Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live

Mahasiswa UPI Kenalkan Seni Budaya Sunda di Bangkok, Thailand

$
0
0
Bangkok, UPI Sardha Fadhilla, mahasiswi Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI angkatan 2013 memperkenalkan seni dan budaya Sunda kepada 50 mahasiswa dan dosen Dance Department of Phranakhorn Rajabhat University, pada Workshop Tari Indonesia di Pharanakhorn Rajabhat University, Bangkok, Thailand. 23- 24 Maret 2017. Dalam kesempatan tersebut Sardha memberikan materi mengenai salah satu tarian yang ada di Jawa Barat yaitu Tari Jaipongan Mojang Priangan. Menurut Sardha, tarian ini dirasa cocok untuk dijadikan materi yang diajarkan dalam workshop di karenakan Jaipongan Mojang Priangan adalah salah satu tari yang sangat terkenal di tanah Sunda, gerakannya pun tidak terlalu sulit untuk dipelajari dalam waktu yang sangat singkat yaitu selama dua hari. Selama kegiatan workshop berlangsung Sardha tidak menemukan kendala yang terlalu sulit di karenakan peserta workshop sangat bersemangat serta komunikasi pun berjalan lancar sebab pemberian materi menggunakan bahasa Inggris bukan bahasa Thailand. Berkat kesuksesan Sardha dalam menjadi pemateri dalam workshop tersebut, pihak Departemen Tari, Phranakhorn Rajabhat of University pun memberikan penghargaan kepada Sardha berupa sertifikat, cindera mata, dan uang pembinaan. Para dosen Departemen Tari, Phranakhorn Rajabhat of University pun memberikan apresiasi yang tinggi kepada Sardha atas kemahirannya dalam menyampaikan materi terutama dalam berbahasa, sehingga semua ilmu yang disampaikannya menjadi mudah untuk dimengerti. Berdasarkan pengalaman Sardha yang luar biasa ini, ia berharap dapat memotivasi teman- temannya yang lain terutama bagi mahasiswa UPI yang akan melaksanakan PPL di luar negeri pada kesempatan berikutnya, untuk kembali menjalin kerjasama dengan Phranakhorn Rajabhat University ataupun dengan pihak universitas lainnya yang ada di Thailand. Selain itu Sardha pun merasa sangat bersyukur dapat diberi kesempatan ini sehingga ia dapat membawa nama baik UPI dan memperesentasikan kebudayaan serta kesenian Indonesia khususnya Jawa Barat ke kancah internasional, serta ia pun dapat mempelajari secara langsung mengenai kebudayaan Thailand sehingga dapat menambah wawsan serta menjadi bekal bagi meningkatkan mutu pendidikan bagi pribadi. Sejak dilepas oleh Rektor UPI, pada hari Senin 06 Maret 2017 di Ruang Rapat Gedung Partere UPI jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Sardha Fadhilla bersama Fakhrana Adzhani; Arie Fujiana; Lukis Rekacipta (Pendidikan Seni Rupa FPSD UPI) merupakan peserta yang sedang mengikuti Program Praktek Lapangan (PPL) di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), khususnya di Sekolah Indonesia Bangkok (SIB), Thailand. Selama kegiatan PPL, rangkaiang kegiatan yang harus ditempuh oleh mereka diantaranya ujian di kelas, pameran, serta pertunjukan seni budaya nusantara. Kegiatan tersebut akan yang berakhir pada tanggal 21 April 2017. Selama hampir dua bulan, para mahasiswa selain mengajar di TK,SD,SMP, dan SMA SIB, mereka juga mengajarkan beberapa materi seni di luar jam mengajar formal, seperti kegiatan pramuka, OSIS, maupun kegiatan out bond. Selain itu tentunya mereka juga harus siap manakala hadir tamu kenegaraan seperti acara kunjungan Wakil Presiden RI di SIB yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2017. Para mahasiswa juga ikut aktif mengisi acara hiburan di panggung utama. Hal tersebut tentunya menjawab pesan yang disampaikan oleh Rektor saat pelepasan, yaitu  Rektor UPI berharap kegiatan ini dijadikan sebuah peluang bagi para mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi di bidang akdemik. Selain itu, dapat mengkaji lebih dalam mengenai kultur sekolah di luar negeri sehingga dapat menjadi bekal para mahasiswa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Tentunya pesan tersebut telah diaplikasikan oleh salah satu mahasiswa dari Departemen Pendidikan Seni Tari yaitu Sardha Fadhilla yang telah menjadi pemateri dalam Workshop Tari Indonesia di Pharanakhorn Rajabhat University, Bangkok, Thailand. (Awang, Sardha)

Rumah Impian, Kontribusi Dalam Mencerdaskan Penerus Bangsa

$
0
0
Purwakarta, UPI Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta menggelar acara Launching Rumah Impian pada Sabtu (01/04/2017) di Jalan Jenderal Soedirman, Gang Melati, Kelurahan Nagri Kaler, Kabupaten Purwakarta. Rumah Impian merupakan program kerja Divisi Pengabdian pada Masyarakat BEM UPI Kampus Purwakarta yang berkelanjutan. Mulanya dirintis oleh BEM Kabinet Lebah pada 2016 dan kembali dilanjutkan pada kepengurusan Kabinet Bersama BEM UPI Purwakarta. Acara Launching Rumah Impian ini dimaksudkan agar masyarakat sekitar mengetahui adanya kegiatan anak yang bermanfaat di akhir pekan. Acara peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh Wakil Direktur UPI Kampus Purwakarta Dr. H. Agus Muharam, M.Pd. Dilanjutkan dengan pemaparan struktur organisasi dan kegiatan-kegiatan oleh Ketua dan Wakil Ketua Rumah Impian, Haerumita Rosadi dan Dwi Wulandari. Menurut Ketua BEM UPI Kampus Purwakarta Rifqi Abdul Basit, dengan hadirnya Rumah Impian di tengah masyarakat, diharapkan bisa berkontribusi mencerdaskan para penerus bangsa. “Rumah Impian bisa berkontribusi lebih besar lagi untuk mencerdaskan para penerus Indonesia,” ujar Rifqi Dalam acara itu, juga disuguhkan penampilan dari anak-anak Rumah Impian. seperti hafalan surat pendek, membaca puisi, membaca dongeng dan paduan suara. Adanya Rumah Impian bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak. Selain itu, dengan hadirnya Rumah Impian juga memberikan fasilitas anak dalam mewujudkan mimpi-mimpinya secara nyata dan untuk pembiasaan positif sejak dini dengan mengemas beberapa program pembelajaran yang kreatif, unik, serta menyenangkan. (DN)

Hj. Nani Djuhaeni Meninggal Dunia

$
0
0
Bandung, UPI Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. H. Furqon, M.A., Ph.D.,  bersama seluruh jajaran sivitas akademika UPI menyatakan berduka atas berpulangnya Ibu Hj. Nani Djuhaeni Binti Sabda Wijaya ke Rahmatullah, Selasa (4/4/2017), pukul 10.55 WIB, di RS Santosa Bandung. Almarhumah merupakan istri dari Prof. Dr. H. Ahmad Slamet Harjasujana, M.A.,M.Sc., dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI, dan juga Ibu Mertua dari Ketua Komite Audit UPI Prof. Dr. H. Juntika Nurihsan, M.Pd., Jenazah disemayamkan dan dishalatkan di Masjid Al-Furqan UPI, pukul 15.30 WIB, dan dikebumikan di Pemakaman Keluarga di Jatihandap, Cicaheum, Bandung. Prof. Dr. H. Juntika Nurihsan, M.Pd., sebagai perwakilan keluarga mengatakan,”Kami memohon maaf atas perkataan maupun tindakannya semasa beliau hidup, baik yang disengaja maupun tidak. kami juga menunggu informasi dari handai tolan apabila ada permasalahan terkait hutang piutang. Almarhumah akan dimakamkan di Pemakaman keluarga di Cicaheum, kami ucapkan terima kasih atas budi baik semua.” Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., mengatakan, almarhumah merupakan salah seorang keluarga besar UPI, orang tua kita, istri dari Prof. Dr. H. Ahmad Slamet Harjasujana, M.A.,M.Sc., dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI, dan juga Ibu Mertua dari Ketua Komite Audit UPI Prof. Dr. H. Juntika Nurihsan, M.Pd., oleh karenanya, kami mewakili sivitas akademika UPI, turut berbela sungkawa. “Satu lagi tugas kita, yaitu harus memakamkan, dan ini merupakan pelajaran untuk kita bahwa yang sekarang hidup suatu saat akan kembali pada sang pencipta, nah inilah hal yang menjadi pembelajaran, mari kita hantarkan dengan diiringi doa. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan diterima iman islamnya. In sha Allah khusnul khotimah. Aamiin yaa Rabbal alamiin," ujarnya. (dodiangga)    

