Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live

MIK UPI Juara Battle Chef Katagori Mahasiswa  Berbahan Baku Daging Domba Se-Jabar  

$
0
0
                                                                               Bandung,UPI Indonesia Chef Association Badan Pengurus Daerah Jawa Barat bekerja sama dengan STIEPAR Yapari menyelenggarakan kegiatan kompetisi Battle Chef di Jl. Prof. Dr. Sutami No.81-83, Sukarasa, Sukasari Kota Bandung, Rabu (13/9/2017). Syah Johan Darusalam selaku Dewan Pembina ICA BPD Jabar menyampaikan bahwa kompetisi ini terdiri dari tiga kategori yaitu Chef Profesional dari BPD dan BPC,  Mahasiswa, dan Pelajar SMK. Juri adalah para pofesional yaitu Chef Anton Kuswendi  Ketua ICA BPD Jabar, Chef Syah Johan Darusalam, dan Chef Dede Surahman, Chef Sutoyo, Chef Lucky dan Chef Egi.  Selain itu juga digelar bakti sosial dengan menyediakan menu makanan berbahan baku Domba bagi  anak yatim piatu dari tiga panti asuhan yang terdapat di Kota Bandung. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini menurut Ketua STIEPAR Yapari Dr. H. Bambang Hermanto, Drs. M.Si., adalah meningkatkan kemampuan para chef agar dapat lebih profesional, berkualitas  dan memiliki kreatifitas dalam membuat menu hasil olahan mereka sendiri .  STIEPAR bersemangat dalam mencapai tujuan tersebut, dan mendorong para chef muda melaksanakan kegiatan ini. Ketua ICA BPD Jawa Barat Chef Anton Kuswendi memaparkan,”Terdapat alasan mengapa dipilih daging domba sebagai bahan baku dalam kompetisi tersebut,  karena daging domba memiliki nilai gizi yang baik. Daging domba lebih kaya protein, fosfor, zat besi, dan vitamin B1 daripada daging kambing. Walau lebih tinggi kalori dan lemak, daging domba (tanpa lemak) bisa jadi sumber protein bagi mereka yang menjalankan diet rendah lemak. Serta memiliki aroma yang tidak terlalu menyengat.  Apalagi di Jawa Barat Kota Garut terkenal dengan potensi peternakan dombanya karena memiliki kelebihan mudah berkembang biak dan tidak memerlukan lahan luas.” Gubernur Ahmad Hermawan  pada saat membuka menekankan bahwa informasi perlu disampaikan kepada masyarakat Jawa Barat bahwa pemerintahan di wilayah ini memiliki akuntabilitas kinerja, maupun reformasi birokrasi, pada pembangunan fisik, seperti jalan, jembatan, gedung, ataupun alat- alat, barang- barang, yang tepat guna, dengan kualifikasi terbaik. Kedua, orientasi Sumber Daya Manusia (SDM). Ketiga pada sistem pemerintahan yang memiliki manajemen yang baik.  Saat ini Jawa Barat bersama Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki Kategori Provinsi A yang memiliki aparatur yang bersih, akuntabel, dengan kinerja yang efektif dan efisien, serta aparatur yang mampu memberikan pelayanan baik berdasarkan evaluasi penerapan Reformasi Birokrasi dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Kemudian Aher pun menyampaikan peluang industri yang terbuka lebar adalah dari Agro dan agribisnis. Oleh karenanya memang tepat tema yang diangkat dalam kompetisi Battle chef adalah berbahan baku dari daging domba karena melalui asupan protein cukup makan kualitas sumber daya manusia di Jawa Barat akan tercukupi dan kemampuan para chef untuk mengolahnya menjadi menu yang lezat dan sehat. Ia pun menyarankan agar masyarakat Bandung untuk rajin mengkonsumsi daging, susu, madu sesuai teladan dari Nabi Muhammad. Dalam kesempatan tersebut Aher memberikan pertanyaan kepada masyarakat  yang hadir, dan dalam kesempatan tersebut Chef Jajang Riadi dari BPC Kota Garut yang aktif beternak dan berwirausaha dari daging domba bertanya mendapatkan hadiah langsung dari pemerintah Provinsi Jawa Barat.  Hadiah tersebut adalah sepuluh domba berjenis ekor gemuk, sebagai upaya membangkitkan industri agrobisnis di Jawa Barat. Kompetisi yang ketat terjadi pada hari tersebut, menu yang lezat, dan indah tersaji berkat sentuhan para chef yang Pemenang Chef Battle Kategori Chef Profesional pertama  adalah Ricky Sulaeman dari ICA BPD Jabar yang saat ini bertugas menjadi Excecutive Chef di Dbest Hotel jalan Otista Bandung.  Sajian “Layer Fat Lam with Legume’s Pickle, Basil Mashed Potato with Gulai and Safron Coconut Milk Sauce”, menjadi unggul karena menggunakan teknik gastronomi molecular.  Kemudian pemenang  kedua adalah Chef Dansoet dari ICA BPC Puncak, dan Ketiga Chef Rahmat BPC Cimahi. Kemudian Juara Kategori  Battle Chef Mahasiswa pertama adalah Cici dan Muhammad Iqbal dari Program Studi Manajemen Industri Katering Universitas Pendidikan Indonesia.  Mereka menyajikan menu kedua STIEPAR YAPARI AKTRIPA, Ketiga STP Bogor,Harapan I AKPAR ENHAI Bandung, Harapan II Akademi Tata Boga, Harapan III LPP Ariyanti. Sedangkan Pemenang dari Kategori SMK pertama adalah SMK Cijangkar, kedua adalah SMK ICB Cinta Wisata, ketiga adalah SMKN 3 Cimahi, Harapan I SMKN 2  Bale endah, Harapan II  SMKN 9 Bandung, Harapan III SMK Kartini.  Kompetisi tersebut penting untuk meningkatkan keahlian para chef, mahasiswa dan juga pelajar dalam mengolah daging domba sebagai potensi agrowisata Provinsi Jawa Barat. (dewiturgarini)  

Manifesto “Asri” Mahacita UPI

$
0
0
Bandung, UPI Berangkat dari keresahan atas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kekritisan terhadap polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor di UPI dan juga untuk memperingati Hari Emisi Nol (Zero Emissions Day) yang jatuh pada tanggal 20 September dan hari Pohon Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 November, Anggota Muda XXXV MAHACITA UPI melaksanakan serangkaian kegiatan penelitian Lingkungan Hidup di Kampus UPI Bumi Siliwangi yang diselenggarakan pada bulan Juli sampai September 2017. Adapun hal-hal yang diteliti ialah Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang masuk ke Kampus UPI Bumi Siliwangi. Dari hasil pencarian data Ruang Terbuka Hijau (RTH) ke Biro Sarana dan Prasarana Bagian Pemeliharaan UPI didapat seluas 272.888 m2 dari total luas kampus 615.766m2. Sedangkan data kendaraan bermotor yang didapat dengan metode observasi di tiga gerbang (Gerbang motor FPTK, Gerbang Motor K3 dan Gerbang Mobil Utama) terdapat 5.068 kendaraan roda dua dan 5.693 kendaraan roda empat atau lebih. Menurut Staf Sarana Prasarana bagian Pemeliharaan UPI, Sudirman mengatakan “didorong dengan semangat kelestarian UPI dan dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya, maka UPI memperbanyak program penanaman Ruang Terbuka Hijau berskala dan berkesinambungan, baik dengan metode Tambal Sulam atau dengan cara tidak membangun di atas tanah yang produktif sebagai Ruang Terbuka Hijau. Akan tetapi yang tidak kalah penting ialah pemeliharaan taman dan tumbuhan hijau. Maka dari itu sebaiknya kita menjaga dan memeliharanya bersama-sama”. Selaras dengan statement di atas, jika satu kendaraan roda dua menghasilkan emisi 7 gram/km, dan 1m2 RTH dapat menyerap ±2 emisi kendaraan bermotor maka UPI tergolong kampus yang sehat dari sudut pandang Lingkungan Hidup. Tapi apabila tidak adanya penanaman yang dilakukan UPI selama 5-10 tahun kedepan sedangkan jumlah kendaraan bermotor yang masuk ke area UPI setiap tahunnya terus meningkat, apa UPI masih tergolong kampus hijau? Atau masihkah UPI termasuk kampus yang sehat untuk menunjang proses belajar mengajar? Belum lagi apabila dibandingkan dengan kebutuhan Oksigen Warga UPI?. Akan tetapi penelitian ini juga membenarkan metode UPI untuk menjaga agar UPI senantiasa tergolong dalam kampus hijau dan kampus sehat dengan memperbanyak program penanaman juga memperkuat pemeliharaannya, memberlakukan pemusatan area parkir dan menggalangkan kebiasaan jalan kaki di dalam kampus. Walaupun kebijakan ini terkesan menonjolkan penggolongan strata sosial dan tebang pilih pengguna kebijakan dengan hanya diberlakukannya kepada pengguna roda dua dan atau yang tidak menggunakan kendaraan saja. Sementara itu, Anggota Muda XXXV MAHACITA UPI, Rangga Doli berpendapat “Jangan beralasan, bahwa asri itu hanya ada di hutan, gunung-gunung, goa ataupun tempat lainnya yang kecil kemungkinannya dapat terjamah dari manusia. Melainkan asri itu bisa kita bentuk, kita buat atau bahkan kita manipulasi”. Maka sebaiknya, MAHACITA UPI, Masyarakat UPI bersama dengan pejabat UPI bersinergi terus-menerus dalam upaya menjaga agar rumah kita tercinta selalu menjadi kampus yang hijau juga sehat dengan menanam, menjaga dan memelihara Ruang Terbuka Hijau (RTH) demi kelestarian UPI. SALAM LESTARI! (RD)

