Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live

Melalui Arsip Universitas Diharapkan Pengelolaan Kearsipan Menjadi Akuntabel

$
0
0

1

Bandung, UPI

Arsip Universitas UPI menyelenggarakan kegiatan “Sosialisasi Program Kerja Arsip Universitas”, Rabu, 30 Maret 2016 di Gedung Kebudayaan UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Kegiatan Sosialisasi bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang dibentuknya Arsip Universitas berdasarkan Peraturan Rektor UPI nomor 6489/UN40/HK/2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Universitas Pendidikan Indonesia serta menyampaikan program kerja Arsip Universitas kepada semua unit kerja di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia agar mendapat apresiasi serta dukungan dalam penyelenggaraan kearsipan UPI.

Kegiatan ini dihadiri oleh para pejabat struktural di lingkungan UPI yang terdiri dari Para Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumber Daya, Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Sumber Daya Sekolah Pascasarjana SPs dan Wakil Direktur Kampus Daerah, Sekretaris LPPM, Para Kepala Biro, Para Direktur Direktorat, Kepala Perpustakaan, Kepala BPPU, Ketua SPM, Ketua SAI, Para Kepala Bagian, Para Kepala Divisi, Para Kepala Sub Bagian serta Para Kepala Seksi.

Dalam kegiatan tersebut Kepala Arsip Universitas Dr. H. A. Sobandi, M.Si, M.Pd. menyampaikan program kerja Arsip Universitas untuk jangka panjang maupun jangka pendek sesuai dengan tugas dan fungsi Arsip Universitas, yaitu pembinaan pengelolaan arsip dinamis dan  pengelolaan arsip statis, yang dijabarkan ke dalam empat program kerja utama, yaitu : Pengembangan Sistem Pengelolaan Kearsipan, Pegembangan Sistem Informasi Kearsipan, Pengembangan Sarana & Prasarana Kearsipan, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia bidang Kearsipan.

3

Kegiatan ini mendapat apresiasi yang cukup baik dari semua peserta, dengan harapan hadirnya Arsip Universitas dapat memberikan solusi dalam pengelolaan dan penataan arsip sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga tata kelola arsip universitas yang akuntabel dapat terwujud. (Deny)


Wakil Rektor UPI Bidang Riset, Kemitraan dan Usaha Pantau UN Tingkat SMA

$
0
0

1

Bandung, UPI

Wakil Rektor UPI Bidang Riset, Kemitraan dan Usaha Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A. meninjau pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA/MA/SMK Tahun Ajaran 2015/2016 di SMAN 1 Jalancagak dan SMK Bina Taruna, Jalancagak, Subang. Rabu (6/4/2016).

Dari dua sekolah yang dikunjunginya merupakan sekolah yang menggunakan model Ujian Nasional Berbasis Kertas Pensil (UNBKP) untuk di SMAN 1 Jalancagak, sedangkan di SMK Bina Taruna menggunakan model Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Dari hasil pantauan di sekolah, Prof. Didi Sukyadi mengatakan bahwa pelaksanaan di dua sekolah yang menggunakan dua model ujian tersebut berjalan dengan lancar.

“Alhamdullilah, proses pelaksananan UN di dua sekolah tidak mengalami kendala, baik sekolah yang menggunakan model UNBKP maupun sekolah yang menggunakan UNBK”, ungkapnya.

Menurut Prof. Didi pelaksanaan ujian yang menggunakan model UNBK dinilai lebih praktis dan efesien. Namun sayangnya model ini belum diterapkan di semua sekolah dikarenakan masalah dengan perangkat yang dimiliki oleh sekolah belum memadai.

Begitupun diungkapkan oleh Dr. Uyu Wahyudin, M.Pd selaku Ketua Pelaksanaan Pemantauan dan Pemindaian Provinsi Jawa Barat, bahwa pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer dinilai lebih terjamin kejujurannya dan lebih ekonomis.

“Dalam pelaksanaannya ujian berbasis komputer bisa lebih lebih efektif dan ekonomis, hanya saja jika model ini diterapkan di semua sekolah akan terkendala dengan masalah perangkat seperti komputer yang memiliki spesifikasi yang terstandar, jaringan server yang bagus serta pasokan listrik cadangan”, tegas Dr. Uyu Wahyudin, M.Pd.

Dijelaskan Dr. Uyu, hingga hari akhir pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA/sederajat di provinsi Jawa Barat berjalan kondusif, walaupun masih terjadi permasalahan salah distribusi soal, namun hal tersebut dapat teratasi dengan baik.

Dr. Uyu mengatakan peserta UN tingkat SMA/MA/SMK di Jawa Barat tahun ini berjumlah 489.202 orang, total tersebut merupakan peserta yang menggunakan ujian nasional model UNBK dan UNBKP. Dan jumlah tersebut belum ditambah jumlah peserta dari ujian paket C. (Deny)

Kota Sukabumi Sukses Selenggarakan UN 2016

$
0
0

1

Sukabumi, UPI

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Administrasi Umum (Warek KSDAU) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr. H. Edi Suryadi, M.Si., didampingi tim pemantau UN dari UPI Dr. Joni Rahmat Pramudia, M.Si., dan Dra. Sudewi, M.Si., serta Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi Drs. H. Dudi Fathul Jawad, M.Pd., meninjau penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMA/MA/SMK Tahun 2016 di Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, Rabu (6/04/2016).

”Alhamdulillah, penyelenggaraan UN tahun ini berjalan dengan baik, tidak ditemui permasalahan yang mengganggu pelaksanaan ujian. Ini sangat luar biasa, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh stake holder yang terlibat, seperti Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi dan jajarannya, aparat Kepolisian, tim pemantau dari UPI dan lainnya,” kata Warek.

Khusus kepada tim pemantau UN dari UPI, katanya, pihak universitas mengucapkan terimas kasih karena telah melaksanakan tugasnya dengan baik, berdedikasi dan penuh tanggung jawab terhadap kemajuan pendidikan khususnya di Jawa Barat. Tentunya tugas ini bukan perkara mudah, sangat berat karena menyangkut masa depan anak-anak Indonesia.3

Dijelaskannya,“Setelah melihat kondisi di lapangan dan mendengarkan laporan tim, Kami berharap, penyelenggaraan UN di tahun mendatang bisa sepenuhnya menggukanan sistem UNBK atau Computer Based Test (CBT) yaitu ujian yang diselenggarakan dengan menggunakan komputer.  CBT merupakan sebuah instrumen ujian di masa depan, sangat bagus untuk dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi, karena dunia pendidikan harus mengikuti perkembangan jaman. Saya sangat mengggaris bawahi, CBT ini tidak hanya UN saja, namun dapat diterapkan ke seluruh aspek,” paparnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi Drs. H. Dudi Fathul Jawad, M.Pd., menjelaskan,”Penyelenggaraan UN tahun ini lebih baik karena menggunakan sistem CBT. Insya Allah di tahun mendatang, Kota Sukabumi ditargetkan 80% sudah menggunakan sistem ini. UNBK lebih praktis, anak didik menjadi lebih fokus, tumbuhnya rasa percaya diri, karena anak disibukan dengan pekerjaan sendiri. Pada umumnya, UNBK sangat layak dipergunakan sebagai alat evaluasi di masa mendatang.”

Mulanya ada pemahaman yang salah dikalangan sekolah, katanya, CBT dianggapnya seperti tes TOEFL, bila salah tidak bisa dikoreksi, nyatanya CBT bisa dikoreksi. Terlepas dari pro kontra, ada harapan besar terhadap ujian dengan sistem CBT/UNBK ini. CBT membentuk karakter anak menjadi jujur tidak lagi berbohong atau menyontek, oknum guru tidak lagi menghalalkan segala cara agar anak didiknya lulus ujian. Lulus tidaknya anak didik memang berdampak pada reputasi sekolah, namun kecenderungan dengan sistem CBT, kualitas dan kemampuan anak lebih terjamin orisinalitannya.

2“Sekolah terkendala pada kondisi sarana dan prasarana yang kurang memadai. Atensi pemerintah terhadap pendidikan diharapkan lebih besar lagi. Mayoritas siswa sudah bisa mengoperasikan komputer, namun ada beberapa sekolah belum memiliki  kemampuan untuk menyediakan komputer. Kami berharap ada anak didik kami yang melanjutkan pendidikan tingginya ke UPI karena di UPI diyakini memiliki sifat disiplin/Ketepatan, metodologi pendidikan yang berkualitas, tawadhu, berkarakter,” ujarnya.

Tim Pemantau UN untuk wilayah Kota Sukabumi dari UPI Dr. Joni Rahmat Pramudia, M.Si., dalam laporannya mengatakan,”Keterlibatan UPI di UN 2016 hanya sebagai pemantau di level kabupaten/kota saja, tidak terlibat hingga ke satuan-satuan, jadi tugasnya hanya mengawasi kehadiran naskah soal, distribusi ke titik simpan terakhir (TST), kemudian distribusi dari TST ke sekolah-sekolah, dan juga memantau lembar jawaban ujian nasional (LJUN) sampai pemberangkatannya ke pemindaian di UPI. Setiap kabupaten/kota diwakili oleh dua orang, dan untuk elayah Kota Sukabumi hanya terdapat satu TST.”

Dijelaskannya, pemantauan di titik beratkan pada Paper Based Test (PBT) saja, sedangkan CBT tidak menjadi bagian kewenangan pemantauan, tapi tetap kita lakukan pantau juga. PBT adalah ujian yang diselenggarakan secara tertulis dan menggunakan kertas. Tim diminta untuk melaporkan kegiatan setiap hari-nya  tentang pelaksanaan UN secara keseluruhan khususnya terkait absensi, keamanan, dan keberlangsungan UN. Pelaksanaan UN di Kota Sukabumi terbagi dalam 7 kecamatan, dengan jumlah peserta sebanyak 6.689 orang dari SMA/K dan MA tapi yang tidak hadir 2 orang, untuk yang Paket C sebanyak 381 orang. Perinciannya, peserta CBT sebanyak 2990 orang (4 SMA, 1 MA, 7 SMK ), peserta PBT sebanyak 3699 orang (15 SMA, 4 MA, 30 SMK), terbagi dalam 2 dan 3 sift.

“Tugas pokok tim pemantau yaitu melihat secara detil semua kegiatan perencanaan awal UN, melihat proses pelaksanaannya, mencatat permasalahan yang terjadi di lapangan, serta mencatat solusi dan memberikan rekomedasi ke panitia pusat. Kondisi UN di Kota Sukabumi bisa dikatakan lancar, ada soal yang tertukar namun bisa diatasi segera, kesalahan soal tidak ada, alokasi waktu tidak bermasalah, distribusi LJUN lancar, namun perhatian lebih ditujukan pada pelaksanaan UN Paket C, karena mulainya pukul 14.00 hingga 20.00 WIB, sehingga LJUN baru bisa dikirim pada pukul 21.00 WIB,” ungkapnya.

