak berada di 3T, justru Kabupaten Garut tidak mendapatkan kuota tersebut, bila dilihat dari segi geografis berbatasan langsung dengan Australia.11 Lebih lanjut dikatakan,”Menindaklanjuti hal tersebut, kita melakukan audiensi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dan pihak dinas menyarankan untuk berdiskusi dengan perguruan tinggi yang kompeten dalam masalah tersebut. Atas dasar itu kita melakukan hearing atau dengar pendapat dengan UPI dalam rangka mengatasi masalah tersebut, sehingga para guru non pns yang sudah mengabdi lama bisa diakomodir. Saat ini honor mereka mulai Rp 80.000,- hingga Rp 100.000 per bulan. Intinya adalah ingin mencari peluang, apakah melalui program SM3T atau semacamnya, serta melakukan pemotretan wilayah dalam pemberian kuota guru garis depan, karena Komisi A berbicara tentang kepegawaian, dan kita juga kita berbicara tentang guru.” Dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., memahami permasalahan tersebut, dikatakannya,”Bahwa kegiatan SM3T adalah kegiatan yang korelasinya dengan Pendidikan Profesi Guru (PPG), dan sifatnya masih tertutup, registrasi dilakukan terpusat melalui Kemendikbud dan Kemenristek Dikti. Tidak semua perguruan tinggi negeri bisa menjadi pengelola program SM3T. Perguruan tinggi penyelenggara tidak diikusertakan untuk berdiskusi terkait kebijakan persyaratan.” Demikian pula dengan program sertifikasi guru sifatnya juga tertutup, lanjutnya, karena kuota ditentukan pemerintah melalui dua kementerian tadi, UPI hanya melaksanakan program (PPG dan SM3T) yang diamanatkan tersebut. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) pun sama, sifatnya tertutup, saat ini UPI mengelola 3.245 orang, dan tetapi untuk pendaftaran  PLPG bisa melalui Dinas Pendidikan Kabupaten. Bila melihat peluangnya, maka disarankan untuk mengikuti program PLPG karena untuk pendaftarannya diusulkan oleh dinas pendidikan setempat. 13Hal serupa ditegaskan juga oleh Koordinator Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Terpencil (SM3T) Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M. Pd., dikatakannya,”Saat ini program SM3T sudah menyelenggarakan kegiatannya untuk angkatan ke-6. Penetapan lokasi SM3T sepenuhnya merupakan kebijakan oleh dua kementerian yang disebutkan tadi. Adapun persyaratannya atas usulan kepala daerah melalui dua kementerian tsb. Hingga saat ini prioritas masih untuk di luar pulau Jawa. Pemerintah telah menetapkan 24 provinsi dan 200 kabupaten dengan kategori 3T.” SM3T diperuntukan bagi sarjana yang masih muda, maksimal lulus 3 tahun setelahnya, ujarnya. Program studinya pun ditetapkan pusat sesuai permintaan daerahnya. Saat ini diselenggarakan oleh 17 perguruan tinggi dengan 24 prodi pilihan, dan penyelenggara harus terakreditasi mininal B. UPI mendapatkan kuota 9 prodi, dan semuanya tergantung kebutuhan pemerintah dan ploting dari kementerian. (dodiangga)  

Meningkatkan Daya Saing Jabar Melalui Pendidikan Inovatif

$
0
0
0201Bandung, UPI Dalam rangkaian perayaan Dies Natalis ke-62 Universitas Pendidikan Indonesia, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPI, menyelenggarakan seminar inovasi pendidikan di Auditorium lantai 3, LPPM UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229, Bandung, Selasa, (6/12/2016). Seminar ini mengusung tema “Akselerasi Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Melalui Implementasi Hasil Penelitian Pendidikan.” Dalam seminar ini, LPPM menghadirkan para pembicara antara lain Dr. Asep Hilman (Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat) yang memaparkan Kebijakan Pendidikan di Provinsi Jawa Barat; Ir. Yerry Yanuar, MM. (Kepala BAPPEDA Jawa Barat), memaparkan rencana strategi pembangunan pendidikan Provinsi Jaw Barat; Prof. Ace Suryadi, Ph.D (mantan Dirjen PNFI Kemdikbud), memaparkan perencanaan persekolahan dan kebutuhan guru; Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si. (Dosen PKn) memaparkan peningkatan kapasitas kepala sekolah untuk mewujudkan sekolah sebagai institusi karakter; Dr. Yadi Ruyadi, M.Pd. (Sekretaris LPPM) memaparkan pendidikan karakter; dan Sumar Hendayana, Ph.D. (pakar Lesson Study) yang  memaparkan Model Guru Pembelajar melalui pemberdayaan komunitas belajar. Ketua LPPM UPI Prof. Dr. Sumarto, MSIE. mengatakan bahwa tujuan seminar ini adalah untuk menjalin kerja sama dengan semua stakeholder  pendidikan di Jawa Barat, untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia melalui pendidikan yang inovatif dan hasil penelitian pendidikan para dosen UPI. Jika mencermati Human Development Report 2015, index pembangunan manusia Indonesia menempati urutan ke-110 dari 188 Negara. Urutan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia jauh tertinggal dari tetangganya yaitu Singapura (ke-11), Brunei (ke-31), Malaysia (ke-62), dan Thailand (ke-93). Dalam data BPS 2015 diperoleh informasi bahwa index pembangunan manusia Jawa Barat menempati urutan ke-12, setelah DKI (ke-1), DI Yogyakarta (ke-2), Kalimantan Timur (ke-3), Kepulauan Riau (ke-4), Bali (ke-5), Riau (ke-6), Sulawesi Utara (ke-7), Banten (ke-8), Sumatera Barat (ke-9), Sumatera Utara (ke-10), dan Aceh (ke-11).02 Dari data BPS Provinsi Jawa Barat 2014 diperoleh keterangan bahwa rata-rata lama studi adalah 8,34 tahun, setara SMP. Sungguh ironis, padahal jika dilihat dari penduduknya, Jawa Barat memiliki populasi tertinggi di Indonesia, mencapai sekitar 43 juta jiwa. Perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia yaitu UPI, ITB, UNPAD, dan IPB ada di Jawa Barat. Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si. juga mengunggkapkan dalam sambutannya, “Kita juga tahu bahwa pendidikan dipercaya oleh banyak negara termasuk Indonesia sebagai salah satu strategi meningkatkan daya saing. Kemajuan sebuah bangsa tidak akan melebihi kemajuan dalam segi pendidikannya. Nelson mandela mengatakan,“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world”. Jadi kalau kita menguasai pendidikan yang bermutu dan baik, maka kita bisa jadi yang terdepan di dunia ini. Kita juga patut bersyukur, karena indonesia menjadi negara yang subur, memiliki kekayaan yang melimpah ruah, serta kita diberi bonus demografi yang menjadi masalah bagi beberapa negara saat imi. Sehingga ini adalah suatu motivasi dan modal kita untuk kedepan. Universitas memandang kegiatan seminar inovasi pendidikan ini merupakan seminar yang penting, karena dapat mengembangkan inovasi yang telah dilakukan melalui riset, untuk diimplementasikan dalam kegiatan pendidikan. Kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Oleh sebab itulah seminar kali ini, LPPM UPI mengajak para kepala sekolah, Kepala Dinas Pendidikan dan BAPPEDA Kabupaten/Kota se-Jawa Barat untuk bersama-sama mendiskusikan strategi meningkatkan daya saing sumber daya manusia Jawa Barat melalui pendidikan. Dr. Sumar Hendayana sebagai Kepala Pusat Inovasi Pendidikan LPPM UPI mengatakan bahwa “sumber daya alam yang melimpah di Jawa Barat tidak lagi menjamin memenangkan persaingan manakala sumber daya manusianya lemah”. (Rudi Lesmana/WAS)03

