Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1383

Webinar Internasional: Meningkatkan Pemahaman Lintas Budaya melalui COIL dalam Konteks Pembelajaran EFL

$
0
0

Oleh

Gin Gin Gustine, M.Pd., Ph.D.

& Dewi Kusrini, M.Pd., M.A.

Pada Rabu, 25 September 2024, webinar internasional bertajuk "International Webinar on Collaborative Online International Learning (COIL) in EFL Context" telah sukses kami selenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting. Acara yang berlangsung mulai pukul 13.30 hingga 15.00 WIB ini menghadirkan pembicara utama yaitu staf dosen Konan University Prof. Brent A.Jones M.S. Ed., Ed.D yang dihadiri oleh hampir 200 peserta dari berbagai kalangan pendidik dan mahasiswa. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan penelitian yang didanai oleh LPPM UPI tahun 2024 skema Kerjasama Internasional. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada LPPM UPI.

Acara ini dibuka oleh Prof. Emi Emilia, M.Ed., Ph.D., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang menyampaikan sambutannya mengenai pentingnya inovasi pendidikan lintas budaya. Webinar ini dipandu oleh Susi Septaviana Rakhmawati, Ph.D., yang juga merupakan anggota tim penelitian COIL di UPI.

Webinar ini menghadirkan Prof. Brent Jones, M.S. Ed., Ed.D. dari Konan University, Jepang, sebagai pemateri utama dengan tema "COILing for Humanity, Intercultural Sensitivity, and Communicative Competence." Dalam paparannya, Prof. Jones menyoroti pentingnya pengembangan kompetensi lintas budaya dan komunikasi dalam konteks pembelajaran daring internasional, khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL).

Sebagai pengantar webinar, saya Gin Gin Gustine, M.Pd., Ph.D., sebagai Ketua Peneliti Proyek COIL di UPI, memberikan penjelasan mengenai perjalanan implementasi COIL di UPI sejak tahun 2022. Pada tahap awal, proyek ini melibatkan mahasiswa dari Departemen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam Online International Students Conference (OISC). Kolaborasi ini dilaksanakan bersama mitra dari empat universitas di Jepang, yaitu Konan University, Bunkyo University, Aichi Institute of Technology, dan Okayama University. Pada tahun 2023, proyek ini semakin berkembang dengan menarik minat dari universitas-universitas lain di Filipina, seperti Mabalacat City College dan Urdaneta City University, yang turut bergabung dalam kolaborasi internasional ini. Di tahun 2024 ini, tim sedang mempersiapkan dan melaksanakan proyek yang lebih besar dengan melibatkan anggota fakultas dan mahasiswa dari Ukraina. Proyek ini diharapkan dapat terus berkembang pada tahun-tahun mendatang, dengan lebih banyak institusi yang bergabung dan berkontribusi pada pembelajaran lintas budaya secara daring.

Selain itu, webinar ini juga diselenggarakan oleh tim pelaksana yang terdiri dari Dewi Kusrini, M.Pd., M.A., dan Husnul Yakin, S.Pd., yang turut memastikan kelancaran kegiatan.

Bagi yang ketinggalan tidak sempat menyimak webinarnya langsung, Anda dapat menyimak hasil rekaman kegiatan kami melalui tautan Youtube berikut : https://youtu.be/WlRKBJcFlZg

Meningkatkan Kompetensi Global Melalui COIL

Webinar ini memaparkan COIL sebagai pendekatan pedagogis yang dirancang untuk meningkatkan kepekaan antarbudaya, kompetensi komunikatif, dan pemahaman global melalui kolaborasi lintas budaya. Fokus utama dari proyek ini adalah menghubungkan mahasiswa dari latar belakang budaya dan bahasa yang beragam dalam diskusi terkait isu global, budaya, dan keterampilan komunikasi.

Dalam konteks pembelajaran EFL, Prof. Jones menjelaskan bagaimana proyek ini memperkuat kemampuan komunikasi peserta dan membekali mereka dengan wawasan tentang keberagaman budaya. Dengan struktur yang melibatkan penjajakan mitra, penyelarasan kurikulum, dan evaluasi bersama, COIL menjadi model pembelajaran yang relevan di era global.

"Collaborative Online International Learning (COIL): Proses, Manfaat, dan Implementasi"

Menurut Prof. Jones, COIL (Collaborative Online International Learning) adalah sebuah pendekatan pembelajaran inovatif yang menekankan kerja sama lintas budaya melalui tugas-tugas kolaboratif yang dilakukan secara daring. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi antarbudaya, memperbaiki kemampuan komunikasi bahasa, serta membangun kolaborasi dan kerja tim di antara mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya.

Dalam pelaksanaannya, COIL melibatkan sejumlah tahapan kunci, mulai dari proses identifikasi mitra dan penyelarasan kurikulum, penentuan hasil belajar serta pengembangan aktivitas yang mendukung tujuan pembelajaran, hingga pemilihan alat dan penyediaan dukungan teknis. Selama proyek berlangsung, interaksi antar peserta dipandu dan kemajuannya dipantau dengan cermat. Proyek ini juga mendorong peserta untuk merefleksikan pengalaman mereka, yang kemudian dievaluasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar.