IIK UPI Lakukan Penilaian K3 di UPI Kampus Purwakarta

$
0
0

Purwakarta, UPI

Sebanyak 3 orang anggota Tim Penilai Kebersihan, Keindahan, dan Keamanan (K3) dari Ikatan Ibu-Ibu Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia (IIK UPI) melakukan kunjungan ke UPI Kampus Purwakarta Jl. Veteran No. 8, Kabupaten Purwakarta, Senin (25/9/2017).

Tim penilai yang terdiri dari Dra. Hj. Yuyun Yuniati Agus Taufik, Dra. Hj. Wiwik Dewi Kartika Agus Rahayu, dan Dra. Rohayati, MM., Yadi Ruyadi, diberikan kewenangan penuh untuk meninjau seluruh area kampus. Tim didampingi oleh istri-istri dari Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Administrasi Umum, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Sistem Informasi, dan Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan, dan Usaha.

Dra. Yati mengatakan,”Gelaran lomba kebersihan dengan tema “UPI Kampus Beriman” diharapkan dapat menumbuhkan sikap dan rasa sadar akan kebersihan walaupun dalam kondisi apa adanya sehingga dapat membuat lingkungan kampus nyaman dan tercipta kultur akademik yang kondusif.”

Lebih lanjut dikatakan, unsur-unsur  yang dinilai meliputi bangunan perkantoran, koridor, ruang kelas, toilet, mushola, laboratorium, tempat parkir, dan halaman. Kemudian kita juga menilai dari sisi kebersihan, keindahan, kenyamanan, penjadwalan kebersihan, kondisi tempat, sarana dan prasarana yang berfungsi atau tidak, kelengkapan peralatan, serta rambu-rambu.

Jika melihat kondisi UPI Kampus Purwakarta, dikatakannya bahwa kondisi kebersihannya baik walaupun tidak memiliki anggota cleaning service yang khusus menangani kebersihan, tentu ini akan menjadi sangat berat mengingat area kampus yang cukup luas, maka salah satu upayanya yaitu menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan kepada seluruh sivitas akademika UPI Kampus Purwakarta walaupun terasa sangat berat.  Oleh karena itu, semua unsur tersebut harus berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Hal tersebut bisa dimulai dari tingkat mahasiswa, tenaga kependidikan, dosen hingga unsur pimpinan. Untuk hal yang paling mendasar minimal tempat sampah diperbanyak, serta mengedukasi seluruh sivitas akademika dalam setiap kesempatan.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Koordinator K3 UPI Kampus Purwakarta Dra. Tati Sumiati, S.Pd., M.Pd., Menjelaskan,”Kami sebagai koordinator sangat mendukung dengan terselenggaranya kegiatan ini, mendukung untuk menjaga keamanan dan menciptakan keindahan, sehingga kami mendapatkan masukan terkait apa-apa yang harus dipenuhi.”

Dalam upaya menciptakan K3 yang diinginkan, kami akan melaksanakan program jangka pendek yaitu melaksanakan saran dari  tim penilai, contohnya menyediakan tempat sampah yang dapat memilah sampah organik dan anorganik, ungkapnya. Sementara untuk jangka panjangnya, kami akan membenahi secara menyeluruh setelah bangunan lama atau tua dibongkar. Kami akan menata dari awal untuk membuatnya menjadi bersih, religius, dan indah, serta melakukan penghijauan di seluruh area kampus. Kami juga akan menginformasikan kepada bagian petugas kebersihan di lapangan untuk memelihara gedung sesuai dengan formasinya masing-masing.

“Diharapkan, penilaian ini dilaksanakan setiap tahun dan sifatnya berkelanjutan. Kami mengharapkan adanya penambahan jumlah karyawan untuk bertugas di lapangan karena area kampus yang luas menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan. Masyarakat Purwakarta merasa bangga atas keberadaan UPI, ini menunjukan sebagai kabupaten yang berwibawa, masyarakat sangat antusias untuk melanjutkan studinya di UPI,” harapnya.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Wakil Direktur UPI Kampus Purwakarta Dr. H. Agus Muharam, M.Pd., dijelaskannya bahwa UPI Kampus Purwkarta merupakan kampus yang unik, banyak bangunan peninggalan Belanda. Kunjungan Tim Penilai K3 dari Bandung sangat bermakna, kami menyambutnya dengan baik, ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk tahun-tahun berikutnya, jika tidak ada kegiatan seperti ini maka kita akan terlena.

“Ke depan, kami ingin menciptakan kampus yang indah, yang nyaman dan menciptakan kultur akademik yang kondusif, kita juga akan menindaklanjuti masukan dari tim penilai. Adapun upaya yang kami lakukan yaitu melakukan pemantauan terutama melakukan penekanan pada petugas kebersihan, serta menggalakan jumat bersih sekalipun terkendala oleh area kampus yang luas dan jumlah karyawan yang terbatas. Kami akan menyiasatinya dengan menambah jumlah pegawai kebersihan.

Saat ini tingkat partisipasi sivitas akademika cukup baik. Tapi kami upayakan mhs terlibat. Koordinasi antar lini cukup bagus, bersih-bersih tanpa menunggu dan mengandalkan petugas kebersihan. (dodiangga)

Program Bakti Kampus Membuat UPI Kampus Serang Hijau

$
0
0

Serang, UPI

Kehadiran tim penilai Kebersihan, Keindahan, dan Keamanan (K3) di UPI Kampus Serang diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi kepada seluruh sivitas akademika UPI Kampus Serang dalam rangka mengalakan K3. Kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk membangun image kampus yang baik, dan kita sudah memulai usaha ini sejak 2 tahun yang lalu.

Demikian ungkap Direktur UPI Kampus Serang Drs. H. Herli Salim, M.Ed, Ph. D., saat menerima Tim Penilai K3 di Kampus UPI Serang Jalan Ciracas, Selasa (26/9/2007).

Lebih lanjut dikatakan, bahwa lomba ini sangat bagus, dapat menjadi dasar dalam membudayakan K3 di kampus kami. Tentunya kegiatan ini juga memberikan makna yang mendalam karena bisa sebagai sarana untuk memotivasi sivitas akademika untuk lebih bisa menggelorakan kebersihan kampus.

