UPI Lantik 13 Pejabat Baru

Bandung, UPI

Sebanyak 13 Pejabat baru di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terdiri dari 5 Ketua Program Studi, 1 Kepala Biro, 6 Direktur Direktorat, dan 1 Kepala Badan dilantik oleh Rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. Pelantikan Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Direktur Direktorat, Kepala Badan Bimbingan Konseling dan Pengembangan Karir, Ketua Program Studi di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia Masa Bakti 2024 – 2028 berlangsung di Auditorium Gedung FPEB Lt. 6 Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (4/1/2023).

Dalam sambutannya Prof. Solehuddin menjelaskan bahwa dengan dilantiknya pejabat baru diharapkan menghadirkan harapan baru. Jabatan ini adalah amanah dan tanggung jawab, juga sebuah kepercayaan.

“Tantangan dan persoalan ke depan akan jauh lebih challenging, suka tidak suka kita selalu diperbandingkan dan selalu dipersandingkan dengan perguruan tinggi lain. Kompleksitas persoalan-persoalan makin hari makin menantang,” ujarnya.

Pimpinan baru diminta come up dengan new ideas, new strategic atau new thinking yang bisa menghasilkan prestasi-prestasi extraordinary, harapnya. Prestasi tersebut hanya akan bisa dicapai jika kita merubah mindset dan kultur kerja. Ikuti cara berpikir pimpinan. Kita tidak boleh berpikir untuk diri sendiri tapi berpikir untuk universitas, kemudian bagaimana caranya di dalam mengelola aset bisa melibatkan IT, sebab IT itu sudah menjadi bagian dari kehidupan.

Kembali ditegaskan Prof. Solehuddin,”Kita tidak mungkin berprestasi luar biasa kalau usahanya hanya biasa-biasa saja. Oleh karena itu saya meminta kepada para pejabat baru, di samping serius bekerja dengan memaksimalkan ikhtiar, wajib menjalin kerja sama dengan teman-teman karena tidak mungkin kerja sendirian, kemudian memaksimalkan dukungan teknologi untuk menciptakan new ideas atau pemikiran-pemikiran baru, yang komprehensif, yang mendasar, yang unik, yang khas dan yang sesuai dengan persoalan dan kondisi yang ada.”

Jangan berpikir Indonesia tapi kondisinya Finlandia, itu tidak mungkin, ujarnya. Kita harus berpikir konteksnya Indonesia, konteks UPI, tidak berpikir dalam konteks perguruan tinggi lain. Saya menginginkan orisinalitas, berpikir secara cerdas yang bisa memecahkan persoalan-persoalan secara efektif.   (dodiangga/foto:deny)