19 Menwa Remaja Batalyon XI UPI Naik Tingkat Menjadi Anggota Muda

$
0
0
0301Bandung, UPI Sebanyak 19 orang anggota remaja Menwa Batalyon XI UPI melaksanakan tradisi Pembinaan kenaikan tingkat menuju anggota muda di Markas Komando Menwa Batalyon XI UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229, Bandung. Sabtu, (3/12/2016). Menwa merupakan organisasi besar yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks khususnya di universitas. Oleh karena itu, pembinaan yang khusus diperlukan bagi anggota Menwa. Dua hari berturut-turut anggota remaja dibina dan digembleng melalui tes psikologi, tes pemaparan materi, dan tes fisik team building. Tes psikologi dilakukan untuk mengetahui kondisi psikologi anggota dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Melalui tes ini dapat terlihat karakter yang dimiliki oleh anggota. Selain itu juga, tes ini bisa memberikan gambaran untuk pimpinan dalam menempatkan anggota pada struktur organisasi. Selanjutnya, tes pemaparan materi. Tes pemaparan materi diujikan kepada anggota remaja Menwa Batalyon XI untuk menguji keberanian, mental dan juga pemahaman remaja terhadap materi yang telah diberikan semenjak menjadi anggota Menwa Batalyon XI UPI. Dan yang terakhir adalah tes team building yang dilakukan untuk menguji kekompakan dan kerja sama tim anggota Menwa Batalyon XI UPI. Pembinaan kenaikan tingkat remaja menju muda ini mendapat dukungan penuh dari pimpinan dan para alumni Menwa Batalyon XI UPI. Dukungan dan dorongan itu ditunjukan langsung dengan semangat dan kesediaan para alumni menjadi tim penguji saat adanya tes pemaparan materi. Hal ini membuktikan bahwa alumni memiliki semangat untuk mengasah pengetahuan melalui WCDS (Penyempurnaan Pengabdian melalui Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan).02 Dani Suherdi sebagai salah satu penguji mengungkapkan “Saya merasa terhormat bisa menjadi salah satu penguji dalam kegiatan ini. Saya rasa pembinaan ini bagus untuk para anggota. Kegiatan ini dapat melatih mental, pengalaman, keyakinan, kepedulian dan dapat meningkatkan skil anggota. Harapannya kegiatan ini tertap dipertahankan dan ditingkatkan lagi bentuk pembinaannya” “Saya ucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang berpartisipasi pada kegiatan ini, khususnya kepada para senior yang telah bersedia menjadi penguji dan rela  menyumbangakan pemikiran dalam membina anggota remaja”. kata Danyon XI Urai Ramadhani. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota Pramuka dan anggota Gemapsi. Pandu sebagai anggota Pramuka menyampaikan kesan pesannya terhadap kegiatan ini “Jadikan setiap pembinaan menjadi sebuah cara pembentukan pola pikir dan pendewasaan diri. Disamping itu juga pembinaan ini bagus untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap organisasi. Saya rasa Menwa Batalyon XI patut mempertahankan pembinaan ini”. Menjadi sosok individu yang lebih baik itu harus melewati tahap pembinaan yang panjang. Pembinaan remaja ini menjadi modal dasar bagi setiap anggota Menwa Batalyon XI dalam menemukan prinsip hidupnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Urai Ramadhani selaku Komandan Menwa Batalyon XI UPI, “Adanya pembinaan ini menjadi sarana untuk memupuk persaudaraan para anggota Menwa Batalyon XI UPI.03 Pembinaan ini pula dapat meningkatkan ilmu dan pengetahuan setiap masing-masing anggota. Selain itu, pembinaan ini akan menjadi bekal untuk para anggota dalam menghadapi tantangan zaman. Karena di saat seorang anggota memiliki ilmu yang lebih tinggi maka tantangan dan rintangan pun akan datang silih berganti. Diibaratkan sebuah pohon yang tinggi menjulang, maka harus ada akar yang kuat untuk menopang kehidupannya. Begitu pula dengan kehidupan, di saat seseorang anggota harus melalui proses pendewasaan diri maka penting adanya pembinaan. Dalam proses pembinaan seorang individu akan timbul prinsip hidup yang teguh.” Reza Adriantika (PKn, 2015), Resta Ayu Chairunisa (Tekpend, 2015), dan Poja Rahayu (PGSD, 2015) menjadi tiga anggota terbaik dalam pembinaan kenaikan tingkat muda. Banyak ucapan selamat yang diberikan oleh rekan dan para anggota Menwa lainnya. Harapannya dengan adanya prestasi yang diraih bisa menjadi motivasi dan semangat bagi anggota remaja lainnya. Kegiatan pembinaan ini memang sudah dilaksanakan. Namun, untuk pelantikan anggota remaja naik menjadi anggota muda akan dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2016 yang bertepatan dengan hari Apel Korp Menwa Batalyon XI Universitas Pendidikan Indonesia. (Minpers/Amalia)

Tim Riset ESD For Curriculum Development and Mobile Learning Engine dari UPI Diapresiasi Jepang

$
0
0
8

8

Laporan Deni Darmawan

Shizuoka, UPI Shizuoka University cukup memberikan tantangan akademik dan intelektual Tim Peneliti UPI, khususnya dalam bidang Pengembangan Kurikulum serta Pengembangan Mobile Learning dalam bidang ESD pada Mata Pelajaran PLH, tak kala kesempatan untuk mempresentasikannya di hadapan para Professor dari lulusan Fullbright IOWA University. Kami, Dr. Deni Darmawan dan Dr. Asep Herry Hernawan di bawah asuhan Prof. Dr. Mohammad Ali tak kalah siap dengan mereka, mengingat kami telah mempersiapkan produk riset dan bahan presentasi tentang temuan-temuan riset yang diharapkan mampu memberikan masukan kebijakan terbarukan dalam bidang Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar Mobile Learning untuk SD dan SMP. Studi ini dilakukan di dua kota, yaitu di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia dan Kota Shizuoka, Jepang. Penelitian ini kami selesaikan selama 2 tahun dan tahun ini kami selesaikan untuk laporan akhir. 5Pada kesempatan yang sangat menantang tim riset UPI, berkesempatan untuk menyampaikan presentasinya. Sebagaimana yang dipetakan dalam tim riset, Dr. Asep Herry Hernawan, M.Pd., membawakan materi tentang pengembangan kurikulum dan Silabus PLH, sedangkan Dr. Deni Darmawan, M.Si., menyampaikan paparan produk riset berupa pengembangan Model Pembelajaran Mobile Learning Offline & Online juga Website Mobile learning for ESD. Kedua proses pemarapan berjalan dengan seksama dan penuh perhatian dari tim Shizuoka University. 4Beberapa produk yang telah kami sampaikan kepada tim peneliti dari Shizuoka University yang dipimpin oleh Prof. Yoshisuke Kumano, Ph.D., dan Prof. Keiko Ike Keida, PhD., Prof. Fuhimiko Sugano, Ph.D., cukup memberikan pengalaman yang berarti untuk mereka, khususnya mengenai analisis kebutuhan akan sejumlah topik-topik dalam penanganan, pencegahan dan pengelolaan sistem serta budaya peduli akan keseimbangan lingkungan, khususnya di perkotaan. Beberapa produk riset yang telah divalidasi dari tim UPI oleh Tim Shizuoka University Japan, diantaranya: (a) Silabus kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup; (2) Bahan ajar pengembangan materi PLH; (3) Modul Pengembangan Bahan ajar Mobile Learning versi Offilne dan Online; (4) CD Pembelajaran berisi Materi PLH; (5) Website Mobile Learning; (6) Produk artikel untuk Jurnal Internasional. Keenam produk tersebut semuanya mendapatkan  apresiasi dari Prof. Kumano dkk. Semoga keenam produk tersebut juga mendapatkan peluang untuk terus diteliti dan dikembangan lebih lanjut hingga dapat dimanfaatkan oleh para guru di seluruh Indonesia, dan jika memungkinkan akan dikembangkan menjadi publikasi sumber belajar internasional. Produk hasil riset tentang ESD untuk mata pelajaran PLH di SD dan SMP yang dilakukan  di Kota Bandung ini telah memberikan inspirasi bagi Prof. Kumano untuk dijadikan bahan dalam diskusi para calon doktor di Shizuoka University. Seetelah kami mempresentasikan hasil riset ini kami diundang untuk bergabung dengan para duta calon doktor dari Rwanda dan Indonesia juga. Selama itu juga kami melakukan sharing pengalaman dalam melakukan dan menyelesaikan penelitian dalam bidang ESD khususnya yang diperuntukkan untuk pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup bagi anak-anak sekolah dasar dan menengah pertama di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Serta bagaimana materi pembelajaran tersebut dikemas juga ke dalam bentuk bahan ajar teknologi bergerak atau Mobile Learning.  Demikian juga dengan inovasi yang kami telah lakukan yaitu mengembangkan sejumlah materi pembelajaran mobile learning yang berisi tentang bagaimana siswa mulai dari mengenal berbagai jenis perusakan dan kerusakan lingkungan, kemudian menanggulangi permasalahan, serta mengelola lingkungan ruang dan air serta menanamkan budaya mencintai lingkungan agar tetap seimbang.  Semua rangakaian riset dan produk kami sharing juga kepada para peneliti dari negara Rwanda tersebut.1 Dengan difasilitasi oleh Prof. Kumano kami juga diajak untuk sharing tentang riset yang sedang dikembangkan oleh Prof. Kumano yaitu mengenai STEM (Science, Technology and Mathematics). Melalui riset ini prof. Kumano telah menciptakan suatu paradigma penting bahwa ilmu harus melakukan kolaborasi di dalam menghadapi, menangulangi dan mengelola upaya pemecahan masalah ketidakseimbangan di dunia ini melalui ilmu-ilmu terapan termasuk kelompok bidang ilmu sains, teknologi dan matematika. Hal ini bisa dikenali sejak dini kepada para siswa di rumah maupun di sekolah. Pada kesempatan itu pula prof. Kumano menyarankan agar riset yang diakukan oleh tim peneliti dari UPI yang dipimpin oleh Prof. Mohammad Ali dapat dilanjutkan dengan produk yang lebih nyata. Riset yang digagas dengan melibatkan para guru SD dan SMP dalam bidang penanaman nilai-nilai kepeduliaan terhadap lingkungan, dimasa yang akan datang akan menjadi trend research dalam rangka menjaga dunia dari kehancuran. Demikian disampaikan oleh Kumano. Ditegaskan lebih lanjut bahwa tidak ada ilmu-ilmu lain selain yang dapat diterapkan dalam upaya melanjutkan kelangsungan peradaban manusia di dunia ini, kecuali ilmu-ilmu terapan. Menanggapi pemikiran tersebut maka tim riset UPI menjelaskan bahwa tim yang sekarang telah menyelesaikan laporannya ini telah mempersiapkan diri untuk melanjutkan riset lanjutan dan sedang diajukan untuk dipersiapkan pendanaannya melalui LPDP yang bersumber dari Kementrian Keuangan. Rancangan ini semoga dapat terealisasikan sehingga riset yang berlandasakan pada inovasi nyata dapat terus dilakukan oleh semua tim peneliti dari UPI. 6Dari rangakaian presentasi yang kami lakukan di Shizuoka university, setidaknya ada sejumlah best practices yang dapat kami timba di sana, dimana shizuoka yang begitu besar akademik dan riset sangat padat, sehingga para professor kebanyakan membina dan membimbing riset para calon doktor dan magisternya hampir sepanjang hari dan sepanjang minggu. Aktivitas mereka diselingi dengan sejumlah sharing hasil riset pada skala internasional. Demikian juga laboratorium yang disediakan untuk 1 dosen cukup luas dan perlengkapan riset sangat lengkap, sehingga memungkinkan seorang professor mampu menghasilkan sejumlah karya yang mendunia. Hal ini patut menjadi contoh khususnya bagi para dosen, para profesor dan para doktor dan peneliti dari UPI. Sebagai tindak lanjut dari hasil prsentasi dan sharing pengalaman melakukan penelitian, maka produk dari tim UPI dalam hal ini kurikulum PLH dengan tema-tema khusus hasil seleksi selama riset, modul, serta website, dan juga mobile learning akan didaftarkan menjadi salah satu kekayanaan penambah paten untuk Universitas Pendidikan Indonesia. Semoga setelah kami pulang ke Indonesia hasil dari presentasi dan sharing pengalaman riset ini akan menjadi oleh-oleh yang sangat berharga untuk UPI dan untuk kita semua sebagai peneliti dalam bidang pendidikan. Akhirnya kami berdoa, semoga Allah SWT masih terus memberikan kesempatan kepada kami untuk bisa memperbaiki segala kekurangan dan menambah nilai-nilai positif dan manfaat dari hasil inovasi-inovasi berbasis riset yang akan terus kami lakukan di masa yang akan datang.