“Adapun beberapa upaya yang sudah kami lakukan, diantaranya kami membuat Program Bakti Kampus, yaitu suatu program yang dirancang bagi mahasiswa yang akan melaksanakan Kulah Kerja Nyata (KKN),  sebelum berangkat untuk membangun desa mereka mempraktekannya dulu di kampus, sama seperti perkuliahan, ada 168 pertemuan dan dibagi per wilayah. Program yang kedua adalah Bakti Alumni, yaitu suatu program yang diperuntukan bagi alumni, mereka diundang untuk membuat taman, saat ini sudah terealisasi bangunan joglo, area untuk memanggang atau barbeque, serta menanam sejumlah bunga-bunga. Ketiga, untuk mahasiswa baru di semester awal mereka diharuskan mengikuti Program Bakti Mulia, yaitu suatu program bercocok tanam, mereka dibuat kelompok berpasangan untuk menanam pohon pisang, pohonnya dirawat hingga semester 8 atau hingga lulus kuliah. Terakhir, kami memiliki program Jumat bersih yang rutin dilaksanakan setiap minggunya. Yang tidak kalah penting, kami melakukan pemetakan taman, ada taman yang dikelola oleh pramuka, taman bidik misi, taman BEM, dan sebagainya, ujarnyas.

Perlu diketahui, kami juga menghadapi beberapa kendala, lanjutnya lagi, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan motivasi para sivitas akademika, kelihatannya masih rendah, mereka belum menyadari bahwa K3 adalah sebuah kebutuhan.

“Diharapkan, kegiatan lomba K3 dapat terus berlanjut setiap tahunnya, karena tercipta hubungan yang erat untuk mencitrakan UPI sebagai kampus Go Green, indah, asri, dan religius yang cinta keagamaan, karena kami menganggap ini sebuah upaya yang baik,” harapnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, anggota tim penilai K3 Hidayati Fatimah, M.Pd., Syihabuddin, didampingi oleh Tita Kartina S.Pd., Jakariz, dan Dra. Hj. Wiwik Dewi Kartika Agus Rahayu, menjelaskan bahwa kami atas nama Ketua IIK, hadir disini tidak semata-mata untuk melakukan penilaian, tetapi ingin berbagikesepahaman untuk menumbuhkan kebiasaan K3 kepada seluruh sivitas akademika UPI. Hal lainnya yaitu kami ingin mengajak memelihara sarana dan prasarana, dan temuan kami di lapangan diharapkan dapat menjadi perhatian pihak universitas.

“Kami akan melakukan laporan apa adanya bukan untuk mengungkap keburukan tapi mencari kemaslahatan untuk kebaikan bersama,” ujarnya. (dodiangga)

UPI Sosialisasikan Peraturan Rektor Tentang Standar Pelayanan Publik

$
0
0
Bandung, UPI Seyogyanya, seluruh institusi negara di Indonesia diwajibkan untuk membuat standar pelayanan atau standar prosedur. Berdasarkan kajian kepatuhan terhadap undang-undang ataupun peraturan pemerintah, UPI belum membuatnya namun dalam bentuk regulasinya UPI sudah melaksanakannya. Demikian ungkap Kepala Biro Hukum dan Kesekretariatan UPI Endang, S.H., M.H., saat menggelar Sosialisasi Peraturan Rektor Tentang Standar Pelayanan Publik di Universitas Pendidikan Indonesia, di Gedung University Center Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (27/9/2017). “Tujuan Peraturan Rektor ini adalah untuk meningkatkan kualitas tata kelola dan layanan publik di UPI yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan, di UPI salah satu contoh pengguna jasa layanannya adalah mahasiswa,” jelasnya. Dijelaskan lebih lanjut, ruang lingkup standar pelayanan publik pada Biro Hukum dan Kesekretariatan meliputi jenis pelayanan dan unit pelaksana pelayanan publik, penyelenggara pelayanan publik, standar pelayanan dan indeks kepuasan pelayanan, hak dan kewajiban, pengaduan masyarakat, dan pelaporan. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., menyatakan apresiasi yang positif dan menyambut baik kegiatan sosialisasi ini, dikataknnya,”Saya menyambut baik, karena harapannya, layanan kepada stake holder menjadi lebih baik. Tidak adanya peraturan yang established menyebabkan terjadinya kesimpangsiuran aturan, maka dengan adanya ini semua, diharapkan bisa clear, kita bisa dimudahkan dalam treasure.” Setelah ada masukan dari unsur pimpinan dari seluruh unit kerja di UPI dan disahkan, kemudian dilanjutkan dengan langakah-langkah berikutnya. Dikatakannya,“Ada satu permasalahan yang harus segera kita pecahkan, kita belum melakukan tracking terhadap surat secara on line. Jika sudah on line maka akan dengan mudah ditemukan surat, dan pekerjaan cepat diselesaikan.” Peraturan ini diharapkan bisa diterapkan, dan menjadi hal yang penting dalam rangka audit, ujarnya. Jalannya universitas berdasarkan on the track, harus sesuai dengan peraturan. Mohon ini dikaji dengan baik agar bisa dicermati oleh bawahan, karena saat ini 98% sudah tersertifikasi ISO. (dodiangga)

Direktur SPs UPI Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D., Wakili Indonesia Berbicara di Forum UNESCO-WTA 2017

$
0
0
Daejon, UPI Sebanyak 102 negara anggota UNESCO-WTA mengikuti UNESCO-World Technopolis Association (WTA) International Training Workshop, di Daejeon Metropolitan City, Korea Selatan, Senin hingga Kamis (11-14/92017). Pada forum tersebut, Indonesia dipercaya sebagai salah satu dari 5 Negara yang mewakili 102 negara anggota UNESCO-WTA untuk memberikan paparannya dalam presentasi mengenai Best Practices terkait pengembangan dan pengelolaan Science-Technology Park (STP). Delegasi Indonesia yang diwakili oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) terdiri dari Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Prof. Yaya S. Kusumah, Ph.D., Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan SPs UPI Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si., dan Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah SPs UPI Dr. Leli Yulifar, M.Pd. Direktur SPs UPI Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D., tampil sebagai presenter atas nama Indonesia untuk menyampaikan materi mengenai kebijakan pemerintah, arah pengembangan, dan contoh program pengelolaan Sains dan Tekno Park (STP) di Indonesia. Sebagai seorang Doktor lulusan Curtin University of Technology, Australia, Prof. Yaya sangat memahami konsep, tahapan implementasi, dan strategi pengembangan Sains dan Tekno Park. Paparannya mengenai penerapan prinsip kemitraan/kerjasama Triple-Helix antara Pemerintah, Industri, dan Perguruan Tinggi dalam pengembangan dan pengelolaan STP di Indonesia memperoleh perhatian dan sambutan yang baik dari peserta yang hadir. Beberapa peserta dari beberapa negara menyampaikan langsung kepada Prof. Yaya minat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengembangan dan pengelolaan STP di Indonesia. Seorang Profesor dari Brazil malah mengusulkan kerjasama penelitian dengan UPI terkait pengembangan STP, bahkan berencana berkunjung  dan berminat untuk menjadi visiting Profesor di UPI. (dodiangga)      

Peluang Kerjasama Penelitian dengan UNESCO dalam Pengembangan dan Pengolaan Sains dan Tekno Park di Indonesia

