Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1383

Dua Dosen UPI Berpartisipasidi Kantor PBB New York

$
0
0

New York, UPI

Pada kesempatan terakhir dalam longjourney challengers dosen UPI Deni Darmawan dan Memen Kustiawan berkesempatan diterima sebagai public visitor dan berpartisipasi dalam dialog dan wawancara bersa,a delegasi dari negara lainnya. Upaya menembus kantor PBB ini tidaklah mudah, delegasi UPI dalam memenuhi target menembus Gedung PBB ini dimulai dengan pendaftaran terlebih dahulu Ketika masih di Indonesia, dan memilih jadwal sebagai visitor dengan status yang harus sesuai dengan deteksi data individu serta kepenitngan dan tujuan berkunjung . Setelah mengisi form untuk dapat tembus, kemudian membayar ticket yang lumayan sekitar 27 dollar US, setelah itu maka akan keluar kode booking sebagai calon Public visitor dengannuraian tujuan yang terverifikasi. Dimana Jadwal untuk kunjungan diberi waktu 1 jam sebelum masuk harus berada di Lokasi.

Ketika sudah berada berada di New York, maka kode booking diverifikasi embali dengan bukti membawa paspor dan tentunya visa USA. Ketika registrasi dan mengisi formular memang cukup a lot dan tanya asal, status dan tujuan, maka disinilah kompetensi berbahasa inggris teruji, karena jika kurang memahami bisa-bisa banyak yang direject dan gagal mendapatkan tiket verifikasi.  Jadi walaupun sudah daftar dan mendapatkan kode booking masuk, belum tentu dijamin dapat tembus, jika pada sata verifikasi real di kantor Seberang Gedung PBB yang khusus memverifikasinya dan tidak lolos. Alhamdulillah delegasi dari UPI yang mewakili Indonesia saat itu lolos dan berhasil mendapatkan kartu tanda masuk.  Setelah itu tahapan untuk dapat masuk ke Gedung PBB kita harus menyebrang jalan dan menunjukkannya kartu tersebut ke penjaga yang cukup tegap dan “sangar”, dan selanjutnya setelah diperiksa semua barang bawaaan kita (layaknya mau masuk ke bandara) semua harus lolos bersih. Setelah itu baru kita diijinkan memasuki pekarangan kantor PBB yang sangat luas, didepan kita sudah diusguhkan dengan patung miniature Bola Bumi yang terkjesan pecah, Dimana symbol inilah merupakan symbol bagaimana PBB harus berperan jangan sampai negara-negera di dunia ini berperang dan menghancurkan Bumi Dimana kita sekarang berpijak. Di depan patung Bola Dunia inilah kebanyakan orang berfoto sebagai tanda bahwa ia mampu menembus kantor dan Gedung PBB di New York City ini. Delegasi UPI-pun berpose didepannya, dengan tujuan bahwa kita mampu menembus kantor PBB sebagai bukti keyakinan dan perjuangan kita bahwa kita semua peduli dengan perdamaian dunia.

Setelah delagasi UPI memasuki ruangan kantor PBB, makai a harus mendaftarkankan lagi kehadirannya kepada tourist guide dengan registrasi lagi untuk mendapatkan jam kunjungan partisipasinya dalam siding PBB yang sedang berlangsung. Kamipun mendapatkannya dan diterima pada pukul 12.00 bersama dari delegasi negara-negara lainnya. Dalam rangkaian kunjungan ini, tentunya dituntut untuk dapat berdiskusi, bertanya, memberikan pendapatnya atas apa yang dijelaskan oleh Tour Guide. Delegasi UPI menanyakan perihal “Perang di Palestina”, dan jawabannya sangat politis serta masih terkesan agak tertutup untuk pengambilan Langkah-langkah penyelesaian komflik ini. Demikian juga diskusi yang beralih ke masalah Penanggulangan Kemiskinan di negara negara yang masih berperang seperti Rusia dan Kroasia, PBB hanya memberikan dan menampung rekomendasi-rekomendasi dan diproses untuk disampaikan kepada para pemimpin negeri-negara yang bertikai atau mengalami resesi, pandemi dan  atau bencana alam dan akibat peperangan, hingga dapat menemukan solusinya.

Selama diskusi ada hal yang menarik yaitu mengenai  SDG’s dan Pembangunan Pendidikan, serta besarnya  pembiayaan sumbangan untuk program PBB yang ternyata untuk belanja persenjataan masih dominan daripada pembiayaan untuk rekonsiliasi dan fasilitasi perdamaian dunia dalam bidang lainnya, seperti ekonomi, Pendidikan, dan sejumlah program lainnya yang ditangani PBB. Padahal kondisi dukungan pembiayaan yang dibutuhkan oleh negara-negera yang sedang bertikai dan juga biaya pengawalan persengketaan untuk tentara PBB di wilayah operasi Perdamaian Dunia sangat dibutuhkan lebih besar. Namun itulah kondisi sampai saat ini keberadaan manajemen pembiayaan PBB saat ini.

Demikian informasi ini semua penulis tuangkan dalam konteks pembelajaran dari sebuah “Longjouerney Chalenggers” penulis dalam salah satu rangkaian kegiatan Orbicom-Unesco di Javariana University, Bogota, Colombia, 22-25 Oktober 2024. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada pimpinan UPI khusus pak Rektor Professor Solehuddin, M.Pd.,MA yang telah memberikan ijin dan tugas kepada kami untuk melaksanakan Amanah Akademik ini, dan tentunya kepada semua pihak termasuk pak Wakil Rektor Bidang Akademik dan kemahasiswaa (Professor Didi Sukyadi), Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sarana Prasarana dan Sumber Daya Manusia (Professor Adang), Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kebudayaan dan Sistem Informasi (Professor Agus Rahayu), Wakil Rektor Bidang Riset, Usaha dan Kerja sama (Professor Benyamin Maftuh) serta Sekeretaris Universitas Professor Memen Kustiawan yang setia mendampingi penulis hingga kembali dengan selamat. Semoga semuanya senantiasa dilindungi Allow SWT dan sehat serta berkah suskses sepanjang masa Aamiin Yaa robbal Aalamiin. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada para pimpinan UPI Kampus Cibiru semoga semakin Cemerlang, UPI Berkarya UPI Mendunia, Taklukan para pesaingmu. Wassalam (DD, Medio, 28 Oktober, New York, 2024)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1383

Trending Articles