Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live

Mahasiswa S2 Pendidikan Geografi Kembangkan Kecerdasan Ekologis

$
0
0
01Bandung, UPI Mahasiswa S2 Pendidikan Geografi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia menggelar Seminar Nasional Geografi di Gedung Ahmad Sanusi, Kampus Bumi Siliwangi Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Rabu (27/7/2016). Seminar yang mengangkat tema “Aktualisasi Geografi dalam Mengembangkan Kecerdasan Ekologis” ini dibuka Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana UPI. Seminar juga dimeriahkan penampilan seni tari Mojang Priangan dari kelompok Geografi Menari (Gemar). Dengan mengundang Prof. Matsumoto Toru, Guru Besar dalam bidang Lingkungan Universitas Kitakyushu Jepang sebagai pembicara, kegiatan seminar ini diharapkan mampu mendorong kepekaan lingkungan di kalangan audiens. Prof. Matsumoto Toru dengan semangat menjelaskan juga bagaimana Kota Kitakyushu, tempat tinggalnya, berevolusi dari kota industri terpolutif menjadi salah satu kota nihil sampah (ecotown). Pembicara kedua Indriyati Rachman (Kandidat Ph. D Fakultas Environmental Engineering Universitas Kitakyushu Jepang), salah satu dosen Universitas Kitakyushu yang juga ternyata alumni UPI, menjelaskan bagaimana kebiasaan green-living sudah diterapkan sejak dini kepada anak kecil di Jepang.01 Pembicara terakhir adalah Ketua Badan Informasi Geospasial Dr. Priyadi Kardono. M. Sc yang diwakili Gatot. Dia membicarakan bagaimana posisi Indonesia sebagai salah satu poros maritim dunia, juga menjelaskan potensi dan tantangan yang harus dihadapi akhir-akhir ini. Dalam kehidupan modern yang serba instan, manusia memang ditantang untuk secara bijak memenuhi kebutuhannya tanpa merusak lingkungan hidup dan alam sekitar. Kecerdasan ekologis secara sistematis harus diterapkan dalam benak setiap manusia, mulai dari fase anak hingga dewasa. Sebagai salah satu manusia yang diberkahi akal sehat dan hati nurani, diharapkan kita bisa mengambil hikmah dari kegiatan seminar ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salam Geografi, Salam Pendidikan Indonesia! (Lutvia Resta Setyawati/Mahasiswi Pendidikan Geografi UPI 2014, foto: Devi Sukaesih)

PGPAUD UPI Adakan Pelatihan Penulisan Artikel Ter-Indeks Isi-Thomson

$
0
0
0301Bandung, UPI Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini bekerja sama dengan Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Pascasarjana UPI mengadakan pelatihan penulisan artikel ter-indeks ISI-Thomson yang merupakan rangkaian acara 3rd International Confrence on Early Childhood Education 2016 yang diadakan November mendatang. Kegiatan ini dilakukan selama dua hari yakni Selasa dan Rabu (26 dan 27/07/2016) di Hotel Banana Inn, Jln. Dr. Setiabudhi Bandung. Kegiatan ini dibuka Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A.  selaku Wakil Rektor bidang Riset, Kemitraan, dan Usaha. Vina Adriany, Ph.D. selaku ketua panitia dalam sambutanya menyampaikan bahwa konferensi dimaksudkan untuk ajang diseminasi ilmu dan network, dengan harapan dapat meningkatkan rangking publikasi UPI di tingkat nasional. Kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas paper dosen dan mahasiswa yang mengirimkan abstrak dengan berafiliasi UPI. Di mana seluruh paper yang masuk kedalam prosseding akan melalui proses peer review.02 Pengantar kegiatan disampaikan oleh Dr. Ade Gaffar Abdullah, M.Si berkaitan dengan pentingnya menulis artikel yang merupakan salah satu upaya untuk memperluas daya diseminasi hasil riset dan upaya memvalidasi kepakaran. Kegiatan ini memiliki beberapa agenda yang disampaikan Prof. Ratih Hurriyati, M.Pd. tentang etika penulisan artikel ilmiah dan isu plagiarisme. Kegiatan pada hari pertama diakhiri dengan materi dari Akhmad Bukhori, M.A., Ph.D tentang bagaimana menulis bagian pendahuluan dan literature review. Pada hari kedua dengan materi bagaimana menulis bagian metodologi disampaikan oleh Tutin Ariyanti, M.T, Ph.D, dan Eri Kurniawan, M.A., Ph.D menyampaikan bagaimana menulis pembahasan dan kesimpulan bagian paper. Dalam kegiatan ini tidak hanya diberikan materi namun juga workshop menulis setiap akhir sesi. Sehingga setelah selesai acara paper sudah dapat diunggah ke dalam website icece.konference.upi.edu. (Lutfatulatifah)03

Ketua Umum IKA-UPI Enggartiasto Lukita Dilantik Menjadi Menteri Perdagangan

$
0
0
selamat enggartiastobaligho Selamat Mendag RI Enggar Lukito Bandung, UPI Drs. Enggartiasto Lukita dilantik sebagai Menteri Perdagangan RI Kabinet Kerja 2016 menggantikan posisi Thomas Limbong, setelah Presiden RI Joko Widodo mengumumkan reshuffle jilid II kabinetnya, Kamis (27/7/2016). Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Furqon,Ph.D., dan seluruh sivitas akademika menyambut gembira dengan masuknya salah satu almuni UPI di jajaran kementrian,“Selamat dan Sukses untuk Pak Enggar, dengan posisinya yang baru ini diharapkan mampu berkontribusi meningkatkan kinerja Kabinet Kerja Presiden Jokowi,” demikian ketika diminta komentarnya. Drs. Enggartiasto Lukita atau Pak Enggar, sapaan akarabnya, adalah alumni Jurusan Bahasa Inggris UPI (IKIP Bandung) tahun 1977 yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) UPI. Drs. Enggar juga seorang pebisnis dan politisi yang cukup berpengalaman. Bisnisnya di bidang properti sudah tidak diragukan lagi, sejumlah jabatan profesional diembannya. Karir politiknya juga cukup mumpuni, setelah menjadi anggota legislatif selama dua periode (1997-1999 dan 1999-2004) dari Partai Golkar dan saat ini ia merupakan salah satu petinggi Partai Nasdem. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Sistem Informasi Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd., Menyambut gembira atas pelantikan Enggar dan berharap dapat mengemban amanah dengan baik, dan tentunya dapat memberikan kontribusi positif bagi UPI. "Selamat sukses, dan bangga  kepada Drs.Enggartiasto Lukita, Ketua Umum IKA UPI yang telah dilantik sebagai Menteri Perdagangan. Dengan kompetensi dan dan pengalaman yg dimiliki, kami yakin Bapak akan mampu mengemban amanah dalam membangun ekonomi kerakyatan serta dunia bisnis Indonesia yang maju". Tambahnya. Sementara itu, menurut Sekretaris Eksekutif Universitas Pendidikan Indonesia Dr. H. M. Solehudin, M.Pd., diangkatnya Enggartiasto Lukita sebagai menteri perdagangan merupakan peristiwa yang bersejarah bagi UPI. "Beliau adalah lulusan UPI pertama yang berkesempatan mengabdikan dirinya melalui jabatan menteri dan mudah-mudahan beliau dalam jajaran kabinet yang dipimpin oleh presiden Joko Widodo semakin meningkatkan kontribusi UPI melalui lulusannya dalam pembangunan bangsa dan negara ke depan." Tambahnya. (ay-ask-dan)

Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI Gelar Temu Alumni

$
0
0
brosur temu alumni seni tari (1)brosur temu alumni seni tari (1) Bandung, UPI Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI akan menggelar Temu Alumni Angkatan Pertama - 2016 yang bertema “Beragam Pemikiran tentang Eksistensi Alumni Pendidikan Seni Tari dalam Mencerdaskan Siswa di Lembaga Formal dan Nonformal”, 26 – 27 Agustus 2016 di Auditorium A lantai 4 Gedung FPSD UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Tujuan dari pelaksanaan ini adalah untuk mempererat silaturahmi alumni Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI; mengembangkan dan melestarikan seni dan budaya nusantara; mengokohkan ilmu pendidikan melalui seni tari; dan mengejawantahkan kurikulum seni, budaya dan keterampilan. Agenda temu alumni Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD ini akan menyelenggarakan seminar nasional alumni seni tari yang menghadirkan pembicara Dr. Heni Komalasari, M.Pd., Agus Budiman, M.Pd., Ayo Sunaryo, M.Pd., dan Beben Barnas, M.Pd., pementasan tari dan musik, wisata edukasi, pembentukan legalitas IKA Departemen Seni Tari FPSD UPI dan perumusan Asosiasi Pendidikan Seni Tari Indonesia. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi sekertariat Temu Alumni di Kantor Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, CP : Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. (08121475102); Agus Budiman, M.Pd. (08212071644); Ria Sabaria, M.Pd. (081394184041). (Deny)

