Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1383

Pemberdayaan Desa Binaan di Kabupaten Tasikmalaya

$
0
0

Sejak Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menetapkan Desa Sukaluyu, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya sebagai Desa Binaan UPI pada tanggal 17 Maret 2023, Dosen dan mahasasiswa Program Studi Pendidikan Seni melaksanakan berbagai kegiatan tri dharma perguruan tinggi. Dua potensi lokal yang sangat menonjol di Desa Sukaluyu adalah seni angklung sered dan kerajinan anyaman dan kayu. Desa Sukaluyu belum menjadi desa wisata pada tahun 2023. Oleh karena itu, tim Pengabdian Kepada Masyarakat dengan skim pemberdayaan desa binaan (PDB) UPI yang diketuai oleh Prof. Juju Masunah, M.Hum., Ph.D dan beranggotakan Dr. Reni Haerani, M.Pd., Dr. Fitri Rahmafitria, M.Pd., dan Dr. Agus Ahmad Wakih, M.Sen, beserta mahasiswa mengadakan kegiatan berjudul “Pembinaan Pengelolaan Produk Kerajinan dan Jasa Seni Pertunjukan berbasis Kearifan Lokal untuk Pengembangan Desa Wisata di Tasikmalaya.”

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk implementasi kerjasama antara Sekolah Pascasarjana UPI dengan tiga dinas di Kabupaten Tasikmalaya yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan; Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga; dan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan. Sumber dana kegiatan berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi tahun anggaran 2024 dan Universitas Pendidikan Indonesia. Hasil kegiatan yang berupa pertunjukan angklung sered Balandongan dan Pameran Kerajinan Lokal disajikan pada tanggal 8 s.d. 10 November 2024 di Kampung Balandongan, Desa Sukaluyu, Kabupaten Tasikmalaya yang dihadiri oleh siswa SD dan SMP serta tokoh masyarakat dan pejabat desa di lingkungan Desa Sukaluyu, Pemerintah Daerah, 20 orang Guru dan Kepala Sekolah PAUD Kabupaten Bandung Barat, dan masyarakat sekitarnya.

Gambar 1. Spanduk pertunjukan dan pameran hasil PkM PDB

Atraksi wisata yang menjadi unggulan adalah angklung sered, sedangkan kerajinan lokal adalah penyerta atau pendukung atraksi.  Teknologi yang diterapkan kepada kelompok mitra adalah konsep seni wisata pendidikan dan industri kreatif. Seni wisata pendidikan adalah konsep pencipataan pertunjukan seni yang variatif berbasis kearifan lokal, mengandung nilai-nilai pendidikan, dan apresiator mendapat pengalaman praktik dan apresiasi. Angklung sered yang biasanya ditampilkan oleh pemain laki-laki, dikembangkan menjadi angklung sered balandongan. Dr. Agus Ahmad Wakih berinovasi dalam penyajian angklung sered balandongan yaitu dengan menambahkan tari payung dan  tari hihid yang ditarikan oleh anak perempuan tingkat SD dan SMK, kemudian permainan angklung sered oleh pemain laki-laki. Pada bagian akhir dari pertunjukan ini, para penonton yaitu siswa dan guru diajak berlatih tari dan permainan angklung sehingga mereka mendapatkan pengalaman praktik dan apresiasi sekaligus.

Gambar 2. Pertunjukan angklung angklung sered balandongan
Gambar 3, Para penonton berlatih angklung

Kerajinan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Desa Sukaluyu adalah alat-alat dapur dan alat musik. Alat dapur yang terbuat dari anyaman bambu antara lain boboko, aseupan, nyiru, ayakan dan hihid, sedangkan yang terbuat dari kayu adalah dulang, telenan, dan cukil. Alat musik adalah kendang, angklung, dan dogdog. Tim pengabdi mendorong pengrajin untuk membuat miniatur perkakas dapur tradisional sebagai media pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk tingkat PAUD dan SD.

Gambar 4. Kerajinan anyaman peralatan dapur tradisional
Gambar 5. Packaging Miniatur perkakas dapur sebagai media pembelajaran kearifan lokal

Tim Pengabdi dari UPI terus mendampingi pengkemasan dan pengelolaan atraksi wisata ini dengan membangun kepengurusan desa wisata dan jejaring. Terdapat pihak-pihak yang berkolaborasi dalam mewujudkan desa wisata rintisan ini yaitu karangtaruna kampung dan desa, pengrajin, seniman, tokoh masyarakat, pemerintah desa, guru dan siswa sekolah. Permasalahan yang muncul dalam konteks pariwisata berbasis partisipasi masyarakat adalah masih rendahnya pengetahuan dan manajmen pariwisata. Oleh karena itu, Tim Pengabdi menghadirkan narasumber yaitu Wendiansyah, Ketua Desa Wisata Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. Nara sumber lainnya adalah Profesor Madya Dr. Badrul bin Isa dari Malaysia sebagai Adjunct Professor di Prodi Pendidikan Seni UPI turut serta berbagi ilmu dan pengalamannya untuk pengembangan potensi masyarakat bidang ekonomi, sosial, dan budaya.

Kini, kesadaran para pemuda di Desa Sukaluyu dan tokoh masyarakat sudah tumbuh dan berkembang yang dapat terlihat dari kerjasama dalam penyelenggaraan pertunjukan dan pameran, serta karya inovasi yang dikemas dengan baik. Sekretariat pengelola atraksi wisata adalah Sanggar Seni Tunggal Jaya di Kampung Balandongan RT 02/RW 01 Desa Sukaluyu, Kec. Mangunreja, Kab. Tasikmalaya. Sanggar ini setiap hari dikunjungi siswa dan pemuda serta pemudi untuk berlatih angklung, tari, dan membuat kerajinan, serta diskusi pengembangan desa wisata. Sanggar dan tempat sekitarnya sudah tertata dengan rapi dan terdapat saung dari bambu sebagai tempat pameran dan penjualan produk kerajinan. Media promosi sudah dibuat antara lain website: desawisatasukaluyu.com; instagram: @balandongan.id. Aktivitas kesenian dan produksi kerajinan di desa wisata Sukaluyu ini diharapkan berkembang menjadi lahan pekerjaan baru yang dapat mengahasilkan keuntungan ekonomi dan dapat mensejahterakan masyarakat. Bagi masyarakat yang berminat mengunjungi desa wisata Sukaluyu ini dapat menghubungi pengelola melalui email: balandongan@gmail.com atau dapat mengeksplore berbagai produk di instragram dan websitenya. (Tim PDB UPI: Juju Masunah, Reni Haerani, Fitri Rahmafitria, Agus Ahmad Wakih)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1383

Trending Articles