Rethinking Theories & Practices of Early Childhood Education

$
0
0
1  2Bandung, UPI Sebanyak lima orang keynote speaker, tampil untuk memaparkan temuannya dalam International Conference Early Childhood Education (ICECE) yang ketiga di Hotel Banana Inn Jalan Setiabudhi Bandung, Jumat (11/11/2016). Ketua Panitia ICECE 2016, Vina Adriany, M.Ed., Ph.D., mengatakan,”Kelima keynote speaker tersebut berbicara dalam dua sesi. Hari pertama menghadirkan Dr. M. Solehudin, M.A., M.Pd dari Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Inga Wernerson dari University West Sweden dan Dr. Annet Helman dari Gothenburg University. Sementara itu untuk hari kedua hadir Dr. Nancy Lien dari National Dong Hwa University, United States dan Dr. Marek Tesar dari Auckland University, New Zealand.”3 Lebih lanjut dijelaskan, konferensi ini dimaksudkan sebagai ajang saling bertukar ide dan gagasan mengenai teori-teori dan praktek Pendidikan Anak Usia Dini, sekaligus sebagai ajang untuk melakukan diseminasi hasil penelitian, mengembangkan network, serta menstimulasi penelitian-penelitian lanjutan dalam bidang ke-PAUD-an. “Dalam pelaksanaan konferensi ini, ada perubahan yang dilakukan oleh panitia dimana proseding dalam kegiatan ini akan terbit di Atlantis Press, yang terindeks ISI-Thomson  Reuteurs. Ini merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas makalah yang masuk, selain meningkatkan jangkauan keterbacaan dari makalah yang ditulis dalam konferensi ini  secara global,” ujarnya. 1Ditegaskannya, 3rd ICECE ini di selenggarakan oleh program studi PAUD Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) selama dua hari, mulai Jumat hingga Sabtu (11-12/11/2016), dan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan, dan Usaha Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. Kegiatan ICECE 2016 ini juga merupakan bagian dari kegiatan Dies Natalis UPI yang ke-61. Adapun, tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah Rethinking Theories & Practices of Early Childhood Education. konferensi ini diikuti sebanyak 150 orang, dan peserta berasal dari dalam dan luar negeri. Konferensi diselenggarakan dengan model parallel, dan dilaksanakan selama dua hari. (Lutfatulatifah/dan) 4

Fostering Inclusive Society and Education for All in The World

$
0
0

Bandung, UPI

Anak-anak datang ke sekolah dengan berbagai macam pengalaman masa lalu. Banyak anak yang tidak fasih dalam bahasa atau dialek instruksi, yang juga merupakan bahasa yang digunakan untuk belajar membaca … Ini tidak adil! Selain itu, mereka sering dicap sebagai “pembelajar lambat” dan dipisahkan ke dalam kelas khusus. Guru sering mengajar di kelas dengan 50, 100 atau lebih individu dan mereka sering mengajarkan mereka seolah-olah hanya ada satu pelajar di kelas tanpa pertimbangan dan diferensiasi. Mereka berharap bahwa semua akan belajar tentang apa yang kurikulum instruksikan untuk mengajar. Ingat, kita dilahirkan berbeda sehingga kita belajar berbeda! Jenis pendidikan yang mengikuti kurikulum kata demi kata dan buku teks akan menyebabkan pengecualian dan pemisahan.

Demikian ungkap IDP – Senior Partner, Member of the Norwegian Afghanistan Committee, Miriam D. Skjørten, Cand.paed.spec., saat memaparkan temuannya dalam International Conference of Special Education Needs (ICSEN) 2016, “Fostering Education For All and Inclusive Society”, di Isola Resort, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Jumat (2/12).

Lebih jauh dijelaskan,”Kita semua terlahir berbeda namun pada prinsipnya mempunyai hak yang sama. Bagi beberapa orang, ada hak-hak mereka belum terpenuhi, Kenapa? Apa karena faktor politik, hukum dan atau rendahnya  hukum, keengganan, kurangnya pengetahuan, pemahaman, empati dan refleksi, takut, atau sikap?”

Mengapa ada realita bagi banyak orang belum membaik? Mengapa masih begitu banyak yang tidak diistimewakan, dikecualikan dan terpisah? , tanyanya, Individu, sekelompok orang, bangsa. Meskipun kondisi sudah membaik, mereka kembali memburuk. Harapan kami untuk masa depan terletak pada anak-anak hari ini yang akan menjadi orang dewasa besok, oleh karena itu kita harus fokus pada pendidikan. Alih-alih “memberi makan” anak-anak dengan fakta, justru kita harus mempromosikan kemanusiaan mereka, sensitivitas, reflektifitas dan pemahaman.