Pendekatan ini tidak hanya memanfaatkan teknologi komunikasi daring untuk mendukung kolaborasi, tetapi juga mendorong peserta untuk terlibat dalam diskusi bermakna, bekerja sama dalam lingkungan virtual, dan memperluas wawasan lintas budaya melalui interaksi yang autentik.

Beragam Topik yang Dibahas dalam Sesi Tanya Jawab

Webinar ini membuka ruang diskusi yang kaya dengan beragam topik menarik yang disampaikan oleh peserta dari berbagai institusi, baik di dalam maupun luar negeri. Beberapa pertanyaan yang diajukan selama sesi tanya jawab mencerminkan antusiasme peserta terhadap penerapan Collaborative Online International Learning (COIL) dan implikasinya dalam pembelajaran lintas budaya.

1. Observasi dan Umpan Balik dalam Proyek COIL
Peserta mempertanyakan sejauh mana keterlibatan pengajar dalam setiap sesi pertemuan daring COIL dan mekanisme pemberian umpan balik kepada mahasiswa. Hal ini termasuk tanggung jawab institusi yang berpartisipasi dalam memastikan kualitas dan relevansi umpan balik tersebut.

2. Pemikiran Kritis dalam Diskusi Isu Global
Topik lain yang dibahas adalah pentingnya mendorong aspek pemikiran kritis dalam diskusi mahasiswa, khususnya ketika membahas isu-isu global. Hal ini menjadi relevan mengingat COIL bertujuan untuk memperkuat wawasan lintas budaya dan kemampuan analitis mahasiswa.

3. Dinamika Kelas Daring yang Interaktif
Peserta yang telah berpengalaman dalam menjalankan kelas kolaboratif daring lintas negara selama tiga tahun berturut-turut meminta saran terkait cara membuat sesi pembelajaran daring lebih hidup dan menarik bagi mahasiswa.

4. Etika Penggunaan Generative AI dalam Pembelajaran Bahasa
Pertanyaan terkait penggunaan teknologi seperti generative AI juga muncul, khususnya dalam pengembangan bahan ajar untuk pembelajaran bahasa Inggris. Diskusi mencakup bagaimana memastikan representasi budaya yang beragam dan mempertimbangkan aspek etis dalam penggunaannya.

5. Kompetensi Antarbudaya dalam English for Specific Purposes (ESP)
Peserta dari Australia menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pengajar ESP yang mungkin belum sepenuhnya memahami pentingnya intercultural communicative competence (ICC) dalam konteks pembelajaran yang lebih terfokus pada kebutuhan tertentu.

6. Penilaian Keberhasilan Proyek COIL
Beberapa peserta menanyakan jenis asesmen dan mekanisme umpan balik yang paling efektif dalam mengukur keberhasilan proyek COIL, terutama dengan mempertimbangkan gaya belajar mahasiswa Indonesia yang khas.

7. Dampak Jangka Panjang COIL pada Mahasiswa
Diskusi juga mencakup manfaat jangka panjang yang dapat dirasakan oleh mahasiswa EFL yang telah berpartisipasi dalam proyek COIL. Hal ini mencakup peningkatan employability, kesiapan global, dan kemampuan bekerja dalam lingkungan lintas budaya.

8. Sensitivitas Budaya dalam Pendidikan Bahasa
Peserta dari Indonesia memberikan apresiasi terhadap dampak positif yang dihasilkan oleh pendekatan COIL dalam meningkatkan sensitivitas budaya di kelas, berdasarkan pengalamannya sendiri sebagai pengajar.

Melalui pertanyaan-pertanyaan ini, webinar COIL tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga wadah untuk membahas isu-isu penting dalam pendidikan lintas budaya dan mencari solusi atas tantangan-tantangan yang dihadapi dalam implementasi pembelajaran daring internasional.

Refleksi dan Masa Depan COIL di UPI

Sebagai penyelenggara dan peneliti, kami melihat COIL bukan hanya sekadar program, tetapi juga langkah strategis untuk menjawab kebutuhan pendidikan masa depan. Dengan dukungan institusi dan kolaborasi lintas negara, kami optimis bahwa COIL dapat menjadi model pembelajaran yang memperkuat pemahaman lintas budaya dan membangun generasi muda yang siap bersaing di era globalisasi.

Kami mengundang lebih banyak institusi pendidikan untuk bergabung dalam inisiatif ini dan bersama-sama menciptakan pembelajaran yang lebih inklusif dan relevan. Dunia yang semakin terhubung membutuhkan generasi yang mampu bekerja sama melampaui batas-batas geografis dan budaya.

Gin Gin Gustine, M.Pd., Ph.D.
(Penulis adalah Ketua Peneliti Proyek COIL di UPI, dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris)

Dewi Kusrini, M.Pd., M.A.
(Penulis adalah Anggota Peneliti Proyek COIL di UPI, dosen Prodi Pendidikan Bahasa Jepang)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1383

Trending Articles