Pemantauan dilakukan karena kita belum yakin penyelenggaraan UN sepenuhnya jujur, khususnya di PBT, kalau CBT diyakini jujur, karena dalam display komputer hanya muncul satu soal/display, bisa mengulang ke soal sebelumnya ketika sudah selesai di nomor akhir. CBT membuat siswa lebih fokus dan kecenderungan soal lebih variatif. Sebaliknya pada PBT masih sangat mungkin terjadi kecurangan. Esensi pemantauan ada di TST yaitu dalam proses pengelolaan naskah soal dan LJUN, unsur kepolisian pun dilibatkan. Sejauh ini tidak ada pelanggaran berat. UN sekarang tidak sacral, positifnya siswa menjadi lebih rileks, dan stake holder yang terkait lebih kooperatif.

“Penyelenggaraan UN tahun ini di Kota Sukabumi dapat disimpulkan dalam kondisi aman, lancar, terkendali, tidak ada keributan tentang soal  yang terlambat, soal sudah tiba tepat waktu. Soal untuk CBT dikirim bersamaan dengan PBT hanya saja tidak bisa dibuka, karena password dikirim H-1 kepada proktor untuk admin satuan, sementara password kepada siswa diberikan 1 jam menjelang ujian. Pengguna CBT di Kota Sukabumi sebanyak 30%,” paparnya.4

Sejatinya, kami memandang ujian menggunakan sistem CBT lebih bagus, jelasnya, dengan CBT kejujuran lebih terjamin, namun dampaknya pada penurunan rata-rata perolehan hasil UN, namun perlu ada kajian lebih mendalam terkait hal tersebut, karena belum tentu hasilnya 100% seperti itu, tergantung kondisi sekolah, tapi dari segi efisiensi, CBT sangat simpel tidak ribet. Kalau siswanya pintar ya pasti akan memperoleh hasil maksimal, CBT adalah jaminan terhadap peningkatan mutu siswa.

“Secara keseluruhan penyelenggaraan CBT/UNBK cukup bagus, panitia punya integritas tinggi. CBT dapat menjadi andalan, dan kecenderungan sekolah yang belum menggunakan sistem CBT akan mengusahakan untuk menggunakannya di tahun mendatang. Yang menjadi catatan adalah pasokan listrik, sementara untuk server dapat diatasi,” pungkasnya. (Dodiangga)

 

Mawapres UPI Targetkan Masuk 10 Besar Tingkat Nasional

$
0
0

2

Bandung, UPI

Agenda Pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat Universitas sedang digelar di berbagai universitas. Begitu pun UPI, mencari sosok mahasiswa yang berkompeten sehingga mampu mewakili universitas untuk bersaing menjadi mahasiswa berprestasi di tingkat nasional.

“Selama ini mahasiswa berprestasi perwakilan UPI belum bisa masuk dalam peringkat 10 besar tingkat nasional. Oleh karena itu, kami berupaya untuk terus memberikan dukungan berupa pembinaan baik di bidang akademik maupun kemahasiswaan sehingga di tahun ini kami menargetkan mahasiswa berprestasi UPI mampu masuk peringkat 10 besar tingkat nasional,” demikian diungkapkan Direktur Direktorat Kemahasiswaan UPI, Dr. Syahidin, M.Pd di sela-sela kegiatan Seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat UPI tahun 2016 di Gedung University Center, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Kamis (7/4).

Dikatakan Dr. Syahidin, seleksi Mawapres ini merupakan agenda nasional yang diselenggarakan setiap tahun oleh Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemristekdikti yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu Program Sarjana dan Program Diploma.

“Tahapan seleksi pemilihan mahasiswa berprestasi dilakukan mulai dari tingkat program studi atau departemen, lanjut ke tingkat fakultas hingga universitas. Setelah itu Mawapres berprestasi tingkat universitas akan diikutsertakan dalam Mawapres tingkat nasional,” tambahnya.

1

Lebih lanjut Dr. Syahidin menilai prestasi mahasiswa berprestasi UPI masih belum merata antara bidang adakemiknya maupun pengalaman organisasinya, hal ini disinyalir adanya ketimpangan dalam dua hal tersebut. Oleh karena itu, Direktorat Kemahasiswaan akan merancang guna meningkatkan keterampilan mahasiswa UPI. Sehingga diharapkan mahasiswa berprestasi UPI mampu bersaing dengan baik di tingkat nasional.

“Untuk menjadi Mawapres tidak cukup dengan nilai IPK yang tinggi tetapi yang menjadi penilaian lainnya pun harus diimbangi, seperti prestasi organisasi, minat bakat, prestasi kejuaraan harus punya pengalaman,” tegasnya.

Ia berharap kegiatan ini memberikan pengalaman kepada mahasiswa serta memotivasi Mawapres untuk menjadi teladan bagi mahasiswa lain karena ia akan menjadi duta mahasiswa universitas. Dan diharapkan tahun ini, Mawapres UPI bisa masuk peringkat 10 besar tingkat nasional.

Adapun calon Mahasiswa Berprestasi UPI yang ikut dalam seleksi tersebut diantaranya, Wulan Yulian (FIP); Wine Anita Tesa (FPIPS); Henna Marini (FPBS); Ai Nurlaelasari Rusmana (FPMIPA); Abdu Yakan Rosyadi (FPTK); Rizky Muhammad Sidik (FPOK); Dwi Nurhayati (FPEB); Teduh Hafizh Saleh (FPSD); Mochammad Tubagus Ismail (KD Cibiru); Laila Sari Ramadhan (KD Tasikmalaya); Adi Ardiansyah (KD Sumedang); Iis Listiani Rustina (KD Purwakarta); dan Ilma Tanfiziyah (KD Serang). (Deny)

3

Mengungkap Fenomena Akhir Zaman di Ta’lim PGSD

$
0
0

38703

Bandung, UPI

Program Studi PGSD FIP UPI menyelenggarakan Ta’lim PGSD yang tema “Mengungkap Fenomena Akhir Zaman”. Ta’lim yang dilaksanakan hari Selasa, 5 April 2016 di Bookstore FIP UPI lantai 3 ini menghadirkan penceramah Ustad. Rizal Fadli Nurhadi yang biasa dipanggil “Abu Takeru”.

Selain dihadiri oleh mahasiswa PGSD, hadir juga mahasiswa UPI dari jurusan lain. Acara diawalai sambutan oleh Ketua Pelaksana Ta’lim, Anwar Saepudin. Menurutnya Ta’lim kali ini mengambil tema Mengungkap Fenomena akhir Zaman karena umur bumi ini tak lagi muda, artinya bumipun akan binasa dan kehidupan pun akan tiada. Saat ini kita berada di akhir zaman, diharapkan kita senantiasa bermuwajjahah bersama.

Ia berharap dengan diadakannya ta’lim PGSD pada kali ini dapat menambah ilmu tentang keislaman mahasiswa PGSD dan tamu undangan yang datang, semoga bisa menjadi ajang silaturahmi bagi semua peserta yang hadir.

Sementara itu, ustad Rizal Fadli Nurhadi mengatakan bahwa sebagai manusia harus memahami arti iman kepada hari kiamat terlebih dahulu. Iman kepada hari kiamat mencakup tiga hal, yaitu, Iman pada tanda-tandanya; Iman pada kejadian yang terjadi pada saat hari kiamatnya; dan Iman pada sesuatu setelah hari kiamatnya (surga dan neraka).

38700

Menurutnya tanda-tanda kecil hari kiamat, munculnya 30 dajjal kecil di bumi, maksudnya adalah muncul orang-orang kafir yang mengaku sebagai tuhan atau nabi palsu dan memiliki pengikut, beliau menyebutkan beberapa nama sebagai contoh. Lalu terbelahnya bulan seperti yang pernah dikatakan Rasulullah dalam Hadits.

“Sedangkan kiamat akan segera terjadi ketika tanda-tanda besar kiamat sudah terjadi, dan itu dimulai ketika datangnya Imam Mahdi, kemudian melandanya musim kemarau dan kekeringan yang amat dahsyat, terjadinya peperangan yang sangat hebat dan munculnya Dajjal yang sebenarnya ke muka bumi. Dajjal datang pada hari dimana hari dilaksanakannya shalat Idul Fitri sama dengan hari dilaksanakannya shalat Idul Adha,” ujarnya. (Deny)

Antusias Pendonor di UPI Sangat Tinggi

$
0
0

DSCN6082

Bandung, UPI

Korps Sukarela Palang Merah Indonsia Unit Universitas Pendidikan Indonesia (KSR PMI Unit UPI) sudah menggelar Aksi Donor Darah (ADD) yang kedua di tahun 2016, pada hari Selasa, 05 April 2016, pukul 08.00-13.00 WIB bertempat di Gedung Geugeut-Winda (PKM) lantai 1 Kampus UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

”ADD kali ini mengangkat tema Hari Kesehatan Se-Dunia yang akan diperingati tanggal 7 April 2016. Hari Kesehatan Internasional pertama kali diadakan pada tahun 1950, diselenggarakan untuk memperingati pendirian WHO dan dipandang sebagai kesempatan menarik perhatian dunia untuk menyadari masalah besar kesehatan global setiap tahunnya,” ujar Ketua UKM KSR PMI Unit UPI Muhamad Ali Sodikin.

Donor darah kali ini panitia menggunakan topi suster dan memfasilitasi para pendonor dengan adanya INTEL (Informasi Tempel) mengenai kesehatan, seperti mencuci tangan yang benar, pola hidup sehat dan kedonor darahan. Hal ini dilakukan agar mendukung tema yang sudah diusung.

Sementara itu, antusias mahasiswa untuk mendaftar donor darah sangat tinggi, tercatat sebanyak 300 orang, namun dari jumlah pendaftar hanya menghasilkan 188 buah labu darah, hal ini dikarenakan banyaknya mahasiswa yang tidak lolos di pemeriksaan tekanan darah dan Hemoglobin.

“ADD kali ini sangat menarik karena ada pemeriksaan mata dari Orbit Optical dan pemeriksaan tulang dari Anlene. Pemeriksaan ini dilakukan secara cuma-cuma, sehingga bisa mengisi waktu luang menunnggu panggilan donor. Selain itu terdapat beberapa doorprize yaitu 2 buah bantal dari Central Springbed, 1 buah kaca mata dari Orbit optikal,” ujar salah satu pendonor, Lela Nursafitri.