Tim Visitasi UPI Lakukan Evaluasi Lapangan dan Verifikasi P3D

$
0
0
Sumedang, UPI Sebanyak 8 orang Tim Visitasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengunjungi Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk melaksanakan Evaluasi Lapangan dan Verifikasi P3D sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman yang di tandatangani oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang dengan UPI, Rabu (5/4/2017). Kegiatan visitasi ini merupakan kegiatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Sumedang (Pemkab Sumedang), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) untuk melakukan pembuktian administrasi atau P3D, sebagai tindak lanjut dari Piagam Nota Kesepahaman dengan Nomor : 420/1043/KS dan Nomor : 1962/UN40/HK/2017 tentang penyatuan Program Studi Keperawatan pada Akademi Keperawatan Kabupaten Sumedang ke UPI, ” ujar Sekretaris Eksekutif UPI Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., saat ditemui usai melakukan visitasi di Akper Pemkab Sumedang Jalan Margamukti No. 93 Sumedang. Lebih lanjut dijelaskan, Visitasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran empiris tentang kondisi Akper Pemkab Sumedang secara menyeluruh sebagai bahan rekomendasi pada pimpiminan universitas. Adapun materi yang ingin kita peroleh diantaranya sarana prasarana penunjang pembelajaran, tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan, kurikulum yang dipergunakan, kondisi mahasiswanya, serta perencanaan dan pengembangannya. Berdasarkan hal tersebut, katanya lagi, nanti akan dibahas lebih lanjut secara komprehensif mengenai langkah apa yang selanjutnya dilakukan UPI, yang harus mendapatkan perhatian lebih adalah alih pegawai. Ditanya mengenai alasan mengapa UPI mau mengelola Akper Pemkab Sumedang, Dr. Solehuddin, memaparkan,” Alasan pertama yaitu UPI memiliki Kampus di Sumedang, alih kelola ini merupakan sarana untuk mengembangkan kampus dan mengembangkan Prodi Keperawatan UPI menjadi semakin luas, kegiatan ini juga merupakan salah satu mandat Kemristekdikti untuk membina, karena ada aturan bahwa pengelolaan pendidikan tinggi harus dilakukan oleh perguruan tinggi atau masyarakat umum, tidak boleh oleh Pemda. Kedua, Program Studi Keperawatan memiliki potensi yang luar biasa, kita memiliki pengalaman dalam pengelolaan Prodi Keperawatan. Ketiga, menurut analisis UPI, pengelolaan ini sangat menguntungkan, karena lingkungan sekitar menjadi suatu peluang untuk melakukan kajian-kajian ilmiah, dan Keempat lokasi kampus memiliki akses yang sangat strategis.” Oleh karena itu jika sudah mengimplementasi, maka kita akan lakukan tindakan konkrit, katanya. Tim Visitasi UPI akan memberikan rekomendasi kepada pimpinan untuk segera mengimplementasikan Nota Kesepahaman tersebut, salah satunya UPI akan membangun kampus modern untuk warga Sumedang. Dimohon kepada Pemkab Sumedang untuk tidak melepas kewenangan sepenuhnya, kami masih memerlukan bimbingan, karena sesungguhnya ini adalah aset Pemkab Sumedang. Sementara itu dalam kesempatan yang sama Kepala Bagian Jabatan Fungsional Biro SDM Kemristekdikti Taufan Sudrajat mengatakan,”Kita sebagai tim visitasi Kemristekdikti merekomendasikan perguruan tinggi kesehatan milik pemerintah daerah (PTKesda) harus bergabung dengan perguruan tinggi yang berkualitas, dan menjalankan aturan pengelolaan perguruan tinggi, nantinya berdasarkan assessment apakah sesuai dengan ketentuan maka kita rekomendasikan dan fasilitasi.” “Kesimpulannya, Kemristekdikti hanya memfasilitasi kedua belah pihak agar anak didik lebih terakomodir dalam proses pembelajarannya hingga jenjang sarjana. Karir SDM Akademi Keperawatan Pemkab Sumedang berkembang hingga puncak, dan bukan tidak mungkin untuk menjadi profesor, kemudia institusi berkembang lebih maju, dan nama daerah pun ikut maju,” ujarnya. Diharapkannya, apa yang sudah direncanakan bisa berjalan lebih baik, jelasnya lagi. Kenapa ini harus terjadi, ini karena tuntutan dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, sehingga hal-hal yang tidak sesuai dalam pengelolaan lembaga, SDM, mahasiswa, aset, dan lain sebagainya dapat diatasi. “Ke depan, ada beberapa hal yang harus dikembangkan, UPI yang sudah PTN bh harus mampu mengembangkan seluruh aset,” tutupnya. Hal yang sama diungkapkan oleh Direktur Akper Pemkab Sumedang Drs. Dadang Rukmawan, M.Kes., dikatakannya,”Pertimbangan memilih UPI untuk penyatuan Prodi Keperawatan sudah melalui beberapa pertimbangan. Kami dengan Pemerintah Daerah sudah melakukan penjajakan dengan Poltekes, Unpad dan UPI, hasilnya kami memilih UPI, karena Pemerintah mengharapkan Akper ini masih harus menjadi lembaga pendidikan.” Jadi penyatuan ini merupakan harapan Pemkab sumedang, katanya lagi, selama ini kawasan pendidikan terpusat di perbatasan Sumedang, pemerintah inginnya membuka di wilayah lain di Sumedang. Lebih lanjut dikatakan,“Keberadaan kampus modern dan mapan di pusat kota Sumedang diharapkan menjadi pionir untuk pendirian kampus serupa, sehingga kesejahteraan masyarakat terangkat, IPM juga meningkat, dan UPI menjadi pilihan masyarakat Sumedang. Kami memilih UPI karena UPI merupakan perguruan tinggi tua yang kredibel, sehingga kami mau, diharapkan nama baik Pemkab Sumedang terangkat. UPI diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat, diharapkan berkembang menjadi pendidikan dengan kualifikasi sarjana. Dalam hal pengembangan karir, kapasitas SDM dapat meningkat seiring dengan program dan kebikajan PTN bh. Demikian juga harapan yang disampaikan oleh Kabag Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yanto Gunadi,BA., dikatakannya,”Penyatuan ini diharapkan dapat meningkatkan pendidikan tinggi di Sumedang. Akademi Keperawatan dapat lebih maju, dan pada dasarnya Pemkab sumedang merestui dan mengijinkan penggabungan ini. Terkait aset sudah dikoordinasikan.” Rombongan Tim Visitasi UPI dipimpin oleh Sekretaris Eksekutif UPI Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., didampingi oleh Direktur Kampus UPI Sumedang Prof. Dr. Herman Subarjah, M.Si., Direktur Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd., Direktur Direktorat Sumber Daya Manusia Dr. Sahroni, S. Sn., M.Pd., Direktur Direktorat Keuangan Dr. H. Nono Supriatna, M.Si., Kepala Bagian Pemeliharaan pada Biro Sarana dan Prasarana, serta Ketua Program Studi Keperawatan FPOK Upik Rahmi, S.Kep., Ners., M.Kep. (dodiangga)

Buku Meniti Cincin Api Karya Jantera Resmi Diluncurkan

$
0
0
Bandung, UPI “Selamat kepada JANTERA yang telah meluncurkan buku ketiga ini semoga dapat menginspirasi pecinta lainnya di UPI,” demikian diungkapkan oleh Dekan FPIPS UPI, Dr. Agus Mulyana, M. Hum saat membuka acara Talkshow dan Launching Buku “Meniti Cincin Api” di Gedung Achmad Sanusi Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Selasa, 4 April 2017. Acara talkshow menghadirkan narasumber Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS. (Guru Besar Departemen Pendidikan Geografi dan Ahli Geografi Pariwisata) “Potensi Wisata Alam”; Kang Galih Donikara (Wanadri) yang merupakan salah satu penggiat alam bebas yang sudah tidak asing lagi kiprahnya di negeri ini membahas tentang “Pentingnya Jurnalistik dalam Kegiatan Alam Bebas”, dan tentunya pembahasan mengenai Buku “Meniti Cincin Api” oleh JANTERA. Sementara itu, launching buku “Meniti Cincin Api” karya JANTERA yang secara simbolis diresmikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FPIPS UPI, Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd., digelar juga dilaunching buku “Eksotisme Papua” oleh Dr. Lili Somantri, M. Si. (Anggota JANTERA sekaligus dosen Departemen Pendidikan Geografi dan Ketua Prodi SPIG). Acara talkshow dan launching yang bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air melalui jurnalistik kepada para peserta, dimeriahkan oleh Music of Geography (Mugeo) dengan stand buku dan bazar di sekitaran gedung. Acara talkshow dalam rangka launching buku dan persembahan Jantera di usia 40 tahun ini dihadiri oleh seluruh civitas akademik UPI (dosen dan mahasiswa), Perhimpunan Pecinta Alam se-Bandung Raya, Komunitas-komunitas yang ada di Bandung dan sekitarnya, kelompok Riset, media massa, dan masyarakat umum. Turut hadir dosen Pendidikan Geografi UPI, alumni Geografi UPI, guru-guru Geografi, dan penggiat alam bebas tentunya. Terkait buku “Meniti Cincin Api”, Rektor UPI Prof. H. Furqon, MA. Ph. D. menuturkan kesannya bahwa, “Kehadiran buku ini diharapkan dapat memberikan pengayaan tentang sumber ilmu pengetahuan dan dapat pula memberikan informasi yang sangat berharga tentang wilayah-wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan alam potensial. Saya berharap aktivis JANTERA akan terus-menerus memberikan karya ilmu pengetahuan tentang situs-situs alam dan situs sejarah budaya yang ada di Indonesia dan saya ucapkan selamat atas penerbitan buku ini...” dikutip dari sambutannya dalam buku Meniti Cincin Api. Dalam acara launching tersebut, salah satu peserta yang hadir dalam kegiatan mengemukakan bahwa, “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi saya dan membuat saya terinspirasi untuk menuliskan hasil dari perjalanan yang saya lakukan, selamat untuk JANTERA yang telah meluncurkan buku ini,” kata Rif’al Aji, Mahasiswa Pendidika Geografi angkatan 2014. Lutvia Resta Setyawati, selaku Ketua Pelaksana Talkshow mengatakan, “Jantera itu hidup dan bergerak melalui karya dan kreativitas tanpa batas. Buku Meniti Cincin Api lahir sebagai bentuk cinta kami kepada Jantera, karena sebuah pergerakan tentu memerlukan bukti fisik yang real nan elegan .” tuturnya terkait acara ini. Bravo! (Helga Alvita)