“Kita harus mulai membina masyarakat yang inklusif dan pendidikan untuk semua di dunia. Semua itu apa saja dan siapa saja? Pertama adalah pendidikan, baik formal maupun non formal, kemudian masyarakat yang di dalamnya ada keluarga, komunitas, dan kelompok etnis,” ujarnya.

Untuk mencapai masyarakat yang inklusif kita perlu Inklusi dalam pendidikan. Inklusi dalam pendidikan adalah mengajar dan pembelajaran disesuaikan dengan semua peserta didik dalam satu kelas bahkan jika mereka memiliki potensi individu yang berbeda dan kebutuhan

“Mengapa harus ada Pendidikan Inklusif di sebuah konferensi tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus?” tanyanya lagi. Di masa lalu, pendidikan umum dan pendidikan kebutuhan khusus adalah dua hal yang terpisah. Secara sistem sering berada di bawah kementerian yang berbeda, sementara dari sudut pandang sekolah ada sekolah terpisah atau kelas terpisah. Hari ini kita melihat Pendidikan Kebutuhan Khusus sebagai bagian terpadu dari pendidikan-pendidikan inklusif.

Apa kebutuhan pendidikan khusus?

Tentu saja, kebutuhan pendidikan khusus mengacu pada lebih dari kebutuhan yang disebabkan oleh kecacatan. Ada banyak alasan mengapa seorang anak, remaja atau orang dewasa mungkin memiliki, atau mengembangkan kebutuhan pendidikan khusus. Kita juga sering menggunakan konsep “hambatan belajar dan pengembangan”, atau, kita bahkan mungkin berbicara tentang peserta didik, anak-anak, dan orang dewasa  yang mengalami hambatan belajar dan pengembangan.

“Seringkali, tidak ada pertimbangan yang tepat untuk masing-masing orang, seperti model komunikasi dan cara berorientasi di lingkungan sosial dan fisik. Hal ini bisa disebabkan oleh pengalaman masa lalu atau trauma, perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain, minat, potensi dan Kebutuhannya. Kebutuhan ketika seseorang baru dilahirkan atau ketika ada yang mengajarkan sesuatu tetapi tidak sesuai untuk peserta didiknya dan adanya kebutuhan yang diakibatkan karena Kondisi kesehatan atau kecelakaan,” jelasnya.

Semua organisasi baik itu level internasional maupun nasional, pemerintah atau swasta sudah bertahun-tahun bekerja untuk mempromosikan hak-hak menuju inklusi di masyarakat. Kami memiliki pernyataan, konvensi, hukum. Kami memiliki ribuan lokakarya dan pertemuan pada hak asasi manusia, hak-hak anak, hak-hak perempuan, hak orang-orang pribumi, hak-hak penyandang cacat, hak pekerja, dan hak untuk pendidikan.

Dikatakannya,”Apa yang harus diubah dalam pendidikan saat ini? Sekolah dimaksudkan untuk mendidik untuk hidup. Apakah sekolah hari ini mendidik anak-anak menjadi individu yang pemikir aktif dan reflektif, jujur dengan orang lain dan dengan diri mereka sendiri, menghargai perbedaan dan keragaman di masyarakat, memiliki dan menunjukkan rasa hormat terhadap satu sama lain, bersedia untuk berbagi dengan satu sama lain dan menciptakan masyarakat yang inklusif, atau sekolah yang mempromosikan keegoisan dan daya saing?”

Pendidikan sering diimplementasikan berdasarkan kurikulum dan buku teks. Kurikulum dan teks buku penting sebagai pedoman, tetapi, keduanya hanya sebagai pedoman saja bukan sebagai “resep”. Seseorang harus mengikuti langkah demi langkah! Penggunaan kurikulum yang kaku dan pengembangkan sistem evaluasi yang tidak fleksibel dan terkesan resmi, mungkin akan membagi peserta didik menjadi “Pemenang” atau “Pecundang”

Dalam sistem tersebut, bagaimana peserta didik dievaluasi? Mereka terlalu sering hanya keterampilan terukurnya saja yang dievaluasi, tapi bagaimana dengan evaluasi kepekaan sosial, kreativitas dan fleksibilitas, atau berpikir reflektif dan evaluasi memegang tanggung jawab, self regulation atau disiplin batin. Apakah peserta didik mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan untuk evaluasi diri?

Pengecualian dan segregasi memiliki alasan lainnya juga, pertama kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang mengapa anak-anak dan orang dewasa dapat terlihat berbeda, berperilaku dengan cara yang berbeda, berkomunikasi dengan cara yang berbeda. Kedua kurangnya pengetahuan dapat mengakibatkan ketakutan, adanya prasangka terhadap ide-ide dan karena itu maka terjadi pengecualian.

Dalam sebuah kesalahpahaman, ada pertanyaan dan komentar seperti apakah cerebral palsy menular? Apakah anak dari seorang guru yang sedang hamil, dilahirkan menjadi tuli karena dia mengajar anak-anak tuli? Oh, dia hanya seorang petani, jadi ini adalah mengapa dia tidak bisa mengerti …Apa? Dia tidak bisa membaca dan menulis ? Oh, pasti dia sangat bodoh…. Oh, keluarga anak ini miskin dan mereka tinggal di sebuah komunitas miskin, anda tidak bisa mengharapkan anak ini menjadi murid yang baik. Orang tua benar-benar tidak tertarik. Mahasiswa ini hanya sangat malas!

Gerakan menuju inklusi adalah konsekuensi dari banyak faktor baik dari internasional maupun nasional, seperti peningkatan kesadaran kemanusiaan dan peran demokrasi, penyamarataan hierarki dan meningkatkan kebersamaan, peningkatan pengetahuan dan pemahaman baru dari proses yang relevan dengan pengembangan dan pembelajaran seperti potensi anak yang baru lahir dan anak-anak pada umumnya, pentingnya “mendengarkan” anak-anak dan siswa serta belajar dari satu sama lainnya, interaksi antara lingkungan sosial, individu, dan belajar, serta interaksi antara peluang biologis dan sosial dan tantangan.

Inklusi dalam pendidikan bertujuan menuju satu pendidikan untuk semua di mana setiap individu mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi individu maksimal. Pendidikan dimana kita belajar untuk menghargai keberagaman. Apakah di negara atau provinsi anda, ada desa khusus untuk orang yang tuli, buta atau memiliki cacat lainnya?

jadi kenapa harus ada sekolah khusus? Dalam kehidupan nyata kita semua hidup bersama. Pendidikan inklusif juga akan meminta kerjasama yang lebih baik dengan orang tua. Sebuah kerjasama mutualitas, dimana guru menunjukkan rasa hormat kepada orang tua, tidak peduli latar belakang orangtua dan orang tua menunjukkan rasa hormat kepada guru. Sebuah kerjasama dimana orang tua berbagi dan menyarankan guru dan sebaliknya.

Jika kita benar-benar serius tentang inklusi hadir dalam masyarakat maka kita harus melakukan perubahan yang serius pula dalam pendidikan kita, ini akan mencakup fleksibilitas secara umum di dalam sistem pendidikan dan kurikulum;  penjadwalan dengan urutan logis dari mata pelajaran termasuk jeda; dan penekanan harus diletakkan pada aspek sosial dari pembelajaran dan pengembangan berpikir kritis dan reflektif peserta didik.

Jangan lupa pertimbangan peserta didik seperti inisiatif dan minat, dan korelasikan serta hubungkan teori ke dalam praktek dan kehidupan sehari-hari peserta didik melalui pembelajaran berbasis proyek, mengintegrasikan mata pelajaran yang berbeda dalam topik bahwa peserta didik dapat menyelidiki, membahas, membuat hubungan antara dan tentang menulis atau mendramatisir. Hal ini tentu saja juga menyerukan perubahan yang sama dalam pendidikan guru.

Jadi, darimana datangnya pendidikan kebutuhan khusus? Pengetahuan dari pendidikan kebutuhan khusus harus diintegrasikan dalam pendidikan guru biasa. Spesialisasi dalam pendidikan kebutuhan khusus harus dibangun dari pengetahuan dan praktek pendidikan “biasa”, dan pendidik pendidikan khusus harus belajar untuk menjadi pendukung dan penasehat bagi para guru dan untuk orang tua.