DSCN6043

KSR PMI Unit UPI bekerjasama dengan Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Bandung dalam setiap kegiatan donor darahnya. Beberapa syarat donor darah diantaranya, berat minimal 47 kg, usia 17-65 tahun, tidak mengonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu seminggu terahir, tidak sedang menyusui/hamil/menstruasi bagi wanita, tidur minimal 5 jam, jarak dengan donor darah terahir minimal 5 minggu atau 70 hari, dan lain sebagainya.

ADD merupakan kegiatan rutin tahunan KSR UPI. Pada tahun ini, ADD direncanakan akan dilaksanakan sebanyak 6 kali. Nantikan ADD selanjutnya pada tanggal 19 Mei 2016. Bagi pendonor yang belum mempunyai kesempatan untuk donor darah bersama KSR PMI Unit UPI, dapat langsung mendonor di UDD kota Bandung (Jl. Aceh No. 79). Donor darah dulu, donor darah lagi, donor darah terus, karena tiada kata berhenti untuk terus berarti. (Khasanah, PDD ADD KSR UPI)

Pendidikan Berbasis Komunitas : Strategi Transformasi Nilai Peduli Lingkungan

$
0
0

kadek aria 4

Bandung, UPI

Kerusakan lingkungan dewasa ini menjadi isu global, terdapat banyak gerakan secara individual maupun kelompok sebagai usaha untuk mengatasi masalah dimaksud. Kerusakan lingkungan sesungguhnya menjadi tanggungjawab semua umat manusia, bukan tanggung jawab kelompok tertentu saja.

“Institusi pendidikan yang merupakan salah satu sistem sosial yang berfungsi untuk mentransmisi dan mentransformasi nilai-nilai peduli lingkungan. Oleh sebab itu,  institusi pendidikan hendaknya membuka diri dan berupaya untuk mengembangkan strategi untuk membentuk karakter siswanya peduli terhadap masalah lingkungan yang terjadi. Karena pada hakekatnya manusia senantiasa hidup bergantung pada alam,” usaha untuk mengatasi hal tersebut diuraikan Dr. Kadek Aria Prima Dewi PF, M.Pd., Wisudawati terbaik Program Doktor Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) yang akan mengikuti Wisuda Gelombang I, Rabu, 13 April 2016 di Gedung Gymnasium, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

kadek aria 2

Kadek Aria Prima Dewi PF dilahirkan di Singaraja pada tanggal 8 Juni 1981 merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Drs. I Nyoman Ngadeg dengan Dra. Anak Agung Puja Astiti. Wanita yang telah dikaruniai dua orang anak yakni I Wayan Gde Danuartha dan I Made Raditya Dhananjaya ini telah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Model Pendidikan Nilai Berbasis Komunitas Untuk Mengembangkan Karakter Peduli Lingkungan Siswa SD di Kelurahan Padangsambian” di depan tim penguji  promosi doktor dan dinyatakan lulus dengan Yudisium Cum Laude.

Menurut istri dari I Wayan Yusswara.,SSTP.,M.Si ini menguraikan bahwa sekolah tidak dapat bergerak sendiri dalam mengendalikan perilaku siswa untuk lebih peduli terhadap lingkungan, namun juga diperlukan usaha bersama dengan pemerintah dan masyarakat. Nilai masyarakat yang dikembangkan merupakan nilai pada komunitas Bank Sampah yang berkembang dengan berlandaskan ajaran agama Hindu berupa Tri Hita Karana dan Tri Kaya Parisudha.

Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan karakter dalam usaha mengatasi masalah lingkungan tidak berhenti pada kajian disertasi. Sembari menyelesaian proses ujian di SPs UPI, ia pun  mengembangkan program pada  Pendidikan Anak Usia Dini berbiaya sampah bagi masyarakat yang berasal dari Rumah Tangga Miskin (RTM) di wilayah Kelurahan Padangsambian Bali. Sekolah tersebut berupaya menjawab tantangan masalah lingkungan di perkotaan dan kemiskinan yang terjadi di wilayahnya. Dan nilai peduli lingkungan dan agama Hindu dijadikan sebagai dasar pijakan dalam program pengembangan.

Kadek Aria Prima Dewi PF, merupakan dosen yang bertugas di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar yang juga aktif dalam lembaga masyarakat, utamanya yang berhubungan dengan usaha mengatasi masalah lingkungan di daerah perkotaan. Selain itu, Prima Dewi digandeng oleh organisasi Wanita Hindu Dharma Indonesis (WHDI) Propinsi Bali, untuk mengembangkan program pendidikan pranikah bagi pasangan Hindu yang ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan. (Deny)

kadek aria 1

Novi Andriyanti : Pejuang Ilmu, Keluarga dan Anak Usia Dini

$
0
0

novi 1

Bandung, UPI

Untaian Kata… sebuah Kata “Perjuangan”…

Perjuangan itu ada ketika banyak hal yang igin kita raih…

Perjuangan itu ada karena banyak hal yang harus kita korbankan…

Perjuangan itu ada ketika kita merasakan kepenatan dan kelelahan yang sangat ketika menjalaninya…

Perjuangan itu ada ketika kita harus tetap konsisten terhadap apa yang menurut kita benar dan harus menjalani  segala konsekwensi nya tanpa memperdulikan sesuatu yang salah…

Perjuangan itu ada ketika kita dirundung cibiran “idealisme” dan kita hanya mampu tersenyum menyikapinya…That’s all (Yudisium UPI Kampus Tasikmalaya / 26 Januari 2016).

Multitasking tidaklah mudah dikerjakan, hanya saja ketika tekad sebagai seorang “Pejuang” tertanam didalam hati Insyaalloh semua akan berjalan beriringan meskipun dengan berbagai kerikil menghadang dalam perjalanan, ketika menjalaninya. Untaian kata diatas merupakan kata-kata motivasi yang ditanamkan oleh Novi Andriyati ketika sedang “Mengayuh” roda sebagai seorang Mahasiswi di kampus UPI Tasikmalaya.

Wanita kelahiran Kota Garut 30 tahun silam ini merupakan wisudawati terbaik di kampus UPI Tasikmalaya yang mengikuti Wisuda Gelombang I, Rabu, 13 April 2016 di Gedung Gymnasium, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Berstatus sebagai istri dan mempunyai seorang anak 7 tahun tak menyurutkan Novi untuk terus mengembangkan akademik di bidang pendidikan anak usia dini. Selama 10 tahun hingga sekarang berkarir menjadi Tenaga pendidik di TK Putra III BBWS Citanduy Kota Banjar.

“Selama satu tahun enam bulan saya harus memulai perjuangan menempuh pendidikan dari tempat tinggal menuju kampus tercinta. Perjalanan yang cukup memakan waktu, sekitar dua jam lamanya dengan naik-turun bus dan angkot dari kota Banjar hingga kota Tasikmalaya harus saya jalani,” ujar Novi.

Tekad berjuang mendapatkan ilmu Pendidikan Anak Usia Dini menjadi obsesi yang kuat bagi Novi,  tujuannya adalah untuk memperbaiki dan lebih mengembangkan lagi dalam mendidik Anak Usia Dini.

Sebagai mahasiswa dan guru, di tahun 2014 Novi pernah meraih juara II Lomba Karya Ilmiah Kreasi Inovasi Pembelajaran Guru TK, dalam pembelajaran Anak Usia Dini dengan judul : Happy Dewaruci Dapat meningkatkan motorik Kasar Anak Usia Dini. Dan pada Tahun 2015 sewaktu menjadi mahasisiwi di Kampus UPI Tasikmalaya ia pun mengikuti kembali Lomba Inovasi Guru TK tahun 2015 dengan judul : Kotak Harta Karun dapat meningkatkan perkembangan kognitif dengan kecerdasan beragam dini dan meraih juara I tingkat Kota Banjar. Dengan apresiasi tersebut menjadikan Novi semakin tertantang dengan pembelajaran Anak Usia Dini.

“Sebagai pendidik Anak Usia Dini dan mahasiswi Prodi PGPAUD pada saat itu, saya merasa ada beban moril terhadap peningkatan pembelajaran Anak Usia Dini di sekolah tempat saya mengajar, akan tetapi tekad perjuangan dalam menempuh pendidikan pada Prodi PG PAUD hingga selesai beriringan dengan perbaikan dalam pembelajaran Anak Usia Dini,” tambah Novi.

Baginya, tekad menyelesaikan Pendidikan PG PAUD di Kampus UPI Tasikmalaya, merupakan upaya yang dapat menjadi penyokong kelangsungan mengajar dan karier untuk lebih maju lagi. (Deny)


Citriyanti, Berniat Mendirikan Lembaga Perlindungan Sosial

$
0
0

citriani 1

Bandung, UPI

Citriyanti, lahir 23 tahun yang lalu tepatnya pada 7 Juli 1992 dari pasangan Ahmad dan Sariningsih. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang tinggal dalam lingkungan keluarga sederhana, tepatnya di Kp. Cimuncang RT 05/12 Kelurahan Manggahang, Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Lingkungan tempat tinggal Citri merupakan wilayah perkampungan yang diantara masyarakatnya masih menganggap bahwa pendidikan tinggi tidak terlalu penting, apalagi untuk perempuan.

Pendidikan formal yang ditempuh Citriyanti dimulai dari SDN Jatisari, MTsN 1 Ciparay, SMAN 1 Ciparay kemudian melanjutkan ke Universitas Pendidikan Indonesia tepatnya Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga konsentrasi Pekerja Sosial. Selama menempuh pendidikan, Citri harus tertatih-tatih karena keterbatasan ekonomi.

Kondisi ekonomi keluarga yang kurang baik, tidak membuat saya patah semangat, justru membuat saya menjadi lebih semangat dan serius selama menempuh pendidikan,” kata Citriyanti, S.Pd. wisudawati terbaik Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (FPTK UPI) yang mengikuti Wisuda Gelombang I, Rabu, 13 April 2016 di Gedung Gymnasium, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Meskipun tidak selalu mendapat peringkat pertama di kelas, Citri selalu berada pada peringkat sepuluh besar di kelas. Kondisi ini juga yang membuat Citri bertekad untuk dapat mendapat pendidikan di perguruan tinggi ditambah dengan keadaan tidak ada dalam keluarga besar Citri yang menempuh pendidikan tinggi.

citriani 2

Ia berharap, langkah menempuh pendidikan tinggi dapat menjadi motivasi bagi keluarga, teman-teman maupun masyarakat, meskipun dalam keadaan ekonomi keluarga yang kurang, asal berdoa dan berusaha pasti akan ada jalan. Berkat karunia dan Qadar dari Allah, Citri dapat menempuh pendidikan di UPI melalui SNMPTN Undangan dengan mendapatkan beasiswa Bidik Misi, dimana biaya pendidikan ditanggung pemerintah.