Penyatuan Prodi Keperawatan, Upaya Untuk Meningkatkan IPM

$
0
0
Sumedang, UPI Pemerintah Kabupaten Sumedang telah  sepakat melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tentang tentang penyatuan Program Studi Keperawatan pada Akademi Keperawatan Kabupaten Sumedang ke Universitas Pendidikan Indonesia, beberapa waktu lalu di Jakarta. Ruang lingkup nota kesepahaman tersebut meliputi penyatuan seluruh Prodi Keperawatan pada Akper Pemkab Sumedang ke UPI, penyerahan barang milik negara yang digunakan oleh Akper Pemkab Sumedang ke Kemristekdikti, pengalihan dosen PNS dan tenaga kependidikan PNS dari Pemkab Sumedang ke Kemristekdikti, dan pengalihan mahasiswa dan alumni dari pangkalan data Akper Pemkab Sumedang ke UPI, serta pengalihan anggaran Akper Pemkab Sumedang tahun 2017 ke UPI. Menyikapi hal tersebut, Kepala Biro Hukum dan Kesekretariatan UPI Endang, S.H., M.H., saat ditemui di sela-sela kunjungannya ke Akper Pemkab Sumedang Jalan Margamukti No. 93 Sumedang, Rabu (5/4/2017), mengatakan,”Dalam menyoroti butir-butir Nota Kesepahaman tersebut yang pertama kali kita harus perhatikan adalah komitmen untuk siap tertib administrasi dan tertib fisik, tertib dokumen, dan tertib hukum, mengikuti regulasi yang ada sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.” Lebih lanjut ditegaskan, masalah tenaga kerja atau SDM, itu harus diurus oleh para pihak yang mendapatkan penetapan dari Badan Kepegawaian Negara. Mengurus mutasi pegawai daerah ke pusat, dan ini perlu ada langkah koordinasi lebih lanjut tentang penerimaan pelimpahan tersebut, dan itu diatur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014, pasal 73 tentang Aparatur Sipil Negara. Kemudian tentang aset, katanya lagi, penyerahan aset daerah kepada UPI melalui Kemristekdikti harus mengikuti ketentuan peraturan perundangan, antara lain PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan barang milik daerah,  yang pada gilirannya nanti Akper Pemkab Sumedang melimphkan dulu ke Kemenristekdikti kemudian meminta pengesahan Kemmenkeu untuk menetapkan sebagai aset negara yang dipisahkan untuk UPI. “Dampak penyatuan ini akan berimbas pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah. Meningkat baik dalam bidang pendidikan maupun kesehatan. Pada dasarnya UPI komitmen pada pengembangan pendidikan, diharapkan nanti jadi pada pintar,” jelasnya. Dampak lainnya, jumlah mahasiswa akan melipah akibat integrasi ini, lanjutnya, tentunya bidang Akademik dan Kemahasiswaan diharapkan untuk berkoordinasi lebih lanjut terkait dampak ini, karena nantinya akan berpengaruh pada pangkalan data mahasiswa (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) atas nama UPI), jangan sampai mahasiswa dirugikan, mahasiswa harus mendapatkan jaminan dan kepastian hukum atau perlindungan hukum. Endang menambahkan,”Masalah lain yang tidak kalah penting yaitu masalah pembiayaan. Pembiayaan harus disesuaikan dengan kondisi ketenagaannya, harus ada komitmen bersama. Merujuk pada piagam nota kesepahaman, selama masa transisi masih menjadi tanggung jawab APBD, jadi idealnya hingga bulan Desember. Tentang pembiayaan aset juga masih sama Pemerintah Daerah seperti biaya pemeliharaan sarana prasarana, biaya operasional dan lain sebagainya, dan ini perlu pembicaraan lebih lanjut.” Kita juga harus memperhatikan dokumen hukum yang menjadi dasar pengakuan atau hak yang melekat bagi lembaga para pihak seperti sertifikat tanah, ini harus dilihat secara fisik, barang bergerak dan tidak bergerak , jelasnya lagi, intinya harus ada dukungan hukum. “Tentunya dengan adanya alih kelola atau integrasi ini harus memiliki keuntungan-keuntungan bagi kedua belah pihak. Bagi UPI, kapasitas kelembagaan UPI menjadi semakin besar, dari sisi kualifikasi semakin menujukan jati dirinya, sumber daya aset dan manusianya dimungkinkan untuk memberikan daya dukung terhadap akselerasi UPI sebagai universitas pelopor dan unggul, disamping UPI secara khusus memberikan kontribusi pada Pemkab Sumedang sesuai dengan kearifan lokal artinya pemerintah daerah juga merasa memiliki keuntungan dengan adanya kampus yang memiliki reputasi baik di mata nasional maupun internasional walaupun namanya Universitas Pendidikan Indonesia. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, dengan adanya perguruan tinggi negeri diharapkan dapat meningkatkan IPM daerah, dulu levelnya akademi menjadi universitas, tapi secara politis tetap merupakan aset daerah. Ini adalah wujud keberhasilan daerah, mensukseskan kesinambubangan pendidikan akademi keperawatan sebagai kebanggaan daerah,” bebernya. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Bagian Pemeliharaan pada Biro Sarana dan Prasarana Purno, M.Pd., menjelaskan,”Terkait peralihan sarana dan prasarana, kita harus mengimplementasikan aturan peralihan, merujuk pada tata kelola sarana dan prasarana, tapi intinya keberlangsungan perkuliahan jangan sampai terganggu, ketersediaan sarana prasarana penunjang kuliah tetap tersedia. Pemeliharan kebersihan pun harus menjadi perhatian, jika kotor akan membuat tidak nyaman.” Selanjutnya kita melangkah pada penataan pencatatan sarana dan prasarana, ujarnya, ini harus masuk wilayah akuntansi barang dan akuntansi keuangan, mulai melakukan pembukuan dalam konsolidasi, dari sebelum penyatuan hingga sesudah penyatuan. Kedua, untuk segera melengkapi syarat keadministrasian, terutama dokumen catatan tanah, perijinan pendirian bangunan, lalu pengalihan nama dari Akademi Keperawatan menjadi Universitas Pendidikan Indonesia. Semua harus didukung dengan dokumen yang valid. Intinya pelayanan akademik jangan sampai terganggu. Menanggapi penyatuan Akper Pemkab Sumedang dengan UPI, Ketua Program Studi Keperawatan FPOK Upik Rahmi, S.Kep., Ners., M.Kep., memaknainya sebagai bentuk usaha untuk mengembangkan Prodi keperawatan yang ada di UPI pada umumnya. Prodi yang awalnya hanya melaksanakan pendidikan tingkat diploma nantinya ditinggkatkan menjadi pendidikan tingkat sarjana dan ners. “Adapun langkah awal yang akan dilakukan yaitu melakukan reakreditasi untuk meningkatkan jenjang pendidikan keperawatan dari D3 ke S1. Akreditasi B yang sudah diperoleh dari LAM-PT KES merupakan sebuah keuntungan bagi Prodi Keperawatan, karena ini syarat yang diminta Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI). Dengan Akreditasi B yang diperoleh sekarang nantinya akan diusulkan untuk meningkatkan level jenjang pendidikan menjadi S1. Hal lainnya yang menjadi perhatian, sarana dan prasarana laboratorium keperawatan yang ada di Akper ini terutama laboratorium ICU, sudah memiliki kelengkapan yang sesuai dengan standard, dan ini bisa dipergunakan sebagai laboratorium bersama,” jelanya. (dodiangga)  