$
0
0
    Daejon, UPI Programme Specialist UNESCO untuk World Technopolis Association (WTA) Dr. Yoslan Nur, sangat tertarik dengan kompetensi Universitas Pendidikan Indonesian(UPI) dalam pengembangan dan pengelolaan Sains dan Tekno Park (STP) di Indonesia. Ketertarikan tersebut diutarakannya usai menyimak paparan Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D., saat berbicara dalam forum UNESCO-World Technopolis Association (WTA) International Training Workshop, di Daejeon Metropolitan City, Korea Selatan, Senin hingga Kamis (11-14/92017). Ketertarikan tersebut disampaikan kepada delegasi UPI yang diwakili oleh Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Prof. Yaya S. Kusumah, Ph.D., Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan SPs UPI Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si., dan Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah SPs UPI Dr. Leli Yulifar, M.Pd. Pada kesempatan tersebut, Dr. Yoslan Nur mencermati kompetensi UPI dalam pendampingannya pada pengembangan Cimahi Techno Park (CTP) yang dibangun Pemkot Cimahi 2016 silam. Dr. Yoslan Nur, menjelaskan,”UPI memiliki kompetensi yang kuat dan pengalaman yang mumpuni dalam hal pendidikan, khususnya pendidikan di bidang Sains dan Teknologi, serta Vokasi. Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini menurut saya bukan hanya bagaimana membangun banyak STP di seluruh pelosok Nusantara, tetapi juga bagaimana STP dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri disekitarnya guna meningkatkan kualitas SDM dan taraf hidup masyarakat.” UNESCO memiliki beberapa program guna mendukung pengembangan STP dalam hal SDM dan pendidikan Vokasi untuk masyarakat sekitar STP tersebut, ujarnya. Dikatakannya lebih lanjut,”Saya menyarankan agar UPI khususnya Sekolah Pascasarjana, dapat memanfaatkan peluang kerjasama penelitian yang dibiayai UNESCO, khususnya di bidang pendidikan Sains, Teknologi, dan Vokasi yang dibutuhkan guna pengembangan dan pengelolaan STP, agar bisa berhasil dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.” (dodiangga)    

UPI dan Pemkot Cimahi Bermitra untuk Kembangkan Cimahi Techno Park (CTP)

$
0
0
Daejon, UPI Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D., menjadi presenter pada sesi country presentation mewakili Indonesia di forum UNESCO-World Technopolis Association (WTA) International Training Workshop, di Daejeon Metropolitan City, Korea Selatan, Senin hingga Kamis (11-14/92017). Adapun materi yang disampaikan yaitu mengenai kebijakan pemerintah, arah pengembangan, dan contoh program pengelolaan Sains dan Tekno Park (STP) di Indonesia.  Materi tersebut tidak terlepas dari pelaksanaan Kerjasama Kemitraan antara UPI dan Pemerintah Kota Cimahi. Salah satu fokus kerjasama tersebut adalah dukungan UPI dalam Pengembangan Cimahi Techno Park (CTP) yang selesai dibangun pada tahun 2016. Cimahi Techno Park (CTP) adalah inisiatif Pemerintah Kota Cimahi, berbeda dengan pembangunan STP lainnya di Indonesia yang sebagian besar adalah inisiatif Pemerintah Pusat atau Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Cimahi memberikan dukungan penuh guna pengembangan CTP, khsusnya dalam hal kebijakan (mendorong industri lokal untuk memanfaatkan layanan CTP) dan anggaran. Pemkot Cimahi telah menandatangani MoU dengan UPI yang salah satu implementasinya adalah mendampingi Pemkot Cimahi dalam pengembangan CTP. Beberapa hal yang diminta kontribusi dari UPI untuk pengembangan STP, antara lain aspek perencanaan (penyusunan Rencana Induk dan Rencana Usaha CTP) dan aspek pemanfaatan. Diharapkan CTP dapat dimanfaatkan sebagai sebuah pusat penyedia solusi teknologi, guna meningkatkan ekonomi lokal dan sebagai inkubasi bisnis industri kreatif yang mampu berkompetisi di pasar nasional dan internasional. Seperti yang disampaikan Prof. Yaya di Forum Forum UNESCO-WTA 2017, kemitraan Triple Helix antara Pemerintah, Industri, dan Perguruan Tinggi adalah salah satu konsep yang dapat menjadi landasan pengembangan CTP ke depan. Delegasi Indonesia diwakili oleh UPI yang terdiri dari Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Prof. Yaya S. Kusumah, Ph.D., Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan SPs UPI Prof. Dr. Anna Perrnanasari, M.Si., dan Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah SPs UPI Leli Yulifar, M.Pd. (dodiangga)      

Sivitas Akademika UPI Ikuti Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

$
0
0
Bandung, UPI Ribuan sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengikuti upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2017 yang digelar di Lapangan Gymnasium UPI. Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., menjadi inpsektur upacara. Upacara dimulai pukul 07.30 WIB, Senin (2/10/2017). Dalam kesempatan tersebut, Rektor mengungkapkan kenapa UPI harus melaksanakan upacara dan apa tujuannya, diungkapkannya,”Sebagai warga negara yang baik, sudah semestinya kita cinta tanah air, dan pelaksanaan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila merupakan aplikasi upaya nyata cinta tanah air.” Tujuannya yaitu untuk memperkokoh jiwa kebangsaan sivitas akademika UPI, yang nanti berdampak pada bersatunya seluruh elemen bangsa Indonesia. Lebih lanjut dikatakan, makna dari penyelenggaraan upacara ini bukan hanya kehadirannya saja yang sifatnya fisik tetapi sebagai momentum menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika. Indonesia sebagai negara yang Bhineka Tunggal Ika memiliki ragam bahasa dan budaya yang memang perlu ada pengikatnya yang dapat mempersatukan perbedaan tersebut (unity in diversity Indonesia), yaitu Pancasila. “Diharapkan melalui pelaksanaan upacara ini, seluruh sivitas akademika UPI lebih disiplin dan memahami aturan yang berlaku di kampus. Disamping itu, akan semakin kokoh dan kuat jiwanya untuk mengabdikan diri pada bangsa dan negara dalam wujud sebagai seorang pendidik dan tenaga kependidikan dalam bekerja keseharian di unit kerjanya masing-masig, sehingga seluruh sivitas dalam bekerja menjadi semangat, termotivasi dan bersungguh-sungguh untuk menciptakan budaya akademik yang kondusif,” harapnya. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Humas UPI Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M. Si., mengatakan bahwa pelaksanaan upacara ini dilaksanakan untuk betul-betul membuktikan dan memperkokoh kembali jati diri bangsa Indonesia untuk menangkal isu-isu negatif yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia. “Isu-isu negatif tersebut harus kita cermati dan sikapi dengan bijak, sehingga dpat diambil langkah-langkah yang dapat memperkokoh bangsa Indonesia,” tegasnya. (dodiangga)

BPK RI Sampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan UPI

$
0
0
Bandung, UPI Secara umum, pengelolaan keuangan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam kategori wajar, poinnya adalah bagaimana kita mau mengikuti aturan yang dapat memperlancar dan mempermudah proses kegiatan yang ada di universitas. Demikian ungkap Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., saat ditemui usai Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan UPI dalam acara Temu Akhir Pemeriksaan Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia atas Pengelolaan Keuangan dan Aset Tahun Anggaran 2016 dan Semester I Tahun 2017 Serta Penetapan Kekayaan Awal pada UPI, di Gedung Ahmad Sanusi Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (2/10/2017). Lebih lanjut dikatakan, pertama bahwa walaupun proses audit ini selesai tapi kegiatannya belum berakhir, akan dilakukan pemantauan atas temuan-temuan BPK. Kedua, walaupun kegiatan ini dilakukan hanya ke beberapa unit kerja yang menjadi sampel, namun nantinya kegiatan ini akan melibatkan unit kerja yang tidak dijadikan sampel. Adapun hasil auditnya, secara keseluruhan ada beberapa unit kerja yang belum melaporkan pendapatannya dari hasil usaha dan kerja sama. “Diharuskan bahwa itu (hasil usaha) dimasukan dalam RKAT, untuk nantinya dipergunakan lagi sesuai program kerjanya. Masukan rencana pendapatan dari usaha dan kerja sama ke dalam RKAT. Mohon dipahami ini karena aturannya seperti ini,” tegasnya. Rektor menjelaskan, bahwa kegiatan ini merupakan temu akhir hasil audit BPK di UPI yang telah dilaksanakan selama 40 hari. Dikatakannya,”Proses audit dimaksudkan untuk melakukan pendampingan agar kegiatan dan pengelolaan keuangan di UPI dapat berjalan secara sinergis sehingga mencapai hasil yang optimal.” Satu poin penting, ujarnya lagi, kaitan dengan proses audit ini bahwa penerimaan keuangan universitas dari berbagai sumber itu, termasuk kepada keuangan negara, untuk itu proses pencatatan dan pemanfaatannya harus mengikuti peraturan keuangan negara tersebut. “Salah satu poin yang harus diperbaiki yaitu perlunya dilakukan pencatatan terhadap pendapatan-pendapatan yang dihasilkan oleh unit kerja ke rekening universitas,” tambahnya. Sementara itu, jika ada kegiatan di luar negeri terkait seminar, kunjungan kerja, tugas, dan lain sebagainya diwajibkan mengurus perijinannya melalui Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia (Setneg RI). Proses tersebut diharapkan tidak akan mengganggu kegiatan jika ditangani secara profesional dan ditangani lebih awal. Kita akan melakukan koordinasi dengan OIER atau Office of International Education and Relations UPI untuk pengurusan secara efektif. (dodiangga)