Mahasisiwa KKN UPI Selenggarakan Workshop Guru TK dan PAUD

$
0
0
14697095028661469709516934 Garut, UPI Mahasisiwa KKN Tematik UPI Kecamatan Sucinaraja Desa Tenjonagara bekerjasama dengan Desa Sadang menyelenggarakan Workshop Guru TK dan PAUD se- Kecamatan Sucinaraja dengan tema Meningkatkan Potensi Anak Usia Dini Melalui Gerak dan Lagu yang diselenggarakan di Gedung Olahraga PGRI Kecamatan Sucinaraja Kabupaten Garut, Rabu (27/7/2016). Kegiatan ini dibuka oleh Maman Rochman, S. Pd, M. Pd. selaku Kepala PGRI Kecamatan Sucinaraja dengan dihadiri oleh 45 orang guru yang merupakan perwakilan dari 10 sekolah PAUD dan 8 TK di Kecamatan Sucinaraja. Acara ini merupakan salah satu program dari mahasiswa KKN Tematik UPI Desa Tenjonagara dan Desa Sadang di bidang pendidikan. Zia Choerulwildan mengungkapkan bahwa kegiatan ini dirasa sangat bermanfaat dan perlu untuk diadakan, hal ini didasarkan pada keadaan dimana tenaga pengajar di pedesaan kurang berinovasi dalam teknik atau metode mengajar. Sehingga perlu untuk diasah tingkat kreativitasnya hal tersebut salah satunya bisa didapat melalui acara workshop seperti ini. Maka dari itu sudah seharusnya tenaga pengajar difasilitasi dengan kegiatan semacam workshop ini. Karena tujuan dari workshop ini sendiri sebagai alat untuk meningkatkan kualitas atau kemampuan mengajar guru-guru PAUD dan TK. 1469709505139 “Saya bersama dengan teman-teman KKN lainnya merasa sangat senang dan bersyukur ketika melihat respon yang sangat positif dari berbagai pihak. Diantaranya kami ucapkan terimakasih kepada seluruh guru TK dan PAUD se- Kecamatan Sucinaraja juga merasa senang atas respon positif dari UPTD Pendidikan dan PGRI Kecamatan Sucinaraja. Terakhir kami ucapkan terimakasih kepada dosen kami Dr. H. Mubiar Agustin, M. Pd. yang telah berkenan untuk memberikan ilmu yang begitu bermanfaat bagi seluruh peserta juga panitia.” ujar Zia Choerulwildan selaku ketua pelaksana Workhsop Gerak dan Lagu untuk meningkatkan potensi anak usia dini di Kecamatan Sucinaraja. Pada kesempatan ini Mubiar Agustin menyampaikan bahwa modal pertama mengajar di usia dini adalah mencintai pekerjaan (enjoy). Mengajar yang menyenagkan dan bermakna terdiri dari berbicara yakni menyampaikan sesuatu yang positif, berbicara (talk), bernyanyi (sing), menulis (write), membaca (read),dan bermain (play).  Workshop ini terdiri dari beberapa agenda yakni materi pengantar dan workshop yang mana peserta dibagi kedalam beberapa kelompok untuk selanjutnya membuat lagu dan gerak. Sebelumnya Mubiar Agustin memberikan materi mengenai gerak dan lagu dengan membawakan lagu anak dengan didampingi gitaris sehingga meningkatkan kreativitas, imajinasi dan inovasi dalam pembelajaran PAUD dan TK. Pada sesi workshop peserta diberikan tugas untuk membuat lagu dan gerak sesuai dengan tema yang diberikan kepada masing-masing kelompok, adapun tema yang diambil merupakan ciri khas dari Kota Garut sendiri seperti Dodol, Burayot dan DoGar (Domba Garut). Setelah itu setiap kelompok dipersilahkan untuk menampilkan karya yang telah dibuat dalam waktu 20 menit. Karya yang dibuat juga pada akhir acara kemudian dilombakan. Beliau juga menyampaikan bahwa menciptakan lagu tidak harus berimajinasi terlalu tinggi, keadaan sekitar lingkungan anak dapat menjadi bahan yang baik karena berkaitan langsung dengan kehidupan anak-anak. Maman Rochman selaku Ketua PGRI Kecamatan Sucinaraja mengungkapkan bahwa dengan adanya acara ini dengan materi yang begitu baik menumbuhkan inovasi bagi para guru PAUD dan TK khususnya di kecamatan Sucinaraja. 1469709502866 Antusias peserta dalam menciptakan lagu dan gerak nampak sekali mana kala semua peserta memberikan penampilan yang optimal. “dengan adanya workshop ini kami merasa senang karena memberikan pembaharuan dalam metode mengajar pada anak usia dini. Selain itu juga merasa terbantu karena selama ini guru PAUD maupun TK dituntut untuk beinovasi sedangkan materi yang didapat dirasa kurang” ujar Dineu Guru TK Sejahtera 1 Desa Sadang. “Adanya acara ini sangat membantu meningkatkan kualitas mengajar pendidikan PAUD dan TK. Harapan kedepannya semoga acara ini dapat diselenggarakan kembali dan terjalin kerjasama yang baik antara pihak UPTD Pendidikan Garut dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).” ungkap Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sucinaraja, Dadang Sukandi, S. Sos., M. Si. (Ismi Fauziah, Pendidikan IPS 2013)

Career Opportunity – Good opportunity to work with Japanese specialists!

$
0
0
jica

We are a JICA Project Team which involves in the project on strengthening of Children’s mathematical ability through e-Learning. This project is financially supported by Japan International Cooperation Agency (JICA) and is implemented under collaboration between SuRaLa Net Co., Ltd and Indonesia University of Education (UPI). Therefore we are seeking for a talented individual with positive attitude for the following position:

1. Position  English Translator
2. Number of position 1 person
3. Requisite
  • University graduate or above (fresh graduate is welcome to apply)
  • Good communication skills
  • Good English language (minimum TOEFL score: 550) *Having additional skill in Japanese language (minimum N2) is preferable.
  • Computer skills of Ms Word, Excel and Power Point
  • Basic mathematics skills
4. Assignments
  • Translate from English to Indonesian language for elementary school’s mathematics     *For those who have high proficiency in Japanese language, may translate from Japanese language to Indonesian language directly.
  • Supporting operation of e-Learning class
  • Assist in implementation of teacher’s training for e-Learning class
  • Do administration works
5. Employment period from the middle of August 2016 to October 2017 (Willing to expand the period)
6. Working Conditions Monday to Friday from 8:00 to 17:00 including one-hour lunch break
7. Work place Project Office at Faculty of Science and Mathematics Education, UPI
8. Payments IDR 3,500,000/month (including overtime works, transportation, insurance and lunch) *IDR 3,000,000/month until 31 of October as trial period

If you are interested, please email your CV, TOEFL score or JLPT score (or equivalent), academic certificate of university, and GPA (Grade Point Average) to the following email address by 31 th July (Sun) 2016. Akina Furuoka: akn.moa@gmail.com (Project Coordinator for JICA Project) With subject title: Translator application (Your full name) The candidates who pass the 1st selection will be informed about the interview.

UPI Tambah Tiga Guru Besar

$
0
0
gubes1Bandung, UPI Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. H. Furqon, Ph.D., didampingi seluruh Wakil Rektor menyerahkan Surat Keputusan Pengangkatan Jabatan Akademik Profesor atau Guru Besar kepada Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd., Dr. H. Dede Sugandi, M.Si., dan Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd., di Gedung Partere Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Jumat (29/07/2016). Rektor mengungkapkan rasa syukurnya atas pengangkatan tersebut,”Alhamdulillah, bertambah lagi guru besar di lingkungan UPI. Diharapkan dapat menjadi tambahan energi baru yang akan menggerakan roda universitas untuk mengembangkan akademik serta untuk menambah warna pendidikan.” gubes1 Atas pencapaian ini, universitas tidak lelah untuk mendorong dan membantu semua dosen yang telah memenuhi syarat agar segera melengkapi dan memenuhi persyaratan guru besarnya dari berbagai aspek, katanya, contoh, kami mendorong memperbanyak banyak publikasi internasional, memberi fasilitas, membantu dalam penerjemahanan, memberikan bantuan dana, melakukan pelatihan meramu hasil penelitian menjadi artikel yang layak muat di jurnal internasional, dan lain sebagainya. Lebih lanjut dikatakan,”UPI menargetkan 120 guru besar hingga tahun 2020, setiap periodik kita akan menambah guru besar untuk mencapai target tersebut. Guru besar baru diharapkan dapat mendorong dan membimbing yang lainnya untuk segera melengkapi persyaratan administrasi yang kemudian bisa jadi guru besar, dan dengan kondisi sekarang dengan jumlah 86 orang guru besar, UPI optimis akan memenuhi target tersebut. Saat ini ada 18 orang dalam proses pengajuan.” Sementara itu, Ketua Dewan Guru Besar (DGB) UPI Prof. H. Fuad Abdul Hamied, M. A., Ph. D., mengucapkan selamat atas pencapaian prestasi tiga guru besar baru. DGB kini tengah menyiapkan lima calon guru besar. Guru besar merupakan pembawa barokah secara keseluruhan untuk berkontribusi dalam bidang akademis. Lebih lanjut dikatakan,”Para guru besar baru diharapkan untuk bisa mengembangkan lembaga, menjadi penjaga gawang, pendorong  atau memotivasi dosen lain untuk mengembangkan keilmuan dan mengembangkan kajiannya agar dapat dibaca oleh orang lain.” Guru besar secara konsisten harus mengembangkan ilmu masing-masing dan berkiprah dengan keilmuannya, dengan cara itu dapat menopang dan menyokong universitas, sehingga kita mampu bertengger dalam posisi perguruan tinggi terkemuka, ungkapnya. Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd., mengungkapkan rasa syukurnya yang mendalam, diungkapkannya, penantian ini sudah lama ditunggu dan sudah merasa sangat lelah, dalam masa penantiannya selalu terbawa oleh perasaan, aymg menyebabkan putus asa. gubes2 Diceritakannya,“Proses ini memang panjang, saya selalu belajar dari perguruan tinggi lain tentang apa yang seharusnya ditempuh untuk memenuhi syarat. Pada waktu itu saya sudah yakin telah memenuhi syarat, tetapi penilaian dari Jakarta (tim penilai) lain dan tidak memberikan penjelasan yang pasti. Dikatakannya bahwa saya kurang satu jurnal, langsung saya penuhi, poinberkurang 10, saya cover dengan masukan beberapa jurnal, kemudian ditangguhkan karena tidak bisa ditelusuri secara online, padahal justru sebaliknya. Sampai akhirnya saya membuat klarifikasi yang di tanda tangani oleh Rektor.” Intinya adalah kita harus pantang menyerah, mengalir apa adanya, tidak melakukan intervensi serta instrospeksi diri. Dengan kepakaran di bidang Ilmu Kepemimpinan dan Kebijakan Pendidikan ini, diharapkan dapat membelajarkan pada diri sendiri, mendakwah pada diri sendiri, dimana ketika kita menjadi siddiq, amanah, fathonah, menjadi bagian yang merepresentasi sebagai seorang diri. Ilmu ini akan terus berkembang selama manusia hidup, paparnya. Lebih lanjut dijelaskan,”Saya telah melakukan dua riset menghasilkan HKI, dan akan terus fokus dalam keilmuan saya serta akan melibatkan mahasiswa agar bisa berkembang bersama. Dan obsesi yang belum tercapai satu diantaranya ingin journal on education, leadership, management masuk dalam jurnal global yang meng-internasional.” Prof. Dr. H. Dede Sugandi, M.Si., pun merasa perlu untuk mengucap syukur dan berterima kasih kepada orang tua yang mendukungnya dalam belajar hingga tuntas. Diungkapkannya,”Hambatan dan rintangan pasti ada, dan setiap orang akan selalu menuntut hak-nya selama itu benar, juga selama kewajiban dilaksanakan. Proses ini saya mulai dari tiga tahun yang lalu tepatnya dari tahun 2013. Intinya bahwa kita harus terus berusaha secara baik dan beradab sehingga bisa menjunjung universitas dan diri sendiri. Jika proses pengajuan guru besar tersebut didiamkan maka selamanya hak kita tidak akan tuntas diraih.gubes3 Ditegaskannya, UPI diharapkan mampu memfasilitasi dalam proses pemuatan jurnal di jurnal internasional, dan yang harus dipahami adalah bahwa calon guru besar agar dilakukan pendampingan dalam publikasi jurnal internasional oleh guru besar yang telah lebih dulu terpublikasi jurnalnya. Melalui kepakaran ilmu yang saya kuasai, saya akan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, dan akan dimulai dari diri sendiri. Hal serupa pun diungkapkan oleh Prof. Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd.,”Jujur, awalnya juga saya sempat putus asa. Pengusulan kepangkatan ke guru besar saya mulai di tahun 2009. Berkas pengajuan saya sempat dinyatakan hilang. Di bulan Maret 2013, saya menambah satu artikel, mengirim kembali berkas-berkas yang dinyatakan hilang tersebut.” Bersyukur, hari ini semua pengorbanan telah tuntas terbayarkan. Diharapkan amanah ini dapat mengangkat harkat dan martabat diri, universitas, bangsa dan negara. Dengan keilmuan ini, saya akan mengembangkannya dengan menulis buku ke-Sundaan, meneliti dan mengkaji bahasa Sunda, mengenalkan bahasa Sunda agar bisa diserap menjadi bahasa nasional, dan sepanjang bahasa Sunda dipergunakan dan diajarkan di sekolah maka bahasa sunda akan tetap eksis, ungkapnya.gubes4 Berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 47913/A2.3/KP/2016, Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd., diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang  Ilmu Kepemimpinan dan Kebijakan Pendidikan; Dr. H. Dede Sugandi, M.Si., diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang  Ilmu Pendidikan Geografi Lingkungan dengan SK Nomor 41189/A2.3/KP/2016, serta Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd., diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang  Ilmu Pendidikan Bahasa Sunda, berdasarkan SK Nomor 41150/A2.3/KP/2016. (dan/ija)  