UPI Kampus Cibiru Optimis Go Internasional

$
0
0
Cibiru, UPI BEM UPI Kampus Cibiru menggelar Festival Luar Negeri (FLN) & Tes TOEFL yang bertema “Get Schoolarship, Hold The World For Smart Education” di Auditorium lantai 3 UPI kampu Cibiru. Minggu (26/3/2017). Kegiatan FLN ini terdiri dari sesi Seminar Beasiswa yaitu adanya pemaparan materi tentang pengalaman kuliah di luar negeri, tips mendapatkan beasiswa LPDP, Rise and Shine with TOEFL, kunjungan stand dari tiga negara yaitu Finlandia, India, swedia serta adanya simulasi TOEFL. tujuan diadakannya Festival luar negeri dan tes TOEFL ini yaitu memberikan  bekal pengetahuan tentang beasiswa ke luar negeri, memberikan informasi peluang beasiswa ke luar negeri, memberikan fasilitas kemampuan bahasa Inggris melalui tes TOEFL. Narasumber Seminar Beasiswa yang dihadiri 130 peserta yang berasal dari mahasiswa UPI kampus Cibiru, mahasiswa umum, maupun guru ini menghadirkan Niken Larasati (anggota PPI alumni universitas di Hungaria), Alysa Bachtiar (anggota PPI alumni universitas di Inggris dan Finlandia), Zaenal Abidin (awardee beasiswa LPDP alumni Kampus UPI Cibiru), dan Srie Mulyati (owner sekaligus trainer TOEFL NOBLE). Direktur UPI Kampus Cibiru, Dr. Asep Herry Hernawan, M.Pd dalam sambutannya mengatakan bahwa diadakannya Festival Luar Negeri dan Tes TOEFL ini selain untuk pengetahuan tentang beasiswa dan tes TOEFL, kegiatan ini dapat menjadi suatu acuan bagi masyarakat agar mampu bergaul di lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan global. Sehingga, mampu meningkatkan eksistensi bangsa Indonesia di mata dunia. Sementara itu, menurut Firas Fathin Muhammad, Ketua BEM UPI Kampus Cibiru, kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat untuk mahasiswa, khususnya yang akan menempuh sidang karena akan ada tips and trik mengerjakan TOEFL. Bagi yang ingin mendapatkan beasiswa luar negeri, tentunya akan mendapatkan sosialisasi dari Persatuan Pelajar Indonesia secara langsung mengenai sistem pendidikan di luar negeri, terlebih lagi kegiatan ini adalah kali pertama UPI Kampus di Cibiru yang berhasil bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI). “Kendala event Festival Luar Negeri dan Tes TOEFL ini adalah masalah komunikasi dengan pihak PPI, dikarenakan pihak PPI yang kebetulan sedang menempuh pendidikan di China. Sehingga untuk bisa berkomunikasi harus menyesuaikan dengan zona waktu dan jadwal kuliah mereka” Dalam sesi seminar, Niken Larasati menceritakan pengalamannya ketika mengikuti kuliah di Hunggaria, “Menurutku kuliah di sana itu sangat berat. Pertama, kelas necture dimana dosen lebih dominan menjelaskan yaitu porsinya 80% dan sisanya 20% mahasiswa dituntut untuk bertanya kepada dosen. Lalu teknis perkuliahan yang lain adalah 10% peranan dosen dan 90% mahasiswa dituntut diskusi secara mandiri. “Saingan kita itu udah dari mana-mana dan mereka yang sudah terbiasa seperti itu (aktif berpendapat), maka dari itu kita harus baca buku dulu sebelum kuliah,” lanjut Niken. Perkuliahan yang dirasakan Niken adalah dominan diskusi mandiri dan dosen hanya sekedar memberikan verifikasi apa yang mahasiswa baca. Jadi prinsip perkuliahan yang dirasakan Niken adalah pembelajaran secara real. Menurutnya kuliah S2 di luar negeri jauh lebih sulit karena lebih banyak belajar independent (mandiri). Melengkapi pendapat Niken, Alysa menambahkan bahwa yang terpenting yaitu mahasiswa harus berani mengeluarkan pendapat dari hasil bahan bacaan mereka. Menurutnya pula kuliah di luar negeri bisa mendapat bonus jalan-jalan dan pengalaman hidup baru di suasana budaya yang berbeda dengan di Indonesia. “Puasa di Finlandia hampir 22 jam,” ungkap Alysa saat menyampaikan pengalamannya berkuliah di Finlandia. (DN)

Prodi Adpend SPs UPI Gelar Seminar Pendidikan Kepemimpinan

$
0
0
Bandung, UPI Program studi Administrasi pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sukabumi  menyelenggaran Seminar Pendidikan yang bertema “Kepemimpinan Authentik: mengimplementasikan Self-Discipline dalam Manajemen Perubahan”, Jumat – Sabtu, 07 - 08April 2017 di  Sukabumi, Jawa Barat. Prof. Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd selaku ketua pelaksana mengatakan pelaksanaan kegiatan seminar pendidikan ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh Prodi Adpend SPS UPI, dimana Dosen memiliki kewajiban melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Dengan pengabdian, dosen dapat mengamalkan ilmu sesuai dengan bidang kajiannya. Dosen yang melaksanakan pengabdian akan memperoleh pengalaman lapangan dan penghargaan berupa kumulatif. “Apabila seorang dosen tidak melakukan pengabdian, maka dosen yang bersangkutan dinilai tidak melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara utuh,” tegas Prof. Aan Komariah. Dijelaskan Prof. Aan Komariah, bahwa kegiatan pengabdian pada masyarakat Prodi Adpend SPs UPI ini bertujuan untuk Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang satu diantaranya adalah pengabdian pada masyarakat; Membantu mengamalkan ilmu sesuai dengan bidang kajiannya; Meningkatkan kualitas peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan; dan Meningkatkan rasa kepedulian terhadap masyarakat baik dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan maupun pendidikan. Ia berharap kegiatan ini mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan kegiatan ini juga diharapkan mampu memberikan mahasiswa dan dosen dalam mengaplikasikan ilmu untuk pembelajaran selanjutnya. (Deny)

Tim Pencak Silat SD Lab UPI Raih Juara Umum Perisai Diri Cup II

$
0
0
Bandung, UPI Tim Pencak Silat SD Lab UPI meraih juara umum pada kejuaraan silat Perisai Diri Cup II, Sabtu, 25 Maret 2017 di GOR Ewangga, Kuningan. Dalam Kejuaran Silat Antar Pelajar se-Jabar tersebut Tim Pencak Silat SD Lab UPI mengirimkan 5 atlet. Kendati demikian, tim pencak silat SD Lab UPI dapat meloloskan 3 orang atletnya ke babak final, karena 2 atlet sebelumnya gugur di babak penyisihan dan semifinal. Ketiga atlet yang masuk ke babak final yakni Jimmy kelas B putra (23-26 kg), Aby kelas D putra (29-32kg), dan Avisa kelas F Putri (35-38kg). Pada babak final, dua atlet tim pencak silat SD Lab UPI meraih medali emas yakni Jimmy dan Avisa, sedangkan Aby hanya meraih medali perak setelah bermain sengit melawan atlet dari SD Kuningan. Sehingga total perolehan medali tim SD Lab UPI 2 emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Dengan perolehan tersebut, Tim Pencak Silat yang dilatih oleh Asep Deni G, M.Pd. dan Cucu, M.Kom dinobatkan sebagai peraih medali emas terbanyak dan berhak memperoleh trophy juara umum. Hal ini dikarenakan kontingen lain hampir merata memperoleh 1 medali emas. Dengan hasil ini, Tim Pencak silat SD Lab UPI sudah meraih 3 kali gelar juara umum pada pertandingan yang berbeda antar pelajar se-Jawa Barat yang sebelumnya digelar di Universitas Pendidikan Indonesia dan Kabupaten Garut. Atas prestasi tersebut, pelatih berharap, kepada pihak sekolah supaya lebih memberikan dukungan dan apresiasi terhadap prestasi siswa-siswanya guna menjadi motivasi lebih untuk meraih prestasi yang setinggi-tingginya. (DN)