Kesempatan Berkarir Dengan Perusahaan Jepang

$
0
0
Kami adalah SuRaLa Net Co., Ltd, sebuah perusahaan pembuat konten e-Learning. Perusahaan kami berdiri pada 2007 dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Saat ini, sekitar 120 sekolah swasta dan lebih dari 680 bimbingan belajar di Jepang menggunakan program e-Learning kami. Kami terlibat dalam Proyek Memperkuat Kemampuan Matematika Siswa dengan Menggunakan e-Learning dari bulan April 2015 hingga Oktober 2017. Proyek ini dilaksakan melalui kerjasama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan didanai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Untuk langkah selanjutnya, kami membuka kesempatan bagi individu yang tangguh dan profesional untuk bergabung bersama kami sebagai Staff Administrasi. Detail pendaftaran dan persyaratan dapat diunduh melalui lampiran di bawah ini. Unduh disini!!! Ayo bergabung bersama SuRaLa!

Mengembangkan Keterampilan Menulis Melalui Training of Writing Skills

$
0
0
Bandung, UPI Himpunan Mahasiswa Civics Hukum (HMCH), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan Training of Writing Skills bertema “Mewujudkan Generasi Cerdas dan Produktif”, Sabtu 30 September 2017 di Gedung Nu’man Somantri, Universitas Pendidikan Indonesia, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kaderisasi Himpunan Mahasiswa Civics Hukum. Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan rangkaian pembukaan dilanjutkan pematerian dari dosen PKn dan LEPPIM kemudian puncak acara pelatihan ini yaitu praktik pembuatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang dilakukan hingga pukul 14.00 WIB. Mahasiswa PKn sangat antusias menghadiri acara pelatihan tersebut, mereka terlihat bersemangat mendengarkan dan mengikuti arahan dari pemateri. Dengan mengadakan pelatihan penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk mahasiswa dalam upaya membuat sebuah karya yang mampu mengharumkan nama universitas. Kemudian setelah rangkaian pelatihan mengenai pembuatan karya tulis ilmiah,  Training of Writing Skills diakhiri dengan foto bersama peserta dan panitia penyelenggara kegiatan tersebut. Ketua Pelaksana Risti Nur Rohmawati mengutarakan tanggapannya mengenai acara pelatihan tersebut. “Pada dasarnya kegiatan ini bermanfaat bagi mahasiswa departemen Pendidikan Kewarganegaraan, dapat mencetak bibit-bibit atau kader-kader HMCH yang unggul dalam bidang kepenulisan. Acara ini adalah sebagai fasilitator dalam mengugah inspirasi, inovasi, imajinasi para civitas akademika, khususnya mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan dalam mewujudkan generasi yang cerdas dan produktif melalui kepenulisan”. Tanggapan lainnya diutarakan oleh Ketua Bidang Pendidikan HMCH M. Mufti Rakadia, “Semoga dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa PKn dapat meningkatkan kemampuan menulisnya dalam karya tulis ilmiah seperti yang diutarakan dalam lagu hymne HMCH semoga berguna sepanjang masa”. Harapan dari Ketua BEM HMCH Agil Nanggala mengenai kegiatan ini, “semoga mewujudkan dan mengembangkan kader HMCH yang berwibawa di bidang kepenulisan” tuturnya. (Yoga Surya Atmaja/UPP HMCH)

Muhammad Sufyan, Delegasi UPI di Ajang Asean Student Forum 2017

$
0
0
Bandung, UPI Muhammad Sufyan As-Tsauri, Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam FPIPS UPI berkesempatan mengikuti ASEAN Student Forum 2017 yang diselenggarakan oleh Persatuan Mahasiswa ASEAN Universiti Teknologi Petronas. Sufyan merupakan salah satu delegasi dari UPI yang lolos untuk dapat berdiskusi dengan mahasiswa-mahasiswa dari 10 negara ASEAN. Delegasi Indonesia yang mengikuti acara tersebut berjumlah 35 orang berasal dari UPI, UNJ, UNNES, UNSRI, UII, ITS, dan UNAIR. Acara ASEAN Student Forum 2017 yang berlangsung selama tiga hari di Universiti Teknologi Petronas, Malaysia merupakan acara tahunan, dalam kegiatan atersebut ada 5 topik yang dibahas yaitu sosial, lingkungan, politik, ekonomi, dan media. Salah satu Topik yang hangat diperbincangkan oleh tim sosial adalah masalah krisis kemanusiaan muslim Rohingya di Myanmar. Salah satu pembicara yaitu Shahid King Bolsen (Chief Strategies, #WeAreAllRohingyaNow) menjelaskan masalah muslim Rohingya bukan karena masalah agama semata, tetapi masalah ekonomi dan politik. Beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Myanmar, dan Philippines mengeluhkan tentang rendahnya kompetensi guru di daerah tertinggal dan terpencil. Sufyan dalam kesempatan tersebut menjelaskan adanya program SM-3T di Indonesia dalam forum ASEAN sebagai salah satu langkah penanganan pemerataan pendidikan Indonesia khususnya dalam hal kompetensi guru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah setiap tahunnya. Sufyan merasa bersyukur bisa berkesempatan bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa dari semua negara ASEAN. Ia menambahkan bahwa negara-negara ASEAN haruslah saling bahu membahu dan bersaing secara sportif. United We Stand, Divided We Fall. (DN)