Mahasiswa Psikologi UPI Ikut Tandatangani Deklarasi Tolak Kekerasan terhadap Anak

$
0
0
0102Bandung, UPI Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pusat Kajian Anak Berhadapan Dengan Hukum (PK ABH) Departemen Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia ikut menandatangani komitmen menolak segala bentuk  kekerasan khususnya kekerasan terhadap anak pada Apel Besar Pencanangan Gerakan Tolak Kekerasan di Provinsi Jawa Barat, Senin (18/7/2016) di Halaman Depan Gedung Sate, Jln. Diponegoro Nomor 22, Kota Bandung. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memimpin Apel Besar Pencanangan Jabar Tolak Kekerasan tersebut. Deklarasi dihadiri sekitar 3.000 orang yang terdiri atas tokoh pendidikan, pegiat pendidikan, guru, kepala sekolah, perwakilan siswa SMA se-Bandung, Forum Anak Daerah Jawa Barat, Forum OSIS dan pejabat lainnya, termasuk pimpinan OPD Prov Jabar. Situs www.bp3akb.jabarprov.go.id memberitakan, dalam apel besar tersebut Heryawan menegaskan, seharusnya di zaman yang semakin modern ini, tak ada lagi kekerasan khususnya di dunia pendidikan seperti kekerasan tangan, lisan maupun perilaku. Dikatakan, deklarasi tersebut berdasar pada kekerasan yang hingga saat ini marak terjadi pada anak.01 “Sampai sekarang kan masih ada kekerasan pada anak, pada perempuan, ini harus segera diakhiri. Anak-anak itu punya hak mendapatkan kasih sayang dan tumbuh berkembang dengan baik. Melalui apel besar ini kita ingin mewujudkan sekolah ramah anak, mengapa kita pilih sekolah karena sekolah itu dihuni oleh anak-anak kita yang terkadang justru menjadi sasaran kekerasan. Oleh karena itu, hal tersebut yang kita sasar untuk lakukan sosialiasi,” kata Ahmad Heryawan usai memimpin apel tersebut. Pada kesempatan tersebut Ahmad Heryawan membubuhkan sebuah kalimat terkait kampanye “Pencanangan Jabar Tolak Kekerasan” di atas sebuah spanduk putih bertuliskan “Kami Menolak Segala Bentuk Kekerasan”. Ia menuturkan alasan sekolah menjadi sasaran utama dari Pencanangan Jabar Tolak Kekerasan karena ada 9,6 juta anak berstatus siswa sekolah menengah atas dan sederajat dan sekolah terkadang menjadi tempat terjadinya kekerasan terhadap anak-anak. “Dan seharusnya menjadi tempat ramah anak dan perlindungan bagi anak karena jika harus datang ke setiap rumah untuk melakukan sosialiasi Pencanangan Jabar Tolak Kekerasan lebih sulit. Kekerasan, katakan “No, Kasih sayang, katakan ‘yes’,” ajak Gubernur. (Sri Maslihah, Koordinator PK ABH Psiklg UPI/WAS)

Mahasiswa KKN UPI Gelar Seminar “Parenting”

$
0
0
0301Bandung, UPI Bangsa Indonesia masih sering dikagetkan dengan berbagai kasus yang menimpa anak di bawah umur. Banyak anak korban dari berbagai kasus, baik pelecehan seksual, pedofilia, pornografi ataunpun kasus lainnya yang menjerat anak-anak kecil. Sungguh ironis jika hal tersebut makin berlanjut dan korban pun semakin banyak  yang menderita. Tentu hal itu perlu diantisispasi sejak ini. Melalui Parenting Education inilah salah satu upaya untuk mencegah dan meminimalisir perilaku  tidak wajar yang dilakukananak di bawah umur ataupun berupa tindak kejahatan terhadap anak dengan cara pendampingan orang tua terhadap pendidikan anaknya. Seminar tersebut diinisisasi mahasiswa UPI angkatan 2013 yang sedang melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu Kuliah Kerja Nyata Tematik Manajemen Berbasis Sekolah yang dilaksanakan Jumat (29/7/2016) di SDN Gede Bage, Kelurahan Babakan Penghulu, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung. Sebanyak 42 peserta seminar sangat antusias saat mendengarkan materi yand disampaikan Dr. Nike Kamarubiani, M.Pd (Dosen UPI). Para peserta yang hadir berasal dari enam Sekolah Dasar yaitu SDN Cisaranten Wetan 1,2,3, SDN Gede Bage, dan SDN Andir 1 dan 2. Kegiatan tersebut dihadiri Beni Erwan, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kota Bandung.02 Siti Maemunah salah satu peserta seminar mengungkapkan, “Acara ini bagus sekali, menambah wawasan,  kalau ada masalah yang dialami anak, saya jadi tahu bagaimana cara mengatasinya serta semoga dengan seminar parenting ini anak kita bisa terhindar dari pornografi dan hal buruk lainnya.” Parenting education penting dilakukan di sekolah di mana guru harus bisa menyampaikan  tentang peningkatan kapasitas orang tua kepada orang tua di sekolah. Hal ini belum sepenuhnya disadari oleh sekolah ataupun guru dan ini menjadi salah satu tantangan bagi sekolah ataupun guru untuk bisa mengintervensi cara mendidik anak di rumahnya masing-masing, baik itu dari segi konten, isi dari permasalahan maupun dari segi cara menyampaikan parenting education ini. Khususnya untuk terhindar dari pengaruh negatif  kemajuan Teknologi, Informasi dan Komunikasi supaya tidak dirasakan berlebih  oleh anak-anak di usia dini,hal itu agar anak-anak bisa tumbuh dengan wajar baik itu dari segi intelektualnya, emosionalnya maupun spiritualnya”. Pungkas Ibu Nike. (Didi Rosadi)03

Berjuang Meraih Gelar “Guru Besar”

$
0
0
gubes4

Nunui Oleh NUNUY NURJANAH

(Guru Besar Pendidikan Bahasa Daerah, FPBS UPI)