Dance and Body Movement Therapy Melatih Tubuh Berkomunikasi Melalui Gerak

$
0
0
Bandung, UPI Pusat Psikologi Terapan Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan Short Course Play Therapy level 7 & 8 dengan tema Dance, Music, dan Body Movement Therapy pada tanggal 6 – 9 April 2017 di The Cipaku Garden Hotel Bandung dengan nuansa alami dan tropis, hal ini disesuaikan agar peserta dapat menikmati suasana alam dan mendapatkan sense of relaxation seperti tujuan dari play therapy itu sendiri. Peserta yang mengikuti Short Course ini berjumlah 15 orang yang terdiri dari dosen psikologi, dosen musik, musisi, konselor sekolah, guru tari dan psikolog yang berasal dari kota Bandung, Jakarta, Cirebon, Bangka Belitung dan kota lainnya. Play therapy ini dibawakan oleh ahli play therapy kelas dunia yaitu Associate Prof. Dr. Diana-Lea Baranovich, Ed.D, yang selama 30 tahun sudah bepengalaman menguasai berbagai macam jenis play therapy dari usia balita sampai dengan usia dewasa. Ia menimba ilmu Expressive Art Therapy di Carl G. Jung Education Institute di Houston, Texas, US. Ia juga mendalami Creative Expressive Therapy di Institute of Transpersonal Psychology, Palo Alto, California, US. Ia memadukan pendekatan psikoterapi Humanistik dan Rogerian dan belajar langsung bersama Natalia Rogers, putri Carl Rogers di California Coast University, Santa Ana, California. Dance, music, and body movement therapy merupakan jenis terapi yang bisa digunakan untuk berbagai jenis klien. Sejak lahir bayi berkomunikasi dengan gerak dan musik yang dapat digunakan untuk mengetahui kepekaan tubuh untuk merespon bunyi sekaligus dapat melatih konsentrasi, khususnya mengenai penggunaan dance and body movement therapy, jenis terapi ini bukanlah mengenai bagaimana cara menari melainkan mengenai gerak, yang mana diam pun justru merupakan puncak dari gerak. Dance and body movement Therapy sangat berguna untuk mengenali penggunaan kata dan kalimat yang biasanya mengalami sensor, kata-kata yang diungkapkan akan berbeda tergantung kepada siapa lawan bicara kita, bahkan beberapa orang mengatakan kebohongan, namun tidak demikian dengan badan kita yang selalu jujur. Badan kita mengingat segala kejadian yang pernah kita alami, termasuk kejadian traumatis yang pernah terjadi dalam hidup kita. Dance and body movement therapy melatih bagaimana tubuh berkomunikasi melalui gerak dimana pergerakan tubuh dapat mengubah  pikiran dan emosi, karena pengalaman di dalam tubuh seseorang mampu mempengaruhi tubuhnya dan mengekspresikan keadaan emosionalnya. Tujuan dari terapi ini adalah untuk menemukan diri yang asli di alam bawah sadar secara lebih intens agar kita tidak lagi menghindar ketika menemukan sisi lain dari diri kita di alam bawah sadar sehingga setiap orang mampu berdamai dengan diri sendiri. “We can only help other after we help ourselves. We have to be grounded and have a good mental facility so we can take care ourselves first.” Queen Diana, 2017. (Wafa Mauqifa)

UPI Siapkan 2.520 kursi untuk Jalur SBMPTN 2017

$
0
0
Bandung, UPI Pendaftaran Online Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) resmi dibuka dan dapat diakses. Siswa SMA, SMK, MA, dan MAK bisa mulai mendaftar mulai 11 April 2017 pukul 08.00 WIB s.d 5 Mei 2017 pukul 22.00 WIB, sementara untuk pelaksanaan PBT dan CBT dilaksanakan 16 Mei 2017. Demikian siaran pers yang diungkapkan oleh Panitia Lokal (Panlok) 34 Bandung di Kampus ITB, Jalan Ganeca 10 Bandung, Selasa (11/4/2017). Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. H. Furqon, M.A., Ph.D., megatakan,”Untuk tahun ini, UPI menerima mahasiswa baru tahun akademik 2017/2018 melalui tiga jalur, sama seperti tahun sebelumnya. Pertama Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kedua, Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan ketiga, Seleksi Mandiri Universitas Pendidikan Indonesia (SM UPI).” Kuota mahasiswa baru yang masuk melalui jalur SBMPTN 2017 disiapkan sebanyak 2.520 kursi atau sekitar 40%, jelasnya. Adapun mekanisme ujiannya, yaitu melalui Ujian Tertulis, PBT atau CBT, dan Ujian Keterampilan. Ujian Keterampilan diperuntukkan bagi peserta yang memilih program studi bidang seni dan keolahragaan. “UPI memiliki TOP 10 peminat Prodi pada PMB UPI, diantaranya Ilmu Komunikasi, Ilmu Komputer, Pendidikan Bahasa Inggris, Psikologi, Bimbingan dan Konseling, Biologi, Manajemen, Bahasa dan Sastra Inggris, Teknik Sipil dan Teknik Arsitektur. Total kuota daya tampung UPI untuk tahun 2017 adalah sebanyak 6300 kursi, terbagi dalam tiga jalus seleksi. Untuk SNMPTN 1897 kursi, SBMPTN 2520 kursi, san SM-UPI 1883 kursi. 8 Prodi sudah terakreditasi badan akreditasi internasional, serta memiliki kerja sama akademik dengan Hiroshima University dan sookmyung women's university,” jelasnya. Layanan informasi resmi dapat diakses melalui laman https://sbmptn.ac.id/ dan melalui https://halo.sbmptn.ac.id/ dan Call Center 0804-1-456-456 serta media sosial facebook https://facebook. comSekreSBMPTN/ dan twitter @SekreSBMPTN (dodiangga)

25 Anggota Menwa Yon XI/UPI Angkatan 45 Ikuti Kursus Dinas Staf

$
0
0
Bandung, UPI Sebanyak 25 anggota Resimen Mahasiswa Batalyon XI/Universitas  Pendidikan Indonesia (Menwa Yon XI/UPI) angkatan 45 mengikuti Kursus Dinas Staff (KDS) di Markas Menwa Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229, Bandung, Jumat (7/4/2017). Komandan Menwa Yon XI/UPI Aris Rismansah menjelaskan,“KDS merupakan salah satu pendidikan lanjutan yang ada di Menwa yang bersifat wajib bagi semua anggota untuk masuk ke dalam ke-staf-an. Tujuannya sebagai media pembekalan anggota remaja sebelum masuk ke-staf-an dan memberi pengetahuan yang mendalam terutama pada organisasi Menwa. Lebih lanjut dikatakan, kegiatan KDS terdiri dari Pematerian dan Gladi Posko, berlangsung hingga Minggu (9/4/2017). Untuk Pematerian dilaksanakan di dalam ruang kelas selama 2 hari, ditutup dengan Gladi Posko. Dalam kesempatan yang sama, Komandan Satuan Tugas Asri Octiaviani mengatakan,Saya bangga bisa menjadi Kepala Sekolah di kegiatan KDS ini, karena bisa berbagi ilmu dengan para siswa, sekaligus bersilahturahmi dengan sesama anggota dan alumni.”   Para siswa menerima pematerian dari senior dan alumni Menwa UPI, dibantu oleh Palang Merah Indonesia. Materi yang diberikan antara lain tentang Kepemimpinan dan Prosedur Hubungan Komandan dan Staf (Proshubdan Staf) oleh Urai Ramadhani; Administrasi Umum oleh Amalia Agustin; Dasar Organisasi dan Staf (DOS) oleh Cecep Rony Nursamsah; Komadan Kompie (Dankie) oleh Nursanda Rizki Adhari; Staf IV-Logistik oleh Sintia Rahayu E, S.Pd; Staf II-Operasi oleh Mesa Rahmi Stephani, M.Pd; serta materi Staf III-Administrasi dan Personil oleh Citra Ayu Niza. Hari kedua diberikan Pematerian tentang Staf V-Teritorial oleh Helmi Hasbi Ashiddiqi; Intelijen dan Pengamanan (Intelpam) oleh Rianatara, S.Pd; Protokol oleh Hendrianto Meggy; Pertolongan Pertama oleh Deni Romasyah; Kompi Markas (Kiema) oleh Evi Yuliany; Provos oleh Dandan Yusuf dan Hendrik Hapu Hinggiranja, dan materi lain yang relevan. Puncaknya, kegiatan Gladi Posko yang merupakan miniatur kehidupan sebuah organisasi. Di akhir penutupan, terpilih 2 orang anggota yang mendapatkan penghargaan sebagai siswa KDS terbaik periode ini, yaitu siswa Raden Ahmad Hilmi (Administrasi Pendidikan 2016), dan siswi Yeshie Agustin Fadhilah (Pendidikan Bahasa Korea 2016). (Ara/ Menwa Yon XI/UPI)    