Jantera UPI dan Pikiran Rakyat Gelar Diskusi Jurnalistik

$
0
0
Bandung, UPI Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam Pendidikan Geografi UPI (Jantera) bekerjasama dengan Pikiran Rakyat mengadakan kegiatan ‘Diskusi Jurnalistik Alam Bebas dalam Meniti Cincin Api’ dengan pemateri: T. Bachtiar (Masyarakat Geografi Indonesia), Hawe Setiawan (Budayawan) dan Lutvia Resta (Tim Buku Meniti Cincin Api). Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Pikiran Rakyat Jl. Asia Afrika No. 77 Bandung, Jumat 29 September 2017 dengan dipandu langsung oleh Abdul Aziz (Jantera angkatan 36) sebagai moderator. Diskusi Jurnalistik Alam Bebas dalam Meniti Cincin Api ini dihadiri oleh perwakilan dari MAHITALA, WANADRI, PAMOR, Badan Geologi, Pecandu Buku dan masyarakat dari berbagai kalangan. Kegiatan ini bertujuan untuk menginformasikan bahwa Jurnalistik Alam Bebas yang berupa catatan, foto, maupun video perjalanan pada masa sekarang ini menjadi kewajiban setiap orang yang telah melakukan perjalanan. Tanpa terbatas pada background sebagai pecinta alam, semua bisa melakukannya dengan sedikit bekal ilmu jurnalistik maka akan dihasilkanlah sebuah karya. Di usianya yang ke-40 tahun, Jantera terus bergerak melahirkan berbagai karya. Salah satunya adalah buku catatan perjalanan yang berisi tulisan dari angkatan pelopor sampai dengan angkatan muda. Buku tersebut diberi judul Meniti Cincin Api karena posisi Indonesia yang berada pada jalur cincin api, yaitu lintasan pegunungan sirkum asia dan pegunungan sirkum mediterania. Seperti kata-kata yang tertuang di salah satu lembar buku Meniti Cincin Api: Negeri kita ini menjadi bagian penting dari jalur ‘cincin api’. Gunung api yang kita punya paling banyak jumlahnya. Maka selain memiliki potensi bencana yang tinggi, berkah yang bisa dituai sungguh luar biasa jika kita mampu membaca dan memahami tanda-tandanya Seperti disampaikan oleh Titi Bachiar, “Maknai sekecil apapun informasi. Tidak perlu terlalu mendalam tapi meluas saling mengait dengan informasi yang lainnya. Dan jangan lupa, tulisan yang kita buat haruslah bermanfaat bagi pembaca.”  Sedangkan Hawe Setiawan lebih menggali Jurnalistik dari sisi historis orang-orang terdahulu seperti Franz Wilhelm Junghuhn yang diperkirakan menulis catatan tiap hari secara konsisten sehingga dapat menghasilkan buku ilmiah. Selain itu beliau juga berbicara mengenai Mochtar Lubis yang membuat buku berjudul Perlawatan ke Amerika Serikat (1952) selepas pergi ke Negara Paman Sam. Pun dengan Honore de Balzac yang tidak pergi kemana-mana tetapi fantasinya menghasilkan sebuah buku Voyage de Paris á Java (1832). Dipenghujung acara, audiens dalam diskusi tersebut sangat antusias dengan mengajukan beberapa pertanyaan, seperti dari WANADRI yang bertanya mengenai proses pembuatan buku Meniti Cincin Api yang langsung dijawab oleh Lutvia Resta. Selanjutnya ada pertanyaan dari Pecandu Buku mengenai masalah klasik dalam dunia tulis-menulis, Mau nulis tapi malah terlena dengan perjalannya. Untuk pertanyaan ini dijawab langsung oleh T. Bachtiar dan Hawe Setiawan. Keberkahan sedang menghinggapi penanya ini, beliau diberi hadiah buku T. Kardin  Empu Pisau Indonesia dari Titi Bachtiar. Terakhir dari Unit Pers Mahasiswa yang bertanya mengenai segmentasi penjualan buku Meniti Cincin Api yang terasa masih kurang publikasi. Grand Launching Meniti Cincin Api telah dilaksanakan pada tanggal 9 April 2017 beberapa waktu lalu di Gedung Achmad Sanusi dengan peserta ±300 orang. Diperlukan pergerakan yang massif dalam usaha penjualan buku Meniti Cincin Api. Nah, bagi yang penasaran dengan buku Meniti Cincin Api bisa langsung menghubungi salah satu anggota Jantera via LINE (@ikaakiaki)/ WA (082116878460). Bravo Jan! (Ika Kartikasari)

Satu Layar UPI Bekerjasama dengan Mulih Films Produksi Film Dokumenter

$
0
0
Bandung, UPI Unit Kegiatan Mahasiswa Film (UKMF) Satu Layar UPI, bekerjasama dengan production house Mulih Films belum lama ini baru saja memproduksi sebuah film dokumenter. Film tersebut mengisahkan seorang seniman wanita yang baru berhasil “mewujudkan” jatidirinya sebagai seniman pada usia 46 tahun. Di usianya yang tidak muda lagi, ia mampu melahirkan ratusan karya, dalam 10 bentuk media. Ia memiliki semboyan mirip dengan filsuf asal Prancis yang dijuluki “bapak filsafat modern”, Rene Descartes. Gaungan Rene Descartes Cartes yang paling nyaring ialah “Cogito Ergo Sum”. Aku berpikir maka aku ada. Seseorang dianggap ada ketika ia sedang memikirkan sesuatu, sedangkan ketika seseorang tidak berpikir tentang apapun seseorang tersebut menurut Des Cartes dianggap tak ada. Misalnya, ketika seorang siswa sedang menyantap pelajaran matematika di kelas, namun ia tidak berpikir tentang pelajaran tersebut, maka ia sebenarnya tidak ada, hanya raga saja yang hadir di dalam kelas tersebut, sedangkan ruh dalam dunia idenya entah sedang bergentayangan kemana. Perumpamaan lain tentang gagasan Rene “Aku berpikir maka aku ada” yakni ketika seseorang sedang berada di pelataran rumah, kemudian ia tengadah ke arah langit yang luas, ia memikirkan segala sesuatu yang ada di alam semesta dan segala isinya. Berbeda dengan seseorang yang tidak memikirkan apapun atau yang sering kita cap melamun dengan tatapan kosong, ia sebenarnya tidak sedang ada di tempat itu, pikirannya tidak sedang bertamasya untuk berangkat mencari tahu. Mirip dengan gagasan Rene yang menganggap sesuatu atau seseorang ada ketika berpikir. Seorang seniman wanita bernama Moel Soenarko, yang sudah sepuh, berumur 76 tahun, ia memiliki gagasan bahwa “seseorang ada ketika ia berkarya” tuturnya. Memang benar, ketika hidup, kemudian ia tidak menelurkan karya, maka ketika ia sudah lenyap dilahap tanah kuburan, secara substansial pikiran dan pemikirannya semasa hidup juga ikut terkubur bersama raganya yang telah mati. Maka benar, jika kita ingin abadi, dan akan terus ada, maka jangan pernah berhenti untuk Berkarya. (Afif Anwar Rasyid)

Gemar Membaca Berharap Menjadi Suatu Budaya

$
0
0
Cibiru, UPI Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. H. Rd. Asep Kadarohman, M. Si secara resmi membuka Seminar Nasional dan Bedah Buku 2017 dengan tema “Strategi Melejitkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, dan Bahasa”, Sabtu, (23/9/17) di aula UPI Kampus di Cibiru. Seminar ini diikuti oleh 189 orang yang terdiri dari 152 orang mahasiswa dan 33 orang guru, dosen, umum serta dua orang pemakalah. Acara Seminar Nasional sendiri merupakan program lembaga dan penyelenggaranya adalah BEM UPI Kampus di Cibiru khususnya Departemen Pendidikan. Rizal Saepulloh selaku Ketua Pelaksana mengungkapkan bahwa tema ini dipilih karena saat ini banyak dari kita yang kurang melek minimal dengan lingkungan sekitar kita dan tema ini juga selaras dengan buku yang diterbitkan oleh dosen kebanggaan UPI Kampus di Cibiru yaitu Dr. Yunus Abidin, M. Pd, Dr. Tita Mulyati, M. Pd, dan Hana Yunansyah, M. Pd. Selain itu, karena UPI Kampus di Cibiru adalah lembaga pendidikan yang bergerak pada bidang pendidikan maka tema yang dipilih adalah kemampuan literasi matematika, sains, dan bahasa. Saat pembukaan, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Dr. H. Rd. Asep Kadarohman, M. Si menyampaikan bahwa Literate harus berdampak pada pengetahuan dan perilaku. Selain itu Prof. Dr. H. Rd. Asep Kadarohman, M. Si juga menyampaikan bahwa upaya kita sebagai calon guru untuk menanamkan gemar membaca khususnya untuk anak adalah dengan mengondisikan terlebih dahulu. Setelah mampu mengondisikan membaca akan menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya akan menjadi suatu budaya. “Minimal dengan 15 menit membaca buku dan membaca Al-Qur’an sebelum pembelajaran di kelas dimulai” ujarnya. Menurut salah satu peserta Seminar yaitu Adelia Nurhaliza mahasiswi UPI Kampus di Cibiru, masih banyak yang belum berminat atau tertarik untuk ikut seminar nasional mengenai literasi ini dan hal ini membuktikan bahwa minat baca di kalangan mahasiswa masih kurang. “Padahal dari pematerinya adalah orang-orang hebat yang dapat memotivasi kita” tambah Adelia. (Celli/Fitri)