Kebutuhan untuk layanan dukungan internal dan eksternal, guru harus diberikan waktu yang dijadwalkan untuk mendukung satu sama lain melalui tim kerja yang dibentuk, sdm guru bersumber dari tim lain. Dukungan dari pihak eksternal yang dapat mendukung guru yang tidak mampu atau tidak menemukan solusi. Dukungan harus diberikan kepada guru dengan pengecualian untuk keterampilan seperti bahasa isyarat, Braille dan Orientasi dan Mobilitas. Membangun dan mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara lapangan dengan para peneliti melalui penelitian dan pendekatan lainnya. (dodiangga)

 

 

Mahasiswa Seni UPI A Gelar Teater “Juragan Hajat”

$
0
0
0202Bandung, UPI Mahasiswa Pendidikan Seni Tari Angkatan 2014 kelas A Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia, akan melaksanakan sebuah pergelaran teater bertajuk “Juragan Hajat” dengan naskah karya Kang Ibing Kusmayatna, Rabu (21/12/2016) di Gedung Kebudayaan Amphy Theatre UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229  Bandung. Pergelaran ini mengusung tema sosial yang mengisahkan tentang kehidupan. Garapan yang disajikan merupakan bentuk teater komedi berbasis naskah yang diungkapkan dalam bentuk gerak tari, musik, rupa dan pemeranan dengan menghadirkan unsur seni pertunjukan. Pergelaran ini disutradarai Devika Septiati Utami dan Novi Sustiani dengan dosen pembimbing Agus Supriyatna, S. Sn., M.Pd. Pergelaran juga akan dilaksanakan dalam dua sesi, sesi pertama pukul 15.00 – 17.00 WIB dan sesi kedua pukul 20.00 – 22.00 WIB diharapkan mampu menarik penonton baik itu pelajar SMP, SMA, mahasiswa maupun para guru Seni Budaya dan Bahasa Sunda. Karena melalui pergelaran ini dapat meningkatkan sikap apresiatif bagi para penikmat seni, memberikan ruang kreatifitas bagi mahasiswa dalam pementasan seni dan memberikan kontribusi berupa pertunjukan pergelaran yang bisa menambah khasanah dunia pertunjukan khusunya teater di perguruan tinggi.

Peringati Dies Natalis ke-12, Departemen Psikologi UPI Gelar Seminar dan Workshop

$
0
0
dept-psikologi-upidept-psikologi-upi Bandung, UPI Departemen Psikologi UPI bekerja sama dengan HIMPSI dan IPPI Jabar akan menyelenggarakan Seminar Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual pada Anak, Sabtu 17 Desember 2016 di Auditorium JICA Gedung FPMIPA UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Seminar nasional yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Dies Natalis Psikologi UPI ke 12 ini akan menghadirkan Keynote Speaker diantaranya Dr. Hj. Netty Prasetyani, M.Si (Ketua P2TP2A Jawa Barat) dan Dr. dr. Meita SpAK, M.Kes (Ketua Divisi Kerjasama LPA). Selain seminar akan diselenggarakan juga workshop tentang Psikoterapi berbasis Media bagi Korban Kekerasan Seksual (Termasuk Asesmen Ramah Anak), oleh Putri Marlenny P. S.Psi., M.Psi., Psikolog (kandidat doktor psikologi UGM, dosen dan praktisi psikolog anak, programmer intervensi komunitas; Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual Pada Anak oleh Dr. Rismiyati E. Psikolog (psikolog klinis dan relawan JaRi); dan Mengenali Predator Seks pada Anak Sejak Dini oleh Arif Boedi S.Psi., M.Psy Clin., Ph.D ( tim ahli psikologi pemberdayaan perempuan Kalimantan Timur). (DN)

Mahasiswa Prodi Arsitektur UPI, Ikuti ARCASIA Student Jamboree di Hong Kong

$
0
0
aca-2aca-1 Bandung, UPI Silvia Nada Pamungkas dan Rima Ulfah Ahadilah, terpilih sebagai delegasi mahasiswa untuk mengikuti Arcasia Student Jamboree 2016, pada tanggal 26 September - 1 Oktober 2016 di Hongkong. Silvia Nada Pamungkas dan Rima Ulfah Ahadilah, merupakan mahasiswa Program Studi Arsitektur, Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Architects Regional Council Asia (ARCASIA) adalah forum arsitek terdiri dari 19 negara Asia yang menjadi anggota ARCASIA. Setiap dua tahun sekali Asian Congress of Architects (ACA) menjadi salah satu konferensi regional utama di Asia dan diselenggarakan di lokasi berbeda di salah satu negara anggota ARCASIA. Penyelenggaraan ACA ke-17 yang mengambil tema, “Growth And Diversity: Green Age of Asia” ini diikuti oleh delegasi mahasiswa dari 19 negara Asia anggota Arcasia, dan 36 delegasi mahasiswa arsitektur Indonesia perwakilan dari universitas di Indonesia. Jawa Barat sendiri mengirimkan 11 orang delegasi dari 4 kampus diantaranya UPI, ITB, UNPAR, dan ITENAS. aca-2 Dalam acara ini, mahasiswa arsitektur mengikuti beberapa kegiatan, seperti Symposium, Lecture, Site Visit, Sketch Competition, Delegates Presentation, Cultural Performance dan Friendship Night. Dalam kesempatan tersebut delegasi Indonesia mempresentasikan makalahnya tentang “Design Strategy For Sustainable Living In Urban Context Indonesia” yaitu memperkenalkan bangunan vernakuler Indonesia sebagai strategi desain yang berkelanjutan dalam pembangunan di Indonesia. (Deny)

Mari Berpesta Bersama Studio 229 UPI

$
0
0
festfunfestfun Bandung, UPI Studio 229 Universitas Pendidikan Indonesia kembali mengadakan Pameran Seni Rupa,FestFun,  10 – 14 Desember 2016 di Griya Seni Popo Iskandar, jalan Dr. Setiabudhi 235b Bandung. Acara FestFun akan diisi juga dengan berbagai kegiatan diantaranya Gerbage Sale, Diskusi Seni, dan Sketsa Bareng. Tema yang diusung dalam pameran kali ini adalah “Festival”, yang diselaraskan dengan nama pameran Studio 229 yaitu FestFun (Pesta dan Senang-senang). Festival dari bahasa Latin berasal dari kata dasar “festa” atau pesta dalam bahasa Indonesia. Festival secara umum biasanya berarti “pesta besar” atau acara yang meriah yang diadakan dalam memperingati sesuatu atau juga biasa diartikan dengan hari atau pekan gembira dalam mengingat hari bersejarah. Tema ini akan sangat mencair kepada ide-ide para seniman bahwasannya festival itu bisa mencakup luas seperti festival musik, festival budaya, festival sejarah ataupun yang lain. Tema Festival ini diambil atas gagasan untuk mengingat kembali rasa bersenang-senang kita yang mulai dapat dilupakan manusia setelah mendapati kesibukan-kesibukan yang mengikat otak dan perasaan kita. Seperti pada nama pameran yaitu FestFun, menjadi sebuah penyimpulan sebuah tema festival yang di usung ini. Manusia kian hari, kian penuh dengan kesibukan, penuh dengan masalah kehidupan, maka “Hiburan” adalah hal yang dibutuhkan saat itu dan membibit rasa bersenang-senang dalam kinerja hidup manusia. Maka dari FestFun ini seniman akan melahirkan sebuah pemaknaan Festival yang membahagiakan lewat sebuah karya seni rupa, yang membawa setiap apresiator kepada bentuk kesenangan diri yang mungkin telah terlupakan oleh segelintir orang akibat kesibukannya dalam mempertahankan hidup saat ini. (DN)

Departemen Pendidikan Seni Tari Jajaki Kerjasama dengan Sekolah Indonesia Bangkok dan IC RMUTK Bangkok