Rektor UPI dan Walikota Tasikmalaya Tandatangani Naskah Kerjasama

$
0
0
Bandung, UPI Dalam upaya untuk meningkatkan peran dan kontribusinya terhadap pembangunan bangsa dan masyarakat, dan sebagai salah satu dari 11 PTN-bh (Perguruan Tinggi Negeri berbadan hukum) di Indonesia, UPI terus melakukan berbagai upaya untuk menjadi salah universitas yang mutunya diakui secara internasional. UPI terus berbenah diri dan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitasnya agar mampu memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk mendukung terwujudnya visi UPI menjadi salah satu universitas berkelas dunia dalam bidang pendidikan, salah satunya melalui kerja sama dengan universitas dan lembaga di berbagai negara terus dilakukan untuk memberikan peluang  yang seluas-luasnya bagi para mahasiswa, dosen, dan karyawan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilannya serta memperoleh pengalaman belajar di universitas. Upaya tersebut telah dicanangkan oleh UPI dalam bentuk penandatangan naskah kesepahaman bersama dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan sumber daya manusia. Nota kesepahaman ini ditandatangani langsung oleh Rektor UPI Prof. H. Furqon, Ph.D dan Walikota Tasikmalaya, H. Budi Budiman, di Kantor Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jalan Letnan Harun No. 1 Kota Tasikmalaya. Senin, 10 April 2017. Tujuan dari kerjasama ini untuk terciptanya kesadaran dan peran serta masyarakat, dalam hal ini yang dilakukan oleh civitas akademika UPI guna mendukung upaya peningkatan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut Walikota Tasikmalaya, Budi Budiman bahwa saat ini program yang sedang dikembangkan oleh walikota yaitu potensi parawisata yang ada di kota Tasikmalaya, melalui pengembangan pengrajin yang ada di masyarakat. “Masyarakat Tasikmalaya memiliki potensi lokal yang mumpuni, yaitu sebagai pengrajin kerajinan tangan. Hal ini perlu dikelola dengan baik melalui pengembangan potensi parawisata sehingga nantinya masyarakat pengrajin tersebut bisa menjual produk-produk ciri khas kota Tasikmalaya,” ujarnya. UPI mempunyai program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang melibatkan mahasiswa. Budi Budiman berharap UPI membantu masyarakat pengrajin untuk mengembangkan produk kerajinan yang ada di kota Tasikmalaya, sehingga nantinya Tasikmalaya memnjadi sentral  parawisata di daerah priangan timur. Jika hal tersebut terwujud, maka akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat pengrajin tadi. Sementara itu, Rektor UPI Prof. H. Furqon, Ph.D., mengatakan bahwa dalam proses akselerasi sumber daya manusia selain meningkatkan pembentukan karakter para mahasiswa, juga kompetensi tenaga pendidik harus dijadikan prioritas utama dalam proses pembangunan daerah sebagai sumbangsih bagi kemajuan suatu negara. UPI memiliki kampus daerah yang ada di Tasikmalaya, dengan kerjasama ini UPI khususnya UPI kampus Tasik dapat mengembangkan potensi yang ada dalam mengiringi program pemerintahan kota Tasikmalaya. Rektor UPI berharap UPI sebagai mitra kerjasama Pemerintah Kota Tasikmalaya dapat senantiasa mengiringi program pendidikan yang telah berjalan di Kota Tasikmalaya. (Deny)

UPI – Universitas Perjuangan Tasikmalaya Jalin Kerjasama

$
0
0
Bandung, UPI Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. H. Furqon, Ph.D., dan Rektor Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya Prof. Dr. H. Yus Darusman, M.Si sepakat melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang penyelenggaraan pendidikan, Senin, 10 April 2017 di Universitas Perjuangan, Jl. Pembela Tanah Air 177, Kahuripan, Tasikmalaya. Kerjasama yang disepakati oleh UPI dan Unper dalam bidang perbantuan tenaga pengajar, penyelenggaraan penelitian, penyelenggaraan seminar bersama, pelaksanaan dan pengabdian kepada masyarakat, dan publikasi bersama. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Perjuangan, Prof. Dr. H. Yus Darusman, M.Si. mengatakan bahwa Unper merupakan perguruan tinggi yang masih baru berdiri selama dua tahun, namun kami telah membuka 10 prodi termasuk didalamnya ada prodi kependidikan. Oleh karena itu, kami menggandeng UPI untuk bermitra, karena UPI dinilai sebagai universitas negeri yang konsen dalam bidang pendidikan. Sehingga kerjasama yang dijalin dengan UPI, dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia dan Jawa Barat khususnya. “Melalui kerjasama ini diharapkan dapat mewujudkan sumber daya manusia yang bermutu, berdaya saing dan mampu menciptakan karya inovatif,” tegasnya. Diharapkan UPI dapat melakukan pendampingan dalam pembinaan dosen muda, pengembangan kurikulum khususnya pada prodi Pendidikan PGPAUD dan Pendidikan Bahasa Inggris, serta pendampingan pada penulisan jurnal ilmiah. Sementara itu, Rektor UPI Prof. H. Furqon, Ph.D., menyambut baik kerjasama ini mengingat UPI sebagai PTNBH selain diberikan otonomi yang lebih luas, juga dituntut untuk terus mengembangkan lembaganya sebagai yang terdepan. “kerjasama ini merupakan salah satu wahana bagi UPI untuk terus berkontribusi bersama dalam membangun bangsa dan meningkatkan citra Indonesia di mata dunia khsusnya dalam bidang pendidikan,” ujar Rektor. “Kami menyambut baik dengan adanya MoU ini, semoga kita bisa saling membantu. Kerjasama ini sangat diperlukan untuk memperoleh pengalaman hal ini bisa dilakukan dengan cara melakukan pertukaran mahasiswa, dosen, staf, penelitian, dan lain sebagainya, sehingga mutu pendidikan kita menjadi meningkat,” kata Prof. Furqon. Rektor UPI juga berharap melalui kerjasama dengan Universitas Perjuangan Tasikmalaya ini dapat meningkatkan kebersamaan bagi lembaga pendidikan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan demi meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia. (Deny)

UPI Mewisuda 1.694 Lulusan

$
0
0
Bandung, UPI Universitas Pendidikan Indonesia akan mewisuda 1.694 lulusan jenjang diploma, sarjana, magister, doktor pada Upacara Wisuda Gelombang I, Kamis (13/4/2017), di Gedung Gymnasium, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung. Prosesi wisuda gelombang I tahun 2017 ini akan dihadiri Rektor UPI, anggota Senat Akademik, Wakil Rektor, pimpinan Fakultas, Kampus Daerah, Sekolah Pascasarjana, para dosen, orang tua wisudawan, serta undangan lainnya, termasuk institusi yang bekerja sama dengan UPI. Wisudawan terdiri atas 13 orang lulusan jenjang Diploma (D3), 1.139 orang jenjang Sarjana (S1), 246 orang jenjang Magister (S2), dan 49 jenjang Doktor (S3). Sementara itu lulusan program S1 Ke-2 sebanyak 30 orang, program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) 33 orang, ditambah pendidikan profesi program PPG pasca SM-3T 184 orang. Lulusan terbaik dari setiap jenjang terdiri atas Tresna Teja Gumelar (Teknik Sipil – D3), Agus Rendra (Pendidikan Kewarganegaraan – S1), Rizki Amelia Wulandari (Pendidikan Matematika – S2), Nana Sumarna (Pendidikan Dasar – S3), dan Mansyur (Pendidikan Guru Sekolah Dasar - S1 Ke-2). (Deny)

Direktur UPI Kampus Serang Beri Pengarahan Kepada Panitia I-Conbec

$
0
0
Serang, UPI Direktur UPI Kampus Serang, Drs. H. Herli Salim, M.Ed., Ph.D. melakukan pertemuan dengan panitia pelaksana kegiatan The 2Nd International Conference on Basic Education and Early Childhood (I-Conbec 2) di Ruang Direktur, Gedung Administrasi Lantai 2 UPI Kampus Serang. Selasa, (12/4/2017). Selain sebagai ajang silaturahmi, acara tersebut dimaksudkan untuk memberi pengarahan kepada para panitia pelaksana dalam rangka konsolidasi terakhir untuk persiapan pelaksanaan kegiatan I-Conbec 2 yang akan diselenggarakan Sabtu (15/4/2017) mendatang. Dalam acara tersebut, setelah mengadakan makan bersama dengan panitia, Drs. H. Herli Salim, M.Ed, Ph.D. memberi pengarahan kepada panitia yang terdiri dari semua unsur civitas akademika UPI Kampus Serang, yang terdiri dari Dosen, Staff dan Mahasiswa. Beliau mengatakan bahwa dalam kegiatan ini, diperlukan dukungan dari semua unsur civitas akademika UPI Kampus Serang karena kegiatan ini merupakan hajat bersama, maka kegiatan ini harus dikerjakan secara bersama-sama. Drs. H. Herli Salim, M.Ed., Ph.D. juga mengungkapkan bahwa antusias masyarakat akademik terhadap kegiatan ini sangat diluar dugaan. I-Conbec 2 ini diluar dugaan bapak, ternyata antusias masyarakat akademis terhadap kegiatan ini sangat besar; peserta kegiatan di internal UPI Kampus Serang saja sudah sampai 500 orang, para pemakalah yang mendaftar juga sudah sangat banyak, maka dari itu kita perlu sadar untuk bersiap menyambut para tamu yang akan datang,” kata  Drs. H. Herli Salim, M.Ed., Ph.D. Selanjutnya, secara keseluruhan Drs. H. Herli Salim, M.Ed., Ph.D. banyak memberi pengarahan yang berkenaan dengan teknis pelaksanaan kegiatan, mulai dari persiapan penyambutan, fiksasi jadwal acara dan lain-lain. “Sekali lagi mohon bantuannya karena acara ini tidak akan terselenggara tanpa dukungan dari semua,” kata Drs. H. Herli Salim, M.Ed., Ph.D. saat menutup acara. (hb/medikus)