Semasa menimba ilmu, Citri lebih aktif mengikuti kegiatan organisasi di luar kampus, Ia aktif mengikuti kegiatan organisasi yang bergerak di bidang keagamaan semenjak tingkat sekolah menengah pertama, salah satunya pernah aktif di lembaga dakwah yayasan Percikan Iman yang aktif sejak tingkat sekolah menengah atas sampai kuliah tingkat dua. Selain itu, ia juga aktif mengikuti kegiatan remaja masjid di lingkungan tempat tinggalnya.

Citri yang sempat bercita-cita menjadi insinyur pertanian ini, setelah menempuh pendidikan di Program Studi PKK memiliki ketertarikan dalam hal kesejahteraan sosial. Dengan menempuh pendidikan di program studi PKK, membuka mata dan hati Citri untuk peka melihat keadaan sekitar bahwa masih ada orang yang lebih membutuhkan hingga akhirnya ia berharap di masa yang akan datang dapat mendirikan lembaga perlindungan sosial, terutama bagi anak-anak dan lansia. (Deny)

Rian Nurjanah : Lulusan Terbaik Merupakan Bonus Yang Harus Disyukuri

$
0
0

rian nurjanah

Bandung, UPI

Tanggal 24 Februari 2016 menjadi tanggal bersejarah bagi perempuan yang bernama lengkap Rian Nurjanah. Pasalnya, tanggal tersebut ia meraih gelar Sarjana Ekonomi, tak hanya itu, ia pun berhasil menjadi wisudawati terbaik di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia dengan meriah IPK 3,92.

“Rezeki yang saya dapat tidak bisa mengatakan kalau saya lebih pintar dibandingkan teman-teman saya. Masih banyak kekurangan yang saya miliki. Masih banyak orang-orang yang kemampuannya lebih tinggi dibandingkan saya. Yang bisa saya katakan adalah hal ini merupakan bonus yang harus disyukuri dari usaha yang saya lakukan selama kuliah. Perjuangan tidak hanya cukup sampai disini masih banyak terjalnya kehidupan nyata yang harus dihadapi selanjutnya. Jadi, teruslah lakukan yang terbaik untuk meraih prestasi lain di kehidupan nyata,” ungkap Rian yang akan diwisuda pada Rabu, 13 April 2016 di Gymnasium UPI Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Rian Nurjanah dilahirkan di Bandung, 25 Agustus 1993. Ia merupakan anak ketiga dari ayah dan ibu yang bernama Kusnandar dan E. Junaenah. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya termasuk lokasi Sekolah Dasar (SD) yang ia pilih selama tahun 1999-2005 tidak jauh dari rumahnya yaitu di SD Negeri Cirateun Kulon. Semasa menduduki Sekolah Dasar (SD), wanita ini baru mendapatkan peringkat 3 besar di kelas III. Peringkat Pertama   untuk   nilai   raport   dan   UMP   dengan   dua   penghargaan  diraihnya di kelas VI SD. Penghargaan yang ia dapat yaitu Juara I Lomba Kaligrafi dan Juara I Lomba Cerdas Cermat Tingkat SDN Cirateun Kulon.

“Ketika itu, saya tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan beberapa hadiah dari para guru. Walaupun hanya di tingkat SD sendiri, namanya masih kanak-kanak saya merasa sangat senang, ternyata perasaan yang timbul sejak VI memotivasi saya untuk terus meningkatkan prestasi ke depan” ucap Rian.

Alhasil, dengan peringkat yang diraih, ia melanjutkan studi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 15 Bandung pada tahun 2005-2008 dengan aktif di ektrakulikuler Palang Merah Remaja. Selain itu, ia pun aktif di organisasi Panitia Hari Ulang Tahun (PANHUT) RI di daerah rumahnya Jl. Sersan Sodik. Peringkat 5 besar secara akademik diraih wanita mungil ini semasa SMP.

“Ketika SMP, saya menemukan dunia baru, hal ini membuat saya seakan lupa gugahan hati untuk meningkatkan prestasi, saya lebih sering tergoda untuk berkumpul dengan teman-teman di sekolah dan rumah ketimbang belajar. Ini yang membuat prestasi saya hanya meraih ranking 4” tutur Rian.

Memasuki masa paling indah yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), remaja yang akrab disapa Ian ini melanjutkan studi di SMAN 6 Bandung. Ketika SMA, Rian mengakui bahwa ia mulai berpikir untuk memperbaiki prestasi akademik yang sempat menurun. Alhasil ketika duduk di kelas XII, ia mendapatkan peringkat kedua untuk nilai raport di kelas dan peringkat ketiga untuk nilai Ujian Sekolah dan Ujian Nasional se-SMAN 6 Bandung. Selain berusaha meningkatkan prestasi akademik, wanita ini pun aktif di organisasi masyarakat seperti PANHUT RI (2006-2011) sebagai anggota Seksi Acara dan Ketua, Karang Taruna RW 01 (2006-2011) sebagai anggota, dan Generasi Muda 63 (2008-2009) menjadi Anggota Departemen Kerohanian. Rian pun pernah berkontribusi menjadi Master of Ceremonies (MC) dalam acara Penyuluhan Lingkungan yang diselenggarakan oleh organisasi Gema Lingkungan di kawasan Cirateun pada tahun 2009.

Hal yang disayangkan ketika lulus SMA di tahun 2011, keadaan ekonomi keluarga Rian sedang menurun sehingga keinginannya untuk langsung melanjutkan kuliah tidak terkabulkan. Masa itu adalah masa-masa yang sulit menurutnya, tetapi hal ini tidak membuatnya patah semangat. Ia tetap berusaha untuk melakukan hal-hal produktif agar dapat kuliah yaitu dengan mencari pekerjaan, menjual produk-produk dari bahan kulit seperti sepatu, dompet, dll., menjual sandal unik non kulit untuk anak-anak, mencari informasi kuliah, dan belajar untuk lolos SNMPTN tahun 2012 secara mandiri. Berkat tekad yang kuat di tahun 2012 Rian lolos seleksi SNMPTN dan masuk di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi Manajemen.

“Alhamdulillah, akhirnya usaha saya belajar SNMPTN secara mandiri mampu mengantarkan saya ke jenjang kuliah” ucap Rian. Awal mula keperihan yang dirasakannya memacu diri untuk kuliah dengan sebaik-baiknya. Semasa kuliah dari September 2012 hingga Februari 2016, selain berusaha memiliki prestasi akademik, ia aktif di Himpunan Mahasiswa yaitu Ikatan Mahasiswa Management (IMAGE) UPI sebagai Bendahara dari tahun 2013-2016.

Di tahun 2015, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis mengadakan seleksi untuk Mahasiswa berprestasi yang akan diajukan untuk Mawapres UPI. Fakultas mendelegasikan Program Studi untuk menyeleksi mahasiswa yang mumpuni untuk diajukan ke Mawapres. Syaratnya, mahasiswa harus memiliki ide kreatif untuk diajukan dalam karya ilmiah dan mahir berbahasa inggris.

“Ketika mendapatkan informasi ada pemilihan Mapres, saya berniat untuk mengikutinya, dengan modal pengetahuan seadanya, saya mencoba mengajukan makalah berjudul ‘Creativepreneur Pangan Halal – Mendirikan Kawasan Pangan Halal di Jawa Barat’, tak disangka, Dosen Pembimbing Mapres ternyata memilih saya sebagai Wakil Mapres dari Manajemen. Alhasil karena ketidakpercayaan diri total dan English pas-pasan saya hanya mendapatkan peringkat ke-11 sebagai Mahasiswa Berprestasi FPEB 2015, tapi Alhamdulillah hal ini menambah pengalaman saya” tutur Rian.

Selain pernah mengikuti seleksi Mapres FPEB, wanita yang mempunyai hobi memasak dan menyanyi ini merupakan mahasiswa penerima Beasiswa PPA di tahun 2014/2015 dan Beasiswa Bank Indonesia (BI) di tahun 2015/2016. Generasi Baru Indonesia (GenBI) merupakan komunitas penerima Beasiswa BI. Rian menjadi anggota Komunitas GenBI UPI di tahun 2015/2016. Sebelum masa penerimaan Beasiswa BI, Internship di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cibeunying sedang dijalani olehnya. Pengalaman internship yang dijalankan dari Bulan September-Oktober 2015. (Deny)

Shinta Anggraeni “Tisolédat Nikmat”

$
0
0

 

20150622_142412

Bandung, UPI

Di era modern ini, melestarikan bahasa daerah, bisa jadi bukanlah hal yang begitu penting bagi sebagian generasi muda. Namun berbeda dengan mojang asal Kabupaten Bandung ini. Shinta Anggraeni, itulah nama mojang yang sangat peduli terhadap eksistensi bahasa daerah di Jawa barat, khususnya bahasa Sunda. Bagi Shinta, bahasa adalah jati diri bangsa. Bahasa yang baik menunjukkan karakter seorang manusia yang berbudaya. Shinta yang merupakan mahasiswa terbaik Departemen Pendidikan Bahasa Daerah ini mengungkapkan bahwa pada awalnya ia tidak tertarik pada jurusan yang ia jalani selama 3,5 tahun kemarin.

“Saya tidak ada pikiran untuk menekuni bidang bahasa Sunda, namun ketika dijalani dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, malah memberikan ilmu baru yang mengantarkan saya meraih banyak hal dan membanggakan, bahkan ilmu tersebut menjadi modal bagi saya dalam mengukir prestasi di UPI tercinta ini,” kata wanita kelahiran Bandung, 15 Januari 1994, wisudawati terbaik Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia (FPBS UPI) yang mengikuti Wisuda Gelombang I, Rabu, 13 April 2016 di Gedung Gymnasium, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Bagi Shinta menimba ilmu pada Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah bukan pilihan utamanya, namun ibarat tisolédat nikmat (terpeleset tapi nikmat), artinya meskipun diterima di Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah tetap ia tekuni dengan penuh keyakinan. Menurutnya, bahasa Sunda kerap kali dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Padahal ketika kita mendalami hakekat bahasa dan budaya Sunda, betapa pentingnya melestarikan budaya daerah, yang mana bahasa berada di dalamnya sebagai unsur terkuat yang membangun.