SUBHAANALLAAH walhamdulillaah walaailaahaillaah wallaahu akbar walahaula wala quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adziiim. Mahasuci Allah yang telah menciptakan hamba-Nya dengan pengaturan yang sempurna menurut kehendak-Nya. Dialah yang Mahatahu  apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Menjadi Guru Besar bagi saya merupakan perjalanan yang amat panjang dan amat lama. Mungkin pengalaman ini hanya dialami oleh saya dan mudah-mudahan hanya sampai saya. NunuyProf Usulan kenaikan pangkat saya telah diajukan oleh Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah sejak Juni 2009. Proses kelengkapan pengusulan tersebut,  terus saya jalani. Beberapa kali saya diminta kembali untuk mengumpulkan berkas dengan alasan hilang akibat pindah ruangan di Jakarta. Saya berusaha memenuhi apa yang diminta oleh Dewan Guru Besar. Pernah berkas dikembalikan dengan alasan takut hilang lagi. Kemudian, berkas itu pernah diminta kembali oleh Jakarta. Bahkan verifikasi penilaian dilaksanakan dari awal lagi, karena peer group yang lama sudah meninggal dunia. Lama sekali tidak ada kabar dan berita. Hampir sudah tidak ada harapan. Saya menghadap ke bagian SDM FPBS supaya pengusulan saya dialihkan  untuk naik ke golongan IV C saja. Akan tetapi ditolaknya, dengan alasan sayang kalau tidak dilajutkan. Beliau menyarankan supaya saya tetap bersabar. Saya akhirnya bermuhasabah, mungkin saya belum pantas. Mungkin saya belum layak mendapat anugrah Guru Besar. Maka hanya doalah yang  saya panjatkan  dan saya serahkan segala urusan kepada Yang Mahakuasa.gubes1 Pada waktu  sudah tidak berdaya,  saya menerima jawaban on line tertanggal penilaian 20-21 Maret 2013. Saat itu barulah sedikit ada pencerahan. Penilai menyatakan dua hal: (1) saya harus menambah satu artikel hasil penelitian yang diterbitkan oleh jurnal nasonal terakreditasi dan (2) saya harus menyerahkan foto copi ijazah S3 beserta transkrip nilainya. Yang sebenarnya untuk no. 2 ini sudah saya serahkan sejak Juni 2009. Dengan suka cita, saya berusaha menulis artikel. Artikel saya baru dimuat setahun kemudian tepatnya November 2014 oleh Sosio Humanika. Jurnal yang memuat artikel saya itu langsung saya serahkan ke  SDM bersama foto copi ijazah serta transkripnya. Subhaanallah, dari sana tidak ada kabar. Penilaian online masih tetap seperti dahulu sampai akhirnya Ketua Dewan Guru Besar UPI  menanyakan nasib saya sekitar bulan Februari 2016. Saya menjawab apa adanya sesuai dengan kronologi pengusulan yang saya alami. Masyaa Allah, beliaulah yang akhirnya meyakinkan saya  bahwa kelengkapan pengusulan saya sudah di-acc.  Pada bulan itu juga saya dimintai biodata. Kemudian,  Alhamdulillah, tepat sehabis saya  iktikaf tanggal 21 Ramadhan 1437 H atau Ahad, 26 Juni 2016 ada informasi bahwa SDM UPI akan mengambil SK Guru Besar saya ke Jakarta. Syukur Alhamdulillah pada hari keenam saya nyawalan, tepat 24 Syawal 1437 H atau Jumat, 29 Juli 2016 pukul 14.30 Rektor UPI menyerahkan SK Guru Besar. Terima kasih yaa Allah! Engkaulah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Engkau telah anugerahkan sebagian nikmat-Mu kepada hamba-Mu yang fakir ini. Terima kasih kepada  Rektor UPI Bapak Prof. Furqon, Ph.D. dan para Wakil Rektor UPI. Terima kasih kepada  Ketua Dewan Guru Besar beserta Ibu.  Terima kasih kepada Dekan dan Para Wakil Dekan FPBS dan juga kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI.  Terima Kasih kepada Kepala Biro Kepegawaian UPI dan Kepegawaian FPBS UPI. Saya hanya bisa berdoa semoga Allah melipatgandakan pahala dari amal kebaikan Bapak-bapak dan Ibu-ibu.   Insya Allah saya akan berusaha untuk terus meningkatkan kemampuan sesuai dengan bidang yang saya tekuni yaitu Ilmu Pendidikan Bahasa Sunda.  Saya akan berusaha mendidik calon tenaga pendidik supaya mereka benar-benar meyakini kemampuannya untuk sama-sama menjadikan umat di muka bumi yang beriman dan bermanfaat, baik untuk Penciptanya maupun untuk sesamanya.  Selain itu, saya juga akan berusaha untuk memublikasikan kemampuan saya dalam wujud  tulisan, baik berupa buku ataupun artikel yang bisa dimuat di jurnal atau media lainnya. Saya juga akan berusaha untuk mengadakan penelitian berkenaan dengan pendidikan bahasa Sunda dan berusaha menyampaikan hasilnya kepada masyarakat, baik secara lisan maupun tulisan.gubes4 Saya yakin, bahasa Sunda sebagai salah satu anugrah Allah yang harus disyukuri. Bahasa Sunda sebagai bahasa daerah sama-sama berfungsi untuk mendidik umat supaya saleh dan mencapai derajat takwa. Bahasa Sunda bisa mencerdaskan manusia. Bahasa Sunda bisa dipakai untuk dakwah; mengajak manusia berbuat kebaikan dan mencegah manusia dari perbuatan tercela. Untuk itu, bahasa Sunda juga punya hak untuk dipelihara.  Salah satu cara yang paling efektif yaitu dengan penyelenggaraan  pendidikan bahasa Sunda di lembaga pendidikan. Jadi, sepanjang bahasa Sunda diajarkan di lembaga pendidikan lalu bahasa Sunda itu tetap dipakai oleh masyarakat, maka bahasa Sunda tidak akan punah di muka bumi. Apalagi dengan keunikan yang dimiliki bahasa Sunda.  Keunikan bahasa Sunda inilah mudah-mudahan bisa menambah kekayaan budaya yang dapat dimanfaatkan bukan saja untuk kepentingan pengembangan dan pembakuan bahasa nasional kita, tetapi juga untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan bahasa Sunda itu sendiri.  Maka dari itu, kelangsungan hidup dan pembinaan bahasa Sunda menjadi tanggung jawab pemerintah, karena hal itu telah dijamin oleh Undang-undang Dasar 1945.

Pengurus Himpunan Mahasiswa Civics Hukum UPI 2016/2017 Dilantik

$
0
0
02 01Bandung, UPI Sekretaris Departemen Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (FPIPS UPI) Dr. Prayoga Bestari, M.Si. melantik pengurus baru DPM dan BEM Himpunan Mahasiswa Civics Hukum (HMCH), Jumat (29/7/2016), di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Pelantikan DPM dan BEM HMCH Periode 2016/2017 kali ini mengusung tema “Membangun Gelora HMCH yang penuh AKSi (Aktif, Konsisten, Sinergis, Inovatif)”. Rangkaian acara pelantikan dimulai dari pemberian sambutan oleh Ketua Umum BEM HMCH periode 2015/2016, Presiden BEM Rema UPI, serta dilanjut oleh sambutan Sekretaris Departemen Pendidikan Kewarganegaraan. Acara dilanjutkan dengan pembukaan oleh Dr. Prayoga Bestari, M.Sisekaligus  melantik seluruh pengurus HMCH. Suasana pelantikan berjalan dengan tertib dan khidmat saat pembacaan SK pengurus dan penyematan lencana bagi pengurus inti DPM dan BEM HMCH periode 2016/2017. “Semoga HMCH dikepemimpinaan yang baru ini dapat mengalami perbaikan kearah yang lebih baik. HMCH senantiasa mampu menjadi organisasi yang dikehendaki oleh anggotanya, karena apabila ada ketidaknyamanan di tubuh HMCH maka anggotanya pun tidak akan berkembang. Karena organisasi merupakan sekolah terbaik bagi para calon pemimpin,” tutur Dadan Rizwan Fauzi, ketua umum BEM HMCH periode 2015/2016.02 Visi HMCH yang dicetuskan oleh Ari Firmansyah sebagai ketua umum BEM HMCH periode 2016/2017 yaitu AKSI yang diwujudkan ke dalam beberapa misi berupa Aktif, Konsisten, Sinergis, dan Inovatif. Karena sebagai mahasiswa PKn dilatih dan dituntut untuk Aktif dalam bidang akademik maupun organisasi, Konsisten dalam mengemban amanah, Sinergis yang bisa diwujudkan dalam sikap kekeluargaan, gotong royong, dan rasa saling memiliki dari setiap anggota himpunan, sertadiharapkan berbagai Inovasi dapat muncul  pada kepengurusan ini. Begitupun denga Hilal Ramdhani, Ketua DPM HMCH periode 2016/2017 berharap HMCH bisa menjadi organisasi yang baik dari segi kaderisasi anggotanya, mampu menyelenggarakan berbagai acara pada ranah masyarakat, serta untuk mahasiswanya sendiri diharapkan mampu membuat penelitian-penelitian. Karena mahasiswa PKn dinilai mempunyai daya berpikir yang kritis terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan aspek hukum, politik, dan kewarganegaraan.03 “Mudah-mudahan kepengurusan yang baru bisa membawa HMCH ke arah yang lebih baik, HMCH harus bisa mengukir prestasi baik dalam skala lokal, nasional maupun global khususnya dalam bidang karya tulis ilmiah. Pengurus HMCH harus bisa menjaga dan membawa nama baikHMCH dengan terus meningkatkan jejaring networking demi kemajuan bersama. Selain itu pengurus HMCH juga harus bisa mewujudkan inovasi dan pembaharuan kearah yang lebih baik, guna mencetak generasi emas HMCH yang memiliki loyalitas dan sense of belonging terhadap himpunan,” ujar Leni Anggraeni, M.Pd, pembina kemahasiswaan PKn, FPIPS UPI. Selamat mengemban amanah baru bagi pengurus DPM dan BEM HMCH. Semoga senantiasa amanah dan bertanggung jawab. Hidup Mahasiswa! (UPP HMCH)