Menwa UPI, Pendamping Juri Lomba PBB Linmas Batununggal

$
0
0
Bandung, UPI Sebanyak 72 peserta yang terbagi ke dalam 8 regu mengikuti kegiatan “Lomba PBB Antar Linmas”. Ajang kompetisi meriah yang memperebutkan piala Komandan Rayon Militer 1805, Kodam III/Siliwangi, kegiatan ini pertama kali dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT Kodam III/Siliwangi ke-71 oleh Kecamatan Batununggal, di Jalan Venus Nomor 6, Gumuruh. Selasa (11/4/2017). Kegiatan dibuka oleh Camat Batununggal Dr. Enjang Mulyana, M.Si., dan dihadiri Danramil 1805/Kiaracondong Kapten Arm Fery Tulas, serta para Lurah dan Camat setempat. Tahun ini Menwa UPI diamanahi untuk menjadi pendamping juri di kegiatan tersebut, delegasi yang dikirimkan dari satuan Menwa UPI yaitu dua orang srikandi atas nama Resta Ayu Chairunisa (Tekpend/2015) dan Teresa Arawinda (Pend. B. Prancis/2016). Komandan Menwa Batalyon XI/UPI Aris Rismansah mengatakan, “Saya mengapresiasi kinerja anggota Menwa UPI yang mau terjun langsung ke dalam lapisan masyarakat. Hal ini merupakan prestasi bagi para anggota sekalian. Semoga setiap hal yang dilakukan dapat bermanfaat dikemudian hari”. Perlombaan ini terdiri dari 8 Kelurahan yaitu Kel. Samoja, Kel. Maleer, Kel. Kebon Gedang, Kel. Cibangkong, Kel. Binong, Kel. Gumuruh, Kel. Kacapiring dan Kel. Kebon Waru. Pada pelaksanaannya, 8 regu ini melaksanakan Peraturan Baris-Berbaris statis dan dinamis. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan rasa semangat nasionalisme dan juga bentuk proses pembinaan para satuan Perlindungan Masyarakat di Kecamatan Batununggal agar mau belajar lebih tertib, teratur, tekun dan bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari. “Saya mengucapkan terima kasih banyak atas partisipasi dan kerjasama dari adik-adik Menwa UPI karena pada hakikatnya mahasiswa sesungguhnya adalah dia yang bisa berbaur ke dalam masyarakat,” ujar Camat Batununggal. Akhir dari kegiatan lomba ini dengan pengumuman juara kategori pasukan dan komandan terbaik. Diperoleh juara kategori pasukan terbaik antara lain juara I Kel. Samoja, juara II Kel. Kebon Gedang, dan juara III Kel. Binong. (Resta/Ara/Yon XI UPI)

Lulusan UPI Menjadi Sumber Energi Penggerak

$
0
0
Bandung, UPI Berbekal kompetensi yang telah dikuasai sebagai hasil proses pendidikan yang panjang dan penuh tantangan, bahwa semua lulusan UPI akan mampu merespons dinamika yang terus berkembang. Dengan usaha dan kerja keras yang disertai dengan kesediaan untuk terus belajar dan belajar, semua lulusan UPI akan sanggup beradaptasi dengan beragam dinamika perubahan yang terjadi. “Saya berharap agar lulusan UPI dapat menjadi sumber energi penggerak bagi berbagai dinamika itu sendiri,menjadi sumber inspirasi dan trend setter bagi beragam perubahan, dan menjadi inisiator dan inovator bagi banyak kemajuan dalam bidang masing-masing,” kata Rektor UPI, Prof. Furqon, Ph.D saat sambutan Upacara Wisuda Gelombang I di Gedung Gymnasium, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung. Kamis (13/4/2017). Universitas Pendidikan Indonesia mewisuda 1.694 lulusan jenjang diploma, sarjana, magister, doktor dan jenjang pendidikan profesi. Wisudawan terdiri atas 13 orang lulusan jenjang Diploma (D3), 1.139 orang jenjang Sarjana (S1), 246 orang jenjang Magister (S2), dan 49 jenjang Doktor (S3). Sementara itu lulusan program S1 Ke-2 sebanyak 30 orang, program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) 33 orang, ditambah pendidikan profesi program PPG pasca SM-3T 184 orang. Diyakini Rektor UPI bahwa semua lulusan UPI yang diwisuda pada hari ini akan terus berusaha untuk menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, berintegritas tinggi,memiliki hati yang jernih dan semangat pantang menyerah yang didasari oleh iman yang kokoh untuk terus berkiprah dan berkontibusi dalam mewujudkan masa depan bangsa dan masyarakat yang lebih gemilang. Dikatakan Prof. Furqon, dalam upaya untuk meningkatkan peran dan kontribusinya terhadap pembangunan bangsa dan masyarakat, dan sebagai salah satu dari 11 PTN-bh (Perguruan Tinggi Negeri berbadan hukum) di Indonesia, UPI terus melakukan berbagai upaya untuk menjadi salah universitas yang mutunya diakui secara internasional. UPI terus berbenah diri dan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitasnya agar mampu memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam kipahnya, UPI terus bekerja sama dengan lembaga penjaminan mutu nasional (BAN PT dan LAM PT Kes) serta lembaga penjaminan mutu internasional, seperti AUN QA (ASEAN University Network Quality Assurance), Ted Qual, ASIC (Accreditation Services for International Colleges), dan QS World University Ranking. Selain 3 program studi yang telah memperoleh akreditasi dari AUN QA, sejumlah program studi juga telah dinilai dan divisitasi oleh Ted Qual (3 prodi), ASIC (2 prodi). Pada tahun 2017 ini, sejumlah program studi juga akan mengajukan diri untuk memperoleh akreditasi dari lembaga penjaminan mutu internasional. “Saat ini, UPI sebagai institusi telah memperoleh akreditasi tertinggi (A) dari BAN PT dan tengah mengajukan diri untuk memperoleh penilaian oleh QS World University Ranking,” ujar Rektor UPI Menurutnya, kerja sama dengan universitas dan lembaga di berbagai negara juga terus dilakukan untuk memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi para mahasiswa, dosen, dan karyawan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilannya serta memperoleh pengalaman belajar di universitas yang dikelola oleh negara-negara anggota OECD. Selain program transfer kredit dengan sejumlah universitas di beberapa negara, program double degree untuk jenjang S2 dan program 3 + 1 untuk jenjang sarjana (S-1) dengan Hiroshima University, Jepang juga telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Ini berarti mahasiswa S2 UPI yang memenuhi syarat dapat memperoleh dua gelar sekaligus dari UPI dan Hiroshima University dalam waktu 2 tahun enam bulan, sedangkan mahasiswa S-1 yang memenuhi syarat dapat mengambil kuliah 1 tahun (tahun terakhir) di Hiroshima University. Universitas Pendidikan Indonesia telah mencanangkan diri untuk menjadi Universitas Kelas Dunia dalam bidang Pendidikan (World Class University in Education). Untuk mencapai cita-cita tersebut, UPI harus melakukan upaya yang terencana dan terus-menerus melalui peningkatan baku mutu (quality standard) penyelenggaraan pendidikan yang setinggi-tingginya. Pencapaian baku mutu adalah suatu hal yang penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah bahwa baku mutu yang kita tetapkan merupakan tingkatan tertinggi yang dapat kita capai. UPI dan kita semua terus berusaha untuk menetapkan dan mencapai the highest expectation dan the highest standard yang mungkin dicapai. Dalam bidang SDM, UPI terus mendorong para dosen untuk memperoleh gelar akademik tertinggi serta menjadi guru besar. Kebersamaan dan kerja keras telah menunjukkan kecenderungan hasil yang menggembirakan. “Pada awal tahun 2017 ini, jumlah guru besar yang dimiliki UPI bertambah menjadi 103 orang, angka yang tampak sulit dicapai selama ini. Selain penambahan jumlah doktor dan guru besar, untuk memperkuat kegiatan akademik, pada tahun ini UPI akan merekrut 40 orang dosen tetap non-PNS,” tambahnya. Dalam bidang riset, UPI secara konsisten terus meningkatkan jumlah penelitian dan publikasinya di berbagai jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional terindeks Scopus, Thompson Reuters, atau lainnya. Pada tahun 2017, UPI sudah mengagendakan 11 konferensi internasional terindeks dalam berbagai bidang. Hal lain yang perlu saya sampaikan pada kesempatan ini adalah tercatatnya 15 orang guru besar dan dosen UPI dalam Top Google Scholar Citations pada tahun 2017. Riset mahasiswa dalam pengembangan mobil hemat energi mendapat dukungan dana dari sponsor, yaitu Echo Shell Indonesia, Bank BNI, dan lainnya. Selain itu, para mahasiswa yang melakukan riset dalam pengembangan dan pemanfaatan energi dari hydrogen (energon) juga telah menarik sejumlah pihak untuk bekerja sama. Pada saat ini, UPI tengah mengkaji draf kerja sama yang diajukan oleh salah satu BUMN terbesar di tanah air, Pertamina. Sebagai salah satu perguruan tinggi yang menjadi saksi berdirinya republik ini, UPI berkomitmen bahwa tidak ada mahasiswa yang drop out dengan alasan keuangan. Oleh karena itu, pada tahun 2016, UPI telah menyediakan dana Rp 9,6 milyar lebih untuk beasiswa dengan jumlah penerima sebanyak 2.300 orang mahasiswa. Sejalan dengan upaya UPI, pemerintah juga memberikan beasiswa melalui program Bidik Misi sebanyak 5.341 penerima. Selain itu, ada beberapa beasiswa lain yang diberikan oleh sejumlah instansi, antara lain adalah beasiswa Afirmasi, beasiswa PPA, beasiswa Provinsi Jawa Barat dan beasiswa CSR (Corporate Social Responsibility) dari berbagai perusahaan. “Mahasiswa UPI yang menerima beasiswa pada tahun 2016 dari berbagai sumber dana tercatat sebanyak 8.421 orang (sekitar 25 % dari seluruh mahasiswa UPI). Hal ini menunjukkan bahwa akses terhadap pendidikan tinggi terus meningkat dan bertambah luas cakupannya,” tuturnya. (Deny/Dodi/Andri/Ija)