$
0
0
seni-tari-3seni-tari-1 Bangkok, UPI Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI melakukan penjajagan kerjasama dengan dua institusi pendidikan yaitu Sekolah Indonesia Bangkok (SIB) dan International College  Rajamagala University Of Technology Krungthep (IC, RMUTK) Bangkok, Thailand. 30 November s.d. 03 Desember 2016. Kunjungan pertama, rombongan yang terdiri dari 10 orang Dosen Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI diterima di Hall SIB oleh Dodo Sudrajat selaku Minister Counsellor, Information and Socio_Cultural Affairs KBRI Bangkok, Olih Sodikulhikmah sebagai Kepala Sekolah, serta seluruh guru dan siswa mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA SIB. Dalam sambutan mewakili rombongan Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si menyampaikan bahwasannya maksud kedatangan rombongan merupakan penjajagan kerjasama kegiatan di antaranya workshop, pelatihan, serta PPL bagi mahasiswa UPI baik dari Departemen Pendidikan Seni Tari maupun Departemen atau program studi lainnya. seni-tari-3 Menurut Kepala Humas UPI itu, pada kesempatan tersebut, rombongan juga menyajikan tiga tarian yaitu tari Gatot Kaca, tari Topeng Priangan, serta tari Cikeruhan. Penyajian tari memperoleh apresiasi dari siswa dan guru, sehingga berlanjut pada sesi tanya jawab dan kegiatan workshop praktik-mempelajari salah satu tarian yaitu tari Topeng Priangan. Kegiatan juga dihadiri oleh dosen dari Universitas Bangkok dan Universitas Chulalongkorn. Lebih lanjut, Dodo Sudrajat menegaskan bahwasannya pentingnya kerjasama yang dijajaki oleh Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI khususnya di SIB, untuk mengokohkan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam beragam seni budaya Indonesia. Dodo Sudrajat menyambut baik rencana kegiatan PPL juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa Dep. Pend. Seni Tari FPSD UPI untuk  mengisi tarian pada peringatan 17 Agustus 2017 mendatang di KBRI. Sementara itu Olih Sodikulhikmah mengatakan kegiatan ini memperoleh perhatian dari beberapa universitas di Bangkok. Pembelajaran Seni Budaya Indonesia memiliki perhatian khusus dikarenakan memiliki karakteristik dan model pembelajaran yang sangat beragam. seni-tari-4 Kunjungan kedua di IC RMUTK rombongan diterima oleh Direktur Dr. Paitoon (Deputy Director of Students Affairs), Dr. Prattana Srisuk (Deputy Director Of International Affair), Dr. Hathaikorn Panngum (Director Of International College), serta Nico Irawan, M.Pd. (International Affairs and Partnership). Pihak RMUTK memaparkan profil dan beragam kegiatan kerjasama yang telah dilakukan oleh mereka dengan berbagai perguruan tinggi termasuk yang ada di Indonesia. Sementara Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. juga memaparkan Profil UPI serta menyerahkan cinderamata. Bentuk kerjasama yang dapat dikembangkan di antaranya transfer mahasiswa atau dosen untuk mengajar pengetahuan seni budaya Indonesia dan Thailand. Sementara di Universitas Bangkok rombongan yang diwakili oleh Dr. Trianti Nugraheni, M.Si., Dr. Frahma Sekarningsih., M.Si., Heny Rohayani, M.Si. serta Rahmi, memperoleh banyak masukan mengenai fasilitas khususnya Fakultas Seni. Rombongan diterima oleh Mr. Juruwat Kiat, Dosen dan Staf Ahli dari Fakultas Seni Universitas Bangkok, Thailand. (Deny) img_2092

Inovasi Pendidikan Menjawab Tantangan Abad ke-21

$
0
0

Bandung, UPI

Sebanyak 160 orang mengikuti Seminar Nasional Pendidikan Dasar “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi, dan Kolaborasi dalam Pembelajaran: Inovasi Pendidikan abad ke-21”. Seminar diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (Prodi Pendas SPs UPI), di Auditorium SPs UPI Lantai 5, Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Sabtu (3/12/2016).

Kegiatan ini terselenggara atas dasar tuntutan perkembangan zaman yang menekankan para peserta didik untuk dapat memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, fasih berkomunikasi dan berkolaborasi yang dapat bermanfaat bagi kehidupannya di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Untuk itu, diperlukan pemahaman, wawasan, dan pengalaman yang luas bagi para pendidik maupun akademisi untuk dapat menerapkan beragam inovasi dalam dunia pendidikan dasar yang dapat berkontribusi untuk pengembangan pembelajaran dalam abad 21.

Hadir sebagai narasumber, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Emeritus H.A.R. Tilaar,M. Sc. Ed., dikatakannya,”Dalam proses pendidikan di abad 21, kompetensi yang diperlukan dalam mengembangkan multikulturalisme adalah kompetensi komunikasi, kolaborasi, kreativitas, inovasi,  dan kemampuan berpikir kritis. Apabila kompetensi tersebut dimiliki setiap masyarakat maka akan tercipta masyarakat yang terus-menerus berubah, mencari sesuatu yang lebih baik dengan bekerja keras dan berinovasi, dan berjiwa entrepreneur.”

Dalam kesempatan yang sama, praktisi bidang pendidikan dan pendiri dari Sekolah Masjid Terminal (Master) Kota Depok Nurrohim, mengatakan,”Pendidikan tentunya tidak hanya diperoleh melalui pendidikan formal tetapi dapat pula diperoleh melalui pendidikan informal. Hasil pendidikan informal dapat dihargai setara dengan hasil pendidikan nonformal dan hasil pendidikan formal setelah melalui uji kesetaraan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan oleh lembaga yang ditunjuk pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangan masing-masing dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D., memaparkan materi tentang Penguatan Pendidikan Karakter, dijelaskannya,”Penguatan ini merupakan gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).”

Peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan praktisi, selanjutnya melakukan pendalaman materi yang dibagi dalam 4 kelas pararel. Hadir pula sebuah kolaborasi antara mahasiswa Seni Musik, Pendidikan Dasar, dan siwa-siswi kelas 4 SD Labschool Percontohan UPI yang menampilkan Tari Guligah, serta musik akustik. (dan)

 

Mahasiswa UPI Menari 12 Jam tanpa Berhenti

$
0
0
0102Bandung, UPI Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari kembali menyelenggarakan kegiatan Isola Menari 12 Jam di Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung. Kamis (8/12/2016). Ini merupakan acara tahunan mahasiswa Pendidikan Seni Tari Fakultas Pendidikan Seni dan Desain dan acara ini dikemas secara senasional. Kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya oleh Himpunan Mahasiswa Seni Tari (Himastar) bekerjasama dengan KIG Dance Community melibatkan 85 penari membuka grand opening isola menari 12 jam, serta menghadirkan 5  icon penari 12 jam yang terbagi kedalam  dua stage yaitu stage luar di Teater Terbuka Museum Pendidikan Nasoional serta stage dalam di Gedung Kebudayaan Amphiteater UPI. Acara yang bertemakan Ekspert Isola “Eksplorasi Peristiwa Isola” ini berlangsung selama 12 jam dimulai pukul 9.00 WIB sampai penutupan pukul 21.00 WIB. Kegiatan ini merupakan tempat untuk menampung kreativitas para insan seni di Indonesia. Bukan hanya penampil dari UPI namun ada pula penampil dari luar kota seperti dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Negeri Surabaya, dan Sekolah di wilayah Bandung.01 Sandi Jembar selaku Ketua Pelaksana mengungkapkan “Dengan diambilnya tema ini, bertujuan untuk mempublikasikan kepada masyarakat umum, bilamana ada yang belum mengetahui asal usul villa isola itu seperti apa. Sehingga masyarakat menjadi tahu, sebelum menjadi monumen pendidikan asal mula villa Isola adalah tempat pengasingan”. Gedung ini dibangun pada saat keadaan krisis moneter, tapi aneh nya Dominique willem Berretty mampu membangun gedung ini, sehingga banyak menimbulkan kontroversi.  Kita juga menjelaskan itu semua melalui visual atau gerakan oleh penari 12 jam. Dan gerakan yang digunakan bukan hanya asal menari, melainkan melalui gerakan yang bercerita dan itulah cara menyampaikan isi dari tema ekspert isola. Kata Sandi Dengan semakin tumbuhnya minat para pemuda dalam mengembangkan seni budaya nusantara, maka kegiatan ini sangat menjadi harapan, khususnya bagi pihak universitas. Dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan berbasis kebudayaan. (Riza Ibrahim)03