Dalam bahasa Sunda terkandung pembentukan karakter. Shinta meyakini, setiap bahasa daerah mempunyai kekuatan untuk membentuk karakter bangsanya. Melalui bahasa Sunda, Shinta bisa meraih beberapa prestasi, yaitu sebagai Juara I Presenter Wiracarita Bahasa Sunda 2015, Pinilih II Mojang Jajaka Kabupaten Bandung, Harapan II Duta Bahasa Jawa Barat 2015, Duta Kartini Muda Berprestasi Jawa Barat, Penampil Seni Daerah dan Senam Kreasi Daerah Terbaik dalam Jambore Pemuda Indonesia di Kepri, tingkat Nasional dan ASEAN, Mahasiswa Berprestasi I FPBS UPI, dan Mahasiswa Berprestasi III UPI 2015.

IMG_1288

Sedikit membagi pengalamannya, Shinta memaparkan kebanggaannya berbahasa Sunda. Bahkan penelitian skripsi sebagai salah satu syarat mandapatkan gelar sarjananya, ia labuhkan terhadap sikap Mojang Jajaka Kab. Bandung terhadap bahasa Sunda. Hal ini sebagai bukti keseriusannya dalam membenahi dan menstimulus para pemuda untuk bisa melestarikan bahasa daerahnya. Shinta merasa bahwa ada kejanggalan yang terjadi di beberapa komunitas kepemudaannya. Di mana sehari-hari bahasa pengantar mereka selalu berbahasa Indonesia, dalam setiap forum baik formal ataupun informal bahkan menggunakan bahasa Sunda adalah hal yang cukup ditakuti, dikarenakan kurangnya pemahaman akan norma berbahasa Sunda (Tatakrama Bahasa Sunda, yang dahulu Undak Usuk Basa Sunda). Hal ini sangat mengetuk hati gadis yang aktif di berbagai organisasi, ia merasa bahwa seorang duta pemuda, duta budaya, duta bahasa harus bisa menjadi figur untuk masyarakat. Utamanya untuk persoalan berbahasa. Shinta sangat mengaharapkan, para duta di Jawa Barat, selain mahir berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris juga harus bisa berbahasa Sunda utamanya digunakan sebagai bahasa pengantar antar orang Sunda.

“Bahkan saya berharap, untuk setiap ajang-ajang nasional harus mencantumkan ‘bisa berbahasa daerah’ sebagai penghargaan akan keberadaan bahasa daerah juga kualifikasi para putra-putri daerah yang maju ke ajang nasional. Setidaknya bahasa daerah dihargai sebagai kualifikasi menjadi seorang putra-putri di ajang nasional agar mereka tidak hanya bersinar di luar daerahnya namun bisa menerangi dan menghidupkan daerahnya,” tegasnya.

Melalui bahasa Sunda, Shinta pun bisa mewujudkan cita-citanya menjadi seorang presenter, MC, ataupun reporter. Shinta sering terjun pada dunia presenting, sering sekali dipercaya untuk memandu acara kedinasan di Kabupaten Bandung hingga tingkat Jawa Barat. Bahkan saat ini, Shinta sedang menjalani melopen atau diklat di TVRI Jabar sebagai penyiar di bidang pemberitaan bahasa Sunda dan Indonesia.

Dalam meningkatkan eksistensi bahasa Sunda, Shinta pun mendapatkan juara harapan II pada pemilihan Duta Bahasa Jawa Barat 2015. “Disana saya selalu membiasakan diri untuk berbahasa Sunda, sekaligus menstimulus rekan-rekan saya untuk berbahasa Sunda, walau sesekali ada yang tidak dimengerti oleh mereka namun menjadi sebuah keseruan ketika itu menjadi hal baru untuk mereka, dan mereka juga menyambutnya dengan baik” ujarnya.

IMG_1304

Selain bahasa Sunda, Shinta pun sangat menyukai kesenian Sunda. Shinta bersama tim Jawa Barat berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia dan ASEAN untuk membawa nama Jawa Barat sebagai penampil seni dan senam kreasi daerah terbaik. Mojang yang pandai menyanyi ini pun meraih prestasi melalui seni suara. Ia mendapatkan Gold Medals Championship dalam 3rd Bali International Choir Festival tingkat Internasional bersama PSM UPI Bandung 2013, menjadi Juara 1 dalam Festival Pop Singer se-Jabar terbuka dan kerap kali mendapatkan juara dalam lomba menyanyi.

Ia pun sempat menekuni model Hijab, finalis festival muslimah Indonesia ini juga terkadang mengikuti Model Hijab Wedding, pernah menjadi juara Favorite dalam Model Hijan Wedding dan sering kali menyulap orang dengan sentuhan make up nya alias menjadi penata make up.

Tidak hanya di bidang seni, entertain, dan bahasa, Shinta pun menyeimbangi hidupnya dengan tidak mengesampingkan bidang akademik. Hal ini terbukti, sejak SD sampai SMP Shinta menjadi lulusan terbaik dan kerap kali mengikuti berbagai olimpiade, beranjak SMA menjadi siswa berprestasi, dan kali ini pun tidak pernah menurun, tetap bisa mempertahankan predikatnya menjadi salah satu lulusan terbaik.

“Dalam hidup, tidak melulu harus mementingkan kemampuan intelektual. Humanis sebagai ciri kampus UPI harus juga ditonjolkan, dan berkesenian, mengeksplor semua bakat akan membuat kita tidak sia-sia untuk hidup. Tetap seimbangkan antara hobi, bakat, kewajiban belajar, dan tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa, dan sebagai seorang anak”, kata gadis yang beralamat rumah di Perum. Bumi Sukagalih Permai No. D.39 Ds. Sangkanhurip  Kec. Katapang Kab. Bandung 40971.

Hidup dengan takaran yang pas itu sangatlah nikmat. Shinta memaparkan bahwa dirinya selalu berpegang teguh pada karakter urang Sunda yaitu pengkuh agamana, luhung élmuna, jembar budayana, rancagé gawéna.

Adapun rencana Shinta selanjutnya adalah selain menjalani diklat sebagai penyiar, ia pun sedang mengupayakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi guna memenuhi cita-citanya menjadi seorang dosen yang bisa bermanfaat bagi insan pendidikan. (Deny)

Rektor UPI : Bangsa Indonesia Harus Siap Hadapi MEA

$
0
0

1-3

Bandung, UPI

Kita baru saja memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan diberlakukannya MEA, berarti ekonomi ASEAN menjadi terintegrasi melalui sistem free trade atau perdagangan bebas antar negara ASEAN. MEA sebagai realisasi dari integrasi ekonomi masyarakat ASEAN, didasarkan atas kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperluas dan memperdalam integrasi ekonomi melalui inisiatif baru yang memiliki batas waktu yang jelas. Apa yang dilakukan ASEAN melalui MEA ini menunjukkan bahwa ASEAN sedang berusaha merespons tantangan global untuk “mengimbangi” pamor dan kekuatan negara-negara yang tergabung dalam G20, G7, dan forum kerjasama internasional lainnya. Dengan jumlah PDB (Pendapatan Domestik Bruto) sekitar 2,4 triliun dollar, komunitas ASEAN berharap menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia baru yang patut diperhitungkan dan dapat berbicara banyak dalam kancah pergaulan ekonomi internasional.

“Melalui pemberlakuan MEA diharapkan tercipta kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, makmur, dan memiliki daya saing tinggi. Pemberlakuan MEA diharapkan dapat mempercepat liberalisasi perdagangan di bidang barang dan jasa serta meningkatkan pergerakan tenaga profesional dan jasa lainnya secara bebas di kawasan ASEAN,” kata Rektor UPI Prof. Furqon, Ph.D saat memberikan sambutan dihadapan 1.789 lulusan UPI pada Upacara Wisuda Gelombang I, Rabu 13 April 2016 di Gymnasium Kampus UPI JLn. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Lulusan UPI yang diwisuda pada gelombang I tersebut sebanyak 1.789 orang terdiri atas 11 orang lulusan jenjang Diploma (D3), 1.286 orang jenjang Sarjana (S1), 245 orang jenjang Magister (S2), dan 52 jenjang Doktor (S3). Sementara itu lulusan pendidikan profesi program PPG pasca SM-3T 163 orang, ditambah dengan 32 orang lulusan PPG Prajabatan SMK Kolaboratif.

Dijelaskan Rektor UPI, melalui MEA, arus lalu lintas barang, jasa, investasi, dan modal diharapkan lebih bebas sehingga dapat mewujudkan pembangunan ekonomi di kawasan ASEAN dengan lebih merata. MEA juga diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi antar bangsa anggota ASEAN secara komprehensif sehingga pada gilirannya kelak ASEAN akan menjadi kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, wilayah pembangunan ekonomi yang merata, daerah-daerah yang terintegrasi secara penuh, serta menjadi basis dan pasar produksi tunggal dalam ekonomi global.

wisuda 1Bagi Indonesia, juga bagi negara anggota ASEAN lainnya, pemberlakuan MEA adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dielakkan dan harus menjadi komitmen bersama. Mau tidak mau, siap tidak siap, bangsa Indonesia harus mau dan siap menghadapi pemberlakuan MEA. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia kecuali terlibat dan melibatkan diri di dalamnya.

“Tantangan utama yang perlu diantisipasi setelah pemberlakuan MEA adalah kesiapan ekonomi nasional beserta daya dukungnya, terutama yang menyangkut daya saing Indonesia dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya, termasuk dalam hal aliran bebas barang dan jasa serta tenaga terdidik dan profesional. Tantangan lainnya adalah bagaimana menghadapi ketidakpastian dan fluktuasi pada sektor keuangan akibat berbagai pengaruh, di antaranya adalah ketidakpastian kebijakan negara-negara maju yang seringkali berubah tanpa diduga. Namun demikian, Indonesia secara bertahap mampu mengendalikan tantangan dan situasi yang kurang menguntungkan tersebut melalui sejumlah kebijakan ekonomi dan politik yang pro rakyat”, ungkap rektor.

 

Menurutnya, sesungguhnya MEA bukan sekadar mengundang terjadinya persaingan produk, barang, dan jasa, melainkan juga merupakan persaingan kualitas orang atau sumber daya manusia. Oleh karena itu, jika Indonesia yang saat ini berpenduduk sekitar 255 juta jiwa tidak mempersiapkan diri dengan baik, maka Indonesia akan menjadi pasar dan incaran negara-negara anggota ASEAN lainnya. Indonesia sudah tidak bisa lagi mengelak dari persaingan yang terjadi akibat pemberlakuan MEA. Saat ini dunia semakin terbuka sehingga perlu upaya ekstra bagi Indonesia untuk memposisikan diri di urutan terdepan dalam mengambil dan memanfaatkan setiap kesempatan dan peluang yang ada. Persaingan saat ini bukan lagi hanya terbatas pada dunia bisnis, industri, barang, dan jasa, melainkan sudah merambah ke bidang lain, termasuk sektor pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Hal ini menjadi salah satu concern UPI sebagai salah satu perguruan tinggi yang selalu peduli terhadap dunia pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di tanah air.