KKN Berakhir, Mahasiswa UPI Memilih Cara Berbeda Menutup Masa Pengabdian

$
0
0
0102Subang, UPI Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang merupakan salah satu bagian  dari Tri Dharma Perguruan akan mendekati akhir masa pengabdian. Program yang dimulai 13 Juni 2016 berakhir 6 Agustus ini. Pada minggu-minggu ini merupakan pekan terakhir yang  biasanya setiap kelompok KKN mempunyai cara yang berbeda untuk mengakhiri pengabdiannya. Termasuk yang dilakukan oleh Tim KKN Tematik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Desa Cimanglid, Kabupaten Subang. Tim KKN Desa Cimanglid yang beranggota 10  orang ini memilih cara berbeda untuk mengakhiri masa pengabdiannya. Acara “Mari Berlomba” yang terdiri atas Lomba Cerdas Cermat dan Lomba Mewarnai tingkat SD se-Desa Cimanglid dipilih untuk mengakhiri masa pengabdian mereka. Acara yang dilaksanakan Sabtu (30/7/2016) dipilih untuk mengasah pengetahuan siswa dan melatih mereka memiliki jiwa kompetisi dengan baik. Sehingga di kemudian hari para siswa bisa menjadi manusia yang kompetiti. Acara yang diselenggarakan di Aula Desa dan SDN Mekarsari ini pun berjalan lancar, diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Eko Budi Prasetyo, menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Desi Dela, kemudian dilanjut oleh sambutan Ketua Tim KKN Desa Cimanglid, Faizal Hakim, dan sekaligus pembuka acara yaitu sambutan dari Kepala Desa Cimanglid, Oding. Dalam sambutannya beliau menyampaikan semoga acara ini menjadikan para siswa terpacu untuk terus giat belajar dan bisa menjadi awal untuk terus berprestasi. Setelah dibuka oleh Kepala Desa Cimanglid, acara “Mari Berlomba” pun dimulai, diawali LCC yang dilakukan di Aula Desa dan di tempat terpisah Lomba Mewarnai pun dimulai. LCC tingkat SD ini pun berlangsung sangat kompetitif, setiap sekolah menunjukkan keinginannya untuk menang, diawali dengan pertandingan antara SDN Gunung Menyan B menghadapi SDN Mekarsari A, pertandingan yang berlangsung sangat ketat itu pun diakhiri dengan kemenangan SDN Mekarsari A, dengan selisih 10 poin. Dipertandingan kedua tidak kalah ketatnya, pertandingan yang mempertemukan SDN Sarireja A dengan SDN Gunung Menyan A harus diakhiri dengan soal tambahan karena keduanya memiliki nilai yang sama, dan setelah adanya soal tambahan SDN Sarireja A pun memenangkan pertandingan. Dipertandingan akhir babak penyisihan mempertemukan SDN Sarireja B dengan SDN Mekarsari B, yang pada akhirnya dimenangkan oleh SDN Sarireja B. Dengan hasil itu pun tiga sekolah berhak berada di final, yaitu SDN Mekarsari A, SDN Sarireja A dan SDN Sarireja B. Pertandingan final pun berlangsung sangat alot, setiap sekolah saling menunjukkan aksinya di setiap sesi. Setelah melalui sesi soal wajib, soal benar atau salah dan soal rebutan akhirnya SDN Mekarsari A mendapat gelar sebagai Juara 1, disusul SDN Sarireja B sebagai Juara 2, dan SDN Sarireja A.01 Di tempat lain, Lomba Mewarnai pun berlangsung sangat meriah, diikuti oleh 26 peserta dari 3 sekolah di Desa Cimanglid, lomba ini diikuti sangat antusias oleh para peserta. Gambar seorang guru menjadi tantangan yang harus dihadapi siswa untuk diselesaikan dengan baik. Setelah berlangsung kurang lebih 1 jam, lomba pun berakhir. Waktu penilaian pun dimulai, ternyata setiap siswa mengikuti lomba dengan sangat serius, sehingga mengakibatkan juri pun kesulitan menentukan setiap pemenang. Setelah melewati perdebatan panjang dewan juri pun berhasil menentukan pemenang, hasilnya adalah sebagai berikut Revi Saepul Rizal (Juara Harapan 3), Rista Lestari (Juara Harapan 2), Nurmala A. Dewi (Juara Harapan 1), Asep Priara N (Juara 3), Salsa Nurwidia (Juara 2) dan Febi Ayu Sri N. (Juara 1). Setelah hasil-hasil dari setiap lomba berhasil didapatkan, kegiatan pun diakhiri dengan pemberian hadiah dan sertifikat kepada para pemenang yang dilakukan oleh Ketua Tim KKN dan Ketua Pelaksana. Hal tersebut juga menjadi tanda akhir dari setiap program yang sudah dilaksana oleh Tim KKN Desa Cimanglid yang terdiri dari Faizal, Renald, Eko, Desi Dela, Aida, Fitri, Nurftriani, Nining, Annisa, dan Wulan. (Eko Budi Prasetyo)

RESEARCH COMPLEX PROGRAMME KITAKYUSHU JAPAN KERJASAMA DENGAN UPI

$
0
0
1Bandung, UPI Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mendapatkan sejumlah penawaran program research collaborative dari Kitakyushu, Jepang. Salah satu program dari Kitakyushu tersebut adalah Research Complex yang ditawarkan kepada sejumlah peneliti dari UPI. Hadir para peneliti dari Fakultas Ilmu Pendidikan, diantaranya Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.Pd., M.A., Dr. Deni Darmawan, M.Si., Dr. Djadja Rahardja, M.Ed., serta Dekan FIP UPI Prof. Dr. H. Ahman, M. Pd., di Ruang Rapat FIP Kampus UPI Bumi Siliwangi Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa (26/7).1 “Besarnya semangat dan potensi yang dimiliki para peneliti UPI, ternyata telah diakui kompetensinya oleh negara-negara maju di Asia Pasific sehingga delegasi dari jepang ini sangat berharap bahwa peneliti dari UPI dapat bergabung dengan Resaearch Complex yang mereka akan lakukan,” ungkap Dr. Deni Darmawan, M.Si. Adapun program dari research complex ini mencakup Interdiciplinary and integrated joint research and development; support for business development; joint use of advanced research facilities; Human resources development and joint curriculum; dan Stronger promotional systems.3 Lebih lanjut dijelaskan, bila UPI berhasil menjadi salah satu tim riset program kerjasama ini, maka kerjasama pendanaan riset dapat berlangsung mulai Agustus 2016 hingga Maret 2020. Adapun yang menjadi target dari program kerjasama penelitian ini mencakup Decision–Making Mechanism to control Human Activities; Utilization of energy, resources, and systems for efficient and  effective human activitiesl; Infrastcurture and Fundamental function for supporting human activities; dan Complete scenario for the development of a superioe Low-carbon Society will be created with the integration of back casting and forecasting in collaboration among relevant research institutes.2 Berdasarkan hasil pertemuan tersebut UPI, akan mengirimkan sejumlah proposal yang berkaitan dengan semua program research complex programme yang ditawarkan oleh Kitakyushu. Semoga para peneliti lainnya segera bergabung dengan program kemitraan riset tersebut. Untuk mengirimkan proposal riset bagi para dosen UPI dapat menghubungi Kantor Humas UPI, Jam Kerja, 08.00 s/d 15.00. Semoga UPI semakin terdepan dalam meraih status Research University. (DD/dan)

SHARING PENGALAMAN TERINDEX SCOPUS

$
0
0
1Bandung, UPI Dr. Deni Darmawan, M.Si., dosen Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (Tekpend FIP UPI) menjadi  narasumber pada Program Pendampingan Penulisan Jurnal Ilmiah bagi Dosen Universitas Islam Bandung (Unisba) Bandung, di Ruang Rapat Rektorat Unisba Jalan Tamansari Nomor 1 Bandung, Selasa (26/7/2016).3 Dikatakannya,”Undangan sebagai narasumber diperoleh atas dasar ide, gagasan dan harapan intelektual yang dituangkan dalam bentuk buku maupun artikel ilmiah. Kesempatan ini merupakan kesempatan sebagai media dalam melakukan syiar pengalaman dari apa yang pernah dialami saya sebagai dosen UPI selama ini.” Lebih lanjut diceritakan, selama proses workshop pendampingan pada dosen Unisba, selalu mengedepankan kesederhanaan dalam berpikir namun tajam dalam menganalisis. Dari tulisan karya ilmiah tersebut, hingga saat ini telah terbit sekitar 11 artikel jurnal dan 3 diantaranya terindex scopus. Mudah-mudahan melalui kegiatan sharing bersama dan dari apa yang telah ditulis, walaupun sederhana dan belum sebesar apa yang telah ditulis oleh para penulis besar, diharapkan dapat memberikan rasa percaya diri pada sahabat di Unisba untuk terus meneliti dan menulis. “Memang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa kebijakan Kemenristek Dikti dalam melakukan penilaian terhadap seluruh dosen di negeri ini telah berpijak kepada karya-karya monumental para dosen dan peneliti. Mengingat pentingnya bagi negera dan bangsa sebagai upaya untuk lebih unggul dan mampu berkompetitif dengan dosen-dosen di seluruh dunia, bahwa publikasi artikel dari para dosen sekaligus peneliti akan sangat memperngaruhi reputasi perguruan tinggi dimana para dosen tersebut bertugas,” jelasnya. 1Demikian pula kemampuan sebuah universitas melalui SDM-nya jika mampu menjadi kiblat ataupun rujukan bagi dosen-dosen di luar universitasnya, maka diharapkan setidaknya akan mampu meningkatkan mutu perguruan tinggi yang bersangkutan, itulah yang menjadi obsesi dari Dr. Deni selama ini Ditegaskannya,“Bahwa best practice selama menulis di UPI akan di share kepada sahabat-shabat sejawatnya yang berada di luar UPI, sehingga secara tidak langsung UPI menjadi Pembina ataupun rujukan bagi para dosen di luar. Semoga hal ini dapat terwujud bersama UPI.” (dan) 2

UPI Jaring Diktendik Berprestasi

$
0
0
dik1Bandung, UPI Sebanyak 25 orang pendidik dan tenaga kependidikan (Diktendik) di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengikuti seleksi Calon Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Universitas Pendidikan Indonesia 2016, di Gedung University Center Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (1/8/2016).dik1 Kepala Biro Kepegawaian UPI Dr. Sahroni, S. Sn., M.Pd., mengatakan,”Kegiatan seleksi ini dilakukan dalam rangka untuk memberikan penghargaan kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang telah nyata dan luar biasa melaksanakan tugas dan berprestasi di bidangnya, oleh karena itu perlu diselenggarakan pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Universitas Pendidikan Indonesia 2016.” Sebelumnya telah dilakukan penjaringan bakal calon, katanya, dan selanjutnya diusulkan sebagai bakal calon yang kemudian ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor UPI Nomor 5224/UN40.R2/KP/2016 tentang Penetapan Bakal Calon Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Universitas Pendidikan Indonesia 2016, serta diwajibkan mengikuti seleksi sesuai jadwal yang ditetapkan.dik2 Seleksi Diktendik dibagi ke dalam 6 kategori, pertama Kategori Dosen Berprestasi dengan peserta seleksi diantaranya Vina Andriany, Ph.D., (FIP), Dr. Leli Yulifar (FPIPS), Sri Wiyanti, M.Hum., (FPBS), Fitri Khoerunnisa, Ph.D., (FPMIPA), Mumu Komaro, M.T., (FPTK), Dr. Hj. Alfira Sofia (FPEB), dan Dr. Ani Nur Aeni (Kampus UPI di Sumedang). Kedua, kategori Kaprodi Berprestasi dengan peserta seleksi diantaranya, Dr. Laksmi Dewi (FIP), Dr. Lili Somantri (FPIPS), Dr. Usep Kuswari (FPBS), Addy Prasetyo Nugroho, M.T., (FPMIPA), Dr. H. Johar Maknun (FPTK), dan Dr. H. Nono Supriatna (FPEB). Ketiga, kategori Laboran Berprestasi dengan peserta seleksi diantaranya, Hana Rohana, S.A.P., (FPMIPA), Sultono, S.Pd., (FPTK), dan Asep Ahmad Ruri I, S.T., (FPTK). Keempat, kategori Pustakawan Berprestasi dengan peserta seleksi diantaranya, Cahya Mulyana, S.  Pd., (Perpustakaan), Dian Arya Susanti, S. Sos., (Perpustakaan), dan Herli Bahtiar Saleh, S. Sos., (Perpustakaan). Kelima, kategori Pengelola Keuangan Berprestasi dengan peserta seleksi diantaranya, Wiyono, S.E., (FIP), Bentang Indriani, S.E., (FPIPS), dan Achdi, M. Pd., (Kampus UPI di Sumedang). Keenam, kategori Tenaga Administrasi Akademik Berprestasi dengan peserta seleksi diantaranya, Anita Kurniasari, S.A,P., (FIP), Noerdiani, A.Md., (FPIPS), dan Rachmat, S. Pd.I., (FPTK). (dodiangga/Ija) dik3  