Anti Korupsi, Mahasiswa IPS UPI Peringati Hari Anti Korupsi Internasional

$
0
0
Bandung, UPI Setiap tanggal 9 Desember diperingati sebagai Hari Anti Korupsi Internatonal (HAKI). Kali ini peringatan tersebut dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS Bidang Sosial Politik. Mengingat tingat korupsi di Indonesia masih pada peringkat ke-88 menurut Transparency International yang dirilis pada tahun 2015. Kegiatan ini selain lomba esai yang bertemakan anti korupsi, juga melakukan diskusi anti korupsi yang menghadirkan Muhamad Iqbal sebagai ahli Pendidikan Anti Korupsi dan Selly seorang pakar anti korupsi ICW yang pernah mendapatkan berbagai penghargaan international dalam bidang yang digelutinya. Menyitir pernyataan beliau bahwa generasi muda perlu meningkatkan apa yang disebut dengan istilah Inner voice (kata hati) yang akan selalu menjaga dari tindakan korupsi. Karena tindakan korupsi menyebabkan daya saing Indonesia di kancah international menjadi luntur. Film Hotel Ruanda dan Blood Diamond yang mengisahkan bahaimana tindakan korupsi dapat memporakporandakan rasa kemanusiaan dan kemakmuran rakyat menjadi tercerabut. Di Ruanda terdapat perebutan kekuasaan yg menyebabkan semua orang mati sia-sia. Sehingga mendorong rasa kemanusiaan seorang jendral dari Austria, karena ingin menyelamatkan anak kecil agar tidak terbunuh. Hidup tak cukup untuk sekadar memenuhi kebutuhan sendiri, akan tetapi membutuhkan integritas soal keadilan, kerja keras, dan hidup sederhana. Contoh kecil soal integritas, seperti apa yang terjadi di Kota Bandung menerapkan sistem online pada beberapa sektor publik yang dapat dengan mudah untuk mengecek dan mengurangi perilaku korupsi. Mahasiswa yang hidup pada masa sekarang ini merupakan anak-anak dari proses reformasi. Sudah selayaknyalah dipundak mereka tertanam jiwa-jiwa anti korupsi. ICW dalam melakukan pemberantasan korupsi di Indonesia tidaklah sendirian melainkan memiliki 54 partner local yang terdapat di berbagai provinsi di Indonesia, dan terdapat pula badan pekerja ICW. Gerakan anti korupsi bukan gerakan yang memiliki sifat ditempel dari luar, akan tetapi harus muncul dari dalam institusi itu sendiri. Mengajarkan anti korupsi sangatlah mudah untuk dilakukan, tapi harus disertai dengan tingkat integritas setiap orang untuk tidak melakukan korupsi. German mampu memberikan layanan pendidikan secara gratis, mahasiswa cukup membayar membayar 300 euro selama satu semester, dan uang tersebut hanya untuk menggunakan tram yang mengantar ke berbagai daerah tujuan. Korupsi tidak selalu identik dengan mengambil hak orang lain. Melainkan sikap dan tindakan yang tidak memanfaatkan layanan publik denga baik bisa juga merugikan Negara. Spertihalnya UPI yang telah berlangganan Jurnal International oleh Perpustakaan, sementara kurang dimanfaatkan dalam aktivitas akademik. Layanan kebersihan yang dikontrak pertahun yang lumayan menguras anggaran Negara, perlu diperhatikan bagaimana tingkat kebersihannya. Hal yang bisa diperhatikan dalam tindakan anak-anak dipersekolahan ketika menendang tempat sampah kemudian  rusak, maka ada dana masyarakat untuk mengganti tempat sampah yang rusak. Buang sampah sembarangan dijalan, maka akan ada orang-orang yang harus dibayar untuk membersihkan sampah yang dibuang sembarangan. Anak-anak di desa pergi ke sekolah pake ojeg sementara dana desa dibelikan untuk mobil oknum pak kades. Untuk mengurangi tindakan yang tidak produktif atau bahkan korup. Perlunya penguatan sikap adil terhadap diri dan orang lain. Tahun ini di Jakarta dana masyarakt yang bisa diminimalisir dari perilaku korup bisa mencapai 100 triliun, 20 kali lipat dari Kota Bandung. Self assesment bisa sampai 30 triliun untuk meningkatkan dana dari retribusi. Efek pengurangan tindakan korupsi bisa berdampak pada kehidupan kita sehari-hari. Mengartikan korupsi sangatlah mudah yakni terdapat unsur keterlibatan dari aparatur negara, ada kerugian negara, dan ada pasal yang dilanggar. Inti dari korupsi tidak mencuri uang rakyat. ICW ketika ada korupsi terjadi dalam lembaga negara, maka yang harus dilakukan untuk mengumpulkan data dengan metode research, capacity building, advocacy, campaign and networking. Advocacy terdiri dari mitigasi dan non mitigasi. Mitigasi terkait dengan peradilan dan non mitigasi terkait dengan korban akibat korupsi. Tindakan korupsi dapat dilakukan oleh setiap orang. Namun, semakin tinggi otoritas seseorang jika tidak memiliki integritas yang tinggi, maka akan cenderung mengetahui dan mampu memberikan kewenangan lahan tertentu dapat diperuntukkan bagi siapa saja yang menguntungkan kekuasaannya. Tindakan oknum aparatur tersebut menghasilkan displace people. Salah satu contoh nyata apa yang terjadi di daerah Rembang dan Kendeng yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air. Pada kenyataannya harus dihadapkan pada dilemma antara memberikan peluang pada investor atau mengutamakan rakyat. Kontribusi mengenai capacity building, teknik mengajar bukanlah sesuatu yang mudah. Ada orang yang pinter belum tentu bisa ngajar. Contohlah para pendiri negara, disela-sela perjuangannya selalu menyempatkan waktu untuk selalu membaca berbagai sumber bacaan. Maka tumbuhlah persepsi semakin banyak tahu maka semakin menginginkan keadilan. Tindakan tersebut perlu ditumbuh kembangkan pula dikalangan mahasiswa yang sudah punya privillage, sudah punya kekuasaan, dan disubsidi oleh negara. Orang yang korupsi itu, tidak pernah sendirian. Teman yang paling baik untuk melakukan korupsi itu ialah teman waktu S1. Walaupun pemberantasan korupsi masih dipersimpangan. Namun, hukuman mati bagi koruptor bisa dijadikan sebagai vonis pidana, ketika yang dikorupsi itu ialah dana bencana. Jadilah champion dilembaga masing-masing. Korupsi itu abstrak dikepala tapi korban korupsi itu nyata. Membangun peradaban tidaklah cukup membangun gedung kantor yang hebat, melainkan membutuhkan keteguhan integritas untuk tidak korupsi. Kekokohan tembok Cina (Great Wall) tidak ada yang menyangsikan. Namun, setelah selesai dibangun tembok raksasa tersebut Cina tidak pernah surut dalam menghadapi konflik yang datang dari luar. Faktor utama yang menyebabkan hal tersebut terjadi ialah karena para penjaga tembok raksasa tersebut mudah tergiur oleh suap dari lawan. Oleh karena itu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesai tidak cukup pada sektor perbaikan infra sturktur yang ada, tapi perlu memperbaiki kualitas diri dari setiap warga negara. Hal yang paling utama untuk menyelamatkan Indonesia dari bahaya korupsi ialah pendidikan. Tanggung jawab pendidikan berada pada tangan para pendidik itu sendiri, maka kawah candra dimuka dalam menghasilkan generasi muda anti korupsi beradapa pada lembaga-lembaga pendidikan. (WAS)  

SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru Gelar Pameran Karya Siswa

$
0
0
Cibiru, UPI SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru melaksanakan pameran karya siswa kelas 4 CIBI (Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa), Rabu, 30 November 2016 di SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Kegiatan yang bertema “Education Is Not Only Learning a Fact, But Training Of The Mind To Creating” ini merupakan program kelas CIBI yang diselenggarakan dua kali dalam satu tahun.  Tema ini diambil untuk memotivasi siswa agar dapat berinovasi sedari dini. Karya yang dihasilkan berupa karya individu, kelompok dan karya unggulan seluruh kelas 4 CIBI. Karya-karya tersebut diharapkan bermanfaat bagi lingkungan sekitar, seperti karya unggulan semester ini berupa alat pengukur tinggi badan otomatis dengan sensor ultrasonik dipergunakan untuk kebutuhan UKS SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Karya-karya yang lainpun tak kalah seru seperti line follower, robot serangga, blender sederhana, maket rumah, bioskop mini dan karya lainnya. Semoga dengan kegiatan ini, seluruh siswa SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru termotivasi untuk menghasilkan karya yang dapat bermanfaat sehingga akan muncul para penemu muda Indonesia. (DN)