Untuk tetap eksis dan bertahan di tengah-tengah kehidupan global yang kompetitif dewasa ini, Indonesia memerlukan sistem pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia berkualitas, yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang dengan menggunakan “intangible assets”, yaitu keimanan (belief in God), pengetahuan (knowledge), kompetensi belajar (learning competence), dan jejaring (networking).

“Sumber daya manusia yang berkualitas sudah barang tentu berasal dari pendidikan yang berkualitas, dan UPI sangat menyadari hal tersebut. Oleh karena itu pembangunan dan pembaharuan yang dilakukan oleh UPI bukan hanya aspek fisik, namun juga pengembangan sistem dan kultur kerja yang berorientasi pada peningkatan  kualitas akademik sehingga pada gilirannya UPI dapat menghasilkan lulusan yang bermutu, unggul, dan berdaya saing global,” jelasnya.

Beberapa langkah strategis yang UPI lakukan saat ini di antaranya adalah membangun sarana dan prasarana pendidikan yang lebih lengkap dan modern; meningkatkan jumlah dosen berkualifikasi doktor dan guru besar sehingga memenuhi standard ideal; memfasilitasi dosen muda potensial untuk studi lanjut ke luar negeri; memperkuat budaya riset dan publikasi; meningkatkan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga internasional; dan mengoptimalkan potensi kampus UPI di daerah. Di samping itu, pembinaan kegiatan kemahasiswaan di lingkungan UPI lebih dioptimalkan melalui pemberdayaan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan pembukaan kesempatan bagi sebanyak mungkin mahasiswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan bakat, minat, dan penalaran mahasiswa. Maka, tidaklah mengherankan apabila sejumlah penghargaan diraih oleh mahasiswa UPI, baik pada level nasional maupun pada level internasional.

wisuda 3

Sumber daya manusia yang diperlukan pada era MEA ini adalah bukan hanya individu-individu yang unggul dan mempunyai daya saing semata, namun sekaligus harus menjadi pembelajar sepanjang hayat. Proses pendidikan sekarang harus menjadikan para peserta didik sebagai pembelajar yang mempunyai motivasi tinggi dan selalu dahaga untuk terus belajar dan belajar. Karena pada waktunya nanti mereka akan menjadi tulang punggung bangsa yang berpeluang menjadikan negeri ini semakin percaya diri, bermartabat, mampu bersaing, dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain sehingga dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan mereka. (Deny/Andri/Dodi/Asko)

UPI Termasuk Garda Terdepan Dalam Mewujudkan Pembangunan Nasional

$
0
0

prof. ishak

Bandung, UPI

Para wisudawan adalah alumnus universitas pelopor dan unggul dengan ciri khusus sebagai kampus yang religius. Karakter religius ini perlu ditekankan kembali, karena dinamika globalisasi telah berkembang sedemikian rupa menuju kearah yang bertentangan dengan penghormatan nilai-nilai keagamaan dan keluhuran budaya timur.

“Akhir-akhir ini kita merasakan munculnya gerakan atau kegiatan kearah atheisme di masyarakat kita, termasuk didalamnya upaya untuk memaksakan perilaku yang merupakan elemen peradaban Barat ke negara kita seperti maraknya isu LGBT beberapa waktu yang lalu,” kata Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd. saat menyampaikan pidato mewakili Majelis Wali Amanat Universitas Pendidikan Indonesia saat sambutan Upacara Wisuda Gelombang 1, Rabu 13 April 2016 di Gymnasium UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Pada kesempatan tersebut UPI mewisuda sebanyak 1.789 mahasiswa lulusan jenjang diploma (D3), sarjana (S1), program profesi, pascasarjana (S2 dan S3). Prosesi wisuda gelombang kesatu tahun 2016 ini dihadiri Rektor UPI, Majelis Wali Amanat, anggota Senat Akademik, Wakil Rektor, pimpinan Fakultas, Kampus Daerah, Sekolah Pascasarjana, para dosen, orang tua wisudawan, serta undangan lainnya, termasuk institusi yang bekerja sama dengan UPI.

Menurut Prof. Ishak, globalisasi merupakan suatu keniscayaan yang tidak mungkin dihindari. Perkembangan tekhnologi memang membawa kemajuan besar dibidang ekonomi dan kesejahteraan seperti dirasakan selama ini. Tetapi kita tidak boleh lengah karena bersama masuknya tekhnologi masuk pula piranti lunak yang berupa nilai budaya Barat yang tidak sejalan dengan nilai-nilai keindonesiaan. Pada intinya kita harus mampu membangun filter untuk menyaring nilai-nilai negatif yang menyertai globalisasi.

“Disinilah pentingnya peran para wisudawan untuk terus menyebar-luaskan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa ditengah-tengah masyarakat. Saya ingin menggaris bawahi bahwa UPI termasuk garda terdepan dalam mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila,”, tegasnya.

wisuda 2

Ia meyakini bahwa pendidikan karakter ini memang menjadi bagian integral dari pembangunan masyarakat bangsa yang beradab, sehingga dunia terhindar dari perusakan lingkungan alam dan terhindar pula dari degradasi moral. Masyarakat madani adalah masyarakat yang maju secara tekhnologi atau material dan juga maju secara budaya dan spiritual sehingga tercapai suatu perdamaian yang adil dan menyeluruh. Perkembangan yang tidak seimbang antara kemajuan material dan spiritual pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan dan menjadi sumber keserakahan.

“Dengan demikian, pembentukan manusia beradab menjadi syarat utama bagi pembangunan masyarakat madani yang dibutuhkan bagi negara dan bangsa bermartabat. Di titik inilah, UPI sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mencetak para pendidik berperan besar bagi akselerasi pembangunan bangsa menuju peradaban manusia yang beradab,” tutur Prof. Ishak. (Deny/Andri/Dodi/Asko)

Dua Anggota Probumsil Purna Bhakti

$
0
0

6

Bandung, UPI

Protokol Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia menggelar Sidang Terbuka Berkenaan dengan Pengukuhan Purna Bhakti Korps, Selasa (12/4/2016), di Lantai 1 Gedung University Centre Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Sidang yang penuh khidmat ini dilaksanakan atas nama Protokol Utama Muhammad Ba’du Solihin, S.Pd., Mahasiswa Departemen Teknik Bangunan  angkatan  2011 dengan judul pidato “Penerapan Sistem Kooperatif dalam meningkatkan motivasi terhadap Kemampuan Anggota Protokol Bumi Siliwangi” dan pidato kedua disampaikan oleh  Protokol Madya Arum Latifah, S.Pd., dengan judul “Evaluasi Program Diklat untuk Meningkatkan Kualitas Anggota Protokol Bumi Siliwangi”. Sidang yang dipimpin oleh Protokol Madya Arief Fachrurozi  selaku  Mitra Tama, dihadiri oleh seluruh sivitas PROBUMSIL, orang tua calon Purna Bhakti dan ormawa di lingkungan UPI.

Sidang Terbuka Berkenaan dengan Pengukuhan Purna Bhakti merupakan kultur PROBUMSIL yang diikuti seluruh sivitas PROBUMSIL dan dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi kepada anggota PROBUMSIL yang telah menyelesaikan studi dengan baik. Setiap Purna Bhakti/Alumni Protokol yang telah menyelesaikan akademik dan dinyatakan tidak cacat tugas ini akan menjadi bagian dari anggota Paguyuban Purna Bhakti Protokol yang merupakan salah satu organ PROBUMSIL.

7

Dalam Sidang Terbuka Berkenaan dengan Pengukuhan Purna Bhakti Korps ini, calon Purna Bhakti disematkan tanda Purna dan pergantian jas serta penyerahan sertifikat Purna Bhakti sebagai tanda Pengukuhan Purna Bhakti Protokol. Pergantian jas ini sebagai tanda bergantinya status keanggotaan menjadi anggota Purna Bhakti Protokol. Setiap calon Purna yang telah dikukuhkan menjadi Purna Bhakti Protokol menyerahkan hasil karya ilmiah Strata 1 kepada Mitra Tama sebagai pimpinan sidang. Hal ini memiliki arti Purna Bhakti Protokol memberikan dorongan kepada seluruh anggota PROBUMSIL untuk senantiasa menjalankan kewajiban akademik. Karya ilmiah ini akan disimpan di Pustaka Korps sebagai Dokumentasi Korps.

Kultur PROBUMSIL dalam pengukuhan Purna Bhakti Korps ini pun sangat terlihat ketika acara Rengkuh Nuhun Purna Bhakti kepada orangtua. Kekhidmatan semakin terasa dengan suasana ruangan yang hanya menggunakan penerangan lilin. Purna yang telah disematkan dan dilantik  melakukan rengkuh dan cium tangan kepada orang tua diiringi dengan pembacaan Naskah Rengkuh Nuhun oleh PUPt. Agung Taufik Hermansyah (PGSD Kampus Cibiru/2013) dan PPt. Yuni Rahmawati (PGSD Kampus Cibiru/2015).

11

Purna PROBUMSIL yang dinaungi oleh Paguyuban Purna Bhakti Protokol sampai saat ini sudah menunjukkan kiprahnya dengan berbagai profesi seperti Juru Bicara Unit Penindakan Hukum Bakamla RI, Ajudan Direktur BUMN, sebagai protokol di KPU (Komisi Pemilihan Umum) Republik Indonesia, dosen, auditor, aparatur sipil negara, trainer perusahaan internasional dan profesi lainnya. Kesuksesan Purna Protokol ini diharapkan dapat memotivasi anggota untuk dapat belajar dan menjadi lebih baik ke depanya terutama dalam memberikan layanan keprotokolan sehingga menjadi protokol yang sangat paripurna sesuai dengan Visi PROBUMSIL “Protokol Paripurna bermaruah Agama, Budaya, Bangsa, dan Negara bersendi Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Jayalah Insan Protokol Mulia. (Deputi Publikasi Probumsil UPI)

Guntur : Mencintai Pekerjaan dan Disiplin, Kunci Sukses Program Kerja

$
0
0

IMG_7996

Bandung, UPI

Rapat Kerja Jilid I Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (BEM REMA UPI) 2016 berjalan lancar di Gedung Geugeut Winda Lt. 2 Kampus UPI Bumi Siliwangi, pada Sabtu (02/04/16) lalu. Tak lupa juga turut hadir Dr. H. Syahidin, M. Pd selaku Direktur Direktorat Kemahasiswaan ikut memeriahkan pembukaan rapat kerja.