Let it Flow Naturaly

$
0
0
aan

aan

Oleh Aan Komariah (Guru Besar Ilmu Kepemimpinan dan Kebijakan Pendidikan, FPBS UPI)

Bismillahirrohmanirrohim Setiap kita pasti mempunyai cita-cita atau impian yang ingin diraih, apalagi sebagai akademisi pemberi mata kuliah kepemimpinan, yang  hampir setiap hari  istilah visi disebut dalam perkuliahan  dan secara teoritis paham bagaimana mewujudkannya. Saya tidak tahu pasti apa cita-cita saya semenjak kecil, namun saya ingat betul pada jenjang SMP, saat diberi kamar sendiri oleh orang tua, saya tulisi pintu kamar dan pintu laci meja belajar dengan kapur tulis Professor. Dr.  Hj Aan Komariah. Rupanya itulah cita-cita masa kecil yang menjadi visi yang saya kenal saat ini. Bermula dari cita-cita, kemudian takdir memapah langkah menuju ke arahnya. Langkah menuju cita-cita, mulai terlihat remang-remang sosoknya dengan diraih gelar doktor administrasi pendidikan Tahun 2005 tanggal 10 bulan Januari, menjadi tiket pertama untuk bisa masuk ke dalam kancah pangkat tertinggi jabatan fungsional dosen.  Diamanahinya tugas sebagai ketua jurusan dan mengampu mata kuliah kepemimpinan lebih banyak lagi memberi inspirasi untuk meraih visi. Namun untuk jadi professor, tetap tidak dalam pikiran untuk mendapatkannya, hanya mengetahui agenda pengusulan kenaikan pangkat dalam 2 tahun sekali. Maka Tahun 2006 mengajukan ke pangkat lektor kepala dan 2008 mendapat pangkat pembina tk 1 Gol IV.b dengan  jabatan lektor kepala. Let it flow naturaly, 2010 merasa sudah dua tahun dalam pangkat terakhir, mulailah mengajukan ke jabatan guru besar dengan berbekal jurnal internasional dan jurnal nasional terakreditasi. aan2Tak ada yang istimewa dalam diri saya, hanya menjalani tugas sesuai dengan standar. Jurnal nasional dan internasional menjadi target capaian sebagai syarat utama mendapatkan jabatan fungsional baru. Setelah keduanya terbit,  dimulailah proses usulan dan alhamdulillah setelah disetujui fakultas dan dilakukan presentasi dihadapan para guru besar yang ditetapkan fakultas, usulan melenggang ke senat universitas dan lagi-lagi itupun lancar dilalui. Tahun 2009 diusulkan ke Dikti dan tahun 2010 terjadi musibah nasional dengan adanya kebijakan “moratorium” atau tidak ada penambahan guru besar secara nasional selama 2 tahun. Tahun 2013 keluar apelan dengan catatan, ada kekurangan angka kumulatif bidang B yang harus dipenuhi dari jurnal nasional terakreditasi. Hemat  penulis, Kekurangan kumulatif ini diduga karena semua usulan buku tidak dihitung sebagai bidang B tetapi masuk ke bidang A Pembelajaran. Proses menyusun artikel dan submit ke  jurnal terakreditasi menjadi target capaian tahun 2013 dan alhamdulillah, jurnal terakreditasi nasional dengan popularitas yang sangat tinggi di kalangan dosen ilmu pendidikan terbit, yaitu Jurnal Ilmu Pendidikan Malang. Berbekal jurnal bereputasi tersebut dipenuhi apelan di tahun 2013 juga. Tahun 2014 keluar apelan lagi yang menyatakan masih ada kekurangan kumulatif dengan catatan  harus dipenuhi dari satu jurnal terakreditasi lagi dan  juga harus melampirkan bukti-bukti fisik asli pengabdian masyarakat serta diminta keterangan dari LPPM untuk semua pengabdian masyarakat yang dilakukan. Sedangkan berkas pengabdian masyarakat asli sudah diusulkan dan saya tidak menerima kembalian, dan untuk print lagi tidak memiliki catatan yang mana pengabdian masyarakat yang diusulkan dan sangat ribet meminta keterangan kepada kemendikbud di Jakarta.  Namun untuk proses pembuatan artikel yang submit ke jurnal terakreditasi terus diusahakan, dan alhamdulillah 2014 terbit artikel di jurnal terakreditasi “mimbar, jurnal sosial dan pembangunan”. Dengan bantuan pihak SDM UPI, untuk pengabdian masyarakat hanya diminta keterangan dari LPPM saja dan proses pengajuan kembali untuk memenuhi apelan segera diusulkan di tahun 2014. Tahun 2014 keluar lagi apelan, yang menyatakan masih ada kekurangan 10 kum lagi dan harus dipenuhi dari jurnal terakreditasi nasional. Apelan tersebut merupakan pengulangan dari apelan sebelumnya hanya tidak ada catatan pengabdian masyarakatnya. Walau sedikit kecewa, saya tetap buat artikel sebagai target tahunan saya tetapi untuk kenaikan pangkat lebih diarahkan pada artikel terakreditasi. Tahun 2015 terbit jurnal terakreditasi “pendidikan islam” dan mulailah diusulkan kembali pemenuhan apelannya dengan mengirimkan semua jurnal yang sudah dihasilkan dari penelitian karena khawatir kurang lagi kumulatifnya. Saya usulkan tiga jurnal yaitu jurnal terakreditasi, jurnal internasional terindek DOAJ, dan jurnal ber ISSN.gubes2 Tahun 2016 ada email dari kemenristekdikti, kalo usulan ditangguhkan karena jurnal yang diusulkan tidak tertelusuri secara online. Mulai dari sana, kekecewaan terasa mendera bathin. Saya memberi jawaban langsung by email kalau jurnal saya dapat diakses secara online. Tetapi juga disusul dengan WA saya kepada Direktur Karier di Kemenristekdikti dan Direktur SDM di UPI yang isinya mengucapkan terimakasih, dan legowo untuk tidak diurus kembali jabatan fungsional guru besarnya. Reaksi spontan saya mendapat tanggapan yang luar biasa, dan menampar kesadaran kalo semua proses ini tetap harus dijalani dengan sabar dan rasa syukur yang dalam. Tetapi saya sudah didera ketakutan dengan apelan. Nanti yang turun apalagi kalo ini dipenuhi. Saya tidak siap menerima apelan lagi, sudah cukup rasanya setiap turun usulan kenaikan pangkat hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Direktur menyarankan membuat klarifikasi yang ditandatangani rektor. Berbekal bantuan SDM, saya membuat klarifikasi setelah 1 bulan dibiarkan tanpa upaya. Ini semata-mata karena pikiran berkecamuk dengan menerka-nerka apelan baru. Waktu satu bulan yang lebih tidak mengasyikan dibanding 6 tahun yang sudah dilalui. Meski seperti sedang bermain layangan, tarik ulur terus menerus tetapi ada produk yang pasti untuk dipenuhi, tetapi yang sekarang bagaimana, sangat subjektif. Alhamdulillah, kekecewaan itu hanya berlangsung 1 bulan. Bulan maret saya membuat klarifikasi dan segera diusulkan kembali oleh SDM ke Jakarta.aan1 Karena subyektifitas yang tinggi ini, membuat saya kurang sabar dan pengusulan yang natural yang sudah ditempuh tanpa campur tangan atau intervensi apapun mulai dievaluasi. Sungguh saya tidak mempertanyakan semua apelan, saya lalui dengan biasa-biasa, tidak ingin intervensi dengan bertanya ke Jakarta atau minta bantuan teman untuk memantau. Tetapi kali ini lain, saya nanya mahasiswa saya yang anggota dewan di jakarta dan kenal betul dengan dirjen, apa usulan saya sudah dinilai, kemudian minta dipantaukan oleh teman dari kemendikbud yang sebelumnya pernah bekerja di bagian penilaian dan kenaikan pangakat dosen. Hanya minta bantuan “memantau” saja sampai dimana penilaian saya. Semakin saya mengetahui prosesnya, semakin menderita. Jadi sesungguhnya, berhentilah menelusuri. Karena waktu 1 bulan menguras hati melebihi 7 tahun yang sudah dilalui. Karena pantauan itu tidak ada efeknya apa-apa hanya membuat waktu berhenti bergulir. Sampai akhirnya, bulan juni fakultas mengumumkan pada upacara 17 Juni kabar “rahasia” dari Jakarta kalo usulan saya sudah tidak ada masalah, PAK sudah terpenuhi dan tinggal menunggu SK yang ditandatangani menteri. Sontak semua orang sudah mengucapkan selamat dan bahkan sampai kepada media sosial. Padahal saya sendiri belum yakin meski memang PAK sudah ditunjukan oleh direktur. Alhamdulillah. Tanggal 29 Juli 2016, Rektor memanggil untuk penyerahan SK bersama rekan lainnya. Luar biasa, perjalanan yang lama untuk ajang pembuktian diri sebagai dosen yang mahasiswa kenal dalam jargon “visi”.  Sebagaimana teori, saya yakin visi bisa dicapai, namun setiap langkah dalam kumparan waktu yang  berdetak dengan pelan dan lama menorehkan keraguan benarkah visi bisa diwujudkan. Bagaimana tidak, semangat, kegigihan, bahkan kerja keras itu semakin tidak jelas wujudnya, semakin hari semakin tidak terlihat nyata, inilah paradox teori dengan kenyataan. Sekarang sudah jelas, bukan saja kegigihan, tetapi kesabaran, rasa syukur dan terus menjalani adalah kewajiban manusia untuk melaluinya. Hal yang “magic” adalah bahwa energi yang kuat dari seseorang atau kelompok bisa menular pada orang lain, begitupun apa yang saya raih tidak terlepas dari pengaruh orang-orang sekitar saya dan sayapun adalah bagian dari teman-teman saya. Kini saatnya saya mempengaruhi teman-teman lain agar punya visi dan mulai dengan niat untuk merealisasikannya.  Sukses itu memang manis dan indah, melambungkan perasaan dan bahkan menghilangkan keburukan-keburukan, bagaimana tidak? Dengan sukses, bahagia menyertai dan bahagia itu hilang semua prasangka diganti dengan rasa suka dan syukur tiada tara. Dengan profesor bidang kepemimpinan dan kebijakan pendidikan ini, saya harus terus meningkatkan diri dengan lebih banyak melibatkan orang dalam riset, pengabdian masyarakat dan pembelajaran yang berkualitas. Mengukuhkan diri sebagai dosen yang melayani dengan impressive emphaty, mengkaji riset bidang kepemimpinan yang dapat diterapkan untuk pendidikan lebih baik, dan mempublikasikannya pada jurnal terindek serta mengikuti konferensi terindek di mancanegara adalah capaian-capaian yang harus diraih. Man Shabara Zhafira (siapa yang bersabar akan beruntung).   Bandung, 2016-08-02 Salam Aan Komariah