Women Series MAHACITA UPI, Bakti Untuk Kartini

$
0
0
Bandung, UPI Anggota perempuan MAHACITA UPI mengadakan kegiatan  Women Series : Bakti Sosial dan Pendakian Gunung Semeru. Kegiatan Bakti Sosial akan dilakukan pada 17 April 2017 di SMA Plus Assalam, Kabupaten Bandung dan kegiatan pendakian Gunung Semeru akan dilaksanakan pada 20-25 April 2017 di Malang, Jawa Timur. Ketua Pelaksana Women Series, Shofie Rizqita mengatakan bahwa Women Series yang diselenggarakan dalam rangka menyambut hari Kartini ini mengangkat tema “Semangat Wanita Di Puncak Jawa”. Kegiatan ini merupakan apresiasi tertinggi anggota MAHACITA UPI untuk perjuangan Kartini. Dipilihnya Gunung Semeru karena gunung ini dapat merepresentasikan perjuangan Kartini dalam mengangkat derajat kaum perempuan. Hingga akhirnya kaum perempuan bisa setara dengan kaum pria sekarang, atau yang biasa disebut emansipasi wanita. Sementara itu, dikatakan Sofie, untuk agenda bakti sosial yang tak luput dalam rangkaian kegiatan ini adalah berupa sumbangan buku kepada SMA Plus Assalam. Aksi bakti sosial ini pun merupakan bentuk apresiasi anggota MAHACITA UPI dalam bidang pendidikan dan budaya literasi. Kegiatan inipun merupakan bentuk aksi nyata dari representasi perjuangan Kartini dalam mengupayakan pendidikan bagi kaum perempuan. “Tentu harapannya kegiatan ini dapat menginspirasi kaum perempuan lainnya bahwa perempuan  juga bisa menyamai kedudukan pria. Tidak hanya dari segi fisik dan tenaga tapi juga dalam hal pemikiran,” tambahnya. "Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata "aku tiada dapat!" melenyapkan rasa berani. Kalimat "aku mau!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung.” (Raden Ajeng Kartini, Pahlawan Nasional Indonesia, Feminis dan guru 1879-1904). (SR/HS)

Babak Baru Untuk Para Sarjana

$
0
0

Oleh :

Dadan Ridwan

(Mahasiswa PKn FPIPD UPI 2013)

  Sudah menjadi tradisi di setiap Perguruan Tinggi berakhirnya masa pendidikan selalu ditandai dengan acara wisuda. Suatu kemasan pelepasan mahasiswa dalam bentuk seremonial yang khidmat dan anggun, malah kadang di beberapa Perguruan Tinggi prosesi wisuda diselenggarakan dengan kesan mewah dan glamour. Bagaimanapun wisuda bagi seorang mahasiswa adalah saat bersejarah dalam hidupnya, karena itu merupakan manifestasi dari pengakuan publik terhadap kerja keras yang dilakukan selama masa kuliah. Semua kerja keras berupa materi dan non-materi seperti mencapai titik klimaks ketika sudah resmi berpindahnya seutas tali di toga dari arah kiri ke arah kanan. Hal ini berarti usaha keras selama kuliah terbayarkan lunas dengan diakuinya kita sebagai sarjana pada bidang kopetensi masing-masing. Bukan perkara mudah tentunya bagi kita untuk bisa nyaman dalam posisi tersebut. Proses kuliah, tugas dari dosen, organisasi, pengerjaan skripsi, dan setumpuk kegiatan akademis lainnya dicicil sedikit demi sedikit dalam tiap semesternya. Seolah terbayar tuntas ketika kita dengan khidmat melewati prosesi kelulusan tersebut. Deru haru bercampur kegembiraan seolah tumpah ruah dalam momen tersebut. Energi tersebut seolah menjalar kepada tiap-tiap individu yang hadir, khususnya orang yang kita sayangi. Namun wisuda bukanlah akhir dari suatu proses pembelajaran. Tetapi, justru merupakan babak baru untuk para sarjana muda dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Gelar sarjana yang telah didapatkan akan menempatkan mahasiswa pada jajaran elit masyarakat yang diharapkan mampu tampil sebagai “agent of change” bagi komunitasnya. Begitu pula orang tua akan menaruh banyak harapan dengan wisuda anaknya. Selama masa studi, merekalah yang membiayai. Hal yang wajar bila kemudian mereka berharap tuntasnya jenjang pendidikan anak bisa mendongkrak status sosial keluarga, dan atau segera diikuti dengan hal konkrit semisal diraihnya bidang kerja yang mapan. Dengan demikian, tak heran apabila untuk sebagian sarjana ketatnya persaingan di dunia pekerjaan menjadi sebuah kehawatiran tersendiri, hal ini dikarenakan setiap tahun lebih dari seribu orang para sarjana baru diluluskan oleh perguruan tinggi, sedangkan lapangan pekerjaan yang ada sangat terbatas. sehingga banyak para sarjana yang bekerja tidak sesuai dengan ilmu yang ditekuninya bahkan ada pula yang sangat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan. Lirik lagu “Sarjana Muda” ciptaan Iwan Fals memang seperti cerminan para penganggur intelektual, yang setiap penggalan katanya “dipilih” sebagai pesan bagi Presiden “terpilih” untuk menuntaskan masalah pengangguran ini. Melalui syair lagu itu, iwan fals mencoba menggambarkan bagaimana seorang sarjana yang telah berusaha untuk memperoleh title yg di idam-idamkanya selama empat tahun lebih, namun setelah lulus seorang sarjana itu selalu mendapat kegagalan dalam mencari pekerjaan, lagu ini secara tekstual juga menyimpulkan bahwa ijazah seorang sarjana tidak menjadi jaminan seseorang untuk meraih cita-cita yang di inginkanya. Di lingkungan masyarakat mahasiswa ibarat tunas yang selalu menjadi harapan dan penerus dari segala perjuangan untuk membangun sebuah peradaban. Mahasiswa sebagai insan yang menjadi tumpuan harapan bangsa, ide-ide brilian yang mengalir dari pemikirannya sangat begitu diharapkan untuk mampu mencetuskan sebuah gagasan inovatif melintasi batas kreativitas yang tak pernah lekang oleh waktu. Seekor  kupu-kupu cantik baru bisa terbang dengan cantik setelah melalui sebuah perjuangan yang cukup berat dan dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam sebuah metamorfosis yang luar biasa. Bermula dari ulat, kepompong kemudian pelan-pelan ulat berusaha sekuat tenaga keluar dari lubang kecil. Melalui lubang kecil, sayap kupu-kupu mulai terbang sempurna. Ia dapat terbang dan memperoleh kebebasannya. Tanpa disadari, ulat telah menjadi kupu-kupu cantik sesuai warnanya. Layaknya kupu-kupu, mahasiswa yang sudah bertitel sarjana tidak hanya sekedar mengikuti siklus kehidupan yang telah ada di masyarakat. Tetapi, mahasiswa harus mampu mengambil titik baik yang didapatkan selama proses perkuliahan untuk mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik. Jika ilmu adalah cahaya, maka cahaya itu akan memberi penerang dari gelapnya kebodohan. Tentunya orang yang telah wisuda adalah orang yang telah merdeka akal dan hatinya. Sehingga ia akan memiliki pengetahuan yang tinggi melangit, namun dengan hati yang selalu membumi dan siap melayani. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh J. Sumardianta, dalam bukunya “Guru Gokil Murid Unyu” bahwa sejatinya hidup adalah pengabdian, dan semangat dari bekerja yang sesungguhnya bukanlah mencari kepuasan, tetapi melayani. Senada dengan hal ini adalah Gandhi yang mengatakan “To make ourself meaningful in life, is to serving other.” Untuk membuat diri kita merasa berarti adalah dengan melayani orang lain. Itulah tugas mereka sebagai manusia yang terdidik, seharusnya menjadi manusia yang tercerahkan dan murni, dengan segala pengetahuan dan mental yang telah terbimbing, mereka yang siap memberi kepada masyarakat.
Viewing all 1383 articles
Browse latest View live