Rapat kerja yang diikuti oleh 8 kementrian yang terdiri atas Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), Kementrian Pendidikan (Kemendik),  Kementrian Pengembangan dan Pengabdian Mahasiswa (KPPM), Kementrian Luar Negeri (Kemenlu), Kementrian Pengembangan Sumberdaya Organisasi (KPSDO), Kemetrian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementrian Keuangan (Kemenkeu), dan Kementrian Sekretaris Kabinet (Kemensekkab) menghasilkan 81 program kerja satu periode kedepan Kabinet Siap Gerak yang telah disepakati.

“Harapan saya terhadap rapat kerja BEM, sebagai awalan kita bergerak kedepannya, karena perjalanan ribuan langkah yang jauh dan melelahkan pun selalu diawali dengan satu langkah kecil yang begitu pasti, semoga rapat kerja BEM  ini menjadi langkah awal kecil kita untuk mencapai goal yang penuh dengan perjalan panjang itu,” ucap Muhammad Guntur, Presiden Mahasiswa BEM REMA UPI 2016.

Selain itu, dalam rapat kerja Guntur memberikan suntikan semangat kepada anggotanya bahwa keikhlasan dalam mengemban amanah adalah hal yang harus dimiliki setiap aktivis. Ia juga menegaskan, bahwa sikap mencintai pekerjaan dan disiplin adalah kunci sukses dalam melaksanakan program kerja tersebut. (Trsn/bemrema)


Menggali Jiwa Seni Melalui Resital Kubus UPI Kampus Purwakarta

$
0
0

kubus 1

Purwakarta, UPI

Kumpulan Barudak Seni (KUBUS) UPI Kampus Purwakarta telah mempersembahkan RESITAL KUBUS 2016 bertema “Art of Soul Sensation”, di Aula Barat UPI Kampus Purwakarta. Minggu (10/4/2016).

“Tema yang diangkat merupakan hasil voting, yang mempunyai arti bahwa seni itu ada di dalam diri dan sensasi seni juga ada di dalam diri tanpa kita sadari. Kalau kita ingin menggali jiwa seni itu pasti ada walaupun orang tersebut tidak berkecimpung di dunia seni,” ucap Entin Martinah, Ketua Pelaksana.

Menurut Entin, tujuan diadakannya acara resital ini masih berkaitan dengan tema yang diambil, yaitu untuk membangun jiwa berani dan jiwa seni dari anggota muda Kubus, yang kedua yaitu untuk membangun jiwa kreatifitas anggota muda kubus, serta meningkatkan apresiasi masyarakat kepada seni.

Dalam acara Resital Kubus 2016 ini, mempersembahkan karya-karya seni dari mahasiswa UPI Kampus Purwakarta baik tingkat 1 maupun tingkat 2. Karya-karya yang dipersembahkan berupa tari-tarian tradisional serta modern, cerita dalam bentuk teater, pameran, musik kontemporer, akustik, vokal dan paduan suara.

kubus 2

Pementasan yang dibuka oleh Wakil Direktur UPI Purwakarta Agus Muharam M,Pd ini diawali penampilan dari divisi musik tingkat 2. Penampilan musik kontemporer yaitu perpaduan antara musik tradisional dan modern ini-pun mengundang banyak perhatian masyarakat. Penampilan ini juga sebagai awal untuk memasuki acara inti yaitu seluruh penampilan-penampilan dari berbagai anggota divisi-divisi KUBUS tingkat 1.

Selanjutnya, acara inti-pun dimulai. Berbagai divisi unjuk karya seni mereka dalam acara Resital ini. Divisi tari tradisional sendiri menampilkan tari topeng, tari janger, tari tak tong-tong, tari bajidor kahot, tari nirmala, tari saman, modern dance. Divisi vokal menampilkan lagu-lagu versi indonesia juga barat, sedang padus menyanyikan lagu Si Patokaan, Ekspresi, Ampar-ampar Pisang, Kebyar-Kebyar dsb.

Divisi, teater menlakonkan drama berjudul “Duh Ujang, Duh Nyai!”. Dengan kostum dan lakonnya yang unik, mereka berperan dengan maksimal untuk menampilkan yang terbaik. Divisi musik menampilkan musik kontemporer dengan memadukan musik angklung dan saron. Terakhir yaitu seni rupa, pameran lukisan, gambar, doodle, dan karya lain dipajang di sepanjang dinding samping Albar dengan tambahan pernak-pernik lampu hias menambah suasana acara yang mewah namun sederhana.

“Resital ini sebetulnya penamaan dari Diklat 2 Anggota Muda yaitu syarat untuk menjadi pengurus di Kubus tidak hanya menjadi anggota, namun sebagai anggota aktif KUBUS. Setelah ini akan dilaksanakan Diklat-diklat lainnya dalam bentuk acara yang berbeda-beda dan belum kami tentukan waktunya. Resital sendiri baru terselenggara 2 tahun,”, kata Entin.

Dijelaksan Entin, konsep acara yang direncakan oleh 35 panitia acara kali ini berbeda dari tahun lalu yaitu dari tempat pelaksanaan, tahun 2015 menyelenggarakan dengan konsep outdoor dan lebih mengarah kepada kebudayaan serta tahun ini konsep acara indoor dengan konsep acara yang lebih meluas, yaitu adanya musik kontemporer, paduan suara modern dan tradisional, tidak hanya fokus pada kebudayaan saja.

Kakak-kakak demisioner Kubus juga ikut memberikan dukungannya untuk acara Resital ini, serta dari pencetus pertama Resital yaitu Kang Tegar ada juga dukungan dari GPTV (Galuh Pakuan Television) channel baru TV lokal Purwakarta dan belum on air dalam waktu 2 bulan ini-pun meliput serangkaian  kegiatan acara Resital kemarin, serta dari para alumni-alumni turut mendukung terselenggaranya acara ini.

Dikatakan Entin, dalam pelaksanaan program kerja KUBUS ini kami mengalami beberapa hambatan seperti dari waktu latihan yang kurang karena penampil dari tingkat 1 ini memiliki aktivitas kuliah yang cukup padat, kemudian pada saat promosi acara, mengondisikan dan mengelola acara, dll. Namun, dengan kerja sama dan koordinasi cukup mengurangi dan mendapat solusi untuk setiap hambatannya.

kubus 3

“Bagi saya Kubus itu seperti rumah dan di dalamnya sudah seperti keluarga, ketika saya bersama Kubus saya merasa seperti di rumah dan merasa nyaman karena sesuai dengan passion. Di sini saya menemukan banyak karakter dan kepribadian yang berbeda-beda dengan  beragam cara menyalurkan perasaan mereka, ada yang lewat sebuah gambar, lukisan, tulisan, suara, musik, ekspresi dan lainnya.” (Tim Jurnalistik Pita News)

 

Semangat Kartini Eratkan Ukhuwah Keluarga IIK UPI Kampus Serang

$
0
0

iik serang 1

Serang, UPI

Ikatan Ibu-Ibu Keluarga (IIK) UPI Kampus Serang menyelenggarakan acara peringatan hari Kartini, Jumat (15/04/2016). Acara ini merupakan kegiatan pertama kali yang dilaksanakan oleh IIK UPI kampus Serang atas kerjasama semua bidang IIK, yaitu Ekonomi, Agama, Sosial, Seni, dan Budaya. Kegiatan dilaksanakan selama dua pekan di hari jumat, 15 & 22 April 2016. Acara ini mengusung tema, “Dengan semangat kartini, kita mempererat ukhuwah keluarga IIK UPI Kampus Serang”.

Peringatan hari kartini menjadi ajang untuk mengukuhkan jalinan ukhuwah dan silaturahmi antar keluarga IIK UPI Kampus Serang. Hal ini dibuktikan dengan antusias dosen dan staff UPI kampus serang berserta keluarga dalam mengikuti berbagai kegiatan yaitu Lomba Memasak Nasi Goreng, Fashion Show Anak-anak, Garage Sale. dan Performance Art. Selain itu, kelancaran acara peringatan hari kartini berasal dari iuran Ibu-Ibu IIK UPI Kampus Serang berupa alat, bahan, dan uang penunjang kegiatan.

“Bapak-bapak dari dosen dan staff sangat heboh mengikuti lomba memasak nasi goreng”, ujar ketua IIK UPI Kampus Serang, Ita Suhuda Ekayati.

Pembukaan acara peringatan hari Kartini dimulai dengan lomba memasak nasi goreng. Juri dalam perlombaan ini adalah Ibu Ita Suhuda E., M. Pd., Ibu Sri Wuryastuti, M. Pd dan Ibu Ema. Lomba ini menjadi hal yang sangat unik dan meriah, karena peserta lomba berasal dari kalangan bapak-bapak yang notabennya tidak memiliki kemampuan memasak.

Acara yang tidak kalah mencuri perhatian adalah lomba Fashion Show anak-anak. Lomba yang sangat antusias, diikuti oleh anak-anak dari dosen dan staff UPI Kampus Serang. Juri perlombaan ini, yaitu Ibu Ita Rustiati Ridwan, M.Pd, Ibu Nenden Sundari, M.Pd, dan Ibu Susilawati, M.Pd. Fashion show dilaksanakan dengan menggunakan busana adat yang sangat variatif, yaitu baju batik Baduy, kebaya Sunda, baju adat Bali, dan sebagainya.

iik serang 4

“Seru dan senang sekali bisa mengikuti lomba,” ujar salah satu peserta.

Ia mengungkapkan kegembiraannya dalam berpartisipasi mengikuti lomba tersebut. Ia juga menambahkan, bahwa ia juga sering mengikuti berbagai lomba, seperti menggambar, menyanyi, dan lain-lain. Oleh karena itu, lomba Fashion Show menjadi hal yang menarik untuk di ikuti.

Acara hari pertama peringatan hari Kartini diakhiri dengan ramah tamah dan foto bersama keluarga IIK UPI Kampus Serang. Selain itu, hari jumat 22 April 2016 akan dilaksanakan kegiatan Garage Sale dan Performance Art, serta pemberian piala dan hadiah perlombaan yang patut untuk diikuti. Jalinan ukhuwah antar keluarga IIK UPI Kampus Serang semakin terlihat. (Elis Susanti N dan Arini)

Mahasiswa Asing UPI Turut Meriahkan Peringatan Konferensi Asia Afrika

$
0
0

2

Bandung, UPI

Sebanyak 29 Mahasiswa Asing UPI ikut serta dalam acara parade budaya peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-61 di Kota Bandung, Minggu (17/4/2016).

Acara Peringatan Konferensi Asia Afrika dibuka dengan pengibaran 109 bendera negara Asia Afrika, dihadiri perwakilan tamu duta besar dari masing-masing negara.