Kesetiaan Politis

$
0
0
kesetiaan politis

picture-327-1458557164Oleh:

Karim Suryadi

Peneliti komunikasi politik, dekan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia, kolumnis Pikiran Rakyat

SETIAP pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) selalu memunculkan “badai dalam secangkir kopi”, suasana panas dan tegang di kalangan elit, namun diklaim sebagai kegelisahan publik. Padahal, sejujurnya publik tetap adem ayem. Tengok masyarakat Betawi, meski tiap hari televisi nasional mewartakan jalan menuju Jakarta 1, namun masyarakatnya tetap tenang. Hanya sedikit pergerakan yang dimotori relawan, selebihnya mengamati dalam diam. Gambaran serupa ditemui pada warga Jawa Barat, atau penduduk CImahi, yang tetap landai meski klaim dukungan terhadap bakal calon dan baliho berderet di pingggir jalan. Gambaran tidak jauh beda, dapat ditemukan di daerah lain yang dijadwalkan menggelar pemilukada serentak pada 2017. Hingga kini, kontestasi politik Indonesia masih menjadi kegiatan ad hoc. Tidak seperti aktivitas menanam padi, yang tidak cukup hanya menebar benih dan memanen, kontestasi politik Indonesia hanya semarak ketika musim pemilihan tiba. Lalu hening ketika pemilihan usai, dan hubungan elit dan massa pun melonggar begitu jabatan habis terdistribusi. Kegairahan publik dibangkit-bangkitkan kembali jelang tiba pemilu berikutnya. Kandidasi yang lebih menekankan aspek-aspek yang disukai alih-alih kemampuan memimpin tidak membangkitkan impresi mendalam bagi publik. Bahkan sikap kandidat yang hanya menjadikan partai politik semata-mata kendaraan (dan karenanya bisa dengan mudah berganti bila tidak sesuai dengan kepentingan politisnya) tidak menghapus gambaran kurang baik tentang politisi dan partai politik dalam benak publik. Namun tidak ada gambaran yang lebih memilukan ketika mendapati pemilukada harus menyisakan dendam dan permusuhan. Kompetitor dipandang sebagai lawan, bahkan musuh. Ujung-ujungnya yang menang meraup semuanya, dan menempatkan yang kalah di luar sistem. Lebih naif lagi permusuhan bukan hanya terjadi antara kandidat yang kalah dengan pemenang, tetapi antara pemenang dengan pejabat sebelumnya karena partai dan sikap politik dalam pemilu yang berbeda. Kontestasi politik sebagai inkubator kebencian harus diakhiri jika masih percaya bahwa demokrasi adalah pilihan orang-orang berakal sehat. Pun pengkhianatan terhadap kepercayaan pemilih harus dihentikan bila masih percaya bahwa pemimpin tanpa pengikut tak ubahnya kepala yang terlepas dari raga. Jika mau, peluang memutus kebiasaan buruk dalam berpolitik tetap terbuka. Baik buruknya gambaran politik bergantung kepada tindakan para aktornya. Kualitas proses dan hasil politik tidak akan melampaui kapasitas politisinya. Di tengah kegalauan menyaksikan akrobat politisi menyongsong pemilukada, saya sangat senang membaca kisah yang ditulis Bajasur & Hakiem, 2014, yang dikutip Yudi Latif, 2014. Sebuah kisah teladan kesetiakawanan mereka yang berbeda dalam pemikiran politik namun bersahabat dan saling membantu dalam kehidupan sosial. Prawoto Mangkusasmito, tokoh Partai Masyumi yang pernah menjadi Wakil Perdana Menteri (1952-1953) dan Wakil Ketua I Konstituante (1956-1959), sampai akhir tahun 1950-an belum memiliki rumah. Di tengah perbedaan pandangan politik yang tajam menyangkut Dasar Negara di Konstituante, I. J. Kasimo, tergerak memberi bantuan tatkala mendengar Pak Prawoto hendak membeli rumah yang sudah enam tahun disewanya. Kebetulan Kasimo kenal dengan pemilik rumah tersebut yang tinggal di Maastrich, Belanda, hingga rumah tersebut dapat dibeli Pak Prawoto. Ini adalah kebajikan politis yang otentik. Perbedaan pandangan politik tidak menjadi katalisator hubungun baik dan persahabatan yang tulus. Nyatanya, kebajikan politis bukan hanya dipertontonkan negarawan di tanah air, tetapi juga diperlihatkan oleh politisi yang sudah matang. Benedetto, dalam Politicans are People Too, 2006, memotret sketsa politik George Voinovich, mantan walikota Republikan dari Cleveland, yang kemudian menjadi Gubernur Ohio, dan senator Amerika. Dia adalah orang nomor satu, yang memimpin kota Cleveland, dengan visi yang brilyan. Benedetto, menyebutnya sebagai wali kota yang melangkah jauh melebihi panggilan tugasnya dalam memperluas kebiasaan saling menolong. Pujian ini terkait komitmen kuat Voinovich terhadap aktivitas para pemimpin komunitas, yang melumasi kehidupan sosial Amerika dengan beragam kebajikan sosial. Selain komitmennya dalam mendorong modal sosial, catatan penting Voinovich terkait preferensi kepartaiannya. Sebagai Republikan, Voinovich mendukung Bob Dole yang mencalonkan diri sebagai presiden. Dukungan pun diberikan penuh. Namun dukungannya berbuah kecewa karena Bob Dole memilih Jack Kemp untuk posisi wakil presiden. Bob Dole tidak menggandeng Voinovich, yang dianggapnya sebagai lawan unggul untuk orang nomor dua pada tiket Partai Republik ke kursi presiden. Namun pilihan Bob Dole tidak melemahkannya dalam mendukung kadidasi Dole, yang pada akhirnya kalah melawan Bill Clinton. Meski kecewa berat, loyalitas terhadap partainya terjaga, karena bagi George Voinovich kesetiaan adalah kebajikan. Tentu saja masyarakata Kota Surabaya tak perlu menoleh jauh untuk menemukan gambaran wali kota yang melangkah dengan visi menata kehidupan warganya. Di tengah kebiasaan kepala daerah yang suka meniru gaya politik angsa (berteriak-teriak namun tak beranjak), Bu Risma sukses menata Kota Surabaya. Keberhasilannya dalam memperlebar Jalan Ahmad Yani dari bundaran Waru hingga Wonokromo (kurang lebih empat kilometer) adalah salah satu testimoni kerja kerasnya, sekaligus kedekatannya dengan warga. Bagi siapa pun, akan sulit memimpin kota besar tana penerimaan warganya. Meski dunia politik identik dengan kontestasi, namun ruang untuk berbuat kebajikan tidak akan tertutup bila hati para politisinya masih terbuka. Kesetiaan politis tidak bertepi pada motif pribadi, melainkan melahirkan keputusan dan tindakan berani dalam mewujudkan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dimaui publik. Kontestasi yang dibalut permusuhan harus diakhiri, karena jika dibiarkan berulang tak ubahnya tindakan membangun keterbelakangan. Lebih dari itu, pola pikir yang menganggap dendam sebagai buah yang wajar dari persaingan politik harus dikubur, sebab kontestasi politik sejatinya adalah pilihan rasional untuk melakukan contest of beauty, memilih orang-orang terbaik dari yang terpilih.*** sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/kolom/2016/08/02/kesetiaan-politis-376315 kesetiaan politis

KABUMI UPI Kirimkan Duta Budaya ke Australia

$
0
0
Andri YunardiAndri Yunardi Bandung, UPI Aditya Rifki mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Sipil angkatan 2013 dan Yan Ramadhan Gahinsah mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tergabung dalam organisasi kesenian Keluarga Besar Bumi Siliwangi atau yang lebih dikenal dengan Kabumi UPI dipercaya untuk menjadi duta budaya, mereka akan mengajarkan cara bermain angklung dan membatik di Australia. Rektor UPI Prof. H. Furqon, Ph.D., sangat mengapresiasi prestasi tersebut, dikatakannya,”Menjadi duta budaya yang mewakili UPI di level internasional bisa dikategorikan sebagai duta bangsa, maka dari itu tunjukan bahwa kita adalah orang yang berbudaya, sama dengan mereka. Ini adalah peluang baik, tidak banyak orang memiliki kesempatan ke luar negeri dengan membawa misi terlebih misinya selaras dengan visi misi universitas.” Andri Yunardi Lebih lanjut ditegaskan, bergaul dan beradaptasilah dengan memperhatikan prinsip-prinsip budaya Indonesia khusunya masyarakat Sunda. Masyarakat Australia diyakini sangat ramah dan tahu persis akan budaya bangsa Indonesia. Berbuat dan berperilakulah sebaik-baiknya sehingga mereka memiliki impresi terhadap kita. Mereka sangat menghargai budaya kita. “Keberadaan Kabumi UPI akan membawa dampak positif terhadap lingkungan sekitar, diharapkan menjadi jembatan untuk meningkatkan kerjasama UPI dengan Australia, dan bisa berkembang lebih jauh. Ini merupakan peluang yang bagus buat Kabumi UPI bahwa Kabumi UPI punya kemampuan yang bisa dinikmati oleh bangsa lain. Kepercayaan ini juga diharapkan menjadi motivasi bagi lingkungan sekitar,” ujarnya. Andri Yunardi Dalam kesempatan yang sama, Pupuhu atau Pengurus Mitra Sunda Western Australia atau MSWA Suhendra, Ph.D., menjelaskan,”Adalah Mitra Sunda Western Australia atau MSWA yang menginisiasi keterlibatan kedua mahasiswa tersebut dalam kegiatan pelatihan membatik dan angklung. Masyarakat Sunda di Perth, Australia, meminta beberapa orang untuk menjadi pelatih angklung dan batik di primary school dan college yang mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia.” MSWA merupakan suatu wadah masyarakat Sunda dan juga masyarakat yang memiliki hubungan dan perhatian dengan Sunda di wilayah Western Australia. Misi besar kita adalah “Miara jeung ngamumule budaya sunda”, sehingga membuat orang lain melek akan budaya Sunda. [caption id="attachment_10144" align="aligncenter" width="1200"]Andri Yunardi Andri Yunardi[/caption] Bicara sunda bukan sekedar bicara etnik, tapi berbicara sebagai budaya yang mempererat hubungan antara Indonesia-Australia, dan menegaskan bahwa Indonesia bukan bagian dari teroris. Kita akan membuat kegiatan ini secara perodik atau kontinyu. kita akan mempagelarkan angklung dengan skala besar di KJRI, taman-taman di Perth ataupun downtown dengan tujuan untuk menambah wawasan budaya bukan dari berita di media massa tetapi langsung melakukan praktik, bagaimana bermain dan membuat (baik angklung ataupun batik). UPI akan menjadi bagian institusi yang terus mendukung kegiatan serupa di masa depan. (dan/ay)

Paduan Suara UPI Raih “Silver Medals” pada 5th International Choir Festival

$
0
0
51Bandung, UPI Sebanyak 27 mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UKM PSM UPI) mengikuti lomba paduan suara tingkat internasional di Bali, 25–31 Juli 2016. Mereka yang mengikuti “5th International Choir Festival” ini pulang membawa silver medals. Mahasiswa pun disambut Rektor UPI Prof. H. Furqon, M.A., Ph.D. dengan gembira di Aula Jade, Shapire Hotel Travello Jln. Setiabudhi No. 268 Bandung, Selasa (2/8/2016). Hadir pada acara tersebut Dekan Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) Dr. Zakaria Sukarya Soetedja M.Sn, Direktur Kemahasiswaan Dr. H. Mupid Hidayat, M.Ag. serta Wakil Dekan I (Bidang Akademik & Kemahasiswaan) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastera UPI Dr. Hj. Tri Indri Hardini, M.Pd.2 Tim PSM UPI terdiri atas 13 mahasiswa FPSD, 2 mahasiswa FIP, 2 orang mahasiswa FPTK, 1 orang mahasiswa FPMIPA, 7 orang mahsiswa FPIPS dan 1 orang mahasiswa FPBS mereka adalah Annisa Resti Fauziah, Nursita Lisdiyani M, Tizza Lucky, Wira Novita H, Zayma Adinda Y.K, Finna Siti Mauludini, Intan Pratiwi, Regina Nur Fajriati, Sofiani Fahma, Ceisar Permana T, Hilmi Khoirul Fikri, Rezza Ikhsan M, M. Zaky Azzailani, Asti Pratiwi, Wildan Syahriza, Lidyasandy A, Julian Sherly Ayu, Daniel Alexander S, Annisa Dyah P, Fransisca E. N. M, Mia Audina, Elita Fatharani A, Shopia Amalia, Deni Rahmat, Ronaldi Pram Agusti, Oki Anggara , Muhamad Adnan D,  semetara pelatihnya Farhan Reza Paz, S.Pd. Dibimbing oleh Dody M. Kholid, S.Pd., M.Sn. “UKM PSM UPI mengikuti folklore category yang terdiri atas 17 peserta dari 12 negara. Kemarin kita dapat award runner up sehingga mendapatkan silver medal. Score kami begitu tipis hasilnya dengan juara pertama. Dan ini menjadi pencapaian yang sangat membanggakan,” kata Farhan Reza Paz, S.Pd selaku konduktor.3 Farhan Reza juga mengungkapkan “Persiapan yang dilakukan juga tidak sebentar. Mereka latihan dari bulan Februari, menyiapkan 4 materi lagu daerah. “Kita mempersiapkan lagu Lir Ilir dari Jawa Tengah, lagu Minang Lintuah dari Padang, lagu Jangkrik dari Jawa Barat dan lagu Paris Barantai dari Kalimantan Selatan. Urutan lagu yang kami bawakan di stage champhionship itu adalah Minang Lintuah, Jangkrik dan Paris Barantai,” katanya. PSM UPI juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan juara di level internasional dan nasional di antaranya Gold Medal dalam “4th Vietnam International Choir Competition’’ tahun 2015, 2nd Winner dalam ajang 9th National Folklore Festival tahun 2015, juara pertama di ajang 7th National Folklore Fesival (NFF) tahun 2013.5 Rektor UPI juga mengucapkan selamat dan berbahagia atas hasil PSM UPI mendpatkan medali perak di Bali. UPI tidak hanya Berjaya di bidang seni musik, namun juga dalam bidang olahraga, mobil, hidrogen, termasuk pengangkatan guru besar. Mudah-mudahan ini bukan yang terakhir. Kita berharap, kedepan akan ada lagi tim lain di berbagai bidang yang terus mengikuti jejak menorehkan prestasi yang gemilang membawa nama besar UPI. Kami atas nama UPI menyambut dengan bangga prestasi anda dan selamat datang kembali di UPI,” kata Prof. Furqon. (Ija/Deny/WAS)

KKN UPI Selenggarakan Lomba Cerdas Cermat se–Kecamatan Pangatikan Garut

$
0
0
01Garut, UPI Tak seperti Minggu biasanya, gedung Sekolah Dasar Negeri 1 dan 2 Cimaragas terlihat begitu ramai. Mulai dari anak–anak hingga orang tua yang hilir mudik memeriksa keadaan. Dari mereka ada yang terlihat melemparkan senyum terkembang atau bahkan ada yang menampakkan raut wajah tegang. Suasana riuh juga mulai terdengar dari sela–sela jendela kaca yang meneriakkan yel–yel penyulut semangat. Menit demi menit berlalu, hingga pada pukul 09.30 WIB Lomba Cerdas Cermat SD tingkat Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut dimulai Minggu (31/7/2016). Membuka acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Pendidikan Indonesia (KKN UPI) 2016 ini, Agung Nugraha, Ketua Pelaksana sekaligus Koordinator Kecamatan Pangatikan memberi motivasi peserta lomba untuk melakukan yang terbaik. Ia juga menekankan semangat kompetitif yang sehat selama berlangsungnya acara. “Saya berharap adik–adik semua dapat mengikuti lomba cerdas cermat ini dengan persaingan yang sehat. Yang terpenting bukanlah soal menang atau kalah, tapi di sini kita belajar bersama–sama,” ujar Agung.01 Ia juga berharap, acara cerdas cermat serupa juga terus dilaksanakan ke depan guna memacu semangat belajar pelajar, khususnya di Kecamatan Pangatikan. Karena selain untuk menjalin silaturahmi antar sekolah, kegiatan ini juga menumbuh kembangkan mental kompetitif yang positif. Lomba Cerdas Cermat ini diselenggarakan dengan melibatkan 48 siswa perwakilan Sekolah Dasar yang berasal dari tiap desa di Kecamatan Pangatikan. Terdapat delapan desa, yaitu Cimaragas, Sukamulya, Sukarasa, Sukahurip, Babakan Loa, Karangsari, Cihuni dan Citangtu. Kedelapan desa tersebut juga merupakan desa lokasi pembentukan dan penguatan pos pemberdayaan Keluarga (Posdaya) KKN UPI 2016. Terbagi dalam empat kelas, peserta yang terbagi dalam 16 kelompok tersebut memasuki babak pertama yang meliputi tiga sesi. Yaitu, sesi amplop di mana masing–masing kelompok mendapat amplop yang berisi 10 pertanyaan. Kemudian sesi lempar yang berisi soal khas tiap kelompok. Terakhir sesi rebutan, di mana tiap kelompok saling beradu kecerdasan dan kecermatan dalam menjawab soal. Memasuki babak kedua, peserta telah tersaring menjadi 8 kelompok. Masih dengan teknis yang sama dengan babak pertama, peserta disaring kembali meloloskan 4 kelompok menuju final. Para finalis akan memperebutkan juara 1, juara 2, juara 3 dan harapan 1. Babak final berlangsung semarak sekaligus menegangkan. Para suporter sekolah, orangtua dan guru dipersilahkan memberikan dukungan di dalam ruangan. Sehingga sorak sorai memenuhi seisi ruangan perlombaan. Para peserta pun, tak kalah antusias menyabet setiap pertanyaan yang keluar dengan skor nilai yang salip menyalip. Setelah melewati berjam – jam perlombaan, akhirnya para pemenang diumumkan. Juara 1 didapatkan desa Cihuni, Juara 2 desa Sukamulya, sedangkan Juara 3 dan Harapan 1 desa Sukarasa. “Alhamdulilah senang, padahal tadi sempat kurang percaya diri dengan siswa lain yang pernah menang olimpiade sebelumnya” ungkap Pasha, siswi kelas 6 SDN Sukamulya 1 yang berhasil membawa desa Sukamulya memperoleh Juara 2 Lomba Cerdas Cermat SD tingkat Kecamatan. [Nurul Nur Azizah]
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live