Digipreneur, Optimalkan Dunia Digital untuk Berbisnis

$
0
0
Bandung, UPI Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (FPIPS UPI) menggelar Workshop Digipreneur dengan tagline “Can your sosmed makes money?”, Rabu (8/12/2016) di Warung DU 71 Bandung. Menurut ketua pelaksana, Ariansyah Hadi Wiguno bahwa kegiatan ini dilaksanakan karena banyaknya potensi anak muda dalam wirausaha, namun masih terkendala tentang langkah pertama dalam memulai bisnisnya. Untuk itu, Digipreneur hadir untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mengubah konsep cara berpikir peserta terkait bisnis. “Digipreneur ada untuk membantu peserta agar dapat lebih mengoptimalkan flatform digital dalam bisnisnya, misalnya web, instagram, dan media social lainnya,” ungkap Ari. Digipreneur menghadirkan empat pemateri dari jenis wirausaha yang berbeda, diantaranya bidang fashion yakni Paku Payung, Istia Hamdiati Nuri, lalu bisnis bidang pendidikan yaitu Indonesia Creative Education Institute, Rita Anggorowati dan Irwan Gunawan, kemudian Semesta Learning Evolutionn bisnis sosial, Indiana Ayu Alwasilah, dan bisnis makanan Bau Duren M. Hakim Delftian Kurniawan. Acara ini memberikan kesempatan masing-masing pemateri untuk menyampaikan pengalamannya di dunia bisnis. Salah satunya Hakim yang mengemukakan bahwa pebisnis itu harus memiliki karakter diri pantang menyerah bahwa jika gagal maka ia harus mampu bangkit untuk memulai bisnis yang baru. “Walau bangkut berulang kali, tapi harus bisa bangkit,” katanya. Selain itu, pemateri lainnya, Isti Mengungkapan bahwa sama halnya dengan mencari jodoh pasangan hidup, bisnis juga harus dicari jodoh bisnisnya yang mana, “Kalau mau menemukan jodoh di dunia bisnis, harus diusahakan,” ungkapnya. Setelah dijelaskan materi tentang memulai bisnis, workshop yang dihadiri sekitar 40 peserta ini para pemateri mengatakan hal yang sama bahwa untuk bisnis saat ini harus memanfaatkan dunia digital, menurut mereka dunia jaringan saat ini sangat membantu mereka berbisnis, diantaranya memasarkan produk lebih mudah dan murah, mempersingkat mereka untuk memiliki kesepakan dengan klien karena semua hal yang disepakati dapat dilakukan di dunia maya, mengurangi anggaran pokok seperti tempat usaha dan pegawai. Dari semua itu, Indi mengungkapkan bahwa kunci utama bisnis adalah kita harus menjalin silahturahmi, dan memperluas relasi kita. Hal itu dapat dilakukan dengan cara sering nongkrong berkualitas. Seusai pematerian dari seluruh pemateri, kegiatan ini dilanjutkan dengan Focus Group Discussion, tiap grupnya didampingi oleh tiap pemateri sesuai jenis bisnisnya yang diminati oleh peserta. (Restu Puteri Sujiwo)

Prodi Psikologi Pendidikan SPs UPI Selenggarakan Kuliah Umum

$
0
0
Bandung, UPI Program Studi Psikologi Pendidikan SPs UPI menyelenggarakan Kuliah Umum yang bertemakan Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Psikologi dan Pendidikan, Rabu, 30 November 2016, bertempat di Auditorium Gedung Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Lantai 5, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Kuliah umum tersebut diselenggarakan dalam rangka memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh wawasan secara luas dan mendalam dengan menghadirkan pakar psikologi industri dan organisasi, yaitu Prof. Dr. Suryana Sumantri, MSIE. (Guru Besar Universitas Padjajaran) yang dimoderatori oleh Dr. Mamat Supriatna, M.Pd. (Dosen Program Studi Psikologi Pendidikan SPs UPI). Peserta kuliah umum ini adalah mahasiswa Program Studi Psikologi Pendidikan (S2) dan Program Studi Bimbingan dan Konseling (S3). Secara resmi kuliah umum ini dibuka oleh Prof. Dr. Juntika Nurihsan selaku Ketua Program Studi Psikologi Pendidikan SPs UPI. Pada sambutannya beliau menginspirasi dan memotivasi mahasiswa untuk bangga berada menjadi bagian dari Program Studi Psikologi Pendidikan karena prospek lulusan sangat cerah. Selain sambutan dari ketua program studi, untuk yang pertama kalinya ditampilkan pula Mars Psikologi Pendidikan UPI oleh mahasiswa Program Studi  Psikologi Pendidikan Angkatan 2016. Prof. Dr. Suryana Sumantri, MSIE. menjelaskan bahwa terdapat lima aspek psikologis dalam mengembangkan SDM, yaitu personal efectiveness, self control, self confidence, fleksibility, dan organizational commitment. SDM dikembangkan melalui proses persiapan individu-individu untuk memikul tanggungjawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi, yang biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Pengembangan SDM mengarah pada kesempatan-kesempatan belajar yang didesain guna membantu pengembangan para siswa dalam jangka panjang yang dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu pelatihan, pengembangan, dan pendidikan. Peserta kuliah umum berpendapat bahwa kegiatan ini telah menambah wawasan serta memotivasi mereka untuk lebih mempedalam ilmu psikologi pendidikan sebagai salah satu upaya mengembangkan SDM di Indonesia, selain itu juga sebagai ajang silaturahim mahasiswa Program Studi Psikologi Pendidikan antar angkatan.(Gitri)

KSR PMI Unit UPI Gelar Lomba dan Aksi 9

$
0
0
Bandung, UPI Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Universitas Pendidikan Indonesia (KSR PMI Unit UPI) akan menyelenggarakan kegiatan Gelar Lomba dan Aksi (Galaksi) 9  dengan tema “Tunjukkan Aksi dan Raih Prestasi sebagai Generasi Unggul Bangsa Indonesia”, Sabtu-Minggu, 17-18 Desember 2016 di Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi, No. 229 Bandung.   Kegiatan ini merupakan kegiatan lomba kepalangmerahan dan aksi untuk anggota PMR tingkat Madya (SMP se-derajat) dan tingkat WIRA (SMA sederajat) se-Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, serta masyarakat umum. Tujuan dari kegiatan ini adalah “Menggali serta mengembangkan pengetahuan, kreativitas, serta potensi generasi muda pada umumnya dan anggota Palang Merah Remaja pada khususnya menuju manusia yang berprestasi dan bermoral”. Rangkaian perlombaan yang akan dilaksanakan pada Galaksi 9, yaitu lomba Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga, Tandu Darurat, Kabaret, Pejuang Terakhir dan lomba Poster Donor Darah. Sementara untuk kegiatan Aksi diantaranya, Kampanye, Handprinting, Deklarasi dan Panggung kreasi anak bangsa. Galaksi 9 memperebutkan piala bergilir Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Kesehatan dengan total uang pembinaan Rp. 13.000.000. Informasi pendaftaran bisa menghubungi nomor kontak 08984644537 (Santi) / 08987966254 (Nissa). Facebook: Galaksi 9 KSR PMI Unit UPI. Atau sekertariat KSR PMI Unit UPI di Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, sebelah selatan gedung University Center. (DN)

Short Course Berikan Manfaat dan Wawasan Bagi Mahasiswa dan Guru Psikologi

$
0
0
Bandung, UPI Pusat Psikologi Terapan (P2T) Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan 2nd Day Short Course: Recrutiment and Talent Management. Kegiatan short course ke-20 ini diselenggarakan di hotel Hemangini pada tanggal 10-11 Desember 2016. Trainer pada hari pertama dengan tema Recruitment adalah Nanda Keumala, S.Psi., Psikolog merupakan seorang praktisi Psikologi Industri dan Organisasi dan merupakan independent consultant for Human Resource. Menurut trainer yang lulus dari Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran ini, memilih seorang calon pekerja yang terbaik itu bukan berarti akan selalu cocok dengan perusahaan, ada hal lain yang mebuat calon pekerja cocok dengan perusahaan. Dalam pematerian yang diberikan di hari pertama short course dijelaskan mengenai effective recruitment strategy, recruitment system and planning, juga recruitment process and placement. Pada hari kedua dengan tema Talent Management, trainer adalah Tegar Maulana, S.Psi bekerja di PT. POS Indonesia (persero) sebagai Bagian Pengembangan Kompetensi Kantor Pusat. Materi yang diberikan adalah talent management, talent developing strategy, how to keep your best talent, talent pool dan integrated talent management. Menurut trainer yang mendapatkan sertifikasi Assessment Center Assessor (2015) ini sangat penting unutk mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh talent di perusahaan. Peserta pada 2nd Day Short Course: Recrutiment and Talent Management ini berjumlah 31 orang dengan latar belakang mahasiswa dan guru. Salah satu testimoni yang diberikan oleh Fida salah satu peserta menegenai short course ini adalah “sangat bermanfaat sekali, menambah wawasan baru, dan baru pertama kali belajar seperti ini, tidak seperti di kelas yang hanya teori saja, tapi ada prakteknya”. (DN)
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live