7 Mahasiswa UPI Menjadi Delegasi Future Leader Summit 2017

$
0
0
Semarang, UPI Sebanyak 7 orang Mahasiswa UPI menjadi delegasi acara Future Leader Summit 2017 yang menggakat tema  Dare to Create “Be A Creative Creator to Maximize Demographic Dividend”,  9-10 September 2017 di Semarang. Mereka terseleksi dan menjadi bagian dari 240 delegates sebagai perwakilan pemuda dari seluruh Indonesia untuk mengikuti acara tersebut. Ketujuh Mahasiswa UPI  tersebut diantaranya Risna Rahmawati (Ilmu Pendidikan Agama Islam), Irma Nurmajidah (Pendidikan Khusus), Indah Permatasari (Manajemen), Sandy Irawan (Pendidikan Ekonomi), Silmi Qurrotu Aini (Pendidikan Biologi), Sri Vina Oktaviana (Pendidikan Ekonomi) dan Amalia Puteri Ryanti. Future Leader Summit (FLS) adalah konferensi nasional pemuda tahunan yang digagas oleh nusantara muda sejak tahun 2011, dimana para pemuda harus bisa menyelesaikan isu-isu sesuai dengan room atau tema yang didapat dan memecahkannya bersama pemuda lainnya. Ada 5 room diantaranya : Education Development, creative Industry, digital, science technology, tourism dan urban environment. Tujuan utama dari Future Leader Summit 2017 adalah untuk mengintegrasikan pemuda-pemuda Indonesia dalam memaksimalkan kontribusi kepada bangsa untuk menyediakan sarana bagi para pemuda Indonesia untuk mengembangkan karakter unggul serta membangun karakter agar kualitas manusia semakin meningkat. Daya tarik dari FLS 2017 ini adalah mendatangkan pemateri yang luar biasa, diantaranya : Al Fatih Timur, Putra Nababan dan Ari Juliano Gema. Selama dua hari tersebut para delegates ditantang untuk dapat mengeluarkan ide sebagai solusi dari permasalahan di lingkungan sekitar, selanjutnya dipresentasikan di depan delegates lainnya, dengan begitu para peserta diharapkan bisa bertukar saran, ide untuk perbaikan kedepannya. Sesi kegiatan yang dilakukan para delegates diantaranya, Welcoming Session, merupakan pembukaan acara Future Leader Summit 2017 yang berisi ceremonial dan pemberian gambaran tentang nilai dan isu yang diangkat; Idea Summit, Delegates akan membahas lebih dalam tentang isuk-isu dari tiap room bersama speakers yang ahli di bidangnya, delegates ditugaskan untuk dapatmenggagas sesuatu berdasarkan permasalahan yang ada; Workshop class, dalam Workshop class ini dibagi menjadi 4 kelas yang berfokus pada personal development yaitu : idea development, presentation skill, making content dan branding. Materi materi terssebut akan menjadi penunjang untuk mengembangkan ide-ide yang di gagas kemudian; Gala Future Leader, merupakan acara ‘networking night’ pada FLS 2017, dimana ini adalah momen delegates untuk mengenal lebih jauh dan berbagi pengalaman serta cerita antar sesama delegates maupun alumni FLS, kegiatan ini bertujuan untuk mengakrabkan baik sesama delegates maupun alumni FLS dan rangers FLS; Ideas Trial, merupakan acara dimana delegates akan melakukan validasi terhadap gagasan yang telah mereka buat, acara ini bertujuan agar sesama delegates dapat saling sharing dan memberikan masukan terhadap gagasan yang telah mereka buat; dan Grand Summit, acara puncak dari FLS 2017 dengan menghadirkan pembicara hebat dan memaparkan materi tentang “Be A Creative to Maximize the Demograghic Dividend”. Acara Future Leader Summit ini sangat direkomendasikan bagi mahasiswa UPI agar menambah wawasan, pengalaman hingga relasi untuk bekal di masa sekarang dan nanti. Harapannya UPI bisa mengadakan acara semegah ini dengan peminat yang cukup banyak hingga berpuluh-puluh ribu orang pendaftar. (Risna Rahmawati)

Melahirkan Generasi Aktif Melalui Welcome To HMCH

$
0
0
Bandung, UPI Sebagai salah satu himpunan paling dewasa di lingkungan organisasi kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia, jelas pasti HMCH melahirkan generasi-generasi hebat. Tepat pada tanggal 24 September kemarin, HMCH telah menatap tunas-tunas harapan baru, yaitu dengan hadirnya mahasiswa baru PKn 2017. Untuk itu dalam rangka menyambut tunas-tunas baru itu BEM HMCH melalui Bidang Organisasi mengadakan sebuah kegiatan penyambutan dan akrabisasi dengan rumahnya sendiri, yaitu Himpunan Mahasiswa Civics Hukum. Kegiatan tahunan yang biasa dilakukan ini bertema “HMCH Milik Kita Bersama”. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 24 September 2017, di Auditorium FPIPS UPI Lt. 6, kegiatan diisi dengan dua kegiatan inti. Kegiatan pertama diisi dengan pematerian mengenai Sejarah HMCH yang langsung disampaikan oleh Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., M.H., M.Si, dan pematerian mengenai Menjadi Mahasiswa Akademisi dan Organisatoris, yang disampaikan langsung oleh Dr. Epin Saepudin, M.Pd, yang keduanya juga pernah menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa Civics Hukum. Kegiatan pematerian ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat esensial, karena diharapkan dengan pematerian ini mahasiswa baru bisa mengenal Himpunan Mahasiswa Civis Hukum dan melahirkan generasi yang aktif dalam akademik dan organisasi sehingga Himpunan Mahasiswa Civics Hukum bisa mencetak calon pemimpin bangsa yang paripurna. Antusiasme dalam kegiatan ini, juga terlihat dari para mahasiswa baru PKn 2017 yang saling beradu menampilkan kreasi seninya masing-masing. Terlihat dari penampilan kelas PKn 2017 A yang menampilkan kolaborasi tari Kecak dari Bali dengan musikalisasi puisi, tak mau kalah saing kelas PKn 2017 B pun sebaliknya menampilkan sebuah keiriannya itu dengan sebuah penampilan paduan suara yang menyanyikan lagu Laskar Pelangi dan dibalut dengan tarian flashmoob modern. Selanjutnya, untuk pengenalan himpunan lebih jauh, kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan parade BEM, DPM, dan parade empat Unit-Unit Khusus, yaitu MAPACH (Mahasiswa Pecinta Alam Civics Hukum), CHMC (Civics Hukum Motor Comunity), CHSS (Civics Hukum Soccer Society) dan UPP (Unit Pers Penerbitan). Ketua Umum BEM HMCH, Agil Nanggala menuturkan bahwa kegiatan Welcome to Himpunan Mahsiswa Civics Hukum, penting bagi mahasiswa baru PKn 2017, karena dengan kegiatan ini mahasiswa baru dapat mengetahui di mana rumah mereka, karena rasa cinta terhadap almamater tidak mungkin tumbuh jika tidak ada pengenalan dan tidak ada rasa bangga terhadap almamater tersebut, di sinilah, BEM HMCH, berusaha menanamkan rasa cinta terhadap HMCH dan Departemen PKn, sebagai persiapan menuju pergantian tongkat estafet kepemimpinan organisasi,  nilai-nilai organisasi yang ada di HMCH perlu kita lestarikan, oleh karena itulah merupakan kewajiban pengurus HMCH, untuk merawat hal tersebut, dan menumbuhkannya kepada mahasiswa baru. Dan juga sebagai ajang penyambutan dari kami Himpunan Mahasiswa Civics Hukum, kepada mahasiswa baru Departemen PKn. Sementara, ketua pelaksana kegiatan ini, Jaekson Jefri Peter menuturkan bahwa kegiatan Welcome to Himpunan Mahasiswa Civics Hukum ini merupakan acara yang penting bagi mahasiswa baru Pkn 2017 karena dengan kegiatan ini membantu mereka bisa lebih dalam mengenal Himpunan Mahasiswa Civics Hukum dan akan mempersiapkan kader-kader yang akademisi dan organisatoris. Menjadi mahasiswa itu pasti, tetapi menjadi mahasiswa yang berkualitas itu adalah sebuah pilihan. (Edah Jubaedah)