Parade budaya Asia Afrika menjadi salah satu kegiatan yang menjadi daya tarik bagi masyarakat kota Bandung. Pasalnya sepanjang Jalan Asia Afrika diramaikan dengan berbagai atraksi dari berbagai komunitas.

Karnaval diawali dengan pasukan berkuda dari Batalyon Kavaleri Berkuda TNI-AD yang membawa 29 bendera negara pemrakarsa Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Diikuti penampilan lainnya di antaranya Museum Kid Care Community, Picu Pacu Creative Children Indonesia, Gema Autis, Yayasan Mata Hati, Barongsay Tian Long King Fu, Paguyuban Sapedah Baheula, Drum Band Canka Panorama, serta perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus, dan lain-lain.

3

Selama dua pekan peringatan KAA ke-61 akan diisi berbagai kegiatan. Seperti Seminar Bandung Spirit For Palestine (19 April), Gerakan Diet Kantong Plastik (21-23 April), Donor Darah Asia-Afrika (22 April),Bandung Historical Study Games (23 April), dan Senam 3.000 Anak (24 April). Acara akan ditutup pada 1 Mei dengan penurunan 109 bendera negara KAA. peringatan ini melibatkan 500 relawan Sahabat Museum KAA, 100 Mahasiswa Internasional asal Asia dan Afrika, 1.500 penampil seni dan budaya, serta 3.000 anak-anak. (Deny)

Kabumi UPI Kembali Menggelar Lomba Musik Angklung Padaeng

$
0
0

kabumi 7

Bandung, UPI

Keluarga Besar Bumi Siliwangi (Kabumi UPI) kembali menggelar Lomba Musik Angklung Padaeng IX, pada hari Kamis 28 April 2016 hingga 1 Mei 2016 di Gedung Achmad Sanusi (BPU) Kampus UPI Jln.  Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Dilatarbelakangi oleh almarhum Daeng Soetigna yang berkeinginan untuk menduniakan angklung maka sejalan dengan cita-cita Daeng Soetigna lah Kabumi UPI sebagai salah satu organisasi kesenian yang mempunyai tujuan serupa yaitu menjadi organisasi yang mewadahi pembinaan,  memelihara, melestarikan dan, mengembangkan seni budaya tradisional Indonesia khususnya Angklung.

Dengan semangat kekeluargaan dan perjuangan, semakin hari angklung Kabumi UPI dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan dan diselenggarakannya semakin menunjukkan keunikan dan keberhasilannya dalam menanamkan nilai budaya pada masyarakat luas baik di dalam maupun diluar negeri bahkan membuat beberapa negara merasakan geliat budaya Indonesia melalui angklung Kabumi UPI.

Oleh karena itu, untuk dapat terus mewujudkan tujuan Kabumi UPI dan melihat perkembangan apresiasi terhadap angklung maka Kabumi UPI berusaha menciptkanan wujud nyata dari tujuan dan cita-cita tersebut melalui kegiatan misi kebudayaan yang dikemas dalam bentuk “Lomba Musik Angklung Padaeng”. Lomba Musik Angklung Padaeng ini merupakan kegiatan rutin setiap dua tahun sekali yang diselenggarakan oleh Kabumi UPI (Keluarga Besar Bumi Siliwangi), sejak tahun 1999.

Antusiasme peserta dan penonton senantiasa terasa sejak awal diadakannya kegiatan ini. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya peserta dan penonton dalam setiap kegiatan ini diselenggarakan dalam dua tahun sekali. Dimana pada tahun ini  dalam Lomba Musik Angklung Padaeng ke-IX tercatat ada 75 tim angklung yang siap untuk berkompetisi, diantaranya 25 tim dari kategori Sekolah Dasar, 24 Tim dari kategori Sekolah Menengah Pertama, 16 Tim dari kategori Sekolah Menengah Atas dan 10 Tim dari kategori Perguruan Tinggi / umum. Hal tersebut sangat jelas menunjukkan bahwa betapa antusiasnya para tim angklung yang terdiri dari latar belakang usia dan pendidikan yang berbeda di Indonesia untuk mengikuti kegiatan Lomba Musik Angklung Padaeng IX ini.

Pada tahun ini, dengan mengangkat tema “Simfoni Alam Raya”, panitia bertujuan untuk mengajak kepada peserta, penonton, dan masyarakat luas untuk lebih mencintai alam dan tanah air Indonesia melalui Angklung sebagai media pendidikan musik sesuai SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 82 tahun 1968 dengan betapa indah dan syahdunya lantunan musik angklung disajikan lewat lagu-lagu yang bertemakan ‘alam raya’ dan menghasilkan  simfoni yang membawa kita untuk menyadari bahwa dari alam lah simfoni yang indah ini muncul sehingga diharapkan melalui kegiatan ini baik para peserta maupun penonton yang berasal dari berbagai latar belakang dapat sadar bahwa betapa pentingnya kita mencintai, menjaga alam dan lingkungan kita agar tetap lestari. Selain itu juga terdapat nilai-nilai filosofis dari angklung yang dapat dirasakan oleh pesera, penonton dan seluruh pecinta angklung yaitu kerjasama, gotong-royong, disiplin, kecermatan, ketangkasan, tanggung jawab, sabar dan lain-lain. Itulah beberapa diantara tujuan kami dalam menyelenggarakan  kegiatan ini.

Lomba Musik Angklung Padaeng IX ini dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan jadwal : Kamis 28 April 2016 ( Opening dan perlombaan kategori Sekolah Menengah Atas / sederajat ); Jumat 29 April 2016 ( perlombaan kategori Perguruan Tinggi/Umum ); Sabtu 30 April 2016 ( perlombaan kategori Sekolah Menengah Pertama / sederajat ); dan Minggu 1 Mei 2016 ( perlombaan kategori Sekolah Dasar / sederajat dan penutupan kegiatan ). (Kelurahan Kabumi UPI 2015-2016)

Pendidikan Go Green Ala Pecinta Alam MAPACH UPI

$
0
0

mapach 3

Bandung, UPI

Gerakan Go Green biasanya kita temui dalam acara-acara seperti penanaman pohon, pemungutan sampah, atau membersihkan selokan-selokan sekitar rumah dan area perkotaan. Kali ini ada yang berbeda dari gerakan go green yang dilakukan oleh para anggota Mahasiswa Pecinta Alam Civic Hukum Badan Eksekutif Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Civic Hukum (MAPACH BEM HMCH) Depertemen PKn FPIPS UPI.

Dalam rangka merayakan HUT Mapach yang ke-30, para anggotanya berinisiatif untuk mengadakan kegiatan Lomba Mewarnai dan Melengkapi Gambar Tingkat TK dan SD Se-Bandung Raya. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 15-16 April 2016 itu tersebar ke dalam tiga wilayah, yaitu di kampus UPI, Panorama, dan Cibeureum. Tak lupa acara ini bekerjasama dengan Faber-Castell.

Sebelumnya panitia mengadakan roadshow terlebih dahulu ke beberapa tempat tersebut. Pada awalnya panitia menargetkan jumlah peserta sebanyak 150 anak-anak, tetapi karena melihat tingkat antusias yang sangat besar dari para orang tua dan anak-anaknya sendiri akhirnya jumlahnya ditingkatkan menjadi 250 peserta. Jumlah target tersebut sudah terpenuhi, tetapi hingga H-1 pelaksanaan pun masih ada anak yang mendaftar.

Gagasan kegiatan ini berawal dari tema yang diangkat oleh panitia sendiri yaitu 4GFest (Gerakan Generasi Go Green). Pendidikan tentang go green memang sangatlah penting untuk diajarkan kepada anak sejak dini. Mengingat pada zaman sekarang kesadaran akan kebersihan lingkungan masih dirasa kurang, maka dari sejak dinilah anak harus mengetahui dan tentunya menerapkan pendidikan go green ini dalam kehidupan sehari-hari.

Ketua pelaksana, Taufiq Ridlwanullah, mengatakan “Acara ini bukan hanya sebagai ajang eksistensi saja, tetapi lebih kepada untuk membangkitkan kreatifitas anak bangsa”. Menurutnya, meskipun acara ini berupa lomba mewarnai dan melengkapi gambar tetapi tema di dalamnya tetap mengangkat gerakan-gerakan go green, seperti gambar menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, dan membersihkan lingkungan rumah. Dengan hal-hal kecil inilah, seluruh anggota MAPACH berharap bisa menjadi makna yang lebih besar bagi anak-anak dan tentunya dapat memberikan kesan yang luar biasa bagi mereka.

Sementara itu, Ketua Adat MAPACH, Muchammad Ramdan, berharap bahwa dengan diadakannya acara ini anak-anak bisa mengetahui bagaimana lingkungan yang baik itu dan bagaimana cara menjaga lingkungan agar tetap bersih.

Untuk juara pertama dari setiap kategori mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 200.000,-, juara kedua mendapatkan Rp 150.000,-, dan juara ketiga mendapatkan Rp 100.000,-.  Selain mendapatkan uang pembinaan, para juara mendapatkan piala dan piagam penghargaan dari Faber-Castell, serta seluruh peserta mendapatkan sertifikat dari panitia.

Selamat kepada seluruh juara dan terimakasih kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dalam acara Lomba Mewarnai dan Melengkapi Gambar MAPACH. Tanpa adanya dukungan dari seluruh pihak, mungkin acara ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tentunya selamat kepada seluruh panitia dan anggota MAPACH atas keberhasilan acara Lomba Mewarnai dan Melengkapi Gambar ini. Semoga acara ini dapat memberikan manfaat bukan hanya bagi panitia, tetapi untuk seluruh pihak yang berpartisipasi dalam acara ini, khususnya untuk anak-anak sebagai penerus bangsa yang peduli akan lingkungan.

Adapun daftar pemenang dari lomba ini adalah sebagai berikut: Kategori TK, Juara 1: Ernesta Belva Alodia (Bandung Raya), Juara 2: Davina Zachra (TK Baitul Maqdis), Juara 3: Fadhel M. Jabbar (TK Kartika XVI-I); Kategori SD kelas 1, 2, 3, Juara 1: Ghaida (SDPN Sabang), Juara 2: Malfa Adliyah (SDN Melong Mandiri 1), Juara 3: Faiqa Sari Irfaningtyas (SD Islam Baitul Hikmah); dan Kategori SD kelas 4, 5, 6 Juara 1: Mutiara Sakkinatu R (SDN Isola), Juara 2: Siti Yumna (SDN Geger Kalong KPAD), Juara 3: Daffa Ikhwanul Hakim (SDN Geger Kalong Girang 1-2). (Deny)

Viewing all 1383 articles
Browse latest View live