Quantcast
Channel: BERITA UPI
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1383

Jurnalis Independen Psikologi : Antusiasme Kuasai Jurnalistik

$
0
0

Bandung, UPI

Menyelami dunia jurnalistik kini menjadi lebih mudah dengan pelatihan menulis berita yang diselenggarakan oleh Jurnalis Independen Psikologi (JIP) Universitas Pendidikan Indonesia. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2024 secara luring di Gedung FIP lantai 8 dan daring melalui Zoom. Acara diisi oleh Dr. Hawe Setiawan, M.Si., seorang pakar jurnalistik yang menjadi pembicara utama dalam mengupas berbagai aspek penting dalam jurnalistik.Menurut Drs. MIF Baihaqi, M.Si., selaku pembina JIP, jurnalis merupakan perpanjangan tangan masyarakat dalam mengungkapkan dan memberitakan fakta. Oleh karena itu, JIP menyadari bahwa penyelenggaraan pelatihan ini didasari oleh kesadaran akan pentingnya peliputan dan pelaporan berita yang baik dan benar.

Dalam mengawali materi, Pak Hawe mengenalkan apa itu berita. "Berita adalah tulisan yang berisikan fakta mengenai apa, di mana, mengapa, kapan, siapa, dan bagaimana (5W+1H) tentang peristiwa yang telah, sedang, atau akan terjadi," jelasnya. Beliau menekankan pentingnya objektivitas dalam penulisan berita dan mengingatkan bahwa jurnalis tidak boleh menyertakan opini pribadi dalam berita yang mereka tulis. "Opini pribadi, atau yang kita sebut sebagai view atau pandangan, ditulis terpisah sebagai artikel pernyataan atau komentar," tambahnya.

Setelah membahas definisi berita, Pak Hawe mengajak peserta untuk mendalami cara menulis berita yang baik, benar, dan menarik. Beliau mengilustrasikan konsep ini dengan menggunakan "Piramida Terbalik". "Ibaratkan piramida yang dibalik, sisi runcing yang sempit berada di bawah, sedangkan sisi yang luas berada di atas. Artinya, material pelengkap komposisinya harus lebih kecil (sedikit), sementara komposisi material utama harus paling banyak ditonjolkan," terang Pak Hawe. Metode ini membantu pembaca dan redaktur memahami inti berita dengan lebih mudah.

Selain komposisi berita, Pak Hawe juga menekankan pentingnya komposisi kata dan kalimat. "Satu kalimat sebaiknya tidak lebih dari 15 kata, dan satu paragraf umumnya terdiri dari lima baris. Ini supaya pembaca tidak bosan dan bingung," jelasnya. Namun, beliau juga mencatat bahwa penyesuaian dapat dilakukan sesuai kebutuhan berita, dengan beberapa paragraf hanya terdiri dari dua baris selama tetap fokus pada satu topik.

Proses penyuntingan draf berita juga dibahas oleh Drs. MIF Baihaqi, M.Si., pembina JIP. "Banyak orang melewatkan proses penyuntingan, padahal tahapan ini sangat penting untuk evaluasi tulisan," ujarnya.

Pak Hawe juga mengingatkan pentingnya menyesuaikan gaya penulisan dengan target pembaca. "Jika berita ditujukan untuk mahasiswa Psikologi, istilah-istilah yang relevan dengan Psikologi bisa ditambahkan. Namun, berita untuk umum sebaiknya menggunakan kata-kata yang familiar," sarannya. Beliau mendorong redaktur untuk menjelajahi variasi kata dan mencari padanan yang lebih mudah dipahami.

Setelah pemaparan materi, Pak Hawe mendorong para kru yang hadir untuk mempraktikkan menulis dan menyunting berita. Beliau memberikan masukan dan motivasi, menekankan pentingnya ketekunan dalam menulis. "Tidak perlu takut menulis. Kemampuan menulis yang baik tidak didapatkan secara instan. Butuh berulang kali latihan. Yang terpenting adalah rajin dan tekun menulis. Lama kelamaan, gaya kepenulisan masing-masing akan terlihat," tutupnya.

Sebagai penutup acara, pelatihan ini diakhiri dengan makan tumpeng bersama. Dengan terselenggaranya acara pelatihan ini, para kru JIP berharap kualitas peliputan dan pelaporan berita yang dilakukan oleh JIP dapat meningkat dan dipertahankan.

Oleh: Abu Muhammad Al-Ghifari, Deshinta Syifatuzzahra, Monica Ardiani Darmawan.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1383

Trending Articles