UPI dan Japan Foundation Jalin Kerjasama

$
0
0
Bandung, UPI Universitas Pendidikan Indonesia bersama Japan Foundation sepakat untuk memperpajang kerjasama dalam bidang Pendidikan, Rabu, (25/9/2017) di Ruang Rapat Tengah Gd. Villa Isola Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung. Kerjasama tersebut meliputi, bantuan tenaga ahli, pelatihan dosen, bantuan buku, pelatihan mahasiswa teladan. Pembelajaran Bahasa Jepang di Indonesia sudah mulai masuk pada mata pelajaran di SMP, SMA dan SMK, dan jumlahnya pun banyak. Sehingga tidak menutup kemungkinan sebelum masuk kuliah dan meneruskan Pendidikan Bahasa jepang para siswa sekolah sudah mengetahui dasar dari Bahasa jepang tersebut. Dalam kesempatan tersebut, Dr. Dedi Sutedi, MA., M.Ed selaku Kepala Departemen Pendidikan Bahasa Jepang SPs mengatakan tujuan pembelajaran Bahasa Jepang di LPTK adalah agar bisa berkomunikasi dalam Bahasa Jepang dan menjadi guru Bahasa Jepang. Selain itu sasaran Bahasa Jepang di S1 adalah N3 (tes Kemampuan berbahasa Jepang TJF). Sementara itu, lulusan yang memiliki N2 atau N1 memilih bekerja di perusahaan Jepang atau studi lanjut di Jepang. Ada beberapa isu dan permasalahan yang timbul diantaranya dengan diberlakukan kurikulum 2013 Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang di sekolah cenderung menurun, lulusan yang memiliki N3 di seluruh LPTK rata-rata hanya 43.33%, terendah 20% dan tertinggi 60%, Hasil suatu riset diketahui bahwa perlu adanya penelitian untuk menemukan metode, strategi belajar huruf Kanji bagi orang Indonesia dan perlu pembuatan bahan ajar yang bisa digunakan oleh seluruh LPTK di Indonesia. “Tidak hanya di sekolah, mereka juga belajar di tempat kursus. Tujuan umumnya adalah ingin bisa berkomunikasi Bahasa Jepang dan hasil riset TJF,  karena Indonesia menduduki peringkat dua jumlah pembelajar terbanyak di dunia setelah Cina”, ujarnya. Dr. Dedi Sutedi juga menyampaikan “Pendidikan Bahasa Jepang yang diselenggarakan di sebagian SMP, SMA dan sebagian SMK, secara kuantitas cukup banyak, tetapi untuk melanjutkan belajar Bahasa Jepang di PT sangat minim. Bahasa Jepang yang diajarkan levelnya tidak mencapai N5  dan dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 jumlah pembelajar Bahasa Jepang cenderung menurun.” Selain UPI, Japan Foundation juga menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi diantaranya UNESA, UNIMA, UNJ, UNNES, UNP, UNRI dan Undiksa.   (Ija)

UKM BAQI UPI Kampus Tasikmalaya Sukses Gelar Daurah Qur’an 2017

$
0
0
Tasikmalaya, UPI Unit Kegiatan Mahasiswa Belajar Al-Qur’an Intensif (BAQI) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya sukses menggelar acara Daurah Qur’an 2017, di Aula Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya, Sabtu, 30 September 2017. Dalam acara Daurah Qur’an tahun ini diselenggarakan empat cabang mata lomba, yaitu Lomba Tahfidh, Lomba Tilawatul Qur’an cabang Mujawwad dan cabang Tartil, serta Lomba Cerdas Cermat Islami. Dengan melibatkan peserta sebanyak 132 orang yang terdiri dari, 8 orang peserta Qiro’at Mujawaad, 35 orang peserta Qiro’at Tartil, 36 orang peserta LCCI (12 grup), dan 53 orang peserta Tahfidh. Sedangkan untuk juri pada tiap cabang lomba dalam Daurah Qur’an ini berasal dari berbagai daerah. Acara pembukaan dihadiri oleh perwakilan dari Gubernur Jawa Barat bagian BKPP Provinsi Jawa Barat, Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya, Pembimbing Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya, dan para tamu undangan dari berbagai Ormawa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Selanjutnya dilanjutkan dengan penyematan tanda peserta yang diwakili oleh perwakilan peserta dari tiap cabang lomba yang dipilih melalui kehadiran paling awal peserta. Dalam kegiatan ini perwakilan Gubernur Jawa Barat bagian BKPP Provinsi Jawa Barat, Bapak Tito menyampaikan sambutannya yang menyatakan apresiasi yang sebesar-besarnya untuk Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya dan untuk Unit Kegiatan Mahasiswa Belajar Al-Qur’an Intensif (BAQI) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya atas terselenggaranya acara Daurah Qur’an 2017 ini, dan sekaligus membuka acara ini yang dilakukan dengan simbolik memukul gong, serta dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya juga menyampaikan sambutannya. Setelah acara pembukaan selesai, peserta pun dikondisikan untuk menuju tempat lomba masing-masing. Sambil menunggu hasil akumulasi penilaian juri, acara diisi dengan sholawatan oleh juri Qiro’at tarti dan Qiro’at Mujawwad serta diselingi dengan dengan pembagian doorprize. Setelah akumulasi selesai diadakanlah acara penutupan yang dihadiri oleh Pembina UKM BAQI Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya sekaligus penyampaian beberapa testimoni dari beberapa orang perwakilan guru dan orang tua peserta, dilanjutkan dengan pengumuman hasil lomba. Salah guru peserta bercerita mengenai perjalanannya hingga bisa mengikuti lomba Daurah Qur’an 2017 ini. Beliau juga menyampaikan bahwa acaranya bagus, bisa memotivasi anak untuk mencintai al-qur’an, syi’ar Islam, dan menerima segala sesuatu dengan ikhlas, menang kalah tidak masalah asalkan niat ibadah. Pembina UKM Belajar Al-Qur’an Intensif, Syarif Hidayat, M.A., M.Pd. menyampaikan prakatanya pada saat penutupan mudah-mudahan acara Daurah Qur’an tahun depan lebih meriah dan tingkatannya bisa lebih tinggi hingga nasional bahkan internasional. Untuk hasil perlombaan dalam Daurah Qur’an kali ini yaitu sebagai berikut. Dari Cabang Lomba Cerdas Cermat Islami Juara 1 dimenangkan oleh MI Nurul Amal, Juara 2 dimenangkan oleh MI Persis Cempakawarna, dan Juara 3 dimenangkan oleh MI Nagara kasih. Untuk Cabang Lomba Qiro’at Tartil Juara 1 dimenangkan oleh Abdul Aziz dari MI Nurul Amal, Juara 2 dimenangkan oleh Aliya Raunaar dari MI Nurul Amal, Juara 3 dimenangkan oleh Kayla Kamilatul H. Dari MIS Cisaray, Juara harapan 1 Agisna Putri dari MI Nurul Amal, dan Juara Harapan 2 Ihsan M. Farhan dari MI Al-Mu’minin. Untuk Cabang Lomba Tahfidh Juara 1 dimenangkan oleh Muhammad Fahmi Assowab dari SDN Nagarawangi, Juara 2 dimenangkan oleh Syafii Adil S. dari MI Nurul Amal, Juara 3 dimenangkan oleh Bayu Irawan dari SD Tahfidh Mathlaul Ihsan, Juara Harapan 1 dimenangkan oleh Haura Raudatus dari MI Nurul Amal, dan Juara harapan 2 dimenangkan oleh Azka Ahmad Mujahid dari MI Nurul Amal. Sedangkan untuk Cabang Lomba Qiro’at Mujawwad Juara 1 dimenangkan oleh Abi Faza Abdillah dari SDN 1 Gegempalan, Juara 2 dimenangkan oleh Zahwa Zayyini H dari SDN 1 Purbaratu, Juara 3 dimenangkan oleh Agil Mu’min Al-Laysi dari MI Nagarakasih 1, Juara Harapan 1 dimenangkan oleh naufal Nuraulia dari MI Nagarakasih 1, Juara Harapoan 2 dimenangkan oleh Nadiyatul Hasanah dari SDN 2 Cikalang. Dan juara umum dalam acara Daurah Qur’an kali ini diraih oleh MI Nurul Amal. (Ali Murdani)
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live