Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1383

FPSD UPI Gelar Studium Generale “The Production of VR Assets”

$
0
0

Bandung, UPI

Auditorium FPSD UPI lantai 7 dipenuhi antusiasme mahasiswa yang menghadiri Studium Generale bertajuk “The Production of VR Assets”. Acara yang berlangsung pada Kamis, 26 September 2024, pukul 09:00 – 11:00 ini menghadirkan Professor Eku Wand dari Multimedia Design, Braunschweig University of Art (HBK), Germany, sebagai pembicara utama.

Acara ini dimoderatori oleh Bapak Harry Sulastianto, M.Sn., yang dengan piawai memandu jalannya diskusi. Mahasiswa yang memenuhi ruang auditorium menunjukkan minat yang besar terhadap topik yang dibahas, menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat.

Dalam presentasinya, Professor Eku Wand membahas berbagai aspek penting dalam produksi aset VR, mulai dari teknik desain hingga implementasi teknologi terbaru. Prof. Eku bekerja Bersama Prof. Ulrich Plank dari Jerman, untuk menciptakan Museum Maya Indonesia (MUMAIN). Diskusi yang berlangsung tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang dunia museum virtual, tetapi juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk berkontribusi menciptakan asset-asset desain dalam dunia virtual.

“Kami sangat bersemangat untuk mengeksplorasi bagaimana kita dapat menjadi warga digital yang cerdas, dengan dunia metaverse yang bisa kita ciptakan sendiri. Ini merupakan peluang yang disajikan oleh budaya digital, dan memberikan umpan balik positif dari bidang teknologi yang berkembang pesat,” ujar Professor Wand. Pemberian materi dari Prof. Eku juga dilaksanakan secara interaktif, dimana para mahasiswa bisa join di dunia metaverse yang diciptakan oleh prof. Eku, dan berinteraksi di dunia virtual tersebut.

Virtual Reality (VR) adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk merasakan dan berinteraksi dengan lingkungan tiga dimensi yang dihasilkan oleh komputer. Teknologi ini telah berkembang pesat dan kini digunakan dalam berbagai bidang, termasuk seni rupa dan desain. Membuat aset VR memerlukan pemahaman mendalam tentang desain 3D dan pemrograman. Proses ini dimulai dengan merancang konsep aset yang akan dibuat, diikuti dengan pemodelan 3D menggunakan perangkat lunak seperti Blender, Maya, atau 3Ds Max. Setelah model 3D selesai, langkah berikutnya adalah rigging dan animasi jika diperlukan, kemudian integrasi ke dalam platform VR seperti Unity atau Unreal Engine. Langkah terakhir adalah pengujian dan penyempurnaan aset dalam lingkungan VR untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.

Teknologi VR telah membawa perubahan signifikan dalam dunia seni rupa dan desain. VR memungkinkan seniman dan desainer untuk menciptakan karya yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan, seperti instalasi seni interaktif, pameran virtual, dan desain arsitektur yang dapat dieksplorasi dalam tiga dimensi. Selain itu, VR memungkinkan kolaborasi antara seniman dan desainer dari berbagai belahan dunia, memungkinkan mereka untuk bekerja bersama dalam ruang virtual tanpa batasan geografis.

Selain dampak pada seni rupa dan desain, VR juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Dalam pendidikan, VR digunakan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan mendalam, seperti menjelajahi situs sejarah atau melakukan simulasi ilmiah dalam lingkungan VR. Dalam bidang kesehatan mental, VR digunakan dalam terapi untuk mengatasi berbagai masalah seperti fobia, PTSD, dan kecemasan, memungkinkan pasien untuk menghadapi dan mengatasi ketakutan mereka dalam lingkungan yang aman dan terkendali. VR juga menciptakan cara baru untuk berinteraksi dan bersosialisasi, dengan platform VR sosial yang memungkinkan pengguna untuk bertemu, berkomunikasi, dan berkolaborasi dalam ruang virtual, menciptakan komunitas global yang lebih terhubung. Dengan semua potensi dan dampaknya, VR terus berkembang dan menjadi bagian integral dari masa depan seni rupa, desain, dan masyarakat secara keseluruhan, membuka peluang baru yang tak terbatas dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus berinovasi dan menciptakan.

Bapak Warli Haryana, M.Pd. sebagai Ketua Prodi Pendidikan Seni Rupa beharap bahwa kegiatan ini bukanlah kegiatan pertama dan terakhir pagi Prof. Eku dengan Prodi Seni Rupa UPI. “Saya harap dapat menjadi kerjasama yang dapat berlanjut, dimulai dengan pelaksanaan Memorandum of Agreement (MoA) oleh Fakultas Pendidikan Seni dan Desain kemudian dilanjutkan menjadi  Implementation of Agreement (IA) oleh Prodi Pend. Seni Rupa dalam bentuk kerjasama bidang akademik. Seperti dosen tamu (Adjunct Professor/Guest Lecturer), Lecturer Exchange, kolaborasi karya bersama dan pameran, pertukaran pelajar (Student Exchange, Student Mobility), atau juga kolaborasi penelitian”.

Acara ini menjadi momen penting bagi mahasiswa untuk terlibat dalam diskusi bermakna yang akan membentuk masa depan bidang desain, khususnya dalam dunia virtual reality. Dengan antusiasme yang tinggi, diharapkan kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1383